Anda di halaman 1dari 7

Diabetes

advertisement

Diabetes sepertinya merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang banyak terjadi kasusnya
pada masyarakat Indonesia. Banyak sekali kasus diabetes yang terjadi, bahkan berakhir buruk
dengan munculnya komplikasi penyakit kronis lainnya yang menyebabkan kematian pada
penderitanya. Sebenarnya, apa itu diabetes? Berikut ini akan kita bahas mengenai penyakit
diabetes ini.

Diabetes merupakan suatu jenis penyakit yang berada pada kondisi dimana tubuh tidak dapat
memproduksi insulin atau hormone yang bertugas untuk mengatur gula darah secara optimal.
Hal ini bisa berarti dua hal, hormone insulin yang tidak dapat tercukupi kebutuhannya, atauoun
bisa juga diamana insulin tidak dapat bekerja dengan baik. Hal ini akan berakibat pada
meningkatnya dan tidak terkontrolnya gula darah yang ada di dalam tubuh.

Hormone insulin sendiri diproduksi oleh organ dalam tubuh yang bernama pancreas. Pancreas
yang tidak dapat memproduksi hormone insuln dengan baik akan menyebabkan tidak
terkontrolnya gula darah tersebut.

Pada dasarnya, tubuh membutuhkan gula darah atau glukosa sebagai sumber energy. Namun
demikian kandungan glukosa atau gula darah yang berlebihan sangatlah buruk dan tidak baik
bagi kesehatan tubuh.

Di Indonesia sendiri, pada tahun 2013 tercatat hampir 8.5 juta orang memiliki penyakit diabetes,
dengan rentang usia 20an hingga 70an tahun. Hal ini menunjukkan bahwa diabetes merupakan
penyakti yang sudah mengkhawatirkan, terutama di Indonesia sendiri.

Jenis Diabetes
Secara umum, kondisi penyakit diabetes terdiri dari 2 jenis. Kedua jenis penyakit diabetes
tersebut antara lain :

1. Diabetes tipe 1

Apa itu diabetes tipe 1?

Diabetes tipe satu merupakan jenis diabetes dimana organ pancreas di dalam tubuh sama sekali
tidak dapat memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan kandungan gula darah di dalam tubuh
menjadi sangat tinggi dan tidak terkontrol. Biasanya pasien yang mengalami jenis diabetes tipe 1
membutuhkan suntikan hormone insulin secara teratur untuk mengatur dan mengontrol
kandungan gula darah di dalam tubuh.

2. Diabetes tipe 2
Apa itu diabetes tipe 2?

Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh mengalami resistensi insulin. Hal ini merupakan suatu
kondisi atau keadaan dimana produksi hormone insulin tubuh yang kurang dan juga tidak dapat
dipergukana dengan baik dalam mengatur kadar gula darah di dalam tubuh. Biasanya, jenis
diabetes tipe 2 atau resitensi insulin ini merupakan jenis diabetes yang paling umum terjadi. Kira
kira sebanyak 90% dari kasus diabetes merupakan jenis diabetes bertipe 2.

Baik diabetes tipe 1 dan tipe 2 memiliki penyebab yang sama, yaitu tidak berfungsi secara
normalnya organ pankreas di dalam tubuh yang berfungsi untuk memproduksi kandungan
hormone insulin di dalam tubuh. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Kebiasaan merokok (bahaya merokok)


2. Kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol (baca juga : Bahaya Alkohol)
3. Gaya hidup yang tidak sehat

Penyebab Diabetes

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, diabetes terjadi karena kondisi pancreas yang tidak normal
dalam hal produksi insulin. Hal ini merupakan penyebab utama dari penyakit diabetes pada
manusia. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya diabetes, selain
kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol, yaitu :

1. Faktor keturunan atau genetic

Salah satu penyebab diabetes yang tertinggi adalah adanya faktor keturunan atau genetic.
Faktanya adalah diabetes merupakan penyakit yang dapat diturunkan secara garis keturunan.
Orang tua yang mengalami diabetes dapat menularkan bakaat diabetes kepada anaknya kelak,
begitupun apabila ada anggota keluarga kandung yan gjuga memiliki bakat penyakit diabetes.

2. Kegemukan

Salah satu faktor lain yang menyebabkan terjadinya diabetes adalah faktor kegemukan atau
obesitas. Orang yang mengalami kegemukan atau obesitas memiliki kandungan lemak dan gula
darah yang tinggi dan akan semakin menumpuk dan tertimbun dari waktu ke waktu. Hal ini akan
menyebabkan hormone inslin akan sulit dalam mengatur kandungan gula darah di dalam tubuh,
dan pada akhirnya orang yang mengalami obesitas akan memiliki faktor resiko yang tinggi
dalam mengalami obesitas.

3. Usia di atas 45 tahun

Bukan merupakan faktor mutlak, tapi merupakan usia berbahaya dimana orang orang yang
sudah berada pada usia 45 tahun keatas memiliki faktor resiko yang cukup tinggi terserang
diabetes. Walaupun demikian, dengan pola hidup yang sehat, maka faktor resiko ini dapat
diminamilisir, dengan cara :
Rajin berolahraga
Menjaga pola makan tubuh dengan memperbanyak serat dan mengurangi lemak atau gula
Menjaga berat badan tubuh

4. Tekanan darah tinggi

Mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi juga memiliki faktor resiko yang
tinggi dalam mengalami penyakit diabetes.

5. Konsumsi makanan instan

Makanan untuk penderita diabetes tidak boleh asal asalan, karena dapat menjadi kronis. Salah
satu penyebab yang paling mudah ditemukan adalah konsumsi makanan instan. Dewasa ini,
makanan instan banyakl sekali ditemui dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Makanan
instans memiliki kandungan lemak dan gula serta bahan pengawet yang berbahaya bagi tubuh
apabila dikonsumsi secara terus menerus dan sering, dan dapat meningkatkan resiko terserang
penyakit diabetes.

6. Stress

Stress merupakan salah satu faktor psikologis utama dalam terjadinya beberapa penyakit, baik
penyakit ringan maupun penyakit kronis, salah satunya adalah diabetes.

Gejala Diabetes

Diabetes sendiri memiliki gejala gejala tertentu dan dapat dilihat dengan bantuan pemeriksaan
secara medis. Namun demikian, sebelum melakukan pemeriksaan secara medis, biasanya akan
timbul beberapa gejala fisik yang umum, seperti :

1. Rasa haus yang berlebihan


2. Berat badan rendah dan kurus meskipun memiliki nafsu makan yang tinggi
3. Keletihan dan kelelahan
4. Mual dan muntah
5. Cepat merasa lapar dan cepat merasa haus
6. Penglihatan yang kabur dan berbayang
7. Sering mengalami gejala kesemutan, terutama pada bagian kaki dan tangan
8. Gatal gatal
9. Sulitnya penyembuhan luka dan biasanya akan diikuti dengan infeksi yang parah,
sehingga menimbulkan nanah yang tidak sembuh sembuh

Itu adalah beberapa gejala umum pada penderita diabetes. Namun seperti beberapa penyakit
lainnya, gejala gejala yang sudah disebutkan diatas tidak hanya terjadi pada diabetes, namun
ada beberapa jenis penyakit yang memiliki gejala yang mirip, seperti jenis anemia dan
hemophilia. Maka dari itu, untuk memastikannya, barulah anda wajib memeriksakan ke dokter.

Gula Darah Normal


Biasanya akan dilakukan uji lab dan tes darah, untuk melihat kandungan gula darah di dalam
tubuh anda. berikut ini batasan batasan kandungan gula darah di dalam tubuh :

1. Kandungan gula darah pada kondisi normal dan tidak berpuasa tidak lebih dari 200 mg/dl
2. Ketika sedang pada kondisi berpuasa, kandungan gula darah tidak lebih dari 126 mg/dl

Yang menjadi masalah adalah banyak diantara penderita diabetes itu sendiri yang tidak
menyadari bahwa dirinya mengalami diabetes. Maka dari itu, anda harus rajin melakukan
konsultasi dan medical check up secara rutin untuk mendeteksi diabetes pada diri anda.

Bahaya Penyakit Diabetes

Seperti jenis penyakit kronis lainnya, diabetes juga dapat menimbulkan banyak efek buruk,
anatara lain :

1. Stroke
2. Penyakit jantung
3. Amputasi pada bagian tubuh yang mengalami luka dan infeksi berkepanjangan hingga
membusuk
4. Gagal ginjal
5. Penyakit syaraf
6. Kebutaan

Cara Menyembuhkan Diabetes

Hingga saat ini, oabat diabetes secara medis belum ditemukan. Namun demikian, beberapa jenis
obat baik yang berasal dari pabrik maupun obat tradisional mampu menekan gejala gejala dari
diabetes, dan mampu menurunkan kandungan gula darah di dalam tubuh.

1. Diabetes Tipe 1 :

Biasanya untuk melakukan penanganan dan penyembuhan dari diabetes tipe 1, pasien diabetes
tipe 1 akan diberikan suntikan insulin secara berkala. Suntikan insulin ini dapat membantu
menjaga kadar glukosa atau gula darah di dalam tubuh

2. Diabetes tipe 2 :

Diabetes tipe 2 tidak perlu melakukan proses penyuntikan insulin ke dalam tubuh secara teratur
dan berkala, namun penderita diabetes tipe 2 ini wajib mengkonsumsi berbagai macam obat
obatan, yang tujuannya adalah mengurangi gejala resistensi insulin yang menjadi penyebab
diabetes itu sendiri. Berikut ini jenis obat obatan yang diperlukan untuk menangani diabetes :

Metformin (mengurangi kadar gula darah di dalam tubuh)


Sulfonilurea (meningkatkan produksi insulin di dalam pancreas)
Glitazone (untuk memicu insulin di dalam tubuh)
Gliptin (untuk mencegah pecahnya hormone GLP-1 yang berfungsi untuk memproduksi
insulin)
Agonis GLP-1 (memicu terbentuknya insulin di dalam tubuh
Acarbose (memperlambat pencernaan dari karbohidrat)
Nateglinide dan repaglinide (untuk melepaskan dan mengedarkan insulin ke dalam aliran
darah tubuh)

Selain itu, penderita diabetes tipe 2 sangat disarankan untuk melakukan control secara rutin ke
dokter, untuk mengecek kandungan gula darah dan kondisi kesehatannya secara rutin.

Selain itu, penderita diabetes juga wajib memperhatikan pola hidup dan pola makan dengan cara
:

1. Olahraga secara teratur


2. Menghindari konsumsi makanan yang mengandung gula berlebihan
3. Perbanyak konsumsi sayur sayuran
4. Sebaiknya hindari buah buahan, karena mengandung gula kalaupun terpaksa berikut
daftar buah untuk penderita diabetes yang aman.
5. Makanlah sereal oatmeal

Satu lagi yang perlu diperhatikan bagi penderita diabetes adalah wajib mengurangi konsumsi
gula. Itu artinya, penderita diabetes harus mengurangi konsumsi gula, bukan merubah pola
konsumsi gula biasa menjadi konsumsi gula khusus diabetes. Gula yang khusus diabetes
memiliki rasa manis yang berasal dari bahan bahan kimia, yang apabila dikonsumsi secara
terus menerus malah akan membahayakan tubuh.

Pantangan Diabetes

Ada beberapa pantangan diabetes yang harus anda hindari seperti :

Makanan cepat saji (Bahaya makanan cepat saji)


Minuman bersoda : (bahaya minuman soda)
Minuman dalam kaleng
Biskuit dan kue manis

Itulah beberapa informasi lengkap tentang penyakit diabetes. Walaupun belum ditemukan
obatnya, namun diabetes tidak akan berakibat fatal apabila anda mampu me-manage kesehatan
dan pola hidup anda. Semoga bermanfaat.
Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada dinding
arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai pembunuh diam-diam
karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.

Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah kepada dokter untuk
memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah mereka setidaknya
setiap lima tahun sekali.

Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90 persen kasus yang ada. Dalam
kasus di mana sama sekali tidak ada penyebab atau faktor jelas, hipertensi dikenal sebagai
hipertensi primer. Ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko Anda mengalami
kondisi ini, yaitu:

Usia. Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.


Faktor keturunan. Orang dengan anggota keluarga yang mengidap hipertensi memiliki
risiko tinggi untuk mengalami kondisi yang sama.
Merokok. Rokok dapat meningkatkan tekanan darah sekaligus menyempitkan dinding
arteri.
Kelebihan berat badan atau obesitas. Kadar oksigen dan nutrisi yang dialirkan darah
akan diukur oleh tubuh sesuai dengan berat badan. Berat badan yang berlebihan akan
membutuhkan oksigen dan nutrisi yang lebih banyak, sehingga volume darah dibutuhkan
lebih banyak. Volume darah yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah.
Kurang olahraga. Orang yang jarang berolahraga cenderung memiliki detak jantung
yang lebih cepat, sehingga jantung akan bekerja lebih keras. Kerja jantung lebih keras
akan meningkatkan tekanan darah.
Kadar garam yang tinggi dalam makanan. Kadar garam yang tinggi bisa
menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, yang kemudian akan meningkatkan
tekanan darah.
Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras. Kandungan alkohol dalam minuman
keras dapat memicu kerusakan pada organ jantung.
Stres. Tingkat stres yang tinggi berpotensi memicu peningkatan tekanan darah.

Pencegahan Hipertensi
Penerapan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bernutrisi, olahraga teratur, tidak
merokok, dan menghindari minuman keras bisa mencegah hipertensi. Beberapa contoh
penerapan yang bisa dilakukan meliputi:
Makanan. Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya serat, seperti roti dari
biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran. Kurangi konsumsi garam dalam
makanan Anda, setidaknya tidak lebih dari 6 gram garam per hari (sekitar satu sendok
teh).
Berat Badan. Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan membuat
perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
Olahraga. Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh darah
dalam kondisi baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu dilakukan. Bagi orang dewasa,
beraktivitas dengan intensitas menengah ( bersepeda atau jalan cepat) setidaknya harus
dilakukan selama 2 hingga 3 jam setiap minggu.
Terapi relaksasi, seperti yoga atau meditasi. Terapi-terapi tersebut dapat membantu
Anda untuk mengendalikan stres.
Minuman keras. Batas konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam sehari adalah 2
hingga 2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7persen untuk pria. Dan maksimal 2 kaleng bir
berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita. Risiko hipertensi akan meningkat jika Anda
mengonsumsi minuman keras terlalu sering dan berlebihan.
Merokok. Rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tapi akan mempertinggi
risiko serangan jantung dan stroke karena dapat memicu penyempitan arteri. Kombinasi
merokok dan hipertensi akan meningkatkan risiko penyakit jantung atau paru-paru secara
drastis.
Kafein. Kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak kafein seperti kopi, teh,
cola serta minuman berenergi. Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa
meningkatkan risiko hipertensi.

Pengobatan Hipertensi
Perubahan pada gaya hidup dan konsumsi obat anti-hipertensi bisa menjadi langkah yang efektif
untuk menurunkan hipertensi. Tingginya tekanan darah dan risiko pasien untuk mengalami
penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke) akan menentukan jenis pengobatan
yang akan dijalani.

Anda mungkin juga menyukai