Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN HASIL LITERASI

NAMA :MARIA YOVITA ALDILA

KELAS : X MIPA 1/ 25/159972015

JUDUL : JAKARTA KOTA POLUSI

PENGARANG : ARI MUHAMMAD

CETAKAN : I NOV 2006

Hasil Resume:

Kota Jakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia karena Jakarta adalah
Ibukota Negara Indonesia. Pada umumnya kota-kota besar penduduknya padat dan
banyak arus urbanisasi, yakni perpindahan penduduk dari desa ke kota. Banyak
penduduk yang berurbanisasi di kota Jakarta dengan tujuan mencari pekerjaan, itulah
salah satu faktor tingginya pertumbuhan di kota Jakarta. Walaupun banyak penduduk
yang datang ke kota Jakarta ini belum tentu semua penduduk mempunyai lapangan
pekerjaan atau pengangguran atau ada yang kerja serabutan(pekerjaan tidak tetap).
Karena jumlah penduduk yang tiap-tiap tahun meningkat, banyak sekali kebutuhan
yang harus dipenuhi.

Salah satunya adalah kebutuhan papan atau tempat tinggal. Tak sedikit warga
ibukota yang membangun rumah di area Ruang Terbuka Hijau (RTH), daerah resapan
air atau bantaran sungai yang dapat menyebabkan lingkungan padat dan kumuh. Warga
yang berbuat demikian tidak memikirkan dan kurang peduli terhadap keseimbangan
lingkungan. Apalagi warga yang membuang sampah di bantaran sungai yang
biasanya digunakan untuk pembuangan sampah sehingga pada musim hujan terjadi
banjir.

Jakarta sedang mengalami krisis ruang terbuka hijau. Konflik antara


kepentingan pelestarian lingkungan dan ekonomi kota serta tekanan pertambahan
penduuduk yang semakin meningkat telah menciutkan luas areal hijau. Fungsi
pohon sebagai pencegah polusi udara dan unsur estetika kota dan jumlahnya selalu
nerkurang, akibat mati karena usia tua dan perlakuan warga yang tidak memahami
arti dan fungsi pohon.

Pola pikir dan pola tindak yang selama ini memprioritaskan pembangunan
jalan serta mengabaikan pentingnya pepohonan sebagai unsur pelindung dan
peningkatan kualitas hidup pengguna jalan perlu dipikirkan kembali. Hingga kini
masih terlihat kecenderungan pesatnya pengalihan jalur hijau jalan untuk pelebaran
badan jalan, sehingga terkadang tidak menyisakan tapak tanam pada bahu maupun
seperator jalan.

Berkurangnya jalur hijau berpengaruh pada kondisi lingkungan daerah milik


jalan dan lingkungan sekitarnya seperti peningkatan suhu, peningkatan kebisingan
dan peningkatan kebisingan dan pencemaran udara. Banyak permintaan akan
kebutuhan kendaraan di Jakarta menyebabkan meningkatkannya pula pencemaran
udara. Semakin banyak kendaraan, semakin banyak polutan penyebab global
warming. Seharusnya pemerintah membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan
berusaha mengimbanginya dengan penghijauan dan reboisasi serta perluasan ruang
hijau terbuka.

Anda mungkin juga menyukai