Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK KEBERAGAMAN TERHADAP PERSATUAN DAN KESATUAN

BANGSA

Disusun oleh :

Elsyah Erina (I1C016026)

Milatul Karima (I1C016028)

Eisa Swastika (I1C016046)

Adhiyah Nur Fitri (I1C016076)

Yosfian Junianto (I1C016086)

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2017
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman
suku, agama, ras, budaya, dan bahasa daerah. Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa.
Dimana setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lain. Suku bangsa merupakan bagian dari suatu negara. Dalam setiap suku bangsa terdapat
kebudayaan yang berbeda beda, selain itu masing-masing suku bangsa juga memiliki norma
sosial mengikat masyarakat di dalamnya agar taat dan melakukan segala yang tertera
didalamnya. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki norma-norma sosial yang berbeda beda.
Dalam hal cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku memiliki perbedaan. Ketika
terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang
berbeda, mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku bangsanya, itu
menyebabkan pertentangan/ ketidakseimbangan dalam suatu negara. Secara umum, kompleksitas
masyarakat majemuk tidak hanya ditandai oleh perbedaan-perbedaan horizontal, seperti yang
lazim kita jumpai pada perbedaan suku, ras , bahasa, adat istiadat, dan agama. Namun, juga
terdapat perbedaan vertical, berupa capaian yang diperoleh melalui prestasi. Indikasi perbedaan-
perbedaan tersebut tampak dalam starta sosial ekonomi, posisi politik, tingkat pendidikan,
kualitas pekerjaan dan kondisi pemukiman. Sedangkan perbedaan horizontal diterima sebagai
warisan, yang diketahui kemudian bukan faktor utama dalam insiden kerusuhan sosial yang
melibatkan antar suku.

Sementara itu, perbedaan perbedaan vertical, terdapat beberapa hal yang berpotensi
sebagai sumber konflik, antara lain perebutan sumberdaya, alat-alat produksi dan akses ekonomi
lainnya. Selain itu benturan benturan kepentingan kekuasaan, politik dan ideology, serta
perluasan batas batas identitas sosial budaya dari sekelompok etnik. Untuk menghindari
diperlukan adanya konsolidasi antar masyarakat yang mengalami perbedaan. Tetapi tidak semua
bisa teratasi hanya dengan hal tersebut. Untuk menuju integritas nasional yaitu keseimbangan
antar suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarakat yang berbeda asal usul kedaerhan.
Selain faktor sejarahlah yang mempersatukan ratusan suku bangsa ini. Mereka mempunyai nasib
dan kenyataan yang sama dimasa lalu. Kita mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika yaitu
walaupun memiliki banyak perbedaan tetapi tujuan hidup yang sama. Selain itu pancasila
sebagai ideology yang menjadi poros dan tujuan bersama utuk menuju integrasi, kemakmuran,
dan kedaulatan bersama.
BAB II
PEMBAHASAN
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah ini
bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku
bangsa yang ada di daerah tersebut. Pertemuan - pertemuan dengan kebudayaan luar juga
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam
dan jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Berkembang dan meluasnya agama-agama besar di
Indonesia juga turut
mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia yang pada akhirnya memcerminkan kebudaya
an agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Tidak saja
keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan. Keanekaragaman
kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan suatu keunggulan jika dibandingkan dengan negara
lainnya, karena potret kebudayaannya lengkap dan bervariasi. Dan yang tak kalah pentingnya,
secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika
interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak
hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang berbeda,
namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Berlabuhnya kapal-kapal Portugis di
Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan
dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat
dan pesisir Jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban
yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun
daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di sisi yang lain bangsa
Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan
antar peradaban itu.Secara ringkas, keunggulan keunggulan dari keaneragaman bangsa
Indonesia, antara lain:
1. Keanekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan objek pariwisata.
2. Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan pengembangan
kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila, sesuai Tap MPR No. II tahun1998,
yang berbunyi :Kebudayaan nasional yang berlandaskan pancasila adalah perwujudan
cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya
manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan
martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
3. Tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang berbeda.
4. Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak didunia (ada lebih dari 746 bahasa daerah)
Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman suku, agama dan budaya yang terdapat
dalam kehidupan masyarakatnya, dan keragaman tersebut dapat kita satukan dalam satu
kesatuan Bhineka Tunggal Ika.

Pengaruh keragaman diantaranya adalah

a. Terjadinya segementasi kedalam kelompok-kelompok yang serigkali memiliki


kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat
non komplementer.
c. Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-
niai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relative seringkali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
e. Secara relative integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan
didalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.

Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan besar kemungkinan tercipta


masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti :

1. Disharmonisasi adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia


dengan lingkungannya
2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja
tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-
macam , antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/ sukunya kelompoknya lebih
tinggi dari ras/ suku/ kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan umtuk memperkecil masalah yang diakibatkan
oleh pengaruh negative dari keragaman yaitu

a. Semangat religious
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat fluralisme
d. Dialog antar umat beragama
e. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antar agama, media, masa, dan harmonisnya.

Dalam rangka mempersatukan penduduk Indonesia yang beranekawarna, Koentjaraningrat


(1982:345-346) melihat ada empat masaah pokok yang dihadapi, ialah:
a. Mempersatukan aneka-warna suku-bangsa,
b. Hubungan antarumat beragama,
c. hubungan mayoritas-minoritas dan
d. integrasi kebudayaan di Irian Jaya dengan kebudayaan Indonesia.
Diantara sekitar 210 juta orang penduduk Indonesia dewasa ini, sulit diketahui secara pasti
distribusi jumlah dari masing-masing suku-bangsa.
Terakhir kalinya, Sensus Penduduk di Indonesia yang memuat items suku-bangsa adalah yang
dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda; yang hasilnya dimuat dalam Volkstelling
(1930). Sensus Penduduk Indonesia yang dilakukan pada 1970 dan dalam dasawarsa berikutnya,
tidak mencantumkan items suku-bangsa. Mengingat hal tersebut, ada kesulitan untuk mengetahui
secara pasti laju pertumbuhan penduduk berdasarkan suku-bangsa dan distribusi mereka.
Sekalipun demikian, ada pula berbagai usaha untuk mengetahui hal di atas, antara lain pernah
dicoba oleh Pagkakaisa Research (1974), antara lain disebutkan bahwa suku-bangsa bahwa Jawa
mencapai 45,8 % dari total penduduk Indonesia pada 1974 (sekitar 120.000.000 orang). Berbagai
distribusi penduduk Indonesia berdasarkan suku-bangsa ialah Sunda (14,1 %), Madura (7,1 %),
Minangkabau (3,3 %), Bugis (2,5 %), Batak (2,0 %), Bali (1,8 %), 24 suku-bangsa lainnya (20,3
%) dan orang Cina (2,7 %). Sementara itu, di kalangan para pakar masih terdapat perbedaan
dalam mengklasifikasikan penduduk di Indonesia ke dalam suatu konsep suku-bangsa.

Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila dikaji
lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita
amalkan.
Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri
dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita
bersatu sebagai bangsa Indonesia.

2. Prinsip Nasionalisme Indonesia


Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa kita sendiri.
Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita
tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan semacam ini hanya
mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab


Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan
tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang maha Esa.

4. Prinsip Wawasan Nusantara


Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan
politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia
Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu
tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita- cita Reformasi

Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur
(Ade Makmur Kartawinata. 1999. Persatuan dan Kesatuan Bangsa: Suatu renungan
Pembentukan Indonesia Merdeka Ke Arah Kebudayaan Kebangsaan. Bandung: Primaco
Akademika)

Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan


lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat
sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian
kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat
sepuluh hal yang perlu dilakukan:
1. berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;
2. bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;
3. bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
4. selalu membuat perencanaan;
5. memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi;
6. menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
7. rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
8. menjunjung tinggi keadilan; dan
9. berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan


dibandingkan dengan negara lainnya, karena Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang
lengkap dan bervariasi. Kebhinnekaan telah menjadi kekayaan
khusus bagi bangsa Indonesia yang amat menarik, bagi bangsa Indonesia sendiri ataupun bagi ba
ngsa - bangsa lain yang dapat dapat menambah devisa melalui kunjungan wisata atau kunjungan
lainnya. Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada diri bangsa
Indonesia merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul akibat
keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain terjadinya konflik, integrasi karena
keterpaksaan dan disintegrasi. Untuk menghadapi tantangan sebagai dampak keanekaragaman
yang dimiliki bangsa Indonesia, dapat dilakukan dengan upaya reintegrasi dan menanamkan nilai
-nilai pancasila yang merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan.
DAFTAR PUSTAKA

Nasikun. 2000. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


Koentjaraningrat. 1982. Persepsi tentang Kebudayaan Nasional. Jakarta : Lembaga Research

Kebudayaan Nasional - LIPI

Anda mungkin juga menyukai