NADIA LIEM
11-2015-169
Sklera
Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola
mata
Otot-otot
a. Muskulus rektus superior : menggerakan mata-elevasi terutama bila mata melihat
ke lateral: aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral, insiklotorsi
b. Muskulus rektus inferior : menggerakkan mata depresi (gerak primer),
eksoklotorsi (gerak sekunder), aduksi (gerak sekunder)
c. Muskulus rektus lateral : menggerakkan mata terutama abduksi
d. Muskulus rektus medial : menggerakkan mata untuk aduksi (primer)
e. Muskulus oblique superior : menggerakkan mata untuk depresi (primer) terutama
bila melihat ke nasal, abduksi, dan insiklotorsi
f. Muskulus oblique inferior : menggerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi
Kornea
Merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan
bagian terluar yang melindungi bola mata dari kerusakan mekanis
Badan Siliaris
1
Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk
berakomodasi, kemudian berfungsi juga untuk mensekresikan aqueus humor
Iris
Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
Lensa
Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
Bintik buta
Daerah syaraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata
Vitreous humor
Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
Aquous humor
Menjaga bentuk kantong bola mata
2
c. Sebuah saraf optik terdiri dari akson yang membentang dari retina ke kiasma optik
d. Pada kiasma optik, akson dari bagian hidung menyilang retina dan proyek untuk sisi
berlawanan dari otak. Akson dari bagian temporal retina tidak menyebrang
e. Sebuah optik terdiri dari akson yang telah melewati kiasma optik (dengan atau tanpa crossing)
ke talamus
f. Akson sinaps dalam inti geniculate lateral talamus. Cabang kolateral dari akson di saluran
optik sinaps di colliculi superior.
g. Sebuah radiasi optik terdiri dari akson dari neuron talamus yang memproyeksikan ke korteks
visual
h. (b) bagian kanan dari setiap bidang visual (hijau gelap dan biru terang) proyek ke sisi kiri
otak, dan bagian kiri dari setiap bidang visual proyek ke sisi kanan otak (hijau terang dan
biru gelap).
Saraf optik (II) meninggalkan mata dan keluar orbit melalui foramen optik untuk
memasuki rongga tengkorak. Di anterior hipofisis saraf optik saling berhubungan satu sama
lain pada kiasama optik. Akson sel ganglion retina dari hidung (bagian medial dari retina)
melintasi kiasma optik dan proyek untuk sisi berlawanan dari otak. Akson sel ganglion retina
dari temporal (bagian lateral retina) melewati saraf optik dan proyek untuk otak di sisi yang
sama dari tubuh tanpa persimpangan. Diluar kiasma optik, rute dari akson ganglio disebut
saluran optik. Sebagian besar akson saluran optik berakhir dalam geniculate nukleus lateral
talamus. Beberapa akson tidak berhenti di talamus tetapi terpisah dari saluran optik dan
berakhir di superior colliculi, pusat untuk refleks visual. Neuron dari ganglion genikulata
lateral yang membentuk serat-serat radiasi optik, yang proyek ke korteks visual di lobus
oksipital. Neuron korteks visual mengintegrasikan pesan yang datang dari retina ke dalam
pesan tunggal, menerjemahkan pesan yang menjadi gambar mental, dan kemudian
mentransfer gambar ke bagian lain dari otak, dimana itu di evaluasi dan diabaikan atau di
tindak lanjuti.
Bidang visual dari mata sebagian tumpang tindih. Wilayah tumpang tindih adalah daerah
penglihatan binokular, melihat dengan dua mata pada saat yang sama, dan ia bertanggung
jawab utnuk persepsi kedalaman, kemampuan untuk membedakan antara objek dekat dan
jauh dan untuk menilai jarak mereka. Karena manusia melihat objek yang sama dengan kedua
mata, gambar obyek mencapai retina pada satu mata disudut yang sedikit berbeda dari yang
lain. Dengan pengalaman, otak dapat menafsirkan perbedaan-perbedaan dalam sudut sehingga
jarak yang dapat dinilai cukup akurat.
3
Cairan akuos diproduksi oleh badan silier, yaitu pada corpus siliaris. Humor aquos
berjalan dari Kamera Okuli Posterior ke Kamera Okuli Anterior, kemudian melewati
trabekulum untuk menuju ke kanal Schlemm. Setelah dari kanal Schlemm kemudian ke
kanal kolektor akhirnya ke sistem vena episklera untuk kembali ke jantung.
4. Sebutkan pembagian klinis katarak beserta gejala dan tandanya pada tiap stadium!
Katarak Senilis
Merupakan semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50
tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Secara klinik dikenal dalam
4 stadium yaitu:
Katarak Insipien
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan
posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular
posterior, kekeruhan mulai terlihat pada anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara
serat lensa dan korteks berisi jaringan degenerative (benda Morgagni) pada katarak insipient.
Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada
semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.
Katarak Intumesen
Kekeruhan lensa disertai dengan pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif
menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan
besar yang mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan
normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaucoma. Katarak
intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan myopia
lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan
daya biasnya akan bertambah, yang mengakibatkan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp
terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.
Katarak Imatur
Sebagian lensa keruh. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada
katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotic
bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan
hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder.
4
Katarak Matur
Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa
terjadi akibat deposisi ion kalsium yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak
dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal.
Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa.
Kedalaman bilik mata depan akan normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa
yang keruh, sehingga uji bayangan iris negative.
Katarak Hipermatur
Merupakan katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras
atau lembek dan mencair. Masa lensa berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa
mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan
lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan
zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang
tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai sekantung susu disertai dengan nucleus yang terbenam di
dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.
5
6. Sebutkan pembagian secara klinis uveitis berdasarkan letak anatomis beserta gejala dan
tandanya!
Uveitis Anterior
Uveitis anterior disebut juga iritis bila inflamasi mengenai bagian iris dan iridosiklitis
jika inflamasi mengenai iris dan bagian anterior badan silier.
Gejala : fotofobia, nyeri, mata merah, penurunan tajam penglihatan dan lakrimasi. Tanda
: injeksi perikorneal, presipitat keratik, nodul iris, sel-sel aquous, flare, sinekia
posterior, dan sel-sel vitreus anterior.
Uveitis Intermedia
Uveitis intermedia jika peradangan mengenai bagian posterior badan silier dan bagian
perifer retina. Uveitis intermedia disebut juga pars planitis.
Gejala : floaters (benda apung), penurunan tajam penglihatan yang disebabkan oleh edema
macular kistik kronik.
Tanda : terdapat infiltrasi sel ke vitreus (vitritis) dengan sedikit sel pada ruang anterior dan
tidak ada lesi inflamasi fokal pada fundus.
Uveitis Posterior
Uveitis posterior jika peradangan mengenai uvea di belakang vitreus.
Gejala : floaters dan penurunan tajam penglihatan, pandangan sedikit kabur pada pasien
dengan lesi di perifer, pada koroiditis aktif dengan keterlibatan fovea atau macula,
penglihatan sentral bisa hilang.
Tanda :
- Perubahan vitreus meliputi sel, flare, opasitas, dan yang tersering adalah lepasnya bagian
posterior vitreus.
- Koroiditis, ditandai dengan bercak kuning atau keabu-abuan dengan garis demarkasi yang
jelas.
- Retinitis, menyebabkan gambaran retina menjadi putih berawan. Garis demarkasi antara
retina yang sehat dan yang mengalami inflamasi susah dibedakan.
- Vaskulitis, merupakan inflamasi pada pembuluh darah retina. Bila terkena vena disebut
periflebitis. Bila terkena arteriola disebut periarteritis. Periflebitis lebih sering ditemukan
daripada periarteritis. Periflebitis aktif ditandai dengan adanya gambaran seperti bulu
berwarna putih yang mengelilingi pembuluh darah.
Ada 3 bentuk uveitis posterior, yaitu tipe unifokal yang biasa terjadi pada toxoplasma
uveitis. Tipe multifocal yang biasa terjadi pada histoplasmosis ocular. Tipe geografis yang
biasa terjadi pada retinitis sitomegalovirus.
6
Ablasi Retina Rhegmatogen
Ablasi retina jenis ini merupakan tipe yang paling sering ditemukan, yang disebabkan
karena robekan pada retina. Robekan retina adalah defek dari seluruh ketebalan neurosensori
retina. Sub retinal fluid yang berasal dari synchytic vitreous dapat masuk ke dalam celah
potensial dan melepas retina dari dalam.
Gejala yang dialami penderita ablasi retina dapat berupa
- Metamorfopsia yaitu distorsi bentuk, dapat disertai makropsia dan mikropsia.
- Fotopsia yaitu melihat adanya kilatan-kilatan cahaya beberapa hari sampai beberapa
minggu sebelum ablasi.
- Melihat suatu tirai yang bergerak menutupi pandangan ke arah tertentu, di mana hal ini
disebabkan caira ablasi yang bergerak ke tempat yang lebih rendah.
- Bila terjadi di bagian temporal di mana terletak macula lutea, penglihatan sentral lenyap.
Sedangkan bila di bagian nasal, penglihatan sentral lebih lambat terganggu.
Lambat laun tirai makin turun dan menutupi sama sekali penglihatan (karena ablasi retina
total), sehingga hanya dapat melihat persepsi cahaya.
8. Sebutkan gejala dan tanda ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur dan bakteri!
Ulkus Kornea Bakterialis
1) Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah tengah
kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram
dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan
menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok
pneumonia.
2) Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan
disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati
secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi
sel leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi
radangnya minimal.
3) Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea.
ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke
dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. gambaran
berupa ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna
kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan
dapat terlihat hipopion yang banyak
4) Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam.
Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan
7
gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi
sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat
dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak
kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding
dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan
dakriosistitis
Ulkus Kornea Fungi
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu
sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini. Pada permukaan lesi terlihat
bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular
dan terlihat penyebaran seperti bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah
tempat asal penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya..Tukak
kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida bentuk
tukak lonjong dengan permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan
radang. Terdapat injeksi siliar disertai hipopion
9. Gejala dan tanda konjungtivitis (bakteri,alergi, virus)!
Temuan Klinis & Virus Bakteri Klamidia Alergi
Sitologis
Rasa Gatal Minimal Minimal Minimal Berat
Hyperemia Generalisata Generalisata Generalisata Generalisata
Lakrimasi Banyak Sedang Sedang Sedang
Eksudasi Minimal Banyak Banyak Minimal
Adenopati & Lazim Tak lazim Lazim hanya pada Tidak ada
Preaurikular konjungtivitis
inklusi
Pewarnaan Monosit Bacteria, PMN PMN, badan Eosinofil
Kerokan & inklusi sel plasma
Eksudat
Radang Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah
Tenggorok &
Demam
10. Differential diagnosis dari mata merah, serta gejala dan tandanya!
Keterangan Konjungtivitis Iritis Akut Glaucoma Akut Trauma atau
Akut Infeksi Kornea
Insidensi Sangat sering Sering Jarang Sering
Sekret Sedang sampai Tidak ada Tidak ada Encer atau
banyak sekali purulen
Ketajaman Tidak ada efek Sedikit kabur Sangat kabur Biasanya kabur
Penglihatan pada penglihatan
Nyeri Tidak ada Sedang Berat Sedang sampai
8
berat
Injeksi Difus, lebih ke Terutama Terutama Terutama
Konjungtiva arah fornices sirkumkorneal sirkumkorneal sirkumkorneal
Kornea Jernih Biasanya jernih Berkabut Perubahan
kejernihan sesuai
dengan
penyebabnya
Ukuran Pupil Normal Kecil Dilatasi sedang Normal atau
dan terfiksasi kecil
Respon Cahaya Normal Buruk Tidak ada Normal
Pupil
Tekanan Normal Normal Meningkat Normal
Intraokular
Sediaan Apus Organisme Tidak ada Tidak ada Organisme hanya
penyebab organisme organisme ditemukan pada
ulkus kornea
akibat infeksi
11. Fungsi dari obat-obatan berikut:
a. Mydriasil
- Melebarkan pupil
- Melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil dan mengakibatkan
paralisis otot siliar sehingga melumpuhkan akomodasi.
b. Pantocain
- Sebagai anastesi lokal
c. Timolol
- Anti glaukoma
- Menurunkan tekanan bola mata
- Tidak mempengaruhi pupil sehingga tidak mempengaruhi akomodasi
d. Pylocarpin
- Melawan efek obat midriatika
- Untuk mengobati glaucoma sudut terbuka dan tertutup
- Menurunkan tekanan intraocular.
- Mengecilkan pupil pasca bedah lensa
e. Asetazolamid
- Menurunkan sekresi cairan mata (karena menghambat enzim karbonik anhidrase
sehingga terjadi dieresis).
- Menurunkan tekanan bola mata.
f. Manitol
- Mengakibatkan cairan ekstraseluler hiperosmotik sehingga terjadi dehidrasi sel dan
diuresis.
- Mengatur tekanan bola mata dengan mengatur tekanan osmotik cairan mata.
g. Gentamicin
Efek broadspectrum untuk kuman gram positif dan negatif
h. Chloramphenicol
antibiotik spektrum luas
i. Efrisel (tetes)
- Menambah pengaliran keluar cairan mata.
9
- Menghambat produksi cairan mata pada badan silkier
- Dilatasi pupil tanpa menghambat akomodasi
- Mata menjadi putih akibat konstriksi pembuluh darah konjungtiva yang melebar
j. Atropine (tetes)
- Melebarkan pupil
- Melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil dan mengakibatkan
paralisis otot siliar sehingga melumpuhkan akomodasi.
b. Hifema: adanya darah dalam aqueous humor yang dapat terjadi akibat trauma tumpul.
10
f. Infiltrate: penetrasi interstitium jaringan atau bahan.
g. Pterigyum: pertumbuhan jaringan fibrovaskular pada konjungtiva dan tumbuh
menginfiltrasi permukaan kornea.
11
- Pada myopia tinggi, mungkin untuk penglihatan jauh diberikan pengurangan sedikit dari
koreksi penuh (2/3 dari koreksi penuh) untuk mengurangi efek prisma dari lensa yang
tebal. Untuk penderita > 40 tahun, harus dipikirkan derajat presbiopianya, sehingga
diberikan kacamata dengan koreksi penuh untuk jauh, untuk dekatnya dikurangi dengan
derajat presbiopianya.
12
Retinopati diabetic dapat digolongkan ke dalam retinopati nonproliferatif,
makulopati, dan retinopati proliferatif.
13
mendadak. Sekali terjadi pelepasan total vitreus posterior, mata beresiko mengalami
neovaskularisasi dan perrdarahan vitreus.
Mild Hypertensive Retinopathy. Nicking AV (panah putih) dan penyempitan focal arterioler
(panah hitam) (A). Terlihat AV nickhing (panah hitam) dan gambaran copper wiring pada
arterioles (panah putih) (B).
Tipe 2
Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati sklerose senile, terdapat pada orang
tua
Funduskopi: pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan
sheating setempat. Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada edema papil.
Moderate Hypertensive Retinopathy. AV nicking (panah putih) dan cotton wool spot (panah
hitam) (A). Perdarahan retina (panah hitam) dan gambaran cotton wool spot (panah putih)
(B).
14
Tipe 3
Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosklerosis, terdapat pada orang
muda.
Funduskopi: penyempitan arteri, kelokan bertambah, fenomena crossing, perdarahan
multiple, cotton wool patches, macula star figures
Multipel cotton wool spot (panah putih) dan perdarahan retina (panah hitam) dan papiledema.
Tipe 4
Funduskopi: edema papil, cotton wool patches, hard eksudat, dan star figure exudates
yang nyata. Pada hipertensi yang progresif.
15
Pebuluh darah perikornea tidak menciut bila diberi epinefrin atau adrenalin 1:1000
Hanya lakrimasi
Fotofobia
Sakit tekan yang dalam sekitar kornea
Pupil iregular kecil (iritis) dan lebar (glaukoma)
16