Anda di halaman 1dari 4

Resume Jurnal

Judul
Latar
Belakang
Tujuan

: Childhood amblyopia: current management and new trends


: Dengan prevalensi sebesar 2-5%, amblyopia merupakan defisiensi
penglihatan anak yang paling umum di Inggris dan penyebab gangguan
penglihatan anak terbesar kedua di negara-negara berpendapatan rendah.
: Ulasan ini bertujuan untuk memberikan update pada pengelolaan klinis
amblyopia pada anak-anak, termasuk pandangan pada bentuk-bentuk
pengobatan baru yang dapat memasuki praktek klinis selama beberapa

Metodologi

tahun ke depan.
: Review Jurnal

Hasil

: Selama 15 tahun terakhir, sejumlah RCT (randomized controlled trial)


telah menjelajahi peran kacamata dan patching pada pengobatan
amblyopia, dan membentuk dasar dari manajemen amblyopia hari ini.
Langkah pertama adalah koreksi refraksi dengan kacamata resep. Hal ini
mengatasi perbedaan kesalahan refraksi antara kedua mata (anisometropia)
dan hipermetropia tingkat tinggi (rabun dekat) di kedua mata, yang dapat
menjadi penyebab strabismus. Pengobatan sekunder dimulai jika ketajaman
penglihatan di mata dengan amblyopia mendatar dan gagal untuk
meningkat lebih lanjut, dengan perbedaan persisten 0,20 logMAR atau
lebih dibandingkan dengan mata yang sehat atau tingkat ketajaman
penglihatan yang normal sesuai usia anak. Orang tua dan wali akan
diberikan pilihan antara pengobatan patching (oklusi) atau pengaburan
(farmakologis). Dosis oklusi tergantung pada tingkat keparahan amblyopia
residual: 2 jam untuk moderat dan 6 jam untuk amblyopia parah. Jika
amblyopia berlanjut setelah dua jam periode patching, maka peningkatan
dosis menjadi 6 jam dapat lebih meningkatkan ketajaman penglihatan.
Pengaburan farmakologis dari mata yang sehat dengan satu tetes G
Atropine 1% dua kali seminggu dapat digunakan sebagai pengganti
patching. Anak-anak dipantau dalam interval delapan sampai dua belas
setiap minggunya sampai ketajaman penglihatan pada mata dengan

amblyopia menjadi normal, atau sampai tidak ada perbaikan lebih lanjut.
Kelemahan utama dari oklusi dan pengaburan farmakologi adalah
ketidakpatuhan

terhadap

pengobatan

dan

hasil

pengobatan

yang

suboptimal. Kurangnya kepatuhan oklusi pengobatan umum terjadi.


Menutup mata yang sehat melumpuhkan anak secara fungsional, dan anakanak sering mencoba untuk mencabut patch tersebut. Kepatuhan pada
terapi oklusi biasanya <50% dari dosis yang ditentukan, meskipun
intervensi pendidikan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan untuk masa
pengobatan 12 minggu sampai 80% . Bahkan dengan pengobatan terbaik
saat ini, hanya sekitar setengah dari anak-anak mencapai ketajaman visual
mendekati normal di mata yang amblyopia. Sekitar 25% dari mata dengan
amblyopia parah dan 58% dari mata dengan amblyopia moderat meningkat
ke 0,20 logMAR atau lebih baik dengan pengobatan oklusi selama 4 bulan
pertama

pengobatan.

Setelah

pengobatan

dihentikan,

ketajaman

penglihatan biasanya menurun, dan pengobatan dosis rendah sering


digunakan untuk 'menyapih' anak-anak lepas dari pengobatan. Dua tahun
setelah menghentikan pengobatan dan saat anak berumur 15 tahun, BCVA
di mata yang amblyopia adalah 0.20 logMAR lebih buruk daripada di mata
yang sehat pada setengah anak-anak.
Di saat yang sama, upaya sedang dilakukan untuk membuat perawatan ini
menarik untuk anak-anak. Metode baru tersebut melibatkan permainan
game komputer atau menonton film pada layar digital, dengan manipulasi
gambar yang ditampilkan untuk setiap mata dengan cara kacamata liquid
crystal display (LCD) atau hamparan prisma. Penyajian gambar yang
berbeda untuk setiap mata disebut sebagai presentasi dichoptic. Sampai
saat ini, tiga sistem telah digunakan pada anak-anak, meskipun hanya
dalam kasus saja. Sistem pertama dikenal sebagai terapi anti-supresi,
yang berfokus pada pengamatan bahwa mata dengan amblyopia telah
berkurang sensitivitas kontrasnya relatif terhadap mata yang sehat. Untuk

menyeimbangkan masukan kortikal dan mengatasi supresi interocular,


gambar dengan kontras yang rendah ditunjukkan pada mata yang sehat,
dan gambar dengan kontras yang lebih tinggi ditunjukkan pada mata yang
amblyopia. Anak itu kemudian harus melakukan tugas yang membutuhkan
kombinasi dari informasi yang didapat kedua mata. Ketika kinerja
meningkat, kontras gambar yang ditampilkan pada mata yang sehat
dinaikkan secara bertahap sampai kontras gambar sama untuk kedua mata.
Tugas yang sering digunakan adalah permainan tetris di mana serangkaian
balok yang jatuh harus dicocokan bersama untuk membentuk garis. Dosis
pelatihan yang ditentukan biasanya 1-2 jam sehari. Peningkatan ketajaman
visual dan penglihatan binokular dapat terjadi dalam waktu 1-4 minggu
latihan.
Pendekatan pengobatan kedua adalah balanced binocular viewing
(BBV), yang mengaburkan gambar yang terlihat mata yang sehat untuk
menyamakan input ke korteks visual primer. Resolusi dari gambar yang
ditampilkan pada mata yang sehat dicocokan dengan resolusi yang
ditangkap oleh mata yang amblyopia. Alih-alih bermain game komputer,
anak-anak menonton film di rumah selama satu jam sehari selagi
menggunakan kacamata LCD shutter (Gbr. 3). Metode ketiga adalah sistem
Interactive binocular treatment (I-BiT), yang menyajikan berbagai
bagian dua dimensi adegan visual untuk kedua mata melalui kacamata
shutter, dikombinasikan dengan tugas yang membutuhkan kombinasi kedua
gambar. Gambar dilihat dengan kedua mata, tapi sebagian gambar hanya
dapat dilihat dengan mata yang amblyopia. Bahan yang dilihat terdiri dari
Kesimpulan

video dan permainan interaktif.


: Penelitian menunjukkan bahwa amblyopia merupakan salah satu penyebab
gangguan penglihatan terbesar untuk anak-anak. Berbagai tatalaksana telah
dikembangkan untuk mengatasi amblyopia, diantaranya terapi oklusi dan
pengaburan mata secara farmakologik. Terapi tersebut mampu memberikan
hasil yang baik tetapi ulasan menunjukkan bahwa terapi oklusi dan

pengaburan farmakologik memiliki tingkat kepatuhan yang rendah dan


tidak tanpa efek samping. Karena itu saat ini tengah dikembangkan
tatalaksana yang lebih aman untuk anak-anak dan dapat menaikkan tingkat
partisipasi pasien. Metode baru tersebut melibatkan permainan game
komputer atau menonton film pada layar digital, dengan manipulasi
gambar yang ditampilkan untuk setiap mata dengan cara kacamata liquid
crystal display (LCD) atau hamparan prisma. Penyajian gambar yang
berbeda untuk setiap mata disebut sebagai presentasi dichoptic.
Walaupun hasil logMAR yang didapat dari presentasi dichoptic sama
dengan tatalaksana konvensional lainnya seperti oklusi, dilaporkan tingkat
kepatuhan terhadap pengobatan sebesar 80,6-93%. Pendekatan dichoptic
juga dapat mengurangi kambuhnya amblyopia setelah pengobatan
dihentikan. Sejauh ini, kekambuhan amblyopia setelah penghentian
pengobatan kabarnya rendah, misalnya 0.055 logMAR pada 10 minggu
dengan I-BiT dan 0,02 logMAR pada 14 minggu dengan BBV, tetapi
Rangkuman

hasil jangka panjang belum diketahui.


: Pendekatan amblyopia melalui presentasi dichoptic dapat memberikan

dan Hasil

hasil

yang

lebih

memuaskan

dibandingkan

dengan

pengobatan

Pembelajaran

konvensional lainnnya. Ini dikarenakan sifat interaktif metode dichoptic


yang menggunakan media visual seperti film dan game untuk menarik
perhatian anak sehingga menaikkan tingkat partisipasi anak dalam
pengobatan. Penggunaan sistem binokuler dalam pengobatan juga
menghindari gangguan fungsional pada anak seperti yang dilakukan pada
pengobatan oklusi (menutup mata sehat anak dengan patch) dan
pengaburan farmakologis dengan G-Atropine pada mata yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai