Anda di halaman 1dari 18

SPESIFIKASI TEKNIS

PERSYARATAN-PERSYARATAN TEKNIS

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM

PASAL 01 PERATURAN DAN PERSYARATAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, berlaku peraturan-peraturan, persyaratan-
persyaratan dan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam :
1.1. Tata cara Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedung SNI 1727
1989 F.
1.2. Tata cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung SNI 1728-1989-F.
1.3. Tata cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
untuk rumah dan gedung SNI 1734-1989-F.
1.4. Spesifikasi Bahan Bangunan SK SNIS-04-1989-F, SK SNIS-05-1989-F dan
SK SNIS-06-1989-F.
1.5. Tata cara pengecatan kayu SK SNI T-11-1990 F.
1.6. Tata cara pengecatan dinding tembok SK SNI T-11-1990 F.
1.7. Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) tahun 1977 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
1.8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961 yang diterbitkan
oleh Yayasan Normalisasi Indonesia.
1.9. Pada prinsipnya semua material, semua tata cara pelaksanaan pekerjaan dan
semua peralatan kerja harus mendapat persetujuan direksi sebelum dipasang
dan atau digunakan dalam proyek ini.
1.10. Petunjuk petunjuk dari Pemilik/Pengawas Lapangan

PASAL 02 PERSIAPAN DI LAPANGAN


2.1 Perlengkapan Bangsal Kerja Konsultan Pengawas, terdiri dari kursi dan
meja kerja serta perlengkapan lainnya yang dibutuhkan
2.2 Bangsal Kerja untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan
untuk pekerjaan ditentukan sendiri oleh kontraktor, tetapi letaknya harus
mendapat persetujuan Direksi Lapangan / Pemberi Tugas. Pembuatan
bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi dan kesehatan.
2.3 Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi Bangsal Kerja yang tertulis
pada ayat 1 dan 3 tidak boleh lagi diambil untuk keperluan konstruksi.
Bahan bangunan tersebut menjadi milik proyek / Pemberi tugas dan
dibongkar oleh kontraktor setelah serah terima pertama dan dibawa keluar
lapangan

PASAL 03 JADWAL PELAKSANAAN


3.1 Sebelum memulai pekerjaan yang nyata di lapangan pekerjaan, kontraktor
wajib membuat rencana pekerjaan pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan
berupa Bart-chart dan Curve S yang telah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi / Konsultan Pengawas
3.2 Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 2 (dua) kepada
Direksi / Konsultan Pengawas. Satu salinan dilapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan pekerjaan (prestasi Kerja) di lapangan
3.3 Konsultan pengawas / Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan rencana kerja tersebut

Spesifikasi Teknis MCK 1


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
PASAL 04 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
4.1 Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa
kontraktor atau biasa disebut PELAKSANA LAPANGAN yang cakap
untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari kontraktor
4.2 Dengan adanya pelaksana lapangan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya
4.3 Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pelaksana
Kegiatan dan Direksi, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat
persetujuan
4.4 Bila kemudian hari, menurut pendapat Pejabat Pelaksana Kegiatan dan
Direksi pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis untuk mengganti
pelaksana lapangan tersebut
4.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
kontraktor harus sudah menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri
(penanggung jawab/direktur perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan

PASAL 05 TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR


5.1 Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja (lembur)
apabila terjadi hal-hal yang mendesak, kontraktor wajib memberitahukan
secara tertulis kepada Pejabat Pelaksana Kegiatan dan Direksi/ Pengawas
5.2 Alamat kontraktor atau pelaksana diharapkan tidak berpindah-pindah selama
pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, kontraktor/pelaksana wajib
memberitahukan secara tertulis.

PASAL 06 PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


6.1 Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang
milik proyek, Direksi/Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada
dilapangan.
6.2 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau
belum, menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam
biaya pekerjaan tambahan.
6.3 Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya
baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu
kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap
dipakai yang ditempat- kan pada tempat yang mudah dijangkau.
PASAL 07 JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
7.1 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat obatan menurut syarat-syarat
pertolongan pertama pada kecalakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi
semua petugas dan pekerja di lapangan
7.2 Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
bagi semua petugas dan pekerja yang ada di lapangan membuat tempat
penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk penjaga keamanan.
7.3 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan pada pekerja
wajib diberikan kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 08 SITUASI DAN UKURAN


8.1 Situasi
Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan,
sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
harga penawarannya.

Spesifikasi Teknis MCK 2


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
8.2 Ukuran
Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam meter
(m), kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau
mili meter (mm).
Pedoman titik duga lantai (permukaan atas lantai) 0.00 bangunan adalah
sesuai dengan gambar kerja, atau ditentukan kemudian oleh pengelola
teknik dan Direksi atas persetujuan kontraktor

PASAL 09 SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


9.1 Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan
9.2 Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib
memberitahukan
9.3 Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan.
Contoh-contoh ini harus mendapat persetujuan dari pengawas
9.4 Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor di lapangan pekerjaan,
tetapi ditolak pemakaiannya oleh pengawas, harus segera dikeluarkan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam,
terhitung dari jam penolakan
9.5 Pekerja atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ditolak
oleh pengawas, maka pekerjaan tersebut harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang telah
ditetapkan oleh pengawas
PASAL 10 PEMERIKSAAN PEKERJAAN
10.1 Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah
selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh pengawas, kontraktor wajib
meminta persetujuan kepada pengawas. Baru apabila pengawas telah
menyetujui bagian pekerjaan tersebut, kontraktor dapat meneruskan
pekerjaan
10.2 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
diterima Surat Permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari raya / libur)
tidak dipenuhi oleh pengawas, kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah setuju Pengawas minta
perpanjangan waktu
10.3 Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, pengawas berhak, menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab
kontraktor.

PASAL 11 PEKERJAAN TAMBAH KURANG


11.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis
dalam buku harian oleh pengawas serta persetujuan Pemberi Tugas
11.2 Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada
perintah tertulis dari pengawas atau atas persetujuan Pemberi Tugas
11.3 Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar Harga
Satuan pekerjaan, yang dimasukkan oleh kontraktor sesuai AV 41 artikel 50
dan 51 yang pembayarannya diperhitungkan bersama dengan angsuran
terakhir
11.4 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukkan dalam penawaran harga satuannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh pengawas bersama-sama kontraktor dengan persetujuan
pemberi tugas

Spesifikasi Teknis MCK 3


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
11.5 Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi pengawas dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut

Spesifikasi Teknis MCK 4


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN

PASAL 12 URAIAN PEKERJAAN


12.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi Pembangunan MCK Surau
Ar-Rahman, Kabupaten Melawi meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Rangka Badan
4. Pekerjaan Lantai
5. Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap
6. Pekerjaan Dinding dan Plafond
7. Pekerjaan Penutup Lantai
8. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Ventilasi
9. Pekerjaan Elektrikal
10. Pekerjaan Pengecatan
11. Pekerjaan Sanitasi
12. Pekerjaan Lain-lain

PASAL 13 PEKERJAAN PENDAHULUAN / PERSIAPAN


13.1 Pekerjaan Pembersihan /
Pembersihan, Penebasan/Pembabatan dan persiapan daerah yang akan
dikerjakan.
Pembersihan Akhir dilakukan dengan menyingkirkan sisa-sisa material.
Apabila pekerjaan ini tidak dilaksanakan maka pekerjaan tidak dapat
mencapai 100%
Syarat syarat Pelaksanaan :
a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan.
Penebasan/Pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua
belukar, sampah yang tertanan dan material lain yang tidak
diingikan berada dalam daerah yang akan dikerjakan harus
dihilangkan, ditimbun dan dibakar atau dibuang dengan cara-cara
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan
sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0,50 m dibawah
tanah dasar/permukaan.

13.2 Pengukuran Tapak Kembali


Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan, dan ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila
dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran Ulang.
Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk dimintakan kebenarannya.
Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan
Kontraktor.

13.3 Memasang Bouwplank


Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank, dilaksanakan
setelah pekerjaan perataan tanah dan pembersihan lokasi selesai
dilaksanakan.
Pembuatan dan pemasangan bouwplank termasuk pekerjaan kontraktor
dimana ketepatan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi
dengan titik patok yang dipancang kuat-kuat dan papan duga dari bahan
Spesifikasi Teknis MCK 5
Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
kayu kelas III dengan ketebalan 2 cm diketam rata bidang sisi atasnya
dan yang tidak berubah oleh cuaca. Pemasangan harus kuat dimana
permukaan atasnya harus rata

13.4 Sarana Lainnya


Pengadaan Air Sementara
Kontraktor diharuskan untuk menyediakan air sementara untuk
pelaksanaan proyek atas biaya kontraktor baik dengan membuat sumur
galian ataupun sumur pompa serta mengalirkannya ke tempat-tempat
yang ditentukan oleh direksi lapangan.
Membuat Jalan Lingkungan Sementara
Kontraktor diwajibkan membuat jalan lingkungan sementara sebagai
sarana untuk mobilisasi kendaraan, dimana jalan sementara tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga mampu memikul beban alat-alat berat
yang keluar masuk proyek dan pembuatan jalan sementara tersebut
diusahakan berada pada areal rencana jalan permanen dan pekerjaan ini
harus dimintakan petunjuk pengawas/direksi lapangan.

PASAL 14 PEKERJAAN TANAH


14.1 Lingkup Pekerjaan
Kontraktor wajib memeriksa keadaan tanah, terutama lokasi batas tanah
yang akan dibangun.
Kontraktor wajib meratakan tanah sekitar site apabila permukaan tanah
sekitar site tidak rata, dibuat sedemikian rupa sehingga pada tanah yang
dikupas/ dipotong dapat untuk mengisi bagian yang kosong sehingga
tidak diperlukan tanah datang untuk timbuna

14.2 Pekerjaan galian tanah


Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum
bowplank benang kelurusan dipasang serta tinggi dasar 0,00 sumbu
elevasi ditentukan bersama direksi/ pengawas disetujui oleh Pemberi
tugas.
Kedalaman galian tanah dilakukan menurut gambar (sesuai dengan
jenis pekerjaan) dan kelebaran galian tanah dilakukan melebihi dari
lebar hal ini untuk kemudahan dalam pemancangan tiang tongkat.
Kemudian galian ini akan ditimbun kembali setelah pekerjaan pondasi
selesai.
Kedalaman galian disesuaikan dengan gambar demikian juga
kelebarannya harus disesuaikan gambar kerja.
Semua unsur pangganggu yang terdapat atau dekat dengan galian
seperti akar-akar dan tunas pohon serta tunggul-tunggul, kayu-kayuan,
batu dan sebagainya harus dikeluarkan dan disingkirkan.
Kontraktor harus menjaga agar galian tidak tergenang air dengan jalan
menimba memompa atau dengan cara lain yang dianggap baik atas
beban kontraktor.
Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, setelah galian disetujui
oleh Pengawas segera dimulai dengan pelaksanaan berikutnya.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilaksanakan setelah diperiksa
pengawas pekerjaan sebelumnya dan mendapat persetujuannya untuk
pengurugan.

Spesifikasi Teknis MCK 6


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
PASAL 15 PEKERJAAN KAYU
15.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja yang terampil sesuai
dengan jenis pekerjaan, penyediaan bahan yang cukup, peralatan tukang
yang cukup guna kelancaran pekerjaan. Macam pekerjaan kayu yang akan
dilaksanakan dalam pekerjaan ini terdiri atas :
- Pondasi Tiang Tongkat Kayu Belian, Laci Kayu Belian dan Alas
- Balok Keep Kayu Belian
- Balok Gelegar Kayu Belian
- Rangka Badan Kayu Belian
- Sengkang Kayu Klas II
- Balok Tutup Kayu Klas II
- Ranka Atap Kayu Klas II
- Rangka Plafond Kayu Klas II
- Pintu dan Ventilasi Kayu Klas II
- Stelling Bak Air Kayu Belian
15.2 Persyaratan Bahan
Kayu yang dipakai harus sesuai dengan PPKI 1961 (NI-5) lampiran 1,
kayu berkuaitas baik, kering tidak cacat, tidak pecah-pecah, dan tidak
terdapat kayu muda (spint) sesuai pasal III PPKI 1961 untuk kayu mutu
A.
Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dalam
penyimpanannya ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan panas.

Klasifikasi bahan berdasarkan PPKI dan macam pekerjaan untuk jenis


pekerjaan kayu halus, dapat dilihat dalam tabel ini.
TABEL PEKERJAAN KAYU KASAR
Kelas kuat Jenis kayu Penggunaan dan Keterangan
kayu Bahan-bahan (cm)
Kelas-III Ramin/ jelutung/ a. Bouwplank - Bidang atas mal
dan sejenisnya diserut
b. Bekisting/ mal
- Mal dipasang
rapat
- Rangka mal
harus kokoh
- Ukurannya harus
tepat
Kelas-II Mabang/ Meranti/ a. Rangka Plafond - Bentuk dan
masang/ Keruing ukuran harus
b. Kusen Ventilasi
dan sejenisnya sesuai dengan
gam bar
- Sambungan kayu
harus benar
- Ukurannya harus
tepat.

Spesifikasi Teknis MCK 7


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
TABEL PEKERJAAN KAYU HALUS
Kelas kuat Jenis kayu Penggunaan dan Keterangan
kayu Bahan-bahan (cm)
Kelas-I Belian a. Tiang Tongkat - Bentuk dan
Pondasi ukuran harus
sesuai dengan
b. Keep dan Laci
gambar
c. Rangka Badan
- Semua sisi
d. Keep dan diketam halus
Gelegar Atap
- Sambungan kayu
Dagg Beton
harus benar-
benar tepat.

15.3 Syarat Pelaksanaan


Pekerjaan Struktur Bangunan Bawah
- Pemancangan tiang tongkat dilakukan setelah galian tanah selesai
dan disetujui pengawas, ukuran kayu tiang tongkat disesuaikan
dengan gambar.
- Penumbukan tiang tongkat dihentikan apabila sesuai dengan
gambar kerja dan disetujui pengawas, selanjutnya dapat dilakukan
untuk pekerjaan berikutnya
- Pemancangan cerucuk dilakukan setelah galian tanah selesai dan
disetujui pengawas, ukuran cerucuk disesuaikan dengan gambar
- Penumbukan cerucuk dihentikan apabila disetujui pengawas dan
kepala cerucuk harus dipotong rata, selanjutnya dapat dilakukan
untuk pekerjaan berikutnya.
- Semua pelaksanaan pekerjaan ini harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Pelengkap
- Yang dimaksud dengan pekerjaan pelengkap disini adalah
pekerjaan kayu guna kelengkapan dalam melaksanakan semua
pekerjaan.
- Perancah :
Pekerjaan ini merupakan sarana kerja yang dikerjakan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan pekerjaan yang sebenarnya
dilakukan, perancah harus kuat dan mampu menahan orang
kerja, peralatan serta bahan-bahan yang ditaruh diatasnya.
Setelah pelaksanaan pekerjaan sebenarnya selesai maka
perancah ini harus dibongkar dan dibersihkan dari lokasi
bangunan demikian juga jika ada kerusakan bangunan atau
cacat-cacat akibat pembongkaran perancah menjadi tanggung
jawab kontraktor untuk memperbaiki kerusakan dan cacat-
cacat tersebut dengan biaya kontraktor (tidak ada tambahan
biaya)

PASAL 16 PEKERJAAN BETON


16.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton meliputi penyediaan tenaga kerja yang terampil sesuai
dengan jenis pekerjaan, penyediaan bahan yang cukup, peralatan tukang
yang cukup guna kelancaran pekerjaan. Macam pekerjaan beton yang akan
dilaksanakan dalam pekerjaan ini terdiri atas :
Lantai Beton Cor Tumbuk
Lantai Beton Cor Tumbuk Menggunakan Beton Setara K-175

Spesifikasi Teknis MCK 8


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
Tangga Masuk
Tangga beton Beton Cor Tumbuk Menggunakan Beton Setara K-175

Bentuk, letak serta ukuran untuk pekerjaan ini sesuai dengan gambar kerja
yang ada.
Tanggung Jawab Kontraktor
- Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi,
sesuai dengan gambar kerja konstruksi yang diberikan.
- Kehadiran Direksi Proyek selaku wakil Pemberi Tugas atau
Perencana yang sejauh mungkin mengawasi/memonitor/menegur
atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh
seperti yang diuraikan di atas.
- Jika Direksi Proyek memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan di atas dan yang
telah tertera dalam gambar kerja maka untuk ketentuan tambahan
ini harus dilakukan secara tertulis.

16.2 Persyaratan Bahan


Semen
- Semen yang dipakai harus dari jenis merk semen yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas dan memenuhi syarat Standar
Semen Indonesi (NI-B-1972).
- Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen
yang baik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi Lapangan.
- Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
diperkenankan untuk dipergunakan.
- Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban dimana gedung/ tempat penyimpanan
semen berventilasi agar sirkulasi udara cukup dan tidak terkena air
serta diletakkan pada tempat yang lebih tinggi minimal 25 cm dari
lantai.
- Tinggi susunan/ tumpukan permukaan semen maksimal 2 m, dan
setiap pengiriman semen baru harus dipisah dari semen lama serta
diberi tanda agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
tanda kedatangan semen tersebut.
Pasir
- Pasir harus bersih dari bahan organic, Lumpur dan zat-zat alkali
serta subtansi-subtansi yang dapat merusak campuran beton atau
campuran plesteran.
- Pasir laut tidak boleh digunakan terutama dari laut air asin.
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel/ komposisi butir yang
tajam dan kasar.
- Gradasi
Batu Split
- Batu pecah/ split tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 %
dan zat lainnya sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam PBI
dan spesifikasi agregat kasar menurut ASTM-C-33.
- Batu tersebut tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi
50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angelos ASTM-C-
131-55.
- Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar,
keras, tidak berpori dan berbentuk kubus serta tidak terpengaruh
oleh cuaca. Bila ada butir-butir yang pipih, jumlah beratnya tidak
boleh melebihi 20 % dari jumlah berat seluruhnya. Ukuran terbesar
agregat beton 2,5 cm.

Spesifikasi Teknis MCK 9


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
- Gradasi

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1 25 mm 100

3/4 20 mm 90 100

3/8 25 mm 20 55

No. 4 25 mm 0 10

Air
-Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar,
bersih tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak mutu beton maupun
mempengaruhi daya lengker semen dan harus memenuhi NI-3
pasal 10.
- Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas/Direksi dapat meminta
pada Kontraktor untuk memeriksa mutu air di laboratorium atas
biaya Kontraktor. Air yang diperiksa harus dimasukan dalam botol
dan ditutup dengan rapat dan kirim ke laboratorium.
Besi Beton
- Besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja menurut
persyaratan PBI71 atau Japaneese Standart Class SR-24 ataupun
British Standart, No. 785-1938. Ukuran besi beton sebagaimana
yang tersebut di dalam gambar, bila terjadi penggantian dengan
diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas/Direksi. Bila Penggantian disetujui, maka
luas penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang dengan
yang tersebut di dalam gambar atau perhitungan. Dan dalam hal ini
Kontraktor harus melampirkan data perhitungannya serta data
pengurangan volume berat pembesian yang dikaitkan dengan
a
Saringann Ukuran % Lewat Saringan
a
3/8 l 9,50 mm 100
i
No. 4 s 4,76 mm 90 100
a
No. 8 2,38 mm 80 100
p
No. 16 e 1,19 mm 50 85
n
No. 30 a 0,595 mm 25 65
w
No. 50 a 0,297 mm 10 30
r
No. 100 a 0,149 mm 5 10
n
No. 200 . 0,074 mm 05

- Besi beton yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat,


minyak, cat, serpihan kulit giling serta bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat terhadap beton.

Spesifikasi Teknis MCK 10


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
- Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan
diameter min. 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng, tidak kaku maupun getas.
o Pelaksanaan
a. Sebagai bahan pengikat pertemuan besi tulangan
menggunakan kawat beton, demikian juga penyambungan
(penyaluran) jika tulangan yang ada kurang panjangnya
harus diikat dengan kawat beton serta panjang penyaluran
harus memenuhi syarat minimal 50 x diameter tulangan.
b. Membengkokan dan meluruskan besi beton harus
dilakukan dalam keadaan dingin, besi beton dipotong dan
dibengkokan sesuai dengan gambar.
c. Semua ujung tulangan harus dibekokan (hak) yang
memenuhi syarat.
d. Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempat
o Perawatan
Besi beon tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk
jangka waktu yang lama.

16.3 Kelas dan Mutu beton :


Mutu beton yang dipakai sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar
kerja.. Kekentalan adukan beton disesuaikan dengan keadaan pelaksanaan
dengan memperhatikan syarat-syarat PBI71.

16.4 Macam Pekerjaan Beton.


Komposisi Adukan
Komposisi adukan beton dibuat berdasarkan perbandingan volume
dengan macam campuran dan penggunaan seperti tersebut di bawah
ini :

TABEL PEKERJAAN PERBANDINGAN CAMPURAN


Perbandingan Pekerjaan
Mutu Beton fc = 14,5 Mpa (K.175) - Lantai
(1 Zak Semen : 0,083 M3 Pasir : 0,117 Kerikil) - Balok Sloof, Kolom
dan Balok.
- Dagg beton.
- Plat Dagg Konsul
Beton.
Perbandingan Pekerjaan
Mutu Beton fc = 19,3 Mpa (K.225) - Pondasi Foot Plate dan
(1 Zak Semen : 0,067 M3 Pasir : 0,105 Kerikil) Kolom Pondasi.
Perbandingan Pekerjaan
Plesteran Camp. 1 : 4 - Plesteran dinding
(1 Zak Semen : 0,192 M3 Pasir)

Pengecoran Beton
- Persiapan
o Proporsi semen , pasir dan kerikil pada syarat-syarat teknis
adalah minimum tidak akan diijinkan untuk dikurangi.
Sebelum adukan beton dicor, tempat yang akan di cor harus
bersih dari kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak
Spesifikasi Teknis MCK 11
Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya dan perlu
diadakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
o Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan setelah
Direksi Lapangan memeriksa dan menyetujui.
- Pelaksanaan
o Sebelum pelaksanaan pengecoran dilakukan, kontraktor
harus memberitahukan pada Direksi Lapangan selambat-
lambatnya 24 jam sebelum pengecoran beton dilakukan.
Persetujuan Direksi Lapangan untuk pengecoran beton
berkaitan dengan pelaksanaan bahwa kontraktor dapat
melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan
tersebut di atas tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor atas pelaksanaan secara menyeluruh.
o Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak
dicampurkannya air pada semen dan agregat telah
mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika
Direksi Lapangan menganggap perlu berdasarkan kondisi
tertentu.
o Beton dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan
terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan
letak tulangan.
o Benda-benda yang Tertanam Dalam Beton
o Besi Beton dan sebagainya yang diperlukan tertanam dalam
beton harus terikat dengan baik sebelum dicor.
o Benda-benda yang tertanam tersebut harus dalam keadaan
bersih dari kotoran dan karat pada waktu beton dicor.

PASAL 17 PEKERJAAN DINDING


17.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dinding menggunakan campuran semen dan pasir dengan
konstruksi kawat simpai.
17.2 Persyaratan Bahan
Semen
- Semen yang dipakai harus dari jenis merk semen yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas dan memenuhi syarat Standar
Semen Indonesi (NI-B-1972).
- Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen
yang baik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi Lapangan.
- Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
diperkenankan untuk dipergunakan.
- Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban dimana gedung/ tempat penyimpanan
semen berventilasi agar sirkulasi udara cukup dan tidak terkena air
serta diletakkan pada tempat yang lebih tinggi minimal 25 cm dari
lantai.
- Tinggi susunan/ tumpukan permukaan semen maksimal 2 m, dan
setiap pengiriman semen baru harus dipisah dari semen lama serta
diberi tanda agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
tanda kedatangan semen tersebut.
Pasir
- Pasir harus bersih dari bahan organic, Lumpur dan zat-zat alkali
serta subtansi-subtansi yang dapat merusak campuran beton atau
campuran plesteran.
- Pasir laut tidak boleh digunakan terutama dari laut air asin.
Spesifikasi Teknis MCK 12
Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel/ komposisi butir yang
tajam dan kasar.
17.3 Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pengecoran dilakukan, kontraktor harus
memberitahukan pada Direksi Lapangan selambat-lambatnya 24 jam
sebelum pemasangan dinding dilakukan.. Persetujuan tersebut di atas
tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor atas pelaksanaan secara
menyeluruh.
Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurkannya
air pada semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini
dapat berkurang lagi jika Direksi Lapangan menganggap perlu
berdasarkan kondisi tertentu.
Mortar dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
Benda-benda yang Tertanam Dalam mortar
Kawat Simpai dan sebagainya yang diperlukan tertanam dalam beton
harus terikat dengan baik sebelum dicor.
Benda-benda yang tertanam tersebut harus dalam keadaan bersih
dari kotoran dan karat pada waktu beton dicor.

PASAL 18 PEKERJAAN PELAPIS LANTAI & DINDING


18.1 Umum
Persyaratan
Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plafond atau lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor wajib membersihkan
semua permukaan yang akan dipasang bahan lapisan lantai dan
dinding dari berbagai macam-macam kotoran dan mengadakan
pengecekan terhadap peil lantai, dan kemiringan. Kontraktor harus
mengajukan contoh bahan pelapis lantai dan dinding yang akan
dipasang terlebih dahulu untuk disetujui oleh Direksi.
Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
dalam bidangnya. Bahan-bahan adukan seperti semen, pasir dan air,
dalam segala hal harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada
pekerjaan beton.
18.2 Lantai Keramik dan Cat
Persyaratan Bahan
- Lantai Keramik
Ukuran : Ukuran 40 x 40 untuk teras, selasar dan
tempat cuci atau sesuai gambar rencana.
Ukuran 20 x 20 untuk kamar mandi dan
toilet
Produksi : Topgres atau setara
Warna : Disesuaikan kemudian
Kwalitas : Kelas I ( satu )
Persyaratan lain : Tidak boleh ada cacat/retak, anti gores

- Cat
Produksi : Catilax atau setara
Warna : Disesuaikan kemudian
Kwalitas : Kelas I ( satu )

Spesifikasi Teknis MCK 13


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
18.3 Pelaksanaan Lantai Keramik
Pemasangan
Permukaan yang akan dipasang lantai keramik harus benar benar
padat dan harus dijamin tidak akan terjadi penurunan lagi selama
bangunan/lantai difungsikan. Sewaktu dipasang, adukan pada bagian
keramik harus terisi padat dengan spesi. Pola pemasangan lantai
disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan
pemasangan. Nad lantai lebar 2-3 mm diisi dengan bahan semen
yang sejenis dengan bahan lantai. Pengisian nad dilakukan paling
cepat 24 jam setelah lantai dipasang. Sewaktu pengisian nad ini,
lantai keramik sudah harus benar-benar melekat dengan kuat pada
lantai dasar, Sebelum diisi celah-celah nad ini harus dibersihkan
terlebih dahulu dari debu dan kotoran lainnya. Usahakan agar
permukaaan lantai yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air
semen.
Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan lantai
pada waktu pengecoran nad harus segera dibersihkan sebelum
mengering/mengeras.
Bila pemasangan lantai selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap
dengan lap basah. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar
terlepas, dapat digunakan bahan pembersih khusus yang disesuaikan
dengan jenis kekotorannya. Pada bagian- bagian yang memerlukan
pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong.
Pemotongan harus rapi, rata, halus lurus dan tidak bergaris.

18.4 Pelaksanaan Pengecatan Dinding


Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang
cukup ahli dalam bidangnya dan harus menurut petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas.
Persiapan yang harus dilakukan :
- Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan,
pengapuran yang biasanya terhadap pada tembok baru dengan
amplas.
- Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.
- Untuk cat tembok diberi cat dasar dan plamur.
- Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas
halus. Bagian-bagian yang masih kurang baik diamplas lagi.
Pengecatan akhir dilakukan berulang kali ( 3 kali ) sampai mencapai
warna yang dikehendaki.

PASAL 19 PEKERJAAN ATAP


19.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka kuda-kuda, gording,
pemasangan rangka atap dan penutup atap.

19.2 Persyaratan Bahan


Konstruksi Rangka Kuda Kuda
Konstruksi Rangka Atap menggunakan Konstruksi Kayu Klas II
dengan kasau dan reng atap menggunakan campuran keras Kayu
Klas III .
Penutup Atap
Penutup Atap menggunakan Atap Genteng Metal Prima atau Setara
dengan tebal 0,25 mm
Perabung Atap
Perabung menggunakan Perabung Papan Kayu Klas II dilapisi seng
datar warna.

Spesifikasi Teknis MCK 14


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
Lisplank
Lisplank menggunakan kayu kelas II dengan ukuran sesuai dengan
gambar.
19.3 Syarat Pelaksanaan
Sebelum rangka atap dipasang, terlebih dahulu harus distel ditempat
dan semua tiitik sudut , baut-baut mur dan ring-ringnya harus dengan
ulir yang baik. Besar baut dan lubang bor pada kayu harus sama
diameternya.
Kasau dan reng dipasang setelah kuda-kuda baja ringan terpasang
dengan posisi/pada tempat sesuai standard pemasangan .
Pemasangan kasau dan reng harus rata air pada bidang atasnya
dengan cara diketam agar kedudukan atap benar-benar rata dan rapi.
Pemasangan penutup atap dilakukan setelah kedudukan rangka atap
sudah sesuai dengan gambar kerja dan disetujui oleh pengawas.
Pemasangan perabung dilakukan setelah atap terpasang sudah sesuai
dengan gambar kerja dan disetujui oleh pengawas. Perabung
dipasang pada perabung dan jurai.
Untuk Lisplank, pemasangan harus berterap, lurus dan rapi sesuai
gambar atau petunjuk direksi.

PASAL 20 PEKERJAAN PINTU , JENDELA DAN VENTILASI


20.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pintu Panil Kayu Klas II Dua Daun dan Ventilasi jalusi
kayu,

20.2 Persyaratan Bahan


Kayu cukup kuat dan tua.
Kayu harus mempunyai texture yang sama, serat-serat lurus.
Kayu bersih dari retakan-retakan, serangan jamur, pelapukan dan
cacat-cacat lain ( mata bolong, bengkok, melintir dan sebagainya.)
Kayu dijamin tidak akan retak/pecah/melengjung dalam ruangan.
Kayu dipotong menurut ukuran, tegak lurus sesamanya menurut
gambar rencana.

20.3 Syarat Pelaksanaan


Umum.
Semua permukaan yang akan terlihat oleh pandangan mata
langsung, harus diserut lurus, licin, rata sudutnya yang tajam dan
tidak pecah-pecah. Tidak dibenarkan menambal bagian yang pecah,
semua konstruksi kayu atau alumunium yang lurus harus
dilaksanakan tanpa sambungan, bila terjadi penyambungan harus
mendapat ijin dari direksi / pengawas. Ukuran yang tertera pada
gambar adalah ukuran jadi yaitu setelah diserut dan diamplas. Titik
pertemuan atau sambungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
bagian-bagian sambungan terletak pada satu bidang. Sambungan /
pertemuan harus rapih dan kokoh, dibuat dengan konstruksi pen dan
lobang atau gigi-gigi dengan pantek, paku atau lem.
Pintu Panel
Membeli dan memasang pintu panel kayu belian dan kelas I satu dan
dua daun , masing-masing dilengkapi dengan 1 (satu) buah kunci
tanam 2 slagh yang bermutu baik dan 4 (empat) buah engsel ukuran
8 untuk pintu kayu kelas I dua daun, ukuran dan motif sesuai
dengan gambar rencana.
Pemasangan daun pintu pada rangka digunakan paku atau pen yang
bermutu baik, produksi dalam negeri.
Spesifikasi Teknis MCK 15
Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
Kontraktor harus menjamin bahwa setelah pintu panel terpasang,
hasilnya harus rata, tidak bergelombang, dan semua penggantung
dan pengunci dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
Ventilasi Kayu
Membeli dan memasang ventilasi kayu kelas I sejenis Bengkirai.
Ukuran dan motif sesuai dengan gambar rencana.

PASAL 21 PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG


21.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu.

21.2 Persyaratan Bahan


Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek RCH Nylon ukuran 4
x 3 atau yang setaraf.
Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yale 2 (dua) slaag (dua kali
putar) atau yang setaraf.
Grendel (sloot) berkualitas baik.
21.3 Pedoman Pelaksanaan
Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag merk
yalee, yang berkualitas baik.
Engsel pintu dipasang 4 (empat) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan
memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan
menempel kuat ke kayu yang dipasang.
Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
23.3.1 Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh
bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas
biaya Kontraktor.el dan Kait angin dipasang 2 (dua) buah

PASAL 22 PEKERJAAN PLAFOND


22.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan plafond triplex tebal = 3 mm

22.2 Persyaratan Bahan


Bahan Rangka
a. Rangka terbuat dari kayu kelas II dengan ukuran rangka utama
5/7 cm dan rangka pembagi 4/6 cm.
b. Hasil pemasangan rangka harus rata dan tidak melendut.
Bahan Plafond
a. Digunakan triplex yang bermutu baik dengan tebal 3 mm.

22.3 Pedoman Pelaksanaan


Penimbunan bahan plafond di lokasi pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat yang sirkulasi udaranya baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
Harus memperhatikan semua sambungan dan pemasangan penguat-
penguat lain sehingga terjamin kekuatannya dan kerapiannya.
Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya
sesuai dengan peil di gambar dan datar.

Spesifikasi Teknis MCK 16


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
Pasal 23 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
23.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN
(Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu,
kabel-kabel, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga listrik menyala.
Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuai dengan
jumlah yang tertera dalam gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak
mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah
dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah
berfungsi pada titik tersebut.

23.2 Bahan-bahan yang digunakan


Kabel NYY
Kabel dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai
earting conductor.
Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
Inti copper dibugkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelibungi inti
Kabel NYA
Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5
mm2
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik
Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : 16 ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
Bahan : Ebonit warna putih

23.3 Penggunaan
Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel
digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan. Diluar
bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan
peraturan-peratuan yang berlaku.
Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan
didalam dinding.
Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

23.4 Pedoman Pelaksanaan


Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak
serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai
dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan
pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem
inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat
dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan
kabel diatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus
untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air
tanah).

Spesifikasi Teknis MCK 17


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017
Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen -
komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220
Volt.
Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong
boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin
usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku
dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung
jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap
digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.
Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban
penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang
timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor
Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari
instalasi PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka
Kontraktor harus menambah tiang beton pracetak. Biaya
penambahan tiang dan kabel listrik menjadi beban kontraktor.

PASAL 24 PEKERJAAN SANITASI


24.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Sanitair ini dipasang pada kamar mandi dan WC serta tempat-
tempat tertentu yang seluruh detail sesuai yang dinyatakan dalam gambar.

24.2 Persyaratan Bahan


Kloset jongkok merk. Ina atau yang setara
Kran Air merk. Ina atau yang setara
Floor drain merk. Ina atau yang setara
Semua material harus memenuhi ukuran standard dan mudah didapat di
pasaran, kecuali bila ditentukan lain.

24.3 Syarat Syarat Pelaksanaan


Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan
Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar
gambar yang ada dan kondisi lapangan.
Bila ada kekeliruan dalam hal apapun antara gambar dengan
spesifikasinya dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Direksi/Konsultan Pengawas.

PASAL 25 PENUTUP
24.1 Semua ketentuan yang belum tercantum di dalam persyaratan ini akan
dijelaskan kemudian.
24.2 Bahan-bahan yang dipergunakan harus berkualitas baik sesuai dengan
persyaratan.
24.3 Semua sisa-sisa bahan bangunan / alat-alat bantu harus dikeluarkan dari
kompleks / lokasi pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya
kontraktor.

Untuk perubahan spesifikasi dan bentuk maka harus di ajukan oleh kontraktor dalam bentuk
surat resmi kepada direksi pekerjaan. Dan apabila disetujui maka perubahan tersebut di
masukkan ke addendum pekerjaan.
Demikian persyaratan Teknis / Bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Spesifikasi Teknis MCK 18


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2017

Anda mungkin juga menyukai