Anda di halaman 1dari 3

ADHD/GAP. 01.

GANGGUAN AKTIVITAS DAN PERHATIAN (GAP)



= ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDERS (ADHD)

PENDAHULUAN
Adanya aktivitas kinetik dan pola tingkah laku berlebihan pada anak sering membuat
para orang tua/guru di sekolah agak kewalahan dalam pengasuhan sehari-hari. Seringkali
anak-anak yang mengalami gangguan ini dicap sebagai anak nakal yang suka mengganggu
teman2nya selama jam belajar di kelas, atau merusak mainannya sendiri maupun barang-
barang yang dipajang di rumah.

Menurut PPDGJ-III (Depkes RI/1993), gangguan perilaku dan emosional de- ngan onset
biasanya pada masa kanak dan remaja terdiri dari :
1. Gangguan Hiperkinetik (F.90.x)
2. Gangguan Tingkah laku (F.91.x

BATASAN
Gangguan aktivitas dan perhatian merupakan gangguan perilaku dengan gejala
utama berkurangnya perhatian disertai aktivitas berlebihan yang tidak sesuai dengan
taraf perkembangan anak dan timbul sebelum usia 7 tahun.

ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI


Penyebab pasti ADHD : BELUM DIKETAHUI. Namun terdapat beberapa faktor
penyebab, yakni :

1. Genetik ( kelambatan kematangan otak) :


ADHD lebih banyak pada keturunan pertama keluarga ADHD (5x lebih banyak).
2. Kerusakan otak minimal (minimal brain damage) :
- prenatal : gangguan peredaran darah, metabolik, toksik (keracunan logam berat)
- perinatal : trauma kelahiran
- postnatal : radang otak, rudapaksa kepala
3. Neuroanatomi :
Terdapat perkembangan abnormal pada daerah globus pallidus, nukleus kaudatus (basal
ganglia) dan korteks prefrontal ( berkembang lebih kecil dan aktivitas metabolik menurun
pada area-area tersebut).
4. Neurokimiawi :
Terdapat penurunan kadar Dopamin dan Noradrenalin di daerah nukleus kaudatus dan kor-
teks prefrontal sehingga fungsi pengaturan diri dan penyelesaian tugas terganggu.
ADHD/GAP. 02.

5. Psikososial :
Adanya depresi emosional pada anak ADHD yang berlangsung lama (mis. anak2 yang ber-
ada di yayasan sosial).

GEJALA KLINIS
Pada ADHD, kriteria umum mengenai gangguan hiperkinetik (F 90.x) telah terpenuhi, tetapi
kriteria untuk gangguan tingkah laku (F 91.x) tidak terpenuhi.

Ada 3 (tiga) gejala utama pada ADHD, yaitu :


a. tidak dapat memusatkan perhatian,
b. hiperaktivitas dan c. tingkah laku impulsif sebagai gejala penyerta
pada lebih dari satu situasi (mis. di rumah, di kelas dan di klinik).

PEMERIKSAAN KLINIS DAN DIAGNOSIS


Secara umum adalah :
1. Heteroanamnesis yang teliti pada orangtua mengenai riwayat psikososial dan tingkah laku
anak.
2. Laporan guru bagaimana anak menyelesaikan tugasnya saat berada di dalam kelas.
3. Tes Bender-Gestalt atau tes Frostig untuk mengetahui gangguan persepsi visuo-motorik.
4. Pemeriksaan neurologik untuk mengetahui adanya gangguan koordinasi motorik kasar dan
halus (soft neurological sign)
5. Pemeriksaan EEG, terutama diperlukan bila pada anamnesis didapatkan adanya riwayat
kejang (epilepsi)

Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinik yang memenuhi kriteria umum di atas ( lihat PP-
DGJ-III/1993).

DIAGNOSIS BANDING

1. Gangguan tingkah laku hiperkinetik ( GAP yang disertai gangguan tingkah laku)
2. Gangguan tingkah laku agresiftak berkelompok
3. Gangguan bipolar (dengan gejala manik)
4. Gangguan belajar (gangguan membaca, matematika, menulis)

PENYULIT : 1. Kegagalan sekolah


2. Gangguan tingkah laku
3. Gangguan kepribadian antisosial
ADHD/GAP. 03.

PENATALAKSANAAN

Pengobatan disesuaikan dengan : - etiologi


- keadaan dan usia anak

1. Terapi psikofarmaka, antara lain dengan pemberian :


a. Stimulansia ( Metilfenidad)
Sebaiknya diberikan pada anak usia >6 tahun, karena dapat menghambat
pertumbuhan.
b. Antidepresan gol.Trisiklik (Imipramine)
Jangan diberikan pada anak dengan kelainan jantung dan epilepsi.
c. Antihistamin (Difenhidramin, sebaiknya per-oral pada malam hari karena
mempunyai efek mengantuk).
Dapat digunakan untuk anak usia <6 tahun karena hamper tidak ada efek
samping.
d. Benzodiazepine (Diazepam)
Diberikan pada anak dengan kejang epilepsi.
e. Neroleptika
Diberikan terutama pada anak dengan GAP yang disertai gejala agresivitas.
Jangan diberikan pada usia <6 tahun karena adanya efek samping gejala
gejala ekstrapiramidal.

2. Psikoterapi suportif.

3. Terapi perilaku untuk modifikasi perilaku, diberikan pada anak usia >6 tahun

4. Bimbingan untuk orang tua

5. Bimbingan untuk Guru.

-=o0o=-

Anda mungkin juga menyukai