Kel 3
Kel 3
PENDAHULUAN
Asuhan Kebidanan | 1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pertumbuhan dari embrio sampai dengan fetal
2. Menjelaskan pembentukan dan fungsi amnion
3. Menjelaskan pertumbuhan, struktur fungsi dan sirkulasi plasenta
4. Menjelaskan sirkulasi fetal
5. Menjelaskan menentukan usia kehamilan
6. Menjelaskan menentuka periode kehamilan
Asuhan Kebidanan | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2 Pertumbuhan dari Embrio Sampai dengan Fetal
a) Embrio usia 2-4 minggu
Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik telur menjadi
satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.
Pembentukan system saraf pusat primitive
Pembentukan jantung dan mulai berdenyut
Pembentukan puncuk/tonjolan ekstremitas
Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke-20 dan hari
berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus
berkembangan di seluruh embrio dan plasenta.
Asuhan Kebidanan | 3
Gambar 2. Embrio 6 minggu
Asuhan Kebidanan | 5
f) Janin usia 24 minggu
Kerangka berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentukan tulang meningkat
Perkembangan pernapasan dimulai
Berat janin 0,7-0,8 kg
Asuhan Kebidanan | 6
h) Janin usia 32 minggu
Simpanan lemak cokelat berkembang dibawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi
setelah lahir
Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor
Bayi sudah tumbuh 38-43 cm
Asuhan Kebidanan | 7
2.2 Pembentukan dan Fungsi Amnion
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat penting untuk
diketahui. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan diagnosis kehamilan dan
kesejahteraan janin. Cairan yang bening agak kekuning-kuningan yang mengelilingi bayi yang
belum lahir(janin) selama kehamilan. Cairan ini terkandung dalam kantung ketuban. Didalam Rahim
bayi mengapung dalam cairan ketuban. Cairan ketuban meengelilingi dan mendukung bayi dalam
seluruh perkembangannya. Jumlah cairan ketuban terbesar adalah sekitar 34 minggu kehamilan.
Rongga yang diliputi selaput janin disebut rongga amnion didalam ruangan ini terdapat cairan
amnion (likuor amnii). Asal cairan amnion diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput
amnion/plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga
dikeluarkan ke dalam rongga amnion.
Asuhan Kebidanan | 8
Kandunngan cairan amnion yang berasal dari cairan paru-paru tidak terlalu banyak.
Sisanya merupakan cairan yang berasal dari permukaan fetal plasenta. Menurut Brnce
dan Wolf (1969), cara untuk memperkirakan bertambahnya cairan amnion pada rahim
janin ialah sebagai berikut:
1. Bertambahnya sekitar 10 ml hingga umur 8 minggu, dan 60 ml hingga usia janin
21 minggu
2. Jumlah cairan semakin berkurang dan hampir menetap pada usia 33 minnggu,
hingga dengan aterm, cairan amnion berjumlah sekitar 1000cc.
Jika jumlah cairan amnnion kurang dari 1000cc, maka hal tersebut disebut
oligohidramnion (kelebihan cairan ketuban). Sedangkan jumlah cairan diatas 2000cc,
maka disebut hidramnion (kelebihan cairan ketuban). Peristiwa hidramnion dapat terjadi
dalam waktu lama, bahkan bersifat menahun atau dapat terjadi secara mendadak dalam
waktu sekitar 14 hari. Komposisi yang terkandung dalam cairan amnion adalah sebagai
berikut:
Kandungan air sekitar 98%
Berat jenis air sekitar 1.007-1.008
Terdiri dari bagian padat dan protein sebagaimana yang disebutkan berikut ini:
Protein 2.5% sebagian besar berupa kandunngan albumin
Bagian yang padat terdiri dari:
Rambut lanugo
Verniks kaseosa
Sel epitel kulit yang lepas, dan/atau sel paru
Urin dari janin, yang ada kemungkinan mengandung sejumlah amoniak, kreatin
Elektrolit yang ada pada darah dan urin
Lesitin dan sfingonealin dalam komposisi L/S diatas 2, yang menunjukkan janin
aterm
Peredaran cairan amnion tergolong sangat lancar dengan volume 500cc/jam.
b) Fungsi Amnion
a. Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda luar uterus
b. Memungkinkan janin bergerak bebas
c. Menstabilkan suhu tubuh janin tetap hangat
Asuhan Kebidanan | 9
d. Menahan tekanan uterus
e. Sebagai pembersih jalan lahir
c) Struktur amion
a. Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1.500 cc
b. Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis
c. Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008
d. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumim, urea, asam urat, kreatinin, sel-
sel epitel, rambut lanugo, ferniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6%
gram/liter
d) Cara mengenali amnion
a. Dengan kertas lakmus
b. Makroskopik, berbau amis, adanya lanugo dan ferniks caseosa, serta bercampur
meconium
c. Mikroskopis, terdapat lanugo dan rambut
d. Laboratorium, kadar ureum rendah dibandingkan dengan air kemih (urine)
Asuhan Kebidanan | 10
berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural,
kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).Bagian yang berbatasan
dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm
ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14),
seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan
trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di
daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah
lainnya.
iii. Terbentuknya rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau
rongga korion (chorionic space)
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang
makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan
kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga
selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion
(chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan
sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok
sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi).
Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
iv. Terbentuknya tali pusat
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang
terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub
embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder
(secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel
sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang
dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan
pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi
suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi) .
Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga
jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya
Asuhan Kebidanan | 11
dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai
penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki
kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan
connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
v. Sirkulasi feto-maternal
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring
dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen
sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta
dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin
tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah
oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan
komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut
dinamakan sirkulasi feto-maternal.
vi. Plasenta dewasa
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai
pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa /
lengkap yang normal :
1. Bentuk bundar / oval,
2. Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm,
3. Berat rata-rata 500-600 g,
4. Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah /
sentralis, di samping/ lateralis, atau di ujung tepi / marginalis,
5. Di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput
tipis desidua basalis,
6. Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju
tali pusat. Korion diliputi oleh amnion,
7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat
sampai 600-700 cc/menit (aterm).
Asuhan Kebidanan | 12
b) Struktur Fungsi Plasenta
1. Struktur Plasenta
a. Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20cm dan tebal 2-2,5
cm
b. Berat rata-rata 500gram
c. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas
kearah fundus
d. Terdiri atas dari dua bagian, yaitu sebagai berikut:
Pars maternal: bagian plasenta yang menempel pada desidua. Terdapat
kotiledon (rata-rata 20 kotiledon)
Dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin
Pars fetal: terdapat tali pusat (insersio, penanaman tali pusat).
1) Insersio sentralis, penanaman tali pusat di tengah plasenta
2) Insersio marginalis, penanaman tali pusat dipinggir plasenta
3) Isersio velamentosa, penanaman tali pusat diselaput janin/ selaput amnion
2. Fungsi Plasenta
a. Memberi makan kepada janin
b. Eksresi hormone
c. Respirasi janin, tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
d. Membentuk hormone estrogen
e. Menyalurkan berbagai antibody dari ibu
Asuhan Kebidanan | 13
f. Sebagai barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya
mikroorganisme/kuman
c) Sirkulasi Plasenta
a. Darah ibu yang berasal dari spiral arteri disemprotkan dengan tekanan sistol 70-
80mmHg seperti air mancur kedalam ruang intervillair sampai mencapai chorionic
plate, pangkal dari kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua vili korialis dan
kembali perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg vena-vena di desidua
b. Pada saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin, dengan tujuan membuang CO2
dan meningkat O2
Plasenta > Vena Umbikalis > Duktus Venorus > Vena Kava Inferior > Atrium Dextra
(foramen ovale) > Ventrikel Dextr a > Arteri Pulmonalis > Kapiler Alveolus > Vena
Pulmonalis > Atrium Sinistra > Ventrikel Sinistra > Duktus Arteriosus > Aorta > Arteri
Umbikalis > Plasenta
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui
vena umbilikalis masuk kedalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus
venosus arantii akan mengalir ke vena cava inferior pula.
Asuhan Kebidanan | 14
Di dalam atrium kanan sebagian darah ini akan mengalir secara fisiologis ke atrium kiri
melalu foramen ovale yang berada di antara kedua atrium ini. Selanjutnya darah mengalir
dari atrium kiri ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta. Hanya sebagian
kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikael kanan secara bersama-sama dengan
darah yang berasal dari vena cava superior.
Oleh karena tekanan dari paru-paru belum berkembang maka sebagian besar darah dari
ventrikel kanan yang seharusnya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru-paru akan
mengalir ke duktus Bottali sebelum mencapai aorta. Sebagian kecil ke paru-paru dan
selanjutnya ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Darah dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigen pada
sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa
pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.
Sirkulasi ini berjalan selama janin masih berada di dalam kandungan. Begitu janin dilahirkan,
segera bayi akan mengisap udara dan menangis dengan kuat. Dengan demikian paru-paru
akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan seoalah-olah darah akan
terisap oleh paru-paru. Dengan demikian duktus Bottali tidak akan berfungsi lagi. Demikian
pula karena tekanan atrium meningkat, maka foramen ovale akan menutup dan tidak
berfungsi lagi.
Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii
akan mengalami obliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, kebutuhan oksigen akan
dipenuhi oleh udara yang diisapnya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang
dicerna melalui proses pencernaan.
Menentukan usia kehamilan merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan
oleh bidan. Hal tersebut dapat berguna dalam penegakan diagnosis kehamilan.
Implementasinya adalah ketika menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ) kemudian
disesuiakan dengan usia kehamilan, lalu dianalisis apakah ada ketidaksesuaian atau tidak.
Hasilnya dijadikan acuan dalam pemberian asuhan.
Asuhan Kebidanan | 15
Ada dua cara yang dapat dilakukan guna menentukan usia kehamilan, yaitu sebagai
berikut:
a. Menggunakan suatu alat khusus (skala yang sudah disesuaikan)
Tentukan terlebih dahulu Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Lihat dalam skala, akan terlihat usia kehamilan sekaligus HPL-nya
Asuhan Kebidanan | 16
4) Dijumlahkan menjadi 21 minggu + 15 hari atau 23 minggu + 1 hari
Asuhan Kebidanan | 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bayi dalam kandungan membutuhkan makanan dan nutrisi yang cukup dalam masa
tumbuh kembangnya. Plasenta merupakan alat yang sangat penting bagi janin, karena
plasenta merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya, melalui plasenta bayi
bias mendapatkan makanan, nutrisi serta alat untuk melakukan pernafasan. Plasenta dari hari
kehari semakin membesar seiring membesarnya janin dalam rahim.
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke
arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih
luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Tahap Pembentukan plasenta yaitu
dimulai dari, Stadium berongga (lacunar stage), Terbentuknya rongga selom ekstraembrional
(extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space), Terbentuknya tali
pusat, Sirkulasi feto-maternal, Plasenta dewasa. Placenta juga mempunyai berbagai fungsi,
diantaranya sebagai Organ respirasi, Organ transfer nutrisi dan ekskresi, Organ untuk sintesa
hormone.
3.2 Saran
Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim,
oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang
sedang mengandung. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan
janin dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang
pada plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari buruknya pasokan
makanan yang dikonsumsi ibu. Oleh sebab itu perlu bagi ibu yang sedang mengandung untuk
mengetahui proses pertumbuhan plasenta, organ yang merupakan hubungan pengikat antara
ibu dan bayi.
Asuhan Kebidanan | 18
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan Kebidanan | 19