Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan kesehatan ibu dan janin termasuk salah satu dari 10 prestasi kesehatan
masyarakat terbesar di Amerika Serikat antara tahun 1990 sampai 1999. Hampir 1 dari 100
wanita yang melahirkan di negara ini meninggal akibat penyulit terkait-kehamilan, dan
hampir 1 dari 10 bayi sebelum usia 1 tahun ( centers for disease control, 1999).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada makhluk hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan menyangkut semua aspek kemajuan yang dicapai sejak
dalam kandungan hingga dewasa ( Aritonang, 1996).
Moralitas dan mordibitas pada wanita hamil dan ibu bersalin adalah masalah terbesar
dinegara berkambang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas
wanita muda pada masa puncak produktivitas.
Oleh sebab itu, bidan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Selain itu sebagai mahasiswa kebidanan
diharapkan mampu mengetahui apa bagaimana proses terjadi kehamilan serta perkembangan
embrio. Pengetahuan akan perkembangan embrio sangat penting karena hal itu yang
menjadi dasar dari pemberian pelayanan. Maka dari itu pengertian akan mempermudahkan
bagi bidan untuk memberikan konsultasi dan pendidikan pada wanita dan keluarga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pertumbuhan dari embrio sampai dengan fetal ?
2. Bagaimana pembentukan dan fungsi amnion ?
3. Bagaimana pertumbuhan, struktur fungsi dan sirkulasi plasenta ?
4. Bagaimana sirkulasi fetal ?
5. Bagaimana menentukan usia kehamilan ?
6. Bagaimana menentuka periode kehamilan ?

Asuhan Kebidanan | 1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pertumbuhan dari embrio sampai dengan fetal
2. Menjelaskan pembentukan dan fungsi amnion
3. Menjelaskan pertumbuhan, struktur fungsi dan sirkulasi plasenta
4. Menjelaskan sirkulasi fetal
5. Menjelaskan menentukan usia kehamilan
6. Menjelaskan menentuka periode kehamilan

Asuhan Kebidanan | 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1
2.2 Pertumbuhan dari Embrio Sampai dengan Fetal
a) Embrio usia 2-4 minggu
Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik telur menjadi
satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.
Pembentukan system saraf pusat primitive
Pembentukan jantung dan mulai berdenyut
Pembentukan puncuk/tonjolan ekstremitas
Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke-20 dan hari
berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus
berkembangan di seluruh embrio dan plasenta.

Gambar 1. Embrio usia 4 minggu

b) Embrio usia 4-6 minggu


Sudah terbentuk bakal organ-organ
Jantung sudah berdenyut
Pergerakan sudah nampak dalam pemeriksaan USG
Panjang embrio 0,64 cm

Asuhan Kebidanan | 3
Gambar 2. Embrio 6 minggu

c) Embrio usia 8 minggu


Pembentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti mulut, mata
dan kaki
Pembentukan usus
Pembentukan genitalia dan anus
Jantung sudah mulai memompa darah

Gambar 3. Embrio 8 minggu


d) Embrio usia 12 minggu
Embrio berubah menjadi janin
Usus lengkap
Asuhan Kebidanan | 4
Genitalia dan anus sudah terbentuk
Menggerakkan anggota badan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi, dan mulut
membuka
BB 15-30 gram

Gambar 4. Embrio 12 Minggu


e) Embrio usia 16 minggu
Gerakan fetal pertama (quickening)
Sudah mulai ada meconium dan verniks caseosa
System musculoskeletal sudah matang
System saraf mulai melaksanakan control
Pembuluh darah berkembang dengan cepat
Tangan janin dapat menggenggam
Kaki menendang dengan aktif
Semua organ mulai matang dan tumbuh
Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan Doppler
Berat janin 0,2kg

Gambar 5. Embrio 16 minggu

Asuhan Kebidanan | 5
f) Janin usia 24 minggu
Kerangka berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentukan tulang meningkat
Perkembangan pernapasan dimulai
Berat janin 0,7-0,8 kg

Gambar 6. Embrio usia 24 minggu

g) Janin usia 28 minggu


Janin dapat bernapas menelan, dan mengatur suhu
Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru
Mata mulai membuka dan menutup
Ukuran janin 2/3 saat lahir

Gambar 7. Embrio 28 minggu

Asuhan Kebidanan | 6
h) Janin usia 32 minggu
Simpanan lemak cokelat berkembang dibawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi
setelah lahir
Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor
Bayi sudah tumbuh 38-43 cm

Gambar 8. Embrio 32 minggu

i) Janin usia 36 minggu


Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan memutar
banyak
Antibody ibu ditrasfer ke janin, yang akan memberikan kekebalan selama 6 bulan
pertama sampai system kekebalan bayi bekerja sendiri

Gambar 9. Embrio 36 minggu

Asuhan Kebidanan | 7
2.2 Pembentukan dan Fungsi Amnion
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat penting untuk
diketahui. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan diagnosis kehamilan dan
kesejahteraan janin. Cairan yang bening agak kekuning-kuningan yang mengelilingi bayi yang
belum lahir(janin) selama kehamilan. Cairan ini terkandung dalam kantung ketuban. Didalam Rahim
bayi mengapung dalam cairan ketuban. Cairan ketuban meengelilingi dan mendukung bayi dalam
seluruh perkembangannya. Jumlah cairan ketuban terbesar adalah sekitar 34 minggu kehamilan.

Rongga yang diliputi selaput janin disebut rongga amnion didalam ruangan ini terdapat cairan
amnion (likuor amnii). Asal cairan amnion diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput
amnion/plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga
dikeluarkan ke dalam rongga amnion.

Beberapa aspek penting yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.


a) Pembentukan amnion
Permulaan amnion ialah berasal dari ultrafiltrasi plasma maternal setelah minggu ke
dua, cairan amnion berasal dari cairan ekstraseluler kulit janin. Atau cairan amnion
tersebut diproduksi oleh sel-sel trofoblas, cairan amnion tersebut diproduksi oleh sel-sel
trofoblas, sel-sel darah sang ibu yang kemudian akan bertambah dengan adanya produksi
cairan janin, yaitu air seni dari janin itu sendiri.
Pada usia kehamilan minggu ke-12, ginjal janin mulai memproduksi urin, jadi janin
mulai minum cairan ketuban dan mengeluarkan kembali dalam bentuk air seni. Dalam
minggu ke-20, kulit janin tertutup oleh lapisan tanduk sehingga cairan amnion terutama
berasal dari urin janin.
Sel trofoblas ialah sel telur yang terletak dibagian luar dan tidak berkembang menjadi
janin. Karena saat pembuahan, hanya satu sel telur saja yang akan menjadi janin, yang
lainnya menjadi sel trofoblas.
Sel trofoblas inilah yang kelak akan berkembang menjadi plasenta. Diperkirakan
bahwa urin janin terbentuk sebanyak 7-12mL/hari. Oleh karena itu, cairan amnion dapat
dikatakan mengandung beberapa zat yang terdiri dari:
Urea, keratinin, asam urat
Verniks kaseosa, rambut lanugo
Sel eksresi lepas dan beberapa sekresi lainnya

Asuhan Kebidanan | 8
Kandunngan cairan amnion yang berasal dari cairan paru-paru tidak terlalu banyak.
Sisanya merupakan cairan yang berasal dari permukaan fetal plasenta. Menurut Brnce
dan Wolf (1969), cara untuk memperkirakan bertambahnya cairan amnion pada rahim
janin ialah sebagai berikut:
1. Bertambahnya sekitar 10 ml hingga umur 8 minggu, dan 60 ml hingga usia janin
21 minggu
2. Jumlah cairan semakin berkurang dan hampir menetap pada usia 33 minnggu,
hingga dengan aterm, cairan amnion berjumlah sekitar 1000cc.
Jika jumlah cairan amnnion kurang dari 1000cc, maka hal tersebut disebut
oligohidramnion (kelebihan cairan ketuban). Sedangkan jumlah cairan diatas 2000cc,
maka disebut hidramnion (kelebihan cairan ketuban). Peristiwa hidramnion dapat terjadi
dalam waktu lama, bahkan bersifat menahun atau dapat terjadi secara mendadak dalam
waktu sekitar 14 hari. Komposisi yang terkandung dalam cairan amnion adalah sebagai
berikut:
Kandungan air sekitar 98%
Berat jenis air sekitar 1.007-1.008
Terdiri dari bagian padat dan protein sebagaimana yang disebutkan berikut ini:
Protein 2.5% sebagian besar berupa kandunngan albumin
Bagian yang padat terdiri dari:
Rambut lanugo
Verniks kaseosa
Sel epitel kulit yang lepas, dan/atau sel paru
Urin dari janin, yang ada kemungkinan mengandung sejumlah amoniak, kreatin
Elektrolit yang ada pada darah dan urin
Lesitin dan sfingonealin dalam komposisi L/S diatas 2, yang menunjukkan janin
aterm
Peredaran cairan amnion tergolong sangat lancar dengan volume 500cc/jam.
b) Fungsi Amnion
a. Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda luar uterus
b. Memungkinkan janin bergerak bebas
c. Menstabilkan suhu tubuh janin tetap hangat

Asuhan Kebidanan | 9
d. Menahan tekanan uterus
e. Sebagai pembersih jalan lahir
c) Struktur amion
a. Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1.500 cc
b. Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis
c. Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008
d. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumim, urea, asam urat, kreatinin, sel-
sel epitel, rambut lanugo, ferniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6%
gram/liter
d) Cara mengenali amnion
a. Dengan kertas lakmus
b. Makroskopik, berbau amis, adanya lanugo dan ferniks caseosa, serta bercampur
meconium
c. Mikroskopis, terdapat lanugo dan rambut
d. Laboratorium, kadar ureum rendah dibandingkan dengan air kemih (urine)

2.3 Pertumbuhan, Struktur Fungsi dan Sirkulasi Plasenta


a) Pertumbuhan Plasenta
i. Stadium berongga (lacunar stage)
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh
menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan
sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.
ii. Sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian
terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium
(sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid.
Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem
sirkulasi feto-maternal.
Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk
sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan
penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang

Asuhan Kebidanan | 10
berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural,
kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).Bagian yang berbatasan
dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm
ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14),
seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan
trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di
daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah
lainnya.
iii. Terbentuknya rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau
rongga korion (chorionic space)
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang
makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan
kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga
selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion
(chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan
sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok
sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi).
Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
iv. Terbentuknya tali pusat
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang
terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub
embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder
(secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel
sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang
dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan
pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi
suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi) .
Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga
jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya

Asuhan Kebidanan | 11
dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai
penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki
kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan
connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
v. Sirkulasi feto-maternal
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring
dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen
sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta
dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin
tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah
oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan
komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut
dinamakan sirkulasi feto-maternal.
vi. Plasenta dewasa
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai
pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa /
lengkap yang normal :
1. Bentuk bundar / oval,
2. Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm,
3. Berat rata-rata 500-600 g,
4. Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah /
sentralis, di samping/ lateralis, atau di ujung tepi / marginalis,
5. Di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput
tipis desidua basalis,
6. Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju
tali pusat. Korion diliputi oleh amnion,
7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat
sampai 600-700 cc/menit (aterm).

Asuhan Kebidanan | 12
b) Struktur Fungsi Plasenta
1. Struktur Plasenta
a. Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20cm dan tebal 2-2,5
cm
b. Berat rata-rata 500gram
c. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas
kearah fundus
d. Terdiri atas dari dua bagian, yaitu sebagai berikut:
Pars maternal: bagian plasenta yang menempel pada desidua. Terdapat
kotiledon (rata-rata 20 kotiledon)
Dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin
Pars fetal: terdapat tali pusat (insersio, penanaman tali pusat).
1) Insersio sentralis, penanaman tali pusat di tengah plasenta
2) Insersio marginalis, penanaman tali pusat dipinggir plasenta
3) Isersio velamentosa, penanaman tali pusat diselaput janin/ selaput amnion

2. Fungsi Plasenta
a. Memberi makan kepada janin
b. Eksresi hormone
c. Respirasi janin, tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
d. Membentuk hormone estrogen
e. Menyalurkan berbagai antibody dari ibu

Asuhan Kebidanan | 13
f. Sebagai barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya
mikroorganisme/kuman

c) Sirkulasi Plasenta
a. Darah ibu yang berasal dari spiral arteri disemprotkan dengan tekanan sistol 70-
80mmHg seperti air mancur kedalam ruang intervillair sampai mencapai chorionic
plate, pangkal dari kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua vili korialis dan
kembali perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg vena-vena di desidua
b. Pada saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin, dengan tujuan membuang CO2
dan meningkat O2

2.4. Sirkulasi Darah Fetus

Gambar 10. Sirkulasi darah fetus

Plasenta > Vena Umbikalis > Duktus Venorus > Vena Kava Inferior > Atrium Dextra
(foramen ovale) > Ventrikel Dextr a > Arteri Pulmonalis > Kapiler Alveolus > Vena
Pulmonalis > Atrium Sinistra > Ventrikel Sinistra > Duktus Arteriosus > Aorta > Arteri
Umbikalis > Plasenta

Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui
vena umbilikalis masuk kedalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus
venosus arantii akan mengalir ke vena cava inferior pula.

Asuhan Kebidanan | 14
Di dalam atrium kanan sebagian darah ini akan mengalir secara fisiologis ke atrium kiri
melalu foramen ovale yang berada di antara kedua atrium ini. Selanjutnya darah mengalir
dari atrium kiri ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta. Hanya sebagian
kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikael kanan secara bersama-sama dengan
darah yang berasal dari vena cava superior.
Oleh karena tekanan dari paru-paru belum berkembang maka sebagian besar darah dari
ventrikel kanan yang seharusnya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru-paru akan
mengalir ke duktus Bottali sebelum mencapai aorta. Sebagian kecil ke paru-paru dan
selanjutnya ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Darah dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigen pada
sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa
pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.
Sirkulasi ini berjalan selama janin masih berada di dalam kandungan. Begitu janin dilahirkan,
segera bayi akan mengisap udara dan menangis dengan kuat. Dengan demikian paru-paru
akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan seoalah-olah darah akan
terisap oleh paru-paru. Dengan demikian duktus Bottali tidak akan berfungsi lagi. Demikian
pula karena tekanan atrium meningkat, maka foramen ovale akan menutup dan tidak
berfungsi lagi.
Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii
akan mengalami obliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, kebutuhan oksigen akan
dipenuhi oleh udara yang diisapnya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang
dicerna melalui proses pencernaan.

2.5. Menentukan Usia Kehamilan

Menentukan usia kehamilan merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan
oleh bidan. Hal tersebut dapat berguna dalam penegakan diagnosis kehamilan.
Implementasinya adalah ketika menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ) kemudian
disesuiakan dengan usia kehamilan, lalu dianalisis apakah ada ketidaksesuaian atau tidak.
Hasilnya dijadikan acuan dalam pemberian asuhan.

Asuhan Kebidanan | 15
Ada dua cara yang dapat dilakukan guna menentukan usia kehamilan, yaitu sebagai
berikut:
a. Menggunakan suatu alat khusus (skala yang sudah disesuaikan)
Tentukan terlebih dahulu Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Lihat dalam skala, akan terlihat usia kehamilan sekaligus HPL-nya

b. Menggunakan cara manual (menghitung)


Tentukan HPHT terlebih dahulu
Tentukan tanggal pemeriksaan hari ini
Buat daftar jumlah minggu dan kelebihan hari setiap bulan.
Sebagai contoh: bulan Desember berjumlah 31 hari, maka menjadi 4 minggu + 3
hari
Daftar jumlah minggu dan hari dibuat mulai dari sisa hari dalam bulan HPHT
sampai dengan jumlah minggu dan hari di bulan saat pasien melakukan
pemeriksaan.
Setelah daftar selaesai di buat, jumlahkan minggu dan hari nya, hasil akan di
konverensikan dalam jumlah minggu
Contoh kasus:
Pada tanggal 20 Maret 2009 Nyonya Ani datang ke Bidan Titin dengan keluhan
tidak menstruasi selama 6 bulan. Menstruasi terakhir tanggal 9 Oktober 2008.
Maka langkah penghitungan usia kehamilannya adalah sebagai berikut:
1) HPHT = 9 Oktober 2008
2) Tanggal periksa = 20 Maret 2009
3) Daftar jumlah minggu dari:
a) Oktober = sisa hari (31-9 = 22 atau 3 minggu = 1 hari)
b) November = 30 hari (4 minggu + 2 hari)
c) Desember = 31 hari (4 minggu + 3 hari)
d) Januari = 31 hari (4 minggu + 3 hari)
e) Februari = 28 hari (4 minggu)
f) Maret = sampai dengan tanggal periksa 20 hari (2 minggu + 6
hari)

Asuhan Kebidanan | 16
4) Dijumlahkan menjadi 21 minggu + 15 hari atau 23 minggu + 1 hari

2.6 Menentukan Periode Kehamilan


Ditinjau dari lamanya kehamilan, periode kehamilan dapat ditentukan dengan
membaginya dalam 3 bagian yaitu :
a. Kehamilan trimester I, antara 0-12 mg
Masa ini disebut juga masa organogenesis, dimana dimulainya perkembangan organ-
organ janin. Apabila terjadi cacat pada bayi nantinya, pada masa inilah penentuanyan.Jadi
pada masa ini ibu sangat membutuhkan cukup asupan nutrisi dan juga perlindungan dari
trauma. Pada masa ini uturus mengalami perkembangan pesat untuk mempersiapkan
plasenta dan pertumbuhan janin. Selain itu juga mengalami perubahan adaptasi dalam
psikologisnya. Dimana ibu ingin lebih diperhatikan. Emosi ibu labil. Ini akibat pengaruh
adaptasi tubuh terhadap kehamilannya.
b. Kehamilan trimester II, antara 12-28 mg
Di masa ini organorgan dalam tubuh janin sudah terbentuk tapi viabilitasnya masih
diragukan. Apabila janin lahir, belum bisa bertahan hidup dengan baik. Pada masa ini ibu
sudah merasa nyaman dan bisa beradaptasi dengan kehamilannya.
c. Kehamilan trimester III, antara 28-40 mg
Pada masa ini perkembangan kehamilan sangat pesat. Masa ini disebut masa
pematangan. Tubuh sudah siap untuk proses persalinan. Payudara sudah mengeluarkan
kolostrum. Pengeluaran hormon estrogen dan progesteron sudah mulai berkurang.
Terkadang akan timbul kontraksi / his pada uterus. Janin yang akan lahir dalam masa ini
telah dapat hidup / viable.

Asuhan Kebidanan | 17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bayi dalam kandungan membutuhkan makanan dan nutrisi yang cukup dalam masa
tumbuh kembangnya. Plasenta merupakan alat yang sangat penting bagi janin, karena
plasenta merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya, melalui plasenta bayi
bias mendapatkan makanan, nutrisi serta alat untuk melakukan pernafasan. Plasenta dari hari
kehari semakin membesar seiring membesarnya janin dalam rahim.
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke
arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih
luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Tahap Pembentukan plasenta yaitu
dimulai dari, Stadium berongga (lacunar stage), Terbentuknya rongga selom ekstraembrional
(extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space), Terbentuknya tali
pusat, Sirkulasi feto-maternal, Plasenta dewasa. Placenta juga mempunyai berbagai fungsi,
diantaranya sebagai Organ respirasi, Organ transfer nutrisi dan ekskresi, Organ untuk sintesa
hormone.

3.2 Saran
Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim,
oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang
sedang mengandung. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan
janin dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang
pada plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari buruknya pasokan
makanan yang dikonsumsi ibu. Oleh sebab itu perlu bagi ibu yang sedang mengandung untuk
mengetahui proses pertumbuhan plasenta, organ yang merupakan hubungan pengikat antara
ibu dan bayi.

Asuhan Kebidanan | 18
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gary, M.D. 1995. Obstetri Williams E/18. Jakarta: EGC.


Heller, Luz. 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obatetri. Jakarta: EGC.
Http:// www.academia.edu
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan: Kehamilan. Yogyakarta : C.V Andi
Offiset.
Prawiroharjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sulistiawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika.
http://www.anneahira.com/air-ketuban.htm

Asuhan Kebidanan | 19

Anda mungkin juga menyukai