TINJAUAN PUSTAKA
6
Metode paritan di gunakan dalam perencaaan penambangan ini karena
areal penambangan batubara tersebut adalah areal penambangan terbuka
dengan menggunakan metode strip mine.
Dalam metode paritan hal-hal yang musti di perhatikan adalah peta
topografi serta peta daerah aliran sungai wilayah kerja Site 1, debit air
limpasan yang di dapat dari perhitungan curah hujan, data tata guna lahan dan
geometrik saluran penampang yang menggunakan rumus manning untuk
menentukan saluran penampang yang di inginkan. Data-data tersebut
kemudian akan di olah dalam rumus rumus perhitungan sebagai berikut :
2 1
= 3 2 Q = debit aliran (m3/dt)
7
A = Luas (lihat tabel 3. data tata guna lahan)
(3/ ) ( / ) Keterangan
8
25 40 10 -0.75 1:2
= ()
40 80 12 -0.80 1:2
=
+
dimana :
A = Luas penampang basah
m = kemiringan talud
n = perbandingan b/h
=
+
9
Nilai b bulatkan ke 5 cm terdekat
10
=
dimana :
V = kecepatan aliran rencana (m/s)
K = Koefisien Strickler
R = Jari-jari hidrolik (m)
11
1. Travelling Sump (balong front), sump ini di buat pada daerah front
tambang, baik secara terencana yang di gambarkan pada peta jangka
pendek atau tidak terencana sebelumnya.
2. Sump Jenjang atau sump transit, sump ini dibuat secara terencana
dalam pemilihan lokasi maupun volumenya.
Main Sump (balong induk), sump ini di buat sebagai penampungan air
terakhir dan dapat di gunakan sebagai cadangan air. Merencanakan kolam
terbuka yang sesuai dengan areal penambangan site 1, maka data data
yang di perlukan adalah peta topografi, peta daerah aliran sungai,
perhitungan debit air limpasan, penentuan catchment area (daerah tangkapan
hujan) serta waktu konsentrasi.
Catchment area adalah suatu areal atau daerah tangkapan hujan dimana
batas wilayah tangkapannya di tentukan dari titik titik elevasi tertinggi
sehingga akhirnya merupakan suatu poligon tertutup yang mana polanya
disesuaikan dengan kondisi topografi, dengan mengikuti kecenderungan
arah gerak air. Sedangkan untuk waktu konsentrasi adalah waktu yang di
perlukan hujan untuk mengalir dari titik terjauh ke tempat penyaliran, rumus
yang digunakan adalah rumus Kirpich, yaitu :
,
= (, )
Keterangan :
tc = waktu terkumpulnya air (menit)
L = jarak terjauh sampai titik pengaliran (meter)
H = beda ketinggian dari titik terjauh sampai ke tempat
berkumpulnya air (meter).
Setelah menghitung waktu konsentrasi maka untuk merencanakan
kolam hal yang di lakukan selanjutnya adalah menghitung kapasitas
tampung, yang di tampilkan dengan persamaan kontinuitas sebagai berikut :
=
12
Dimana, Q adalah Debit Air Limpasan (m3/detik), adalah volume
tampung Air (m3) dan tc adalah waktu konsentrasi (detik)
13