Anda di halaman 1dari 2

Informasi spesifikasi listrik dari mesin las busur

kawatlas.jayamanunggal.com /informasi-spesifikasi-listrik-dari-mesin-las-busur/

Pada mesin las terdapat plat nama di depan panel yang menyatakan properti listrik dari mesin las busur.
Contohnya pada tabel di bawah ini yang memperlihatkan plat nama sebuah mesin las busur AC.

a Tipe AW300

b Tegangan input terukur 200 V

c Frekuensi terukur 50 Hz

d Siklus kerja terukur 40persen

e Arus output 300 A

f Tegangan beban terukur 35 V

g Daya input terukur 24 kVA 13 kW

h Tegangan tanpa beban maksimum 80 V

i Kenaikan suhu 160 C

(a) Tipe. Untuk AW menunjukkan standar tipe mesin las busur AC dan untuk angka 300 menunjukkan besarnya
arus output dari mesin las, yang artinya maksimum arus las yang dapat digunakan adalah 300 A. Jika mesin las
busur AC tipe kecil, maka diindikasikan dengan AWL yang berarti tipe siklus kerja rendah dari besarnya arus output.

(b) Tegangan input terukur. Sumber tegangan yang dihubungkan ke sisi input dari mesin las adalah 200V. Jika
tegangan diatas nilai tersebut maka mengurangi umur dan fungsi dari transformer dan bagian-bagian listrik yang
lain pada mesin, sementara tegangan input dibawah 200V akan mengurangi arus output dan dapat menyebabkan
mesin las menjadi tidak berfungsi. Tegangan 200 20V dapat ditoleransikan untuk mesin las normal. Jumlah fase
bisa satu atau tiga fase. Mesin las busur AC secara normal menggunakan arus fase tunggal 200V. Mesin las busur
tiga fase tidak dapat dioperasikan dengan input fase tunggal.

(c) Frekuensi terukur. Dalam penggunaan umum mesin las busur AC harus dioperasikan pada frekwensi yang
spesifik.

(i) Misalnya jika mesin las busur AC dengan inputnya adalah 60Hz digunakan pada daerah 50Hz, arus output
meningkat sebesar 1,2 kali, kenaikan rapat fluks magnetik pada inti besi dari transformer dan kenaikan arus yang
sangat tinggi jika magnet telah menjadi penuh. Hal ini mengakibatkan mendorong suhu dari isolasi material dalam
mesin las melebihi batas toleransi, membakar kumparan primer dari transformer. Sebuah mesin 60Hz tidak dapat
dioperasikan pada daerah 50Hz.
(ii) Misalnya jika mesin las busur AC dengan input 50Hz digunakan pada wilayah 60Hz, arus outputnya berkurang
20 persen. Walaupun dengan kondenser dimasukkan pada model faktor daya tinggi, 20 persen kelebihan arus
mengalir kedalam lilitan dan menaikkan tegangan dari kondenser pada mesin, jadi lilitan akan terbakar. Tetapi
mesin las busur DC (model thyristor dan inverter) dapat dioperasikan pada kedua frekwensi tersebut (50 atau 60
Hz).

(d) Siklus kerja terukur. Untuk siklus kerja terukur adalah rasio perbandingan dari waktu penyalaan dengan total
waktu pengoperasian. Pada umunya, hal ini dinyatakan dengan rasio waktu selama nilai arus output dapat
digunakan pada periode 10 menit. Jadi, nilai siklus kerja 40persen artinya pengoperasian selama 4 menit pada
1/2
besarnya arus output dan berhenti 6 menit. Hal ini memerlukan kenaikan suhu pada transformer didalam mesin las
dan harus dipertimbangkan. Kenaikan suhu dari kumparan transformer dan komponen lainnya dalam mesin las
masih dalam toleransi (16 derajat C), jika mesin las dioperasikan pada nilai siklus kerja dan nilai arus output.

(i) Toleransi siklus kerja. Secara umum, mesin las dioperasikan dibawah nilai arus output. Dalam sebuah kasus,
mesin dapat digunakan dengan siklus kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilainya, yang disebut Siklus
kerja yang dapat ditoleransi, yang mana diberikan dengan rumus berikut : Jika mesin las dengan arus output 350A
dan siklus kerja 50persen digunakan dengan siklus kerja 90persen pada aktual operasinya, arus output sesuai
dengan titik A pada Gambar II.39 adalah sekitar 75persen. Jadi jika mesin digunakan pada 75persen dari arus
output, siklus kerja-nya tetap 90persen. Hal ini dapat diterima.
(ii) Arus las yang dapat digunakan terus menerus Disebut arus yang dapat dipakai dengan siklus kerja 100persen
dapat diberikan dengan rumus sebagai berikut : Dalam kasus ini arus yang dapat dipakai adalah 189A. Walaupun
dengan mesin las busur DC seperti mesin las semi otomatis, arus tidak dapat dinaikkan lebih dari arus outputnya
meski untuk periode pendek, seperti mesin yang mempunyai kapasitas termal kecil, misalnya thyristor dan diode.

(e) Arus output. Arus output adalah nilai arus output untuk menunjukkan kapasitas dari mesin las. Arus output
300A ini adalah arus output maksimum yang dapat digunakan pada nilai tegangan input, frekwensi dan tegangan
beban yang ada.

(f) Tegangan beban terukur. Tegangan beban ukur untuk menunjukkan tegangan busur antar terminal output dari
mesin las ketika nilai arus output dipakai. Dengan kata lain tegangan busur 35V jika busur tetap dinyalakan dengan
300A.

(g) Daya input terukur. Daya input ini maksutnya input primer dari mesin las yang digunakan dengan besarnya
arus outputnya. Dengan dua cara untuk mesin las busur AC. Satu 24kVA disebut daya listrik nyata yang disuplai ke
mesin las, sementara yang lainnya adalah 13 kW adalah daya listrik sebenarnya yang dikonsumsi oleh mesin daya
listrik efektif. Menurut arus yang mengalir dalam kabel yang dihubungkan ke sisi input mesin las dihitung sesuai
dengan ukuran kabel yang dihubungkan ke sisi input yang ditetapkan.

(h) Tegangan tanpa beban maksimum. Maksutnya adalah tegangan dari terminal antar output sebelum
penyalaan busur, jika tegangan input digunakan ke mesin las. Tegangan ini diperlukan untuk penyalaan, menjaga
busur, dan menstabilkan. Dengan nilai yang lebih besar menjadikan busur lebih stabil, tetapi resiko listrik kejut lebih
besar dan input daya lebih besar (kVA), dan mengharuskan kapasitas transformer lebih besar untuk mesin las. Hal
ini tidak perlu. Daya input dapat secara kasar diestimasikan dari nilai ini dan arus output.

(i) Kenaikan suhu. Selama operasi, suhu inti besi dan gulungan dalam mesin las naik. Suhu ini dimana isolasi
material yang digunakan pada mesin las diutamakan meskipun informasi listrik digaris bawahi lebih dahulu,
beberapa hal yang terkait tercantum di sini.

2/2

Anda mungkin juga menyukai