MULTIFUNGSI
Disusun oleh:
Daftar Isi................................................................................................................... i
Daftar Gambar ......................................................................................................... ii
A. Judul ............................................................................................................. 1
B. Latar Belakang ............................................................................................. 1
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
D. Batasan Masalah........................................................................................... 3
E. Tujuan .......................................................................................................... 4
F. Manfaat ........................................................................................................ 5
G. Alur Perancangan dan Pembuatan Prototype.............................................. 6
H. Sistematika Penulisan .................................................................................. 9
I. Agenda Kegiatan ........................................................................................ 10
J. Daftar Pustaka ............................................................................................ 11
Lampiran-Lampiran .............................................................................................. 12
Lampiran 1. Draft Rancangan .......................................................................... 13
i
Daftar Gambar
ii
1
A. Judul
Rancang Bangun Prototype Mesin Amplas Sistem Sabuk Multifungsi.
B. Latar Belakang
Industri rumahan pembuat senapan angin di daerah Cipacing, Bandung,
Jawa Barat merupakan industri pembuat senapan yang cukup terkenal. Kualitas
senapan yang diproduksi tidak kalah dengan senapan yang biasa dibuat di luar
negeri walaupun masih sebatas meniru seperti senapan BSA merek Diana atau
jenis senapan pompa merek Benyamin. Menurut salah seorang pengrajin,
sekaligus Ketua Koperasi Bina Bhakti Senapan Angin, masyarakat cipacing sudah
membuat senapan angin sejak tahun 1964. Bermula dari keterampilan mereparasi
senapan, masyarakat akhirnya tertarik membuat sendiri senapan angin kaliber 4,5.
Jumlah pengrajinnya ditaksir mencapai lebih dari 300 pengrajin. Selang dua
tahun, produksi senapan daerah Cipacing sudah berkembang sangat cepat.
Wilayah pemasaran yang semula hanya seputar Jawa Barat, melebar ke seluruh
penjuru nusantara. Hal ini menyebabkan kemajuan perekonomian bagi
masyarakat Cipacing. (http://www.indosiar.com)
Gambar 1. Proses pengerjaan senapan yang sebagian besar menggunakan alat yang masih sederhana.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah yang ditekankan dalam perancangan dan pembuatan prototype mesin
amplas sabuk tesebut adalah Bagaimanakah rancang bangun prototype mesin
amplas sistem sabuk multifungsi?
3
D. Batasan Masalah
E. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penulisan proposal tugas akhir ini, adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan umum
F. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan proposal tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
H. Sistematika Penulisan
Penulisan disajikan dengan sistematis agar memudahkan dalam
pemahaman terhadap isi dari penulisan Tugas Akhir (TA) ini. Berikut sistematika
penulisan secara keseluruhan.
BAB I Pendahuluan
Bab ini mengemukakan tinjauan umum dan proses perancangan yang menjadi
permasalahan dasar prototype mesin amplas sistem sabuk multifungsi, berisikan
pengertian, prinsip kerja, komponen komponen yang digunakan, dan analisa
perhitungan yang digunakan.
BAB III Perhitungan dan Perancangan
I. Agenda Kegiatan
Bulan Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Studi Pendahuluan
a. Studi Observasi
b. Studi Literatur
c. Studi Pasar
d. Studi Wawancara
e. Penyusunan Proposal
a. Pembuatan Desain
Komponen
c. Perakitan
f. Implementasi Mesin
J. Daftar Pustaka
Anonim (2013). Kasus Cipacing, polisi awasi pengrajin senapan angin [Online].
Tersedia:http://article.wn.com/view/2012/06/11/Kasus_Cipacing_polisi_
awasi_pengrajin senapan angin [10 Juli 2014].
MISUMI Europa GmbH and MISUMI UK Ltd (2006). Catalogue Product. UK.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Draft Rancangan 13
Fungsi 1.
Ketika motor listrik dihidupkan
maka amplas akan berputar. Proses
pengelupasan/aus terhadap komponen
senapan angin yang hendak dikerjakan/
dihaluskan, seperti ditunjukan gambar
disamping tanda garis merah yang
ditunjukan dapat dikerjakan pada mesin
fungsi 1 ini karena peruntukannya
sebagai penghalus komponen-komponen
senapan yang berbentuk kotak.
Fungsi 2.
Prinsif kerjanya masih sama,
namun rancangan yang kedua ini
diperuntukan untuk komponen yang
hendak dikerjakan/dihaluskan tersebut
mempunyai bentuk seperti gambar di
atas yaitu busur luar yang relatif besar
seperti yang ditunjukan oleh garis
merah.
Fungsi 3.
Prinsif kerjanya masih sama, namun
rancangan yang ketiga ini diperuntukan
untuk komponen senapan yang
mempunyai radius kecil seperti yang
ditunjukan garis merah pada gambar
diatas.
14
Spesifikasi Mesin
Spesifikasi Rancangan:
1. Nama Mesin = Mesin Amplas Sistem Sabuk Multifungsi Tipe BG-M90
2. Sumber Penggerak/Daya = Elektro Motor 1 HP, 2800 RPM.
2. Nilai Kekasaran = N8
3. Kapasitas = Tiga Fungsi Mesin
Start
Perhitungan Rangka (
sambungan baut, las)
Finite element software pada software Inventor Pro 2014 Stress Analysis
adalah suatu software yang berbasiskan metode elemen hingga (MEH). MEH
adalah suatu metode analisa dengan cara membagi sistem yang dianalisa
menjadi elemen-elemen yang lebih kecil dengan bentuk yang sederhana
(Meshing), elemen-elemen tersebut terdiri dari beberapa nodal. Sehingga nodal
tersebut merupakan representasi dari jenis pembebanan dan analisa yang
diberikan pada sistem tersebut.
Prosedur Finite Element Analysis secara garis besar terdiri dari:
Preprocessor, meliputi pembuatan Area/Volume, penentuan jenis elemen
yang dipakai, spesifikasi material, meshing, dll.
Solution, meliputi penentuan kondisi batas (boundary), penempatan titik
tumpuan (restraint), jenis analisa, pemecahan masalah, dll.
General Postproc, merupakan fasilitas untuk melihat hasil dari simulasi
yang telah dilakukan biasanya pada software Inventor Pro 2014 biasa
disebut Report
Dalam analysis Struktur Mesin Amplas Sistem Sabuk Multifungsi Tipe BG-
M90 digunakan distribusi tegangan von Misses. Von Misses stress dalam
bidang material dan engineering sama dengan tensile stress, yang merupakan
besaran skalar yang dapat dihitung dari tensor stress (Wikipedia). Dalam
software paket von Misses stress merupakan tegangan efektif dimana material
dianggap sebagai ductile/liat.
Langkah simulasi pembebanan dengan menggunakan finite element software
dapat dilihat pada diagram alur simulasi seperti pada Gambar 3.2.
Start
Pemodelan
Pemilihan Material
Meshing
Analysis Type
Beban (Load)
Simulate
Tidak Tidak
Ya
End
Gambar 3.2. Diagram Alir Simulasi
Membuat Model Analisa Struktur (Prepocessor)
Gambar 3.3 Tampilan Layar Pembuka Software Autodesk Inventro Pro 2014
Gambar 3.4 Main Assy Mesin Amplas BG-M90
(a) (b)
Gambar 3.5 (a). Sub Assy 1, (b). Sub Assy 2 dari mesin amplas
Pada Design Objective memilih Single Point jika kita ingin menganalisis
desain yang sudah fix kita buat. Jika kita ingin mempertimbangkan berbagai
ukuran desain yang lain maka gunakan Parametric Dimension. Penulis memilih
Static Analysis yang digunakan untuk mengetahui regangan tegangan (stress),
regangan (strain), dan perpindahan (displacement) yang pada akhirnya bisa
didapatkan faktor keamanan (factor of safety) dari desain yang dibuat. Safety
Factor haruslah lebih dari satu. Desain gagal apabila Safety Factor lebih kecil
atau sama dengan satu.
Pemilihan Material
Pemilihan material yang akan digunakan adalah jenis material dari setiap
part yang akan dianalisis. Pada software Inventor Pro 2014 Stress Analysis
dapat dipilih jenis material yang telah tersedia ataupun material yang sudah
dipilih sebelumnya pada pemodelan part, pada software ini pemilihan material
dapat dipilih di Assign Material.
Untuk keperluan analisa perencanaan awal simulasi pada mesin amplas sistem
tipe BG-M90, terlebih menentukan variabel-variabel pengamplasan yaitu : Gaya
tekan (F), Putaran (n), waktu (t), dan Asumsi berat benda maksimum (W).
Untuk menghitung torsi yang terjadi pada elektro motor menggunakan rumus
sebagai berikut:
T = F.R ..?
Dimana:
= Wb + F
data awal dari perencanaan ini yaitu asusmsi berat benda maksimum seperti
ditunjukan pada tabel material untuk baja AISI 1050 ditunjukan pada Gambar
3.11, gaya tekanan takan diasumsikan sebesar 30 kg, dan diameter poros elektro
motor dipilih diameter 24 mm maka penyelesaiannya sebagai berikut agar
dihasilkan beban eksternal dari model mesin amplas tipe BG-M90.
Gambar 3.11. Material Properties dari asumsi berat benda maksimum.
= 608,3 N
T = F.R
= 608,3 N x 24mm
= 14599,2 N.mm
maka beban yang di terima oleh Sub Assy 2 ada dua jenis beban eksternal yaitu
beban akibat berat mesin itu sendiri dan momen puntir poros elektro motor, dan
penentuan titik dari setiap beban dapat dilihat pada Gambar 3.12. berikut.
(a)
(b)
Gambar 3.12. (a) pemberian beban akibat gravitasi, (b) pemberian beban akibat
momen puntir poros elektro motor pada sub assy 1
Pembentukan Jaring-Jaring Elemen dan Titik Nodal ( Meshing )
Proses ini dilakukan secara otomatis oleh komputer. Kualitas dan bentuk
elemen mesh disesuaikan sesuai dengan bentuk dari part itu sendiri biasanya
bentuk elemen linear tetrahedral yang umum digunakan pada analisis statik.
Proses meshing dapat ditunjukan seperti pada Gambar 3.13 berikut ini.
Gambar 3.13. Meshing Sub Assy 1 dari mesin amplas tipe BG-M90
Post Processing ( Report)
Report merupakan fasilitas untuk melihat hasil dari simulasi yang telah
dilakukan biasanya pada software Inventor Pro 2014 dan pada tahap ini
merupakan tahap akhir dari simulasi statik dengan komputer. Untuk
melakukan proses analisis statik diperlukan masukan (input) berupa model
yang telah dilakukan proses diskritisasi (meshing), identifikasi sambungan
(constraint), sifat-sifat mekanik material (material properties), tumpuan
(restraint) dan beban (load). Kemudian analisis statik akan menghasilkan
keluaran (output) berupa tegangan (stress), regangan (strain), perpindahan
(displacement) dan faktor keamanan (factor of safety). Sebelum model
menghasilkan report dilakukan terlebih dahulu compute result dengan
simulate seperti pada Gambar 3.14 berikut ini.
Gambar 3.15 hasil simulasi static sub assy 1 mesin amplas tipe BG-M90
a. Tegangan (Stress)
c. Perpindahan ( displacement )
Terdapat tiga perpindahan atau defleksi yaitu perpindahan sesuai arah
kordinat diantaranya x displacement, y displacement dan z displacement,
perpindahan maksimum yang terjadi pada sumbu x sebesar 0,001609 mm, dan
perpindahan minimum sebesar 0,000072mm, sedangkan perpindahan searah
sumbu y dengan nilai maksimum sebesar 0,01395mm dan nilai minimum sebesar
0,00016, dan z displacement memiliki nilai maksimum sebesar 0,007459mm dan
nilain minimum sebesar 0,001237mm. tiga perpindahan dapat dilihat seperti pada
Gambar 3.19 berikut ini.
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.19 (a) x displacement , (b) y displacement , (c) z displacement dari
model sub assy 1
d. Faktor Keamanan ( Safety of Factor )
Dengan tahapan yang sama dengan analisis model sub assy 1, model sub assy 2
dianalisis kekuatan struktrurnya, perbedaan yang mendasar dari analisis
sebelumnnya adalah mengenai pemberian beban, beban yang diterimanya sebesar
berat dari model sub assy 1 yaitu sekitar 67,4 kg atau 661,2 N seperti ditunjukan
pada Gambar 3.15 diatas. Dan pemodelan telah dilakukan sebelumnnya seperti
ditunjukan pada Gambar 3.21 berikut.
Hasil dari analisis statik meliputi tegangan, regangan, perpindahan dan faktor
keamanan dari suatu struktur mesin amplas tipe BG-M90. Dalam penulisan tugas
akhir ini akan disajikan hasil analisis statik oleh software Inventor Pro 2014 dari
suatu sub assy 2 mesin amplas tipe BG-M90 ini, seperti pada Gambar 3.22
berikut:
Gambar 3.22 hasil simulasi statik sub assy 2 mesin amplas tipe BG-M90
a. Tegangan (Stress)
Tegangan maksimum yang terjadi sebesar 46,408 MPa terdapat pada lubang
sambungan baut untuk mengikat sub assy 1 ke sub assy 2, tegangan ini masih
aman karena jauh dari tegangan yang diijinkan sebagai acuannya dapat dilihat
pada Gambar 3.24 berikut ini.
c. Perpindahan ( displacement )
Terdapat tiga perpindahan atau defleksi yaitu perpindahan sesuai arah
kordinat diantaranya x displacement, y displacement dan z displacement,
perpindahan maksimum yang terjadi pada sumbu x sebesar 0,002491 mm, dan
perpindahan minimum sebesar 0 mm, sedangkan perpindahan searah sumbu y
dengan nilai maksimum sebesar 0,001706mm dan nilai minimum sebesar 0 mm,
dan z displacement memiliki nilai maksimum sebesar 0,002175mm dan nilai
minimum sebesar 0,000003mm. tiga perpindahan dapat dilihat seperti pada
Gambar 3.26 berikut ini.
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.26 (a) x displacement , (b) y displacement , (c) z displacement dari
model sub assy 2
d. Faktor Keamanan ( Safety of Factor )
Finite element software pada software Inventor Pro 2014 Stress Analysis
adalah suatu software yang berbasiskan metode elemen hingga (MEH). MEH
adalah suatu metode analisa dengan cara membagi sistem yang dianalisa
menjadi elemen-elemen yang lebih kecil dengan bentuk yang sederhana
(Meshing), elemen-elemen tersebut terdiri dari beberapa nodal. Sehingga nodal
tersebut merupakan representasi dari jenis pembebanan dan analisa yang
diberikan pada sistem tersebut.
Prosedur Finite Element Analysis secara garis besar terdiri dari:
Preprocessor, meliputi pembuatan Area/Volume, penentuan jenis elemen
yang dipakai, spesifikasi material, meshing, dll.
Solution, meliputi penentuan kondisi batas (boundary), penempatan titik
tumpuan (restraint), jenis analisa, pemecahan masalah, dll.
General Postproc, merupakan fasilitas untuk melihat hasil dari simulasi
yang telah dilakukan biasanya pada software Inventor Pro 2014 biasa
disebut Report
Dalam analysis Struktur Mesin Amplas Sistem Sabuk Multifungsi Tipe BG-
M90 digunakan distribusi tegangan von Misses. Von Misses stress dalam
bidang material dan engineering sama dengan tensile stress, yang merupakan
besaran skalar yang dapat dihitung dari tensor stress (Wikipedia). Dalam
software paket von Misses stress merupakan tegangan efektif dimana material
dianggap sebagai ductile/liat.
Langkah simulasi pembebanan dengan menggunakan finite element software
dapat dilihat pada diagram alur simulasi seperti pada Gambar 3.2.
Start
Pemodelan
Pemilihan Material
Meshing
Analysis Type
Beban (Load)
Simulate
Tidak Tidak
Ya
End
Gambar 3.2. Diagram Alir Simulasi
Membuat Model Analisa Struktur (Prepocessor)
Gambar 3.3 Tampilan Layar Pembuka Software Autodesk Inventro Pro 2014
Gambar 3.4 Main Assy Mesin Amplas BG-M90
(a) (b)
Gambar 3.5 (a). Sub Assy 1, (b). Sub Assy 2 dari mesin amplas
Pada Design Objective memilih Single Point jika kita ingin menganalisis
desain yang sudah fix kita buat. Jika kita ingin mempertimbangkan berbagai
ukuran desain yang lain maka gunakan Parametric Dimension. Penulis memilih
Static Analysis yang digunakan untuk mengetahui regangan tegangan (stress),
regangan (strain), dan perpindahan (displacement) yang pada akhirnya bisa
didapatkan faktor keamanan (factor of safety) dari desain yang dibuat. Safety
Factor haruslah lebih dari satu. Desain gagal apabila Safety Factor lebih kecil
atau sama dengan satu.
Pemilihan Material
Pemilihan material yang akan digunakan adalah jenis material dari setiap
part yang akan dianalisis. Pada software Inventor Pro 2014 Stress Analysis
dapat dipilih jenis material yang telah tersedia ataupun material yang sudah
dipilih sebelumnya pada pemodelan part, pada software ini pemilihan material
dapat dipilih di Assign Material.
Untuk keperluan analisa perencanaan awal simulasi pada mesin amplas sistem
tipe BG-M90, terlebih menentukan variabel-variabel pengamplasan yaitu : Gaya
tekan (F), Putaran (n), waktu (t), dan Asumsi berat benda maksimum (W).
Untuk menghitung torsi yang terjadi pada elektro motor menggunakan rumus
sebagai berikut:
T = F.R ..?
Dimana:
= Wb + F
data awal dari perencanaan ini yaitu asusmsi berat benda maksimum seperti
ditunjukan pada tabel material untuk baja AISI 1050 ditunjukan pada Gambar
3.11, gaya tekanan takan diasumsikan sebesar 30 kg, dan diameter poros elektro
motor dipilih diameter 24 mm maka penyelesaiannya sebagai berikut agar
dihasilkan beban eksternal dari model mesin amplas tipe BG-M90.
Gambar 3.11. Material Properties dari asumsi berat benda maksimum.
= 608,3 N
T = F.R
= 608,3 N x 24mm
= 14599,2 N.mm
maka beban yang di terima oleh Sub Assy 2 ada dua jenis beban eksternal yaitu
beban akibat berat mesin itu sendiri dan momen puntir poros elektro motor, dan
penentuan titik dari setiap beban dapat dilihat pada Gambar 3.12. berikut.
(a)
(b)
Gambar 3.12. (a) pemberian beban akibat gravitasi, (b) pemberian beban akibat
momen puntir poros elektro motor pada sub assy 1
Pembentukan Jaring-Jaring Elemen dan Titik Nodal ( Meshing )
Proses ini dilakukan secara otomatis oleh komputer. Kualitas dan bentuk
elemen mesh disesuaikan sesuai dengan bentuk dari part itu sendiri biasanya
bentuk elemen linear tetrahedral yang umum digunakan pada analisis statik.
Proses meshing dapat ditunjukan seperti pada Gambar 3.13 berikut ini.
Gambar 3.13. Meshing Sub Assy 1 dari mesin amplas tipe BG-M90
Post Processing ( Report)
Report merupakan fasilitas untuk melihat hasil dari simulasi yang telah
dilakukan biasanya pada software Inventor Pro 2014 dan pada tahap ini
merupakan tahap akhir dari simulasi statik dengan komputer. Untuk
melakukan proses analisis statik diperlukan masukan (input) berupa model
yang telah dilakukan proses diskritisasi (meshing), identifikasi sambungan
(constraint), sifat-sifat mekanik material (material properties), tumpuan
(restraint) dan beban (load). Kemudian analisis statik akan menghasilkan
keluaran (output) berupa tegangan (stress), regangan (strain), perpindahan
(displacement) dan faktor keamanan (factor of safety). Sebelum model
menghasilkan report dilakukan terlebih dahulu compute result dengan
simulate seperti pada Gambar 3.14 berikut ini.
Gambar 3.15 hasil simulasi static sub assy 1 mesin amplas tipe BG-M90
a. Tegangan (Stress)
Tegangan maksimum yang terjadi sebesar 46,408 MPa terdapat pada lubang
sambungan baut untuk mengikat sub assy 1 ke sub assy 2, tegangan ini masih
aman karena jauh dari tegangan yang diijinkan sebagai acuannya dapat dilihat
pada Gambar 3.24 berikut ini.
c. Perpindahan ( displacement )
Terdapat tiga perpindahan atau defleksi yaitu perpindahan sesuai arah
kordinat diantaranya x displacement, y displacement dan z displacement,
perpindahan maksimum yang terjadi pada sumbu x sebesar 0,002491 mm, dan
perpindahan minimum sebesar 0 mm, sedangkan perpindahan searah sumbu y
dengan nilai maksimum sebesar 0,001706mm dan nilai minimum sebesar 0 mm,
dan z displacement memiliki nilai maksimum sebesar 0,002175mm dan nilai
minimum sebesar 0,000003mm. tiga perpindahan dapat dilihat seperti pada
Gambar 3.26 berikut ini.
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.26 (a) x displacement , (b) y displacement , (c) z displacement dari
model sub assy 2
d. Faktor Keamanan ( Safety of Factor )
ketinggian amplas maksimum oleh karena itu dalam perencanaan ini ukuran
PxLxT = 20x10x20 cm
Wb = Vx xg
= 31560 g 32 kg
= 32 x 9,81
= 313,92 N
Untuk meyakinkan pemilihan berat benda kerja maksimum maka analisis dengan
elemen hingga oleh software Inventor Pro 2014 Stress Analysis diperlukan agar
perencanaan ini menjadi lebih aman dan tegangan pada area di sekitar sub assy 3
Dari hasil analisis dengan menggunakan software Inventor Pro 2014 Stress
Analysis maka tegangan maksimum (von mises stress) yang terjadi pada daerah
diameter dari baut inbus sebesar 25,04 MPa tegangan ini masih jauh dibawah
tegangan maksimum dari bahan baut inbus tersebut seperti di tunjukan pada
Gambar 1, sehingga berat maksimum dari benda kerja yang akan diamplas tetap
Grit amplas yang digunakan yaitu ukuran untuk proses blanking / atau stock
removal dari pembuatan komponen senapan yang biasanya menggunakan bahan
mild steel, grit yang disarankan oleh perusahaan amplas untuk proses stock
removal biasanya berkisar antara 36-60 grit dan dengan bahan zirconium oxide-
alumina yang mana bahan ini cocok digunakan untuk pemotongan bahan yang
bersipat keras dan akan tetap tajam meski putaran amplas sangat tinggi sekalipun
dan gaya pengamplasan juga menjadi pertimbangan karena pada proses stock
removal dengan grit yang kasar dan membutuhkan gaya penekanan yang besar
sehingga pada proses perencanaan dari berbagai aspek seperti perencanaan pegas
pengontrol vibrasi tetap aman, maka dalam pembuatan mesin amplas BG-M90
menggunakan amplas jenis zirconium oxide-alumina merk Norton dan
berdasarkan standar United States CAMI (Coated Abrasive Manufacturers
Institute) dengan spesifikasi seperti pada Gambar 2 berikut.
Tegangan tarik dari material backing amplas yaitu polyester seperti pada
Gambar 2 dibawah ini.
Sumber: http://www.netcomposites.com/guide/strength-stiffness/13
Wb = Vx xg
= 31560 g 32 kg
= 32 x 9,81
= 313,92 N
Resultan gaya Ry
Ry = Wb Fr = 313,92 N-150 N
= 169,92 N
226 N
T = Rtotal x r
= 226 N x 0.012 mm
Perhitungan daya
P=
=( )
Maka daya motor yang digunakan merujuk pada ketersediaan pasar yaitu 1 HP
Jika diameter contact wheel diketahui dalam (mm) dan putaran motor dalam
amplas belt yang direkomendasikan untuk mengerinda bahan mild steel dan
Dengan asumsi bahwa kecepatan putaran sebesar 2500 rpm dari inventer variable
speed maka:
V=
Oleh sebab itu sesuai Gambar 3 rekomendasi kecepatan amplas belt yaitu:
Untuk mengkonversi m/s ke SFPM maka dikalikan dengan 196,8 maka setelah
dikalikan menghasilkan kecepatan amplas belt sebesar 4634,64 SFPM. Setelah itu
kita bandingkan dengan kecepatan antara mild steel dan alumunium yaitu.
Maka kecepatan minimum dan maksimun dari kedua material tersebut adalah:
V alumunium/mild steel = 4250-5000 SFPM dan kecepatan SFPM secara teoritis
t =
F= tx A = (65 x 10 6 Pa ) x 5 x 10-5 m2
F=kx
k= = = 7,75
maka
F=kx
169,2 = 7,75 x
= 21,92 mm 22 mm
Gambar 3hasil perhitungan dengan inventor pro 2014 D dan D2 dari spring
Gambar 3hasil perhitungan dengan inventor pro 2014 parameter parameter
yang dibutuhkan dari pembelian sextension spring yang ada dipasaran.
Progress 3.
=T
= xbxrx dan T = T1 x
Maka.
Jika kita substitusikan data-data yang sudah ada maka akan menghasilkan
tegangan 1 dan 2 yang selanjutnya akan menjadi pertimbangan dalam
menentukan penyesuaian sudut kontak antara contack wheel dan amplas sehingga
mesin yang digunakan akan tetap aman dan tidak menyebabkan amplas sabuk
putus akibat dari sudut kontak yang terlalu besar dan akan diberikan pemasangan
yang aman yang direkomendasikan pada bagian akhir dari penulisan Tugas Akhir
ini
1 = Pa
T2 = T1 x N
T2 = 3250 N x N
T2 = 7132,5 N
dan tegangan yang terjadi pada saat sudut kontak mencapai 1500 = 2,62
rad adalah
2 = Pa
Perencanaan pasak
( )
b. Tegangan Geser yang Terjadi,
Menentukan panjang pasak jangan terlalu panjang dibandingkan dengan
diameter poros yaitu . Sehingga ( )
( )
( )
Progress 4 Yanto Rudianto (1206500)
Gambar . Menentukan berat dari assembly dan center of gravity dari masing-
masing assembly yang diperhitungkan dengan bantuan analisis Inventor Pro 2014
A. Perhitungan statika dari struktur mesin belt grinder tipe BG-M90
Gambar. Letak kordinat dari center of gravity dan dimensi lengan momen
( CCW positif )
RB = 678,93 N 679 N
= RA + RB - G1- (G2 + Wb ) = 0
RA = 338,33 N 338 N
B. Perhitungan tebal pelat Arm Bracket dan ukuran baut
B.1 Ukuran Baut
Gambar.FBD (Free Body Diagram Bracket dan letak Center of Gravity nya)
1. Penentuan gaya geser masing masing baut dan momennya terhadap sumbu
horizontal.
Menentukan gaya geser yang diterima masing masing baut
3. Keseimbangan momen
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
5. Penentuan gaya tarik maksimum dari baut no 1 karena momen yang besar
terjadi padanya denagn jarak L2 = 95 mm maka
{ ( ) ( ) }
* +
( )
( )
dari hasil diameter inti ditemukan secara teori menggunakan
baut M3 sebagai pertimbangan kemudahan assembly maka baut yang dipilh
yaitu M6.
4. Momen bengkok
( ) ) ( )
5. Tegangan bengkok
( )
( ) ( )
* ketebalan minimal dari arm bracket sebesar 1,1 mm namun dalam praktiknya
pemilihan ketebalan lebih dari ukuran tersebut.
7 6 5 4 3 2 1
NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA
3 4
G(1:2) B(1:5) E(1:2)
E E
1
10
19 13
21 14 18 21
666
3 ISO 7089 - 12 - 140 HV 21 - - 0.006
2 ISO 7380 - M12 x 30 20 - - 0.040
D
2 11 2 ISO 4035 - M12ISO 19 - - 0.009 D
2 DIN 128 - A12. 18 - - 0.003
9 B 5 ISO 7089 - 10 - 140 HV 17 - - 0.004
12 5 DIN 128 - A10 16 - - 0.002
1 ISO 7380 - M10 x 25 15 - - 0.023
2 ISO 4017 - M10 x 25ISO 14 - - 0.026
705 364
4 ISO 4035 - M10ISO. 13 - - 0.006
1 ISO 4017 - M10 x 80ISO 12 - - 0.059
C 1 PAWL 11 - - 0.123 C
1 COMPRESSION SPRING 10 - - 0.009
1 EXTENSION SPRING 2 9 - - 0.010
G 1 EXTENSION SPRING 1 8 - - 0.010
1 ADJUSTING THREAD 7 - - 0.062
1 NUT ADJUSTING 6 - - 0.198
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
JML NAMA BAGIAN POSNO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
6 D > 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
F D(1:2) < 6 30 120 400 1000 2000
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
F(1:2) NAMA SKALA DIGAMBAR 12.12.14 YANTO
6
0
0X
0
1.1.2 R1 R2
R1
76
TOL. SEDANG (1:5) t8 0
103
103
30
25
28
R5
0 15
55
63
X2
8X4 186
10
241
270
150
75
M10 10
R1
195
143
D D
38
21
83
29
223
250
108
278
t5
1.1.3 N8
C
1.1.1. TOL. SEDANG (1:2) R1
33
R2
0 R 13
N8
0
1.1.3. 10
18
15
TOL. SEDANG (1:2.5)
5
95 150 10
10
R10X4 140
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
4
70
B B
150
150
1 assy handle twist 1.1.3 AISI 1015 1.280
1 main frame lower adjusting 1.1.2 AISI 1015 5.154
30
JML NAMA BAGIAN POSNO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
> 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
8
< 6 30 120 400 1000 2000
50 40 TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR 12.12.14 YANTO
ASSY MAIN FRAME LOWER DIPERIKSA
A ADJUSTING A
DISAHKAN
MULTIFUNGTION BELT GRINDER
8
NO. ASSY. :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FORMAT NO. ID
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Jl. D. SETIABUDHI No. 229 BANDUNG 40154 JAWA BARAT - INDONESIA
Telp. +62-22-2013161-2013162- Fax. +62-22-2013651
A3
7 6 5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI : DIGANTI DENGAN : NO. LEMBAR : JUMLAH LEMBAR :
7 6 5 4 3 2 1
NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA
1. 1.6 1.5
TOL. SEDANG
1.2 G ( 0.5 : 1 )
F-F ( 1 : 5 ) 1.9 1.7
E E
1.3 1.8
F
150
1.4
1.15
1.1 1.11
G
1.12
1.10
D F D
38
1 HANDLE 5 - - 0.820
1 BUSHING ARM IDLER 4 - - 0.053
B 2 ISO 10642 - M6 x 16 3 - - 0.004 ISO 10642
B
1 RATCHET 2 - - 0.123
1 ASSY MAINFRAME LOWER ADJUSTING 1 - - 6.677
1.13
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI PENULIS
JML NAMA BAGIAN POSNO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
> 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR 12.12.14 YANTO
A
SUB MAIN ASSY 1 DIPERIKSA
A
1.14 MULTIFUNGTION BELT GRINDER DISAHKAN
NO. ASSY. :
1.17 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FORMAT NO. ID
18
18
12
400 120
t8
18 R8 12 THRU
17
18 M10x1.5
38
12
D D
350
350
M10x1.5
258
250
R50
3x50(40)
51
201
300 250
51
3x50(40)
2 THRU
3x50(40)
3x50(40)
2x65(50) 250
250
t8
C C
55
42
3x50(65)
N8 N8
2.2.
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
12
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI PENULIS
JML NAMA BAGIAN POSNO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
> 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000
330
NO. ASSY. :
5x45
10
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FORMAT NO. ID
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
300
Jl. D. SETIABUDHI No. 229 BANDUNG 40154 JAWA BARAT - INDONESIA
Telp. +62-22-2013161-2013162- Fax. +62-22-2013651
A3
7 6 5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI : DIGANTI DENGAN : NO. LEMBAR : JUMLAH LEMBAR :
7 6 5 4 3 2 1
NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA
3. TOL. SEDANG J
2 J-J ( 1 : 3 )
K ( 1:1 ) N8
E
3 3.6. TOL. SEDANG (1:3) E
11 R2
X2
X2
K
R5
5 1 X 45 X2
126
150
32
50
15
94 M-M ( 1 : 1 ) 1 X 45 X2
10 8
N8
D 13 1 7 3.12. D
J 6 12 TOL. SEDANG
15.5
25.4
1 X 45 X4
25
N8
3.1. TOL. SEDANG (1:2)
M6
10
10
13
1 X 45
30
15
1 BUSHING 2 ARM IDLER 12 - - 0.026 DIN 471 - 12x1
2
C 3.2. TOL. SEDANG (1:3)
R 15 1 DIN 471 - 12x1 (SNAP RING LUAR) 11 - - 0.001 DIN 625 SKF C
15 1 DIN 625 SKF - SKF 6201-RS1 10 - - 0.036 ISO 7380
6.5
7 THRU 65 1 X 45 1 ISO 7380 - M6 x 12 9 - - 0.004 ISO 7380
200
1 ISO 7380 - M6 x 30 8 - - 0.008
N8 1 SHAFT IDLER 7 - - 0.104 ISO 4035
3.7.
15
-
3.12. <
20
R10 DIPERIKSA
60
A 30 (1 : 2) A
MULTIFUNGTION BELT GRINDER
R1
(1 : 3) DISAHKAN
32
R7
0
15
25.4
15.5
1 X 45 X4 NO. ASSY. :
5
1. 11
10 5. N8
TOL. SEDANG
2 TOL. SEDANG (1:2) (58)
8
8 1.1 1 X 45 1. N8
90
E TOL. SEDANG (1:2) E
3 8
11.5
4
M6
12
1
30
1 X 45 10 R7
14
5
113
4.
367
N8 M8
M8 M8 25
TOL. SEDANG (1:2) X2
R2
Dilapis Polyruthena
40
24
34
28
30
D D
9
13 26.5 8 15 56 10
93
53
2. N8
R8
12
2 ISO 4017 - M10 x 20ISO 9 - - 0.023 ISO 4017
20
30
2
R5 R5 4 JIS B 1522 - 7001 12 x 28 x 8 7 - - 0.018 JIS B 1522
11
R5
R3
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
X2
2 SHAFT FLATEN ATTACEMENT 5 - - 0.118
34
85 2 MAIN ROLL 4 - - 0.109
B t5
(450) 1 MAIN ARM 3 - 3.132
B
-
220
188
150
1.022
26 70 14
13. N8
JML NAMA BAGIAN POSNO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
20
> 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000
70
A
20 SUB MAIN ASSY 1 DIPERIKSA
A
20 MULTIFUNGTION BELT GRINDER DISAHKAN
55 10 2XM6
NO. ASSY. :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FORMAT NO. ID
10
1. 12 13 9 3
TOL. SEDANG
2. N8
10
15 15 5
30
1 X 45
10
15
5
40 10
25
29
1
14 1 X 45 5 X 45 72 30 6. N8
7 5 12.5 M6
TOL. SEDANG (1:2)
6
18
10
10
M10
8
D 4 7
D
1 X 45
73
2 67 5 (92) 1 X 45
10
8
1 MAIN ARM 8 - - 3.132
20
11 1 X 45
2 DIN 625 SKF - SKF 627-2Z 7 - - 0.012 DIN 625 SKF
7 1 SMALL ROLL DIA 10 6 - - 0.055
1 X 45
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
B 8. N8
JML NAMA BAGIAN POSNO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
4
30
DISAHKAN
R5
NO. ASSY. :
K 40 10 K
15 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FORMAT NO. ID
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Jl. D. SETIABUDHI No. 229 BANDUNG 40154 JAWA BARAT - INDONESIA
Telp. +62-22-2013161-2013162- Fax. +62-22-2013651
A3
7 6 5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI : DIGANTI DENGAN : NO. LEMBAR : JUMLAH LEMBAR :
7 6 5 4 3 2 1
NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA
1. TOL. SEDANG 9
8 1. N8
5. N8
R8
12
30
2
11
R5
12 12 34
X2
85
(450)
200
3. N8
150
190
10
37
60
15
D 1 X 45 x2 TOL. SEDANG (1:2) 111 D
1 X 45
1 X 45
11.5
4 3
15
12
M6
2 1 1 X 45 1 X 45
8 1 1 X 45
1 X 45 60
10
JML NAMA BAGIAN POSNO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
> 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
6 < 6 30 120 400 1000 2000
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR 12.12.14 YANTO
10
SMALL ATTACEMENT
M10
DIPERIKSA
A A
7 MULTIFUNGTION BELT GRINDER DISAHKAN
67 5 NO. ASSY. :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FORMAT NO. ID
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Jl. D. SETIABUDHI No. 229 BANDUNG 40154 JAWA BARAT - INDONESIA
Telp. +62-22-2013161-2013162- Fax. +62-22-2013651
A3
7 6 5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI : DIGANTI DENGAN : NO. LEMBAR : JUMLAH LEMBAR :