ANEMIA
Oleh :
Galuh Ratna Ningrum 16360386
Rengganis Desilestari 16360104
Alfina Rahi Lubis 1608320125
Riza Umami 16360352
Riski Nugraha 16360349
Heni Mahrani Siregar 71160891718
Pembimbing:
dr. Khainir Akbar, Sp. A
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas anugrah-Nya
penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan
paper ini hingga bisa tersusun dengan baik.
Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh dari
beberapa buku dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang
Anemia.
Akhirnya, saya menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan paper ini di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
A. ANEMIA
1. Definisi
Anemia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi hemoglobin atau
volume sel darah merah (RBC) di bawah kisaran nilai yang terjadi pada orang
yang sehat.Nilai normalhemoglobin dan hematokrit bervariasi secara substansial
dengan usia dan jenis kelamin.1
2. Gejala Klinis
Ada beberapa gejala klinis dari hemoglobin rendah terutama ketika anemia
berkembang:
- Pucat pada lidah, kuku, telapak tangan, atau lipatan palmar.
- Malaise
- Mengantuk
Rendah: Tinggi:
- Defisiensi zat besi - Sindrom thalasemia
- Thalasemia - Gangguan hemoglobin C dan E
- Penyakit kronik/inflamasi - Pyropoikilocytosis
- Keracunan timbal
- Anemia sideroblastik
- Defisiensi tembaga
- Anemia defisiensi besi
b. Anemia normositik
Jumlah retikulosit
Rendah: Tinggi:
- Penyakit kronik/inflamasi - Antibody mediated anemia
- Aplasia sel darah merah - Hipersplenisme
(TEC, infeksi, obat-obatan) - Mikroangiopati (HUS, TTP, DIC,
- Keganasan Kasabach-Merritt)
- Endokrinopati - Membranopati (Spherocytosis,
- Gagal ginjal elliptocytosis, ovalocytosis)
- Pendarahan akut - Enzimopati (G6PD, defisiensi
- Hipersplenisme PK)
- Dyserythropoietic anemia II - Hemoglobinopati (HBSS, SC)
- Hemophagocytic syndrome
c. Anemia makrositik
Jumlah retikulosit
Rendah: Tinggi:
- Defisiensi folat - Anemia diseritropoietik I, III
- Defisiensi vitamin B12 - Hemolisis aktif dengan jumlah
- Anemia aplastik didapat retikulosit sangat tinggi
- Anemia aplastik kongenital
(Diamond Blackfan, Anemia
Fanconi, Pearson Syndrome)
- Induksi obat
- Trisomi 21
- Hipotiroidisme
- Oroticaciduria
B. ANEMIA DEFISIENSI BESI
1. Definisi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurang nya
besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin.2
2. Etiologi
Kekurangan besi dapat disebabkan:
a. Kebutuhan yang meningkat secara fisioligis
- Pertumbuhan
- Menstruasi
b. Kurangnya besi yang diserap
- Masuknya besi dari makanan yang tidak adekuat
- Malabsorpsi besi
c. Perdarahan
Kehilangan darah akan mempengaruhi keseimbangan status besi.
d. Transfuse feto maternal
e. Hemoglobinuria
f. Latihan yang berlebihan
g. Latrigenic blood loss
h. Idiopatik pulmonary hemosiderosis.2
3. Gejala klinis
Gejala yang umum terjadi yaitu pucat. Pada ADB dengan kadar 6-10 g/dl
terjadi mekanisme kompensasi yang efektif sehingga gejala anemia hanya ringan
saja. Bila kadar Hb turun < g/dl gejala iritabel dan anoreksia akan mulai tampak
lebih jelas. Bila anemia terus berlanjut dapat terjadi takikardi, dilatasi jantung dan
murmur sistolik.2
Gejala lain yang terjadi adalah kelainan non hematologi :
a. Perubahan apitel yang menimbilkan gejala koilonikia (bentuk kuku konkaf),
atrofi papilla lidah dan perubahan mukosa lambung dan usus halus.
b. Intoleransi terhadap latihan: penurunan aktivitas kerja dan daya tahan tubuh
c. Thermogenesis yang tidak normal
d. Daya tahan terhadap infeksi menurun.2
4. Diagnosis ADB
Kreteria diagnosis ADB menurut WHO:
1. Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia
2. Konsentrasi Hb eritrosit rata0rata <31%
3. Kadar Fe serum <50 ug/dl
4. Saturasi transferrin <15%.2
5. Penatalaksanaan
a. Pemberian preparat besi
Fe yang dipakai 4-6 mg besi elemental/ kgBB/hari, diberikan dalam 2-3
dosis sehari. Preparat besi ini harus diberikan selama 2 bulan setelah
anemia pada penderita teratasi.
b. Transfuse darah
Transfuse darah hanya diberikan pada keadaan anemia yang sangat berat
atau yang disertai infeksi yang dapat mempengaruhi respon terapi.
Pemberian PRC dilakukan secara perlahan dalam jumlah yang cukup
untuk menaikkan kadar Hb sampai tingkat aman sambil menunggu respon
terapi besi. Untuk penderita anemia berat dengan kadar Hb <6 g/dl hanya
diberi PRC dengan dosis 2-3 ml/kgBB persatu kali beri pemberian disertai
pemberian diuretik seperti furosemide.2
6. Pencegahan
Rekomendasi 1
Suplementasi besi diberikan kepada semua anak, dengan perioritas usia balita
(0-5tahun),terutama usia 0-2 tahun.
Rekomendasi 2
Dosis dan lama pemberian suplementasi besi ;
Usia (tahun) Dosis besi elemental Lama pemberian
Bayi :BBLR(<2.500 g) 3 mg/kgBB/hari Usia 1 bulan sampai 2 tahun
Cukup bulan 2mg/kgBB/hari Usia 4 bulan sampai 2 tahun
2-5 (balita) 1 mg/kgBB/hari 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut
setiap tahun
>5-12(usia sekolah) 1 mg/kgBB/hari 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut
setiap tahun
12-18 (remaja) 60 mg/hari 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut
setiap bulan
Keterangan :Dosis maksimum untuk bayi: 15mg/hari,dosis tunggal
Khusus remaja perempuan ditambah 400g asam folat
Rekomendasi 3
Saat ini belum perlu dilakukan uji tapis (skrining) defisiensi besi secara
massal.
Rekomendasi 4
Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dilakukan mulai usia 2 tahun dan
selanjutnya setiap tahun sampai usia remaja. Bila dari hasil pemeriksaan
ditemukan anemia, dicari penyebab dan bila perlu dirujuk.
Rekomendasi 5
Pemerintah harus membuat kebijakan mengenai penyediaan preparat besi
dan alat laboratorium untuk pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA