Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR KERJA MAHASISWA

SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLIK

MODUL III
KULIT MENGHITAM

OLEH :

KELOMPOK III
Edi. R
Hikmahwati
Marlina
Mesti Uddani
Mohamad Agus Budianto
Nurliana
Ratna Sari Putri
Risnawati
Syamsuriati

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK) NERS B


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2014

1
Skenario 1

Seorang wanita berinisal Nn. R, berusia 21 tahun datang ke RSWS dengan keluhan wajah
membengkak disertai dengan kelemahan yang dialami sejak 1 bulan terakhir. Keluhan
dirasakan semakin parah sejak 2 minggu yang lalu, badan semakin melemah, sering pusing,
disertai seluruh badan tampak menghitam.

2
LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. INDENTIFIKASI KATA KUNCI


1. Wajah membengkak
2. Kelemahan
3. Sering pusing
4. Seluruh badan menghitam

2. KLARIFIKASI ISTILAH ASING


Tidak ada istilah asing dalam skenario.

3. TOPIC TREE
Hipotalamus Pe Fungsi Ginjal

CRH Gangguan Regulasi


& Ekskresi Urine
Hipofisis
Anterior Penimbunan Karotenoid
& Pigmen Urine
(Urokrom)
Kortisol
Adanya Tumor Penyebaran keseluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi darah.
ACTH dan MSH
Dermis
Penyebaran
Bulir2 melamin

KULIT
MENGHITAM

Nekrosis Koagulasi,
Destruksi denaturasi Trauma termal
Jaringan
jaringan protein dan
ionisasi sel.

3
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Apa perbedaan patomekanisme kulit menghitam pada pasien
a. CKD
b. Cushing Syndrom
c. Addison
2. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan pada pasien cushing sindrom dan addison
disease dengan keluhan hiperpigmentasi pada kulit?
3. Jelaskan patofisiologi gejala pada pasien Cushing Sindrom dan keterkaitan dengan
skenario 1?
4. Jelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan keluhan hiperpigmentasi kulit (kulit
menghitam)

5. JAWABAN PENTING
1. Apa perbedaan patomekanisme kulit menghitam pada pasien
a. CKD
b. Cushing Syndrom
c. Addison
Jawaban.
a. Kulit menghitam pada CKD
Akibat terjadinya penimbunan karotenoid dan pigmen urine (pigmen urokrom) pada
dermis. Pigmen urokrom yang biasanya pada gagal ginjal yang sehat dapat dibuang
namun pada penderita gagal ginjal kronik dan terminal menumpuk pada kulit
sehingga kulit menjadi kehitaman.

b. Kulit menghitam pada Addison Disease


Hipotalamus menghasilkan CRH dan merangsang hipopisis anterior dan
memproduksi ACTH dan MSH menumpuk dikorteks adrenal dan terjadi penurunan
produksi kortisol. peningkatan ACTH yang mempunyai efek merangsang melanosit
membentuk bulir-bulir melamin yang mengakibatkan kulit menghitam.

c. Kulit menghitam pada cushing syndrome


Hipotalamus menghasilkan CRH dan merangsang hipofisis anterior membentuk
precursor besar yang akan terbagi menjadi tiga yaitu ACTH, MSH dan bahan mirip
morfin. Dari peningkatan ACTH dan MSH terjadi penyebaran bulir-bulir melanin
dan menyebabkan kulit menghitam.

4
2. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan pada pasien cushing sindrom dan addison
disease dengan keluhan hiperpigmentasi pada kulit?
Jawaban.

Pemeriksaan diagnostik pada cushing sindrom

1. Pemeriksaan laboratorium sederhana didapati limfasitonemia.


2. Uji suspensi dexa :
Pemeriksaan kadar kortisol dan overnight dexametason suppression tes yaitu
memberikan injeksi dexametason pada jam 23.00, esok harinya diperiksa lagi kadar
kortisol plasma. Pada keadaan normal kadar kortisol menurun.
Pemeriksaan 17 hidroksi kostikosteroid dalam urine 24 jam
Pemeriksaan 17 ketosteroid dalam urine 24 jam
3. Tes tes khusus untuk membedakan hyperplasia adenoma / karsinoma
4. Short oral metyrapon tes. Metyrapone menghambat pembentukan kortisol sampai
pada 17 hidroxikortikosteroid.
Pada hiperplasi kadar 17 hidroxi kortikosteroid akan naik sampai 2x, pada adenoma /
karsinoma tidak terjadi kenaikan 17 hidroxi kostikosteroid dalam urine.
5. Pengukuran kadar ACTH plasma.
Tes stimulasi ACTH pada adenoma didapati kenaikan kadar sampai 2-3x, pada
karsinoma tidak ada kenaikan.

Pemeriksaan diagnoetik pada penyakit Addison

1. Uji plasma ACTH, meningkat secara mencolok atau menurun


2. Serum elektrolit, serum sodium biasanya menurun sementara potassium dan kalsium
biasanya meningkat.
3. ADH meningkat, aldosteron menurun, kortisol plasma menurun dengan atau tanpa
respon.
4. Glukosa : hipoglikemia
5. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat ( karena terjadi penurunan perfusi ginjal )
6. Analisa gas darah : asidosis metabolic.
7. Sel darah merah ( eritrosit ) normositik.

5
3. Patofisiologi gejala pada pasien Cushing Sindrom dan keterkaitan dengan skenario 1?

6
4. Jelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan keluhan hiperpigmentasi kulit (kulit
menghitam)

Jawaban:

1. Gangguan integritas kulit sehubungan dengan edema, kulit tipis serta rapuh.
Tujuan:
Mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kulit halus kenyal dan
utuh.
Intervensi:
1) Observasi kondisi kulit dari edema, kulit tipis serta rapuh, eskoriasi, ekimosis, strie pada
tonjolan tulang
Rasional: untuk mengetahui tingkat gangguan integritas kulit
2) Gunakan cream kulit setelah mandi
Rasional: untuk melicinkan kulit dan mencegah kulit bertambah kering dan rapuh
3) Lakukan pijat /massase kulit khususnyadiatas penojolan tulang
Rasional: memperbaiki sirkulasi pada kulit dan meningkatkan tonus otot
4) Diskusikan pentingnya melakukan perubahan posisi secara sering
Rasional: meningkatkan sirkulasi dan perpusi kulit dengan mencegah tekanan yang lama
pada jaringan
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi dan cairan
Rasional: perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit

2. Harga diri rendah sehubungan dengan perubahan pada pigmentasi kulit/ kulit menghitam dan
wajah membulat
Tujuan:
a. Mengungkapkan penerimaan terhadap keadaan diri sendiri
b. Menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi

Intervensi:

1) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang keadaannya, tunjukkan perhatian


Rasional: membina hubungan dan meningkatkan keterbukaan dengan pasien, membantu
dalam mengevaluasi seberapa banyak masalah yang dapat diubah oleh pasien.
2) Dorong pasien untuk membuat pilihan dan berpartisipasi dalam perawatan diri
Rasional: membantu meningkatkan kepercayaan diri dan memperbaiki. Menurunkan
pikiran yang terus menerus terhadap perubahan penampilan dan meningkatkan perasaan
terhadap pengendalian diri

7
3) Fokuskan pada perbaikan yang terjadi, misanya menurunnya pigmentasi kulit,
menurunkan berat badan
Rasional: dapat meningkatkan semangat pasien dan harga dirinya
4) Sarankan untuk mengunjungi seseorang yang penyakitnya telah terkontrol dan gejalanya
telah berkurang
Rasional: dapat menolong pasien untuk melihat hasil pengobatan yang telah dilakukan
5) Rujuk ke pelayanan social, konseling, dan kelompok pendukung sesuai kebutuhan
Rasional: pendekatan secara komprehensif dapat membantu memenuhi kebutuhan pasien
untuk memelihara tingkah laku koping

3. Resiko cidera dan infeksi sehubungan dengan kelemahan dan perubahan metabolisme protein
serta respon inflamasi
Tujuan:
a. Menurunkan resiko cedera dan infeksi dengan criteria bebas fraktur dan cidera jaringan
lunak
b. Bebas dari ekimosis, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi

Intervensi:

1) Ciptakan linkungan yang aman


Rasional: lingkungan yang aman diciptakan untuk mencegah kecelakaan seperti terjatuh,
fraktur,dan berbagai cedera yang lain pada tulang dan jaringan lunak
2) Bantu pasien mobilisasi
Rasional: mencegah pasien terjatuh/terbentur pada tepi perabot yang tajam
3) Hindari kontak pasien dengan pasien lain
Rasional: untuk mencegah penularan infeksi dari pasien lain
4) Beri makanan yang tinggi protein, kalsium, dan vitamin D
Rasional: untuk mencukupi kebutuhan protein, kalsium, dan vitamin D
5) Kolaborasi dengan ahli diet untuk memilih makanan
Rasional: membantu pasien untuk memilih yang sesuai dengannya dan tepat tetapi rendah
natrium dan kalori
6) Anjurkan aktivitas ringan
Rasional: aktivitas ringan dapat mencegah immobilitas dan meningkatkan rasa percaya
diri
7) Anjurkan istirahat, atur waktu istirahat dan ciptakan lingkungan tenang serta rileks
Rasional: kurang istirahat akan menimbulkan rasa mudah lelah, lingkungan yang tidak
tenang atau bising akan mengganggu kualitas istirahat dan menimbulkan insomnia.

8
6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
1. Mengetahui mekanisme terjadinya Glikoneogenesis.
2. Mengetahui mekanisme terjadinya kulit hitam.
3. Mengetahui hormon endokrin fungsi dan organ sasarannya.

7. INFORMASI TAMBAHAN
1. Proses terjadinya sekresi hormon indokrin
2. Proses terjadinya Glikoneogenesis.
3. Proses terjadinya kulit hitam.
4. Proses terjadinya wajah bengkak.

8. KLARIFIKASI INFORMASI
1. Wajah bengkak
2. Kelemahan sejak 1 bulan terakhir.
3. Sering pusing
4. Seluruh badan tampak menghitam.

Hal-hal yang perlu diklarifikasi adalah pengkajian yang harus lebih spesifik dan penambahan
hasil pemeriksaan laboratorium.

9. ANALISA DAN SINTESIS INFORMASI


A. Pengkajian fisik pada pasien dengan kulit menghitam, ada baiknya dimulai dari anamnesa
data pribadi pasien:

ANAMNESA

1. Data Demografi
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung
c. Usia klien
d. Jenis kelamin
e. Tempat tinggal klien (alamat)
f. Tanggal masuk rumah sakit.

9
2. Riwayat kesehatan keluarga.
Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang
dialami klien/pasien atau gangguan secara langsung dengan gangguan hormonal :
a. Obesitas : dicurigai karena hipotiroid
b. Gangguan Tumbang : dicurigai adanya gangguan GH, Kel. Tiroid, dan kelenjar
gonad
3. Riwayat Kesehatan dahulu :
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh Keluarga diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama karena tidak
mengganggu aktivitas, kondisi ini tidak dikeluhkan, seperti :
a. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang : amenore, bulu rambut
tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang bagi perempuan.
b. BB yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak
makan.
c. Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan tidak
mudah berkonsentrasi.
d. Penggunaan obat-obatan yang dapat merangsang aktivitas hormonal :
hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat antihipertensi.
4. Riwayat Diet :
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat mencerminkan
gangguan endokrin tertentu, pola dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi
faktor penyebab. Oleh karena itu kondisi berikut perlu dikaji :
a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen.
b. Penurunan atau penambahan BB yg drastis.
c. Selera makan yg menurun atau bahkan berlebihan.
d. Pola makan dan minum sehari-hari.
e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yg dapat menggangu fungsi endokrin seperti
makanan yg bersift goitrogenik thd tiroid.
5. Masalah kesehatan sekarang
Pengembangan dari keluhan utama. Fokuskan pertanyaan yang menyebabkan
keluarga/pasien meminta bantuan pelayanan, seperti :
a. Apa yg dirasakan pasien saat ini
b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-
lahan dan sejak kapan dirasakan
c. Bagaimana gejala tersebut mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d. Bagaimana pola eliminasi : urine

10
e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
f. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu pasien
g. Hal-hal lain yang perlu dikaji karena berhubungan dengan fungsi hormonal
secara umum :
6. Tingkat Energi :
Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan hormonal
khusunya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal. Kaji kemampuan klien/pasien dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.
7. Pola Eliminasi dan keseimbangan cairan
Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secara langsung
oleh ADH, aldosteron, dan kortisol.
8. Pertumbuhan dan Perkembangan
Secara langsung tumbang dibawah pengaruh GH, Kelenjar tiroid dan kelenjar gonad.
Gangguan tumbang dapat terjadi semenjak dalam kandungan, itu terjadi pada ibu
hamil hipertiroid. Kaji gangguan tumbang yang dialami semenjak lahir atau terjadi
selama proses pertumbuhan.
Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan fungsinya: Tingkat
intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan rasa tanggung jawab. Kaji juga
perubahan fisik dan dampaknya terhadap kejiwaan.
9. Seks dan reproduksi
Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frekuensi dan perubahan fisik
terutama sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji :
a. Apakah pernah hamil
b. Abortus
c. Melahirkan
Pada Pria kaji apakah mampu ereksi dan orgasme dan kaji juga apakah terjadi
perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.

11
PEMERIKSAAN FISIK
Ada 2 aspek utama yang dapat digambarkan, yaitu :
1. Kondisi kelenjar endokrin : testis dan tiroid
2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrin

Inspeksi :
1. Disfungsi sistem endokrin :
Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangan
cairan dan elektrolit, seks dan reproduksi, metabolisme dan energi.
2. Hal-hal yg harus diamati :
Penampilan umum : Apakah pasien tampak kelemahannya :berat, sedang dan ringan
3. Amati bentuk dan proporsi tubuh :
Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa.
4. Pemeriksaan Wajah :
Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi, rahang
dan bibir
5. Pada Mata :
Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak datar
atau tumpul.
6. Pada Daerah Leher :
Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, warna kulit sekitar leher
apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata.
7. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :
Biasanya dijumpai pada orang yang mengalami gangguan kelenjar Adrenal seperti
AddisonDisease ataupun Syndrome Chusing
8. Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :
Biasanya tampak pada orang yang mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai
akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun.
9. Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bagian belakang atau
disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau : Terjadi pada K hiperfungsi
adrenokortikal.
10. Amati keadaan rambut axilla dan dada :
Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme
dan amati juga adanya striae pada buah dada atau abdomen biasanya dijumpai pada
hiperfungsi adrenokortikal.

12
Palpasi
Hanya kelenjar tiroid dan testis yg dapat diperiksa secara palpasi

Auskultasi :
Auskultasi pada daerah leher diatas tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit". Bunyi yg
dihasilkan karena turbulensi pada Pembuluh darah tiroidea. Auskultasi jantung dan
pernapasan klien/pasien.

Pengkajian Psikososial
Mengkaji kemampuan koping klien/pasien, dukungan Keluarga serta keyakinan
klien/pasien tentang sehat dan sakit. Perubahan-perubahan fisik, fungsi seksual dan
reproduksi serta perubahan-perubahan lainnya yang disebabkan oleh gangguan sistem
endokrin akan berpengaruh terhadap konsep diri klien.

B. Pemeriksaan penunjang pada penyakit dengan keluhan kulit menghitam.

Pemeriksaan diagnostik pada cushing sindrom

a. Pemeriksaan laboratorium sederhana didapati limfasitonemia.


b. Uji suspensi dexa :
Pemeriksaan kadar kortisol dan overnight dexametason suppression tes yaitu
memberikan injeksi dexametason pada jam 23.00, esok harinya diperiksa lagi kadar
kortisol plasma. Pada keadaan normal kadar kortisol menurun.
Pemeriksaan 17 hidroksi kostikosteroid dalam urine 24 jam
Pemeriksaan 17 ketosteroid dalam urine 24 jam
c. Tes tes khusus untuk membedakan hyperplasia adenoma / karsinoma
d. Short oral metyrapon tes. Metyrapone menghambat pembentukan kortisol sampai
pada 17 hidroxikortikosteroid.
Pada hiperplasi kadar 17 hidroxi kortikosteroid akan naik sampai 2x, pada adenoma /
karsinoma tidak terjadi kenaikan 17 hidroxi kostikosteroid dalam urine.
e. Pengukuran kadar ACTH plasma.
Tes stimulasi ACTH pada adenoma didapati kenaikan kadar sampai 2-3x, pada
karsinoma tidak ada kenaikan.

13
Pemeriksaan diagnostik pada penyakit Addison

1. Uji plasma ACTH, meningkat secara mencolok atau menurun


2. Serum elektrolit, serum sodium biasanya menurun sementara potassium dan kalsium
biasanya meningkat.
3. ADH meningkat, aldosteron menurun, kortisol plasma menurun dengan atau tanpa
respon.
4. Glukosa : hipoglikemia
5. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat ( karena terjadi penurunan perfusi ginjal )
6. Analisa gas darah : asidosis metabolic.
7. Sel darah merah ( eritrosit ) normositik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hernaningsi, Y. S. (2005). Sindrom Cushing Pada Kehamilan. Indonesia Journal Of Clinical


Pathology and Medical Laboratory, 23-30.

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith M.(2006) Buku Saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosa NANDA,


Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa : Esty Wahyuningsih ; Editor edisi
Bahasa Indonesia : Dwi Widiarti. Ed. 9. Jakarta : EGC.

15
Laporan Diskusi

Hari/Tanggal : Selasa / 21 Oktober 2014


Jam : 09.00 s.d WITA
Pembimbing : Titi Iswanti Afelya, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.,MB (TI)
Ns. Rini Rachmawaty, MN.,Ph.D (RR)
Peserta : Kelompok III (9 peserta/Hadir Semua)
Pertemuan : Pertama
Kegiatan : Tutorial Modul Kulit Kuning Langkah 1 Sampai 2

1. Penjelasan modul dan tata cara penyelesaian modul serta pembagian


kelompok diskusi (ketua, sekertaris 1, sekertaris 2, dan anggota diskusi)
2. Diskusi Modul Kulit Kuning dipimpin oleh mahasiswa yang dipilih
menjadi ketua serta dipilih menjadi sekertaris kelompok, dan difasilitasi
oleh tutor.
3. Membahas skenario : klarifikasi istilah-istilah sulit, klarifikasi kata-kata
kunci (langkah 1); menentukan masalah utama/problem kunci,
membuat pertanyaan (langkah 2), pembagian tugas.

Hari/Tanggal : Rabu / 22 Oktober 2014


Jam : 08.00 s.d WITA
Pembimbing : Titi Iswanti Afelya, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.,MB (TI)
Ns. Rini Rachmawaty, MN.,Ph.D (RR)
Nurmaulid ,S.Kep.,Ns.,M.Kep (Nr)
Peserta : Kelompok III (9 peserta hadir)
Pertemuan : Kedua
Kegiatan : Tutorial Modul Kulit Kuning Langkah 3 sampai dengan selesai dan Tutorial
Modul Kulit Menghitam Langkah 1 Sampai 2
1. Diskusi Modul Kulit Kuning Langkah 3 sampai dengan selesai dipimpin
ketua, dengan brain storming, melaporkan informasi baru yang diperoleh
dari pembelajaran mandiri dan melakukan klasifikasi, analisa dan sintese
dari semua informasi. Dan tutor menambah serta memperjelas jawaban
dari setiap mahasiswa.
2. Membahas skenario 1 Modul Kulit Menghitam : klarifikasi istilah-istilah
sulit, klarifikasi kata-kata kunci (langkah 1); menentukan masalah
utama/problem kunci , membuat pertanyaan (langkah 2), pembagian
tugas.

Hari/Tanggal : Kamis / 23 Oktober 2014


Jam : 08.30 s.d WITA
Pembimbing : Titi Iswanti Afelya, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.,MB (TI)
Nurmaulid ,S.Kep.,Ns.,M.Kep (Nr)
Peserta : Kelompok III (8 peserta/Nurliana Tidak Hadir)
Pertemuan : Ketiga
Kegiatan : Tutorial Modul Kulit Menghitam Langkah 1 Sampai 7

16
1. Membahas skenario 1 Modul Kulit Menghitam : Melanjutkan menjawab
pertanyaan penting (langkah 3) dari setiap pertanyaan pada langkah 2.
Dan tutor menambah serta memperjelas jawaban dari setiap mahasiswa.
2. Diskusi dilanjutkan dengan buat peta konsep dari masalah yang dibahas
pada skenario, serta pertanyaan dan jawaban yang telah dibahas dari step
3 sampai step 7.

Hari/Tanggal : Jumat / 24 Oktober 2014


Jam : 09.00 s.d 12.00 WITA
Pembimbing : Mahasiswa Mandiri
Peserta : Kelompok III (9 peserta hadir)
Pertemuan : Keempat
Kegiatan : Tutorial Modul Kulit Kuning Langkah 1 Sampai 7 dan Tutorial Modul Kulit
Menghitam Langkah 1 Sampai 7.
1. Membahas skenario 1 Modul Kulit Kuning : memeriksa dan memperbaiki
lembar kerja kelompok. Membuat PowerPoint dan pengetikan Laporan.
2. Diskusi dilanjutkan dengan membahas skenario 1 Modul Kulit
Menghitam: memeriksa dan memperbaiki lembar kerja kelompok.
Membuat PowerPoint dan pengetikan Laporan.

17

Anda mungkin juga menyukai