Anda di halaman 1dari 6

ISSN 1978 - 1059

Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2013, 8(2): 8388

KAITAN ASUPAN VITAMIN A DENGAN PRODUKSI AIR SUSU IBU (ASI) PADA IBU NIFAS

(Association between Vitamin A Intake with Breast Milk Production on Postpartum Mothers)

Bibi Ahmad Chahyanto1* dan Katrin Roosita1

1
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680

ABSTRACT

This study aimed to analyze association between intake of vitamin A with breast milk production of postpartum
mothers. A cross sectional study of 30 postpartum mothers was conducted in Ciherang, Sukawening, Dramaga,
Sinarsari, and Neglasari Villages, Subdistrict of Dramaga, District of Bogor, during April to May 2013. Vitamin
A intake of postpartum mothers from food source of vitamin A was 565351.40 RE while sufficiency level of
vitamin A was 66.5041.30%. Most of postpartum mothers perceived that their breast milk production for
infants were fulfilled (80%). The results showed that vitamin A intake was significantly associated with breast
milk production (p<0.05). As intake of vitamin A in postpartum mothers increased, breast milk production
for infants would be fulfilled.

Keywords: breast milk, postpartum mother, vitamin A

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara asupan vitamin A dengan produksi Air Susu Ibu
(ASI) pada ibu nifas. Penelitian cross sectional ini melibatkan subjek penelitian sebanyak 30 ibu nifas di Desa
Ciherang, Sukawening, Dramaga, Sinarsari, dan Neglasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, pada bulan
April hingga Mei 2013. Rata-rata asupan vitamin A dari seluruh pangan yang mengandung vitamin A sebesar
565351.40 RE dengan rata-rata tingkat kecukupan 66.5041.30%. Sebagian besar subjek memiliki produksi Air
Susu Ibu yang cukup bagi bayinya (80%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan vitamin A berhubungan
signifikan dengan produksi ASI (p<0.05). Semakin tinggi asupan vitamin A pada ibu nifas, maka produksi Air
Susu Ibu untuk bayi akan semakin tercukupi.

Kata kunci: air susu ibu, ibu nifas, vitamin A

Korespondensi: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor,
*

Bogor 16680. Email: bibiahmadchahyanto@rocketmail.com

JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013 83


Chahyanto & Roosita

PENDAHULUAN hadap risiko kematian dan kesakitan pada ibu dan


bayi (berumur 2035 tahun); 2) umur bayi 1040
Dewasa ini, banyak permasalahan kesehatan hari dan bukan kelahiran pertama; 3) bersedia
dan gizi di Indonesia khususnya pada bayi. Hal ini menjadi subjek yang ditegaskan melalui informed
dibuktikan dengan tingginya prevalensi gizi kurang consent; 4) subjek dalam keadaan sadar dan tidak
dan gizi buruk (Berat Badan/Umur) pada balita di mengalami gangguan kejiwaan; dan 5) bertempat
Indonesia yakni 17.90% (Riskesdas 2010). tinggal di Desa Ciherang, Sukawening, Dramaga, Si-
Volume produksi Air Susu Ibu (ASI) merupakan narsari, dan Neglasari, Kecamatan Dramaga, Kabu-
salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan paten Bogor.
pemberian ASI eksklusif. Volume ASI yang diproduksi
dipengaruhi oleh asupan gizi yang diperoleh ibu. Ke- Jenis dan Cara Pengumpulan Data
butuhan zat gizi ibu menyusui lebih besar dibanding Data yang dikumpulkan berupa data primer
ibu hamil yaitu penambahan energi (500 kkal pada dan sekunder. Data primer yang diperoleh melalui
enam bulan pertama dan 400 kkal pada bulan selan- wawancara terstruktur menggunakan kuesioner me-
jutnya), protein (20 g), dan konsumsi makanan sum- liputi karakteristik subjek, keluarga, dan bayinya,
ber zat besi serta air yang cukup (Picciano 2003). konsumsi dan frekuensi konsumsi pangan, konsumsi
Vitamin A merupakan zat gizi mikro yang kapsul vitamin A, serta persepsi kecukupan produksi
penting bagi ibu nifas. Vitamin A membantu hipofise ASI. Data berupa berat badan subjek dan bayinya di-
anterior untuk merangsang sekresi hormon prolaktin ukur secara langsung dengan menggunakan timbang-
di dalam epitel otak dan mengaktifkan sel-sel epi- an injak ketelitian 0.10 kg. Panjang LiLA (Lingkar
tel pada alveoli untuk menampung air susu di dalam Lengan Atas) subjek diukur menggunakan meteran
payudara (Soetarini et al. 2009). ketelitian 0.10 cm.
Asupan vitamin A dari pangan pada perem- Data konsumsi makanan sumber vitamin A
puan di Indonesia hanya sepertiga dari jumlah yang diperoleh melalui wawancara dengan metode food
dianjurkan. Pemenuhan vitamin A pada ibu nifas di- recall 2x24 jam. Food recall dilakukan pada dua hari
lakukan pemerintah dengan memberikan dua kap- yang berbeda dan tidak berurutan yaitu satu hari
sul vitamin A dosis tinggi (200 000 SI atau 60 000 weekend (Sabtu atau Minggu) dan satu hari week-
RE per kapsul). Fungsi pemberian kapsul vitamin A days (Senin, Selasa, Rabu, atau Kamis). Food fre-
yang banyak diketahui ialah untuk mencegah kurang quency questionnaire (FFQ) semi kuantitatif digu-
vitamin A baik pada balita maupun pada ibunya nakan untuk mengetahui jenis dan jumlah makanan
(Helen Keller International 2004). Untuk itu dalam yang sering dikonsumsi selama masa nifas.
penelitian ini, peneliti membuktikan fungsi lain dari Data sekunder yang dikumpulkan berupa
vitamin A yakni dapat memengaruhi produksi ASI catatan ibu nifas yang diperoleh dari bidan desa dan
(Soetarini et al. 2009). gambaran umum wilayah serta kondisi sosial ekono-
Penelitian ini bertujuan untuk 1) menghitung mi penduduk yang diperoleh dari Kantor Kecamatan
jumlah dan jenis konsumsi pangan dan asupan vita- Dramaga dan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Puskes-
min A; 2) menilai kecukupan produksi ASI pada masa mas Dramaga.
nifas; 3) menganalisis hubungan antara asupan vita-
min A dengan produksi ASI pada ibu nifas. Pengolahan dan Analisis Data
Uji inferensia diawali dengan melakukan uji
METODE normalitas data menggunakan uji one sample Kol-
mogorov-Smirnov. Data penelitian yang digunakan
Desain, Tempat, dan Waktu untuk uji korelasi tersebar normal sehingga dapat
Penelitian ini menggunakan desain cross sec- dilakukan uji korelasi Spearman untuk menganali-
tional yang dilaksanakan di Desa Ciherang, Sukawe- sis hubungan asupan vitamin A dengan produksi ASI.
ning, Dramaga, Sinarsari, dan Neglasari, Kecamatan Nilai p yang didapatkan dari hasil uji korelasi
Dramaga, Kabupaten Bogor pada bulan AprilMei dibandingkan dengan =0.05, hubungan antar varia-
2013. Tempat penelitian dipilih secara purposive bel signifikan apabila nilai p<0.05.
yaitu sesuai dengan tujuan penelitian dengan mem-
pertimbangkan lokasi, kemudahan akses dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
pengambilan data dan perizinan.
Karakteristik Subjek, Keluarga, dan Bayi
Jumlah dan Cara Penarikan Subjek Karakteristik Subjek. Ibu nifas yang menjadi
Subjek yang terpilih melalui teknik purposive, subjek dalam penelitian ini termasuk dalam wanita
non probability quota sampling sebanyak 30 ibu ni- usia subur (umur 2035 tahun) dengan rata-rata
fas. Penarikan subjek dilakukan dengan mencari dan berumur 28.204.00 tahun. Gunawan (2010) me-
mengumpulkan ibu nifas yang memenuhi kriteria nyatakan bahwa umur ibu hamil di bawah 20 tahun
inklusi: 1) tidak termasuk wanita risiko tinggi ter- memiliki risiko yang cukup tinggi untuk melahirkan

84 JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013


Asupan Vitamin A pada Ibu Nifas

bayi prematur dengan manifestasi klinis berat bayi Konsumsi Pangan Sumber Vitamin A
lahir rendah, hypothermia, dan gagal nafas. Seluruh Jenis pangan nabati sumber vitamin A yang
subjek sudah menempuh pendidikan dengan pen- dikonsumsi subjek yaitu bayam, wortel, daun katuk,
didikan terendah sekolah dasar (SD) dan tertinggi kangkung, sawi, tomat, daun singkong, dan ubi
perguruan tinggi (PT). Firmansyah dan Mahmudah jalar merah. Sebanyak 93.30% subjek pernah me-
(2012) menyatakan bahwa pendidikan formal meru- ngonsumsi wortel dan bayam selama masa nifas
pakan hal yang sangat penting dalam pembentukan (Tabel 2). Rata-rata frekuensi konsumsi wortel lebih
pribadi dengan wawasan berfikir yang lebih baik. tinggi dibanding bayam. Rata-rata frekuensi wortel
Semakin tinggi tingkat pendidikan formal, akan se- 2.801.20 kali/minggu dengan frekuensi konsumsi
makin luas pula cara berfikirnya. terbanyak tujuh kali/minggu, sedangkan rata-rata
Seluruh subjek tidak bekerja (ibu rumah frekuensi konsumsi sayur bayam 2.501.00 kali/
tangga) dan sebanyak 83.30% termasuk multipara, minggu dengan frekuensi konsumsi terbanyak em-
sisanya (16.70%) grade multipara. Ong et al. (2005), pat kali/minggu.
Foo et al. (2005), dan Rahmah (2008) menyatakan Jenis pangan hewani sumber vitamin A yang
bahwa ibu yang tidak bekerja biasanya memiliki dikonsumsi subjek yaitu daging ayam, telur ayam,
durasi pemberian ASI yang lebih lama dibandingkan susu bubuk, dan susu kental manis. Sebanyak 86.70%
dengan ibu yang bekerja. Kesulitan dalam membagi subjek mengonsumsi daging ayam dengan frekuensi
waktu antara pekerjaan dan pemberian ASI menjadi konsumsi 2.001.50 kali/minggu (Tabel 2).
salah satu alasan bagi ibu bekerja untuk tidak mem- Tabel 2. Distribusi Frekuensi Subjek berdasarkan
berikan ASI kepada bayinya secara cukup. Jenis Pangan Sumber Vitamin A yang Dikon-
Sebanyak 93.30% subjek tidak berisiko kurang sumsi
energi kronis (KEK) dengan LiLA 23.5 cm, sisanya
Pangan Sumber Vit. A n %
(6.70%) berisiko KEK (LiLA <23.5 cm). Sebagian besar
subjek (76.70% dan 66.60%) termasuk kedalam ting- Pangan Nabati:
kat kecukupan energi (TKE) dan protein (TKP) defisit Bayam 28 93.30
berat (Tabel 1). Tingkat kecukupan energi dan pro- Wortel 28 93.30
tein yang dianalisis pada penelitian ini merupakan
Daun katuk 19 63.30
energi dan protein yang berasal dari pangan saja
(tidak memperhitungkan lemak tubuh). Meskipun Kangkung 6 20.00
kondisi tubuh defisit energi dan protein dari pangan, Sawi 4 13.30
risiko KEK bisa saja tidak ada (kecil persentasenya) Tomat 4 13.30
karena tubuh akan memecah lemak yang ditimbun Daun singkong 1 3.30
selama masa kehamilan menjadi energi untuk fungsi
Ubi jalar merah 4 13.30
biologis tubuh termasuk menyusui.
Karakteristik Keluarga. Sebagian besar Pangan Hewani:
(70.00%) keluarga subjek merupakan keluarga kecil Daging ayam 26 86.70
(jumlah anggota keluarga 4 orang). Pendapatan per Telur ayam 20 66.70
kapita per bulan keluarga subjek berkisar antara Rp
Susu bubuk 5 16.70
75 000Rp 625 000 dengan rata-rata Rp 242 247107
145. Setengah (50.00%) dari subjek termasuk kelu- Susu kental manis 3 10.00
arga miskin (pendapatan per kapita per bulan Rp
242 104). Sarbini dan Hidayati (2008), menyatakan Asupan Vitamin A
bahwa tingkat pendapatan tidak memengaruhi pem- Asupan vitamin A subjek berasal dari selu-
berian ASI secara eksklusif. ruh pangan yang dikonsumsi (seluruh pangan yang
Karakteristik Bayi. Umur bayi berkisar mengandung vitamin A) dan asupan vitamin A dari
antara 1036 hari dengan rata-rata 21.607.10 hari. pangan sumber vitamin A. Rata-rata asupan vitamin
Hampir seluruh bayi subjek (96.70%) lahir dengan A dari seluruh pangan yang mengandung vitamin
berat lahir normal (2 500 g4 000 g). A sebesar 565351.40 RE. Berdasarkan kelompok
Tabel 1. Sebaran Subjek berdasarkan Tingkat Kecukupan Zat Gizi
Tingkat Kecukupan Energi (TKE) Tingkat Kecukupan Protein (TKP)
Kategori
n % n %
Defisit berat (TKE<70%) 23 76.70 20 66.60
Defisit sedang (TKE 7079%) 3 10.00 2 6.70
Defisit ringan (TKE 8089%) 2 6.70 2 6.70
Normal (TKE 90119%) 1 3.30 3 10.00
Berlebih (TKE120%) 1 3.30 3 10.00

JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013 85


Chahyanto & Roosita

pangannya, rata-rata asupan vitamin A dari pa- %


ngan nabati lebih tinggi (462367.00 RE) dibanding- 70
kan dengan asupan vitamin A dari pangan hewani 60 12.10 13.70%
11.72 13.72%
(103116.00 RE) (Gambar 1).
50
RE 40
600
30
51.38 44.80% 54.40 43.20%
500 103 116.00
100 117.64 20

400 10

300 0
Pangan Sumber Vitamin A Seluruh Pangan yang Mengandung
436 380.83 462 367.00
200 Vitamin A

100 Pangan Nabati Pangan Hewani

0 Gambar 2. Tingkat Kecukupan Vitamin A berdasar-


Pangan Sumber VitaminA Seluruh Pangan yang Mengandung kan Kelompok Pangan yang Dikonsumsi
Vitamin A
Subjek
Pangan Nabati Pangan Hewani
vitamin A dari kapsul sebesar 400 000 SI (120 000
Gambar 1. Asupan Vitamin A berdasarkan Kelompok RE). Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO dalam
Pangan yang Dikonsumsi Subjek Helen Keller International (2004), ibu dan bayi akan
Rata-rata asupan vitamin A dari pangan mendapat manfaat dari pemberian kapsul vitamin A
sumber vitamin A sebesar 536369.00 RE, dengan dosis tinggi hingga 180 hari (6 bulan) setelah mela-
proporsi 436380.83 RE berasal dari pangan nabati, hirkan. Sehingga diduga vitamin A yang disumbang-
dan 100116.00 RE dari pangan hewani (Gambar 1). kan oleh kapsul untuk ibu nifas sebanyak 2 000 SI
Rata-rata asupan vitamin A tertinggi untuk pangan (650 RE) per hari dengan tingkat kecukupan vitamin
nabati berasal dari bayam (163.73 RE), dan untuk A sebesar 76.50%.
pangan hewani berasal dari telur ayam (57.75 RE). Tingkat kecukupan vitamin A dari kapsul
Bayam dan telur ayam merupakan pangan yang mu- (76.50%) jika dijumlahkan dengan rata-rata tingkat
dah diolah serta terjangkau harganya. Selain itu, kecukupan vitamin A dari seluruh pangan vitamin
zat gizi yang terkandung dalam bayam dan telur A (66.50%), maka tingkat kecukupannya akan lebih
juga cukup kompleks (termasuk vitamin A) sehingga dari sama dengan 77.00%. Hal ini mengindikasikan
bayam dan telur ayam menjadi alternatif makanan bahwa apabila asupan vitamin A dari pangan kurang
yang cukup baik dan cocok untuk ibu nifas. Vitamin selama masa nifas, namun dibantu dengan konsumsi
A yang terkandung dalam bayam dan telur ayam cu- kapsul vitamin A program pemerintah, maka kebu-
kup tinggi yakni 640.00 RE dan 309.00 RE per 100 tuhan vitamin A harian akan tercukupi (77.00%).
gram.
Kecukupan vitamin A yang dianjurkan bagi ibu Produksi ASI
nifas selama enam bulan pertama dalam tabel AKG Kecukupan produksi ASI dikelompokkan men-
(2004) yang disepakati dalam WNPG (2004) ialah 850 jadi tidak cukup (skor<3), kurang (skor 36), dan
RE. Hasil perbandingan rata-rata asupan vitamin A cukup (skor>6). Sebanyak 80.00% subjek memi-
dengan kecukupan vitamin A yang dianjurkan menun- liki produksi ASI yang cukup bagi bayinya, sisanya
jukkan bahwa rata-rata tingkat kecukupan vitamin A (20.00%) kurang. Kecukupan produksi ASI dapat
untuk seluruh pangan yang mengandung vitamin A dibantu oleh asupan vitamin A. Selain itu, konsumsi
sebesar 66.5041.30%, sedangkan rata-rata tingkat jamu habis bersalin juga diduga dapat meningkat-
kecukupan vitamin A untuk pangan sumber vitamin kan produksi ASI (Dahlianti et al. 2005; Roosita et
A sebesar 63.1043.40%. Berdasarkan kelompok pa- al. 2003; Soetarini et al. 2009). Ahn dan Younblut
ngannya, rata-rata tingkat kecukupan vitamin A dari (2007) serta Fang dan Hung (2012) menambahkan
pangan nabati lebih tinggi (54.4043.20%) diban- bahwa aspek lain seperti tingkat stres ibu juga da-
dingkan dengan rata-rata tingkat kecukupan vita- pat memengaruhi produksi ASI.
min A dari pangan hewani (12.1013.70%) (Gambar ASI sangat penting bagi bayi karena ASI ma-
2). Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi pangan kanan utama bagi bayi. ASI dikatakan cukup bagi
sehari-hari belum dapat menyumbangkan vitamin A bayi jika terdapat ciri-ciri antara lain ASI merembes
yang cukup bagi kebutuhan vitamin A harian yang keluar puting susu ibu, bayi menyusui lama (>10
harus diasup oleh ibu nifas. menit) setiap kali menyusu, setelah menyusui bayi
Seluruh subjek dalam penelitian ini sudah tidak rewel, dan bayi buang air kecil sering (>6 kali)
mengonsumsi dua kapsul vitamin A. Total asupan dalam sehari, ibu mendengar suara menelan ketika

86 JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013


Asupan Vitamin A pada Ibu Nifas

bayi menelan ASI, ibu merasa geli setiap kali bayi yang mengandung vitamin A dan pangan sumber vi-
menyusu, anak menyusui lebih dari enam kali dalam tamin A harus ditingkatkan sehingga asupan vitamin
sehari, bayi buang air besar lebih dari tiga kali da- A tercukupi.
lam sehari (Kent et al. 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Hubungan Asupan Vitamin A dengan Produksi ASI
Hasil uji Spearman menunjukkan terdapat Ahn S & Youngblut JM. 2007. Predictors of womens
hubungan yang signifikan antara asupan vitamin A postpartum health status in the first 3 months
dari pangan yang mengandung vitamin A maupun after childbirth. Asian Nurs Research, 1(2),
pangan sumber vitamin A saja dengan produksi ASI 136146.
(p<0.05). Hal ini berarti semakin tinggi konsumsi Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia
pangan sumber vitamin A, maka produksi ASI juga Pustaka Utama, Jakarta.
akan semakin tercukupi. Selain itu, konsumsi pa- Dahlianti R, Nasoetion A & Roosita K. 2005. Kera-
ngan yang memiliki kandungan vitamin A sedikit gaan perawatan kesehatan masa nifas, pola
tetapi dikonsumsi dalam jumlah banyak juga dapat konsumsi jamu tradisional dan pengaruhnya
memengaruhi kecukupan produksi ASI. pada ibu nifas di Desa Sukajadi, Kecamatan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pene- Tamansari, Bogor. Media Gizi dan Keluarga, 29
litian Soetarini et al. (2009) di Polindes Kalisongo (2), 5556.
Dau Malang yang menyatakan bahwa terdapat pe- Fang L & Hung CH. 2012. Couples postpartum
ngaruh antara vitamin A terhadap pengeluaran ASI health status. J Clin Nutr, 21, 25382544.
ibu postpartum. Hal ini karena vitamin A berfungsi doi: 10.1111/j.13652702.2012.04104.
dalam membantu produksi steroid (Almatsier 2006). Firmansyah N & Mahmudah. 2012. Pengaruh karak-
Pidada et al. diacu dalam Marwah et al. (2010) me- teristik (pendidikan, pekerjaan), pengetahuan
nambahkan bahwa steroid dan vitamin A berperan dan sikap ibu menyusui terhadap pemberian
merangsang proliferasi epitel alveolus sehingga akan ASI eksklusif di Kabupaten Tuban. Jurnal Bi-
terbentuk alveolus yang baru dan terjadi peningkat- ometrika dan Kependudukan, 1(1), 6271.
an jumlah alveolus dalam kelenjar ambing. Foo LL, Quek SJ, Ng SA, Lim MT & Deurenberg YM.
2005. Breastfeeding prevalence and practices
KESIMPULAN among Singaporean Chinese, Malay and Indian
mothers. Healt Promot Int, 20(3), 22937.
Jenis pangan nabati sumber vitamin A yang Gunawan AN. 2010. Pengaruh kehamilan di usia
dikonsumsi oleh subjek ialah bayam, wortel, daun muda terhadap kelahiran prematur. Bul Pene-
katuk, kangkung, sawi, tomat, ubi jalar merah, dan litian RSUD Dr Soetomo, 12(4), 161165.
daun singkong. Jenis pangan hewani sumber vitamin Helen Keller International. 2004. Program pembe-
A yang banyak dikonsumsi oleh subjek ialah daging rian kapsul vitamin A perlu ditingkatkan agar
ayam, telur ayam, susu bubuk, dan susu kental ma- bermanfaat untuk ibu dan anak. Bul Kesehat-
nis. Rata-rata asupan vitamin A dari seluruh pangan an dan Gizi, 6(1), 14.
yang mengandung vitamin A sebesar 565351.40 RE Kent JC, Mitoulas LR, Cregan MD, Ramsay DT, Do-
dengan rata-rata sumbangan 66.5041.30 %, sedang- herty DA & Hartmann PE. 2006. Volume and
kan rata-rata asupan vitamin A dari pangan sumber frequency of breastfeedings and fat content
vitamin A sebesar 536369.00 RE dengan rata-rata of breast milk throughout the day. Pediatrics,
sumbangan 63.1043.40 %. 117, e387. doi: 10. 1542/peds.20051417.
Konsumsi pangan sehari-hari belum dapat me- [Kemenkes RI] Kementrian Kesehatan RI. 2010. Riset
nyumbangkan vitamin A yang cukup bagi kebutuhan Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Peneli-
vitamin A. Tingkat kecukupan zat gizi sebagian besar tian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes
subjek masih defisit. Sebanyak 80.00% subjek memi- RI, Jakarta.
liki produksi ASI yang cukup bagi bayi yang disusui. Marwah MP, Suranindyah YY & Murti TW. 2010.
Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan Produksi dan komposisi susu kambing peranak-
vitamin A dari pangan sumber vitamin A dan asupan an ettawa yang diberi suplemen daun katuk
vitamin A dari seluruh pangan yang mengandung vi- (Sauropus androgynus (L) Merr) pada awal
tamin A dengan produksi ASI (p<0.05). masa laktasi. Bul Peternakan, 34(2), 94102.
Konsumsi pangan dan kapsul vitamin A memi- Ong G, Yap M, Li FL & Choo TB. 2005. Impact of
liki manfaat yang penting bagi ibu nifas. Hal ini working status on breastfeeding in Singapore:
karena fungsi vitamin A yang dapat memengaruhi evidence from the National Breastfeeding Sur-
produksi Air Susu Ibu (ASI) pada ibu nifas. Untuk itu, vey 2001. Eur J Public Health, 15(4), 42430.
sebaiknya asupan vitamin A baik dari seluruh pangan doi: 10.1093/eurpub/cki030.

JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013 87


Chahyanto & Roosita

Picciano MF. 2003. Pregnancy and lactation: physio- Sarbini D & Hidayati D. 2008. Hubungan antara ting-
logical adjustments, nutritional requirements kat pendapatan keluarga dan pendidikan ibu
and the role of dietary supplements. J Nutr, dengan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan
133: 1997s 2002s. doi:00223166/03. Jebres Kotamadya Surakarta. J Kesh, 1(2),
Rahmah L. 2008. Atribusi tentang kegagalan pem- 115122.
berian ASI pada ibu pekerja. Proyeksi, 6(1), Soetarini E, Yulifah R & Wirastuti A. 2009. Pemberi-
6270. an vitamin A dengan pengeluaran air susu ibu
Roosita K, Kusumorini N, Manalu W, & Kusharto CM. Post Partum di Polindes Kalisongo Dau Malang.
2003. Efek jamu bersalin galohgor terhadap in- J Kes, 7(2), 9699.
volusi uterus dan gambaran darah tikus (Rattus [WNPG] Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2004.
sp). Media Gizi dan Keluarga, 27(2), 5257. Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi
Daerah dan Globalisasi. LIPI. Jakarta.

88 JGP, Volume 8, Nomor 2, Juli 2013

Anda mungkin juga menyukai