TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Oleokimia
Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami, baik
tumbuhan maupun hewani. Produk oleokimia diperkirakan akan semakin banyak
berperan menggantikan produk-produk turunan minyak bumi (petrokimia). Pada saat
ini, permintaan akan produk oleokimia semakin meningkat. Hal ini dapat dimaklumi
karena produk oleokimia mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan produk
petrokimia, seperti harga, sumber yang dapat diperbaharui dan produk yang ramah
lingkungan. (Ozgulsun et al., 2000).
Hasil olahan oleokimia dapat dibagi atas beberapa bahan dasar oleokimia dan
turunannya yang dapat dilihat pada gambar 2.1. Dimana pada gambar ini dapat dilihat
diagram alur proses oleokimia dari bahan baku menjadi oleokimia dan turunan
oleokimia, dimana bahan oleokimia berasal dari bahan lemak dan minyak alami.
Asam lemak dari minyak kelapa sawit dalam berbagai fraksi selain dapat digunakan
langsung, dapat juga dihasilkan berbagai produk turunannya. Berikut ini beberapa
jenis produk asam lemak dan turunan asam lemak yang banyak digunakan dalam
industri, yaitu :
1. Asam lemak merupakan hasil reaksi samping dari pemurnian minyak CPO
menjadi RBDPO, dimana banyak digunakan sebagai komponen utama dalam
pembuatan sabun.
2. Ester asam lemak merupakan produk turunan asam lemak, dari berbagai fraksi
asam lemak melalui proses esterifikasi menggunakan alkohol menghasilkan
beberapa jenis ester. Misalnya ester dari asam lemak C8-C10 dengan
trimetilol propana yang digunakan sebagai bahan pembuatan pelumas. C8-
C10 yang diesterkan kembali dengan gliserol menghasilkan lemak berantai
sedang (Medium Chain Trigliserides/ MCT) yang memiliki viskositas rendah
dan memiliki sifat sangat stabil. MCT digunakan sebagai pelarut wangi-
wangian, Esterifikasi asam lemak dengan monoalkohol misalnya isopropanol
dengan asam miristat menghasilkan isopropil miristat yang merupakan salah
satu komponen kosmetik. Gliserol monoester digunakan sebagai bahan
pengemulsi pada industri pangan, bahan penghilang jamur dan bahan pelumas
dalam idustri plastik.
3. Alkohol asam lemak merupakan hasil produk hidrogenasi lemak atau ester
asam lemak. Alkohol asam lemak dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi
C8-C10 yang dikenal alkohol asam lemak yang berfungsi sebagai bahan baku
plastik. Esterfikasi dengan asam polikarboksilat seperti anhidrida ptalat
menghasilkan bahan baku plastik khususnya untuk industri PVC (Polivinil
Klorida). C12 C14 alkohol banyak digunakan sebagai aditif pelumas dan
dalam pembuatan minyak rem dan minyak hidrolik. C16-C18 alkohol asam
lemak banyak digunakan sebagai campuran dalam pembuatan krem, lipstik,
pasta, semir dan produk lainnya.
Metil ester asam lemak merupakan salah satu senyawa turunan lemak/minyak nabati
yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi. Penggunaan secara langsung minyak
nabati kurang baik pada mesin, karena minyak nabati memiliki berat molekul yang
besar, jauh lebih besar dari metil ester, sehingga dapat menghasilkan kerusakan pada
mesin. Sehingga dilakukan cara yang dapat mengubah karakteristik minyak nabati
dan lemak menyerupai solar yaitu menghasilkan metil ester asam lemak yang
pemanfaatannya jauh lebih besar (Soerawidjaja., 2006). Metil Ester merupakan bahan
baku yang dibutuhkan dalam industri oleokimia, dengan sifat- sifat sebagai berikut :
Metil ester jenuh antara lain metil stearat, metil palmitat, metil laurat merupakan hasil
transesterifikasi minyak atau lemak dengan kandungan asam lemak jenuh.
Pemanfaatan metil ester jenuh memang lebih baik, karena bahan yang tidak memiliki
ikatan rangkap.
Metil ester tak jenuh antara lain metil oleat, metil linoleat, metil linolenat merupakan
hasil transesterifikasi minyak/lemak dengan kendungan asam lemak tak jenuh yang
memiliki ikatan rangkap. Pemanfaatan metil ester tak jenuh ini pada dasarnya
digunakan sebagai biodiesel.
2.3. Transesterifikasi
Pada prinsipnya proses pembuatan metil ester asam lemak sangat sederhana. Metil
ester dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak atau lemak dengan alkohol.
Natrium hidroksida dan Kalium hidroksida adalah katalis yang umum digunakan.
Proses ini bertujuan untuk mengubah trigliserida menjadi metil ester asam lemak.
Tarigan, 2009).
Katalis
Jika bahan baku yang digunakan adalah minyak mentah yang memiliki kadar FFA
tinggi (>5%), seperti minyak jelantah, PFAD, CPO low grade dan minyak jarak,
proses transesterifikasi yang dilakukan untuk mengkonversi minyak menjadi metil
ester tidak akan berjalan efisien. Bahan-bahan di atas perlu melalui pra-esterifikasi
untuk menurunkan kadar FFA hingga di bawah 5%.
Asam lemak diperoleh dari hasil hidrolisis lemak. Asam lemak digolongkan menjadi
tiga yaitu.
a. Berdasarkan panjang rantai asam lemak dibagi atas; asam lemak rantai pendek
(Short Chain Fatty Acids = SCFA) mempunyai atom karbon lebih rendah dari
8, asam lemak rantai sedang mempunyai atom karbon 8 sampai 10 (Medium
2.6. Lemak
Lipida adalah senyawa organik yang terdapat di dalam mahluk hidup yang tidak larut
di dalam air tetapi larut di dalam pelarut non-polar seperti heksan, dietileter.
Berdasarkan sifatnya lipida digolongkan menjadi lipida yang dapat disaponifikasi dan
lipida yang tidak dapat disaponifikasi. Golongan pertama dihidrolisis dengan alkali
dan panas membentuk garam asam lemak dan komponen molekul lainnya.
Contohnya adalah triasilgliserol, fosfolipid, glikolipid, sulfolipid dan asam lemak.
Golongan kedua disintesis dari unit isopren kolesterol, sterol, steroid, dolikol,
ubikuinon dan vitamin A, D, E dan K (Toha, 2001).
Komponen utama lipida adalah lemak; lebih 95 % lipida adalah lemak. Lemak
adalah triester asam lemak dan gliserol. Nama kimia dari lemak adalah triasilgliserol
(TAG). Nama lain yang sering digunakan adalah trigliserida. Rumus kimia lemak
adalah sebagai berikut (McKee and McKee, 2003).
H
O
H C O C (CH2)14 CH3 ............... ( ) palmitat
O
H C O C (CH2)16 CH3 ................ () stearat
O
H C O C (CH2)14 CH3 ................ () palmitat
H
Gambar 2.3. 1,3 dipalmitoil, 2 stearoil gliserol
Minyak inti sawit yang baik adalah minyak inti sawit berkadar asam lemak bebas
yang rendah dan berwarna kuning terang, serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit
yang diinginkan berwarna relatif terang dan nilai gizi serta kandungan asam
aminonya tidak berubah. Komposisi rata-rata inti sawit ditunjukkan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Komposisi Rata-Rata Inti Sawit ( Bailey, 1950)
Komponen Jumlah
Minyak 47-52
Bahan ekstraksi tidak 23-24
mengandung nitrogen
Protein 7,5-9,0
Air 6-8
Selulosa 5
Abu 2
Tabel 2.3. Perbandingan Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Dengan
Minyak Inti Sawit (Eckey, 1995)
Asam Lemak Minyak Minyak
Kelapa Sawit Inti Sawit
Asam kaprilat - 3-4
Asam kaproat - 3-7
Asam laurat - 46-52
Asam miristat 1,1-2,5 14-17
Asam palmitat 40-46 6,5-9
Asam stearat 3,6-4,7 1-2,5
Asam oleat 39-45 13-19
Asam linoleat 7-11 0,5-2
Sebagai bagian dari makanan, minyak dan lemak mempunyai fungsi nutrisi dan
peranan fungsional. Berdasarkan segi ilmu gizi, lemak dan minyak mempunyai lima
fungsi yakni, sebagai (1) bahan pembentuk struktur sel, (2) sumber asam lemak
esensial untuk manusia, (3) pelarut vitamin A, D, E dan K, (4) mengontrol lipida dan
lipoprotein serum dan (5) sumber energi. Minyak dan lemak komponen pangan yang
paling banyak mengandung energi 9 kal per gram, sedangkan protein dan karbohidrat
mengandung energi kira-kira setengahnya. Lemak juga membantu penyerapan
vitamin yang larut di dalam lemak; vitamin A, D, E dan K. Beberapa asam lemak
2.7. Katalis
Produk metil ester asam lemak yang terbentuk (MEAL) harus melewati serangkaian
proses lagi untuk mendapatkan MEAL yang murni, yaitu dengan menghilangkan
sejumlah katalis, produk samping yaitu gliserin yang masih bergabung dengan
MEAL dengan mencucinya menggunakan air dan membutuhkan sejumlah air yang
besar untuk memisahkannya, tentunya hal ini memakan biaya produksi yang besar
dan bila dibandingkan dengan bahan bakar dari minyak bumi tidak sebanding
harganya.
Pitch cair diperoleh dari hasil proses pengolahan Palm Kernel Oil yang mengalami
proses hidrolisa yang menghasilkan asam lemak dan gliserin. Asam lemak
selanjutnya difraksinasi, residu dari fraksinasi inilah yang disebut dengan Pitch cair.
prosesnya seperti gambar dibawah ini.
Dalam reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam asam lemak dan gliserin
dengan reaksi sebagai berikut :
Katalis
+
+