Anda di halaman 1dari 6

DINAS KESEHATAN KOTA SUKABUMI

PUSKESMAS SELABATU
Jl. Surya Kencana No. 45 Sukabumi Telp (0266) 229944

No : Sukabumi, Desember 2005


Lamp :
Hal : Somasi Pemberitaan di
Harian Pagi Radar Bogor Kepada Yth.
Pimpinan Redaksi
Harian Pagi Radar Bogor
Di
Bogor

Dengan hormat,

Menindaklanjuti Pemberitaan di Surat Kabar Harian Pagi Radar


Bogor tanggal 16 Desember 2005, 17 Desember 2005 dan tanggal 22
Desember 2005, berikut kami sampaikan somasi dan keberatan atas
pemberitaan yang telah ditulis oleh wartawan Radar Bogor, Sdr Ahmad
Junaedi.

Setelah menyimak materi pemberitaan yang ditulis Sdr Ahmad


Junaedi, kami mempunyai kesan adanya tendensi untuk memojokkan
dan menyebarkan berita bohong. Setelah berita pertama dengan judul
Oknum Kapus Kutip Dana Ilegal terbit pada hari Jumat, tanggal 16
Desember 2005, Kabag TU Dinas Kesehatan Kota Sukabumi telah
mengirimkan surat tanggapan pemberitaan pada saat berita pertama
tanggal 16 Desember 2005.

Namun, surat tanggapan tersebut tidak begitu diindahkan karena


hanya dimuat sebagian dan tidak menjadi penyeimbang berita yang
telah dimuat sebelumnya. Malah, pada edisi Sabtu, 17 Desember 2005,
pada halaman 13 Radar Sukabumi kami kembali dipojokkan atas
pemberitaan yang sepihak, dengan judul Dewan Nilai Pengawasan
Kadinkes Lemah.

Materi yang disampaikan pada berita tersebut penuh tendensi dan


telah diplintir atas kemauan dari pihak penulis. Komentar-komentar
yang dimuat, bukan dari orang yang mengetahui tentang persoalan
sehingga membuat kabur persoalan dan melahirkan opini-opini yang
merugikan kami. Bahkan, komentar dari Kepala Tata Usaha Dinkes Kota
Sukabumi, Bambang juga diplintir sehingga malah memojokkan kami.
(bantahan dari Kepala TU atas pemberitaan terlampir).

Setelah menganalisis materi pemberitaan yang dimuat oleh Sdr


Ahmad Junaedi, terdapat banyak kata-kata yang bersifat fitnah keji dan
tanpa konfirmasi sehingga melanggar hak-hak asasi kami dan kami
yakin telah melanggar UU No 40/99 tentang Pers yakni sebagai berikut :

1. Judul berita tanggal 16 Desember 2005 Oknum Kapus Kutip


Dana Ilegal, Cetak Kartu Pengenal dan Medical Record Fiktif. Dari
judulnya kami melihat adanya upaya pembunuhan karakter dan
fitnah, dimana pencetakan kartu pengenal dan medical record
disebut sebagai fiktif.
Perlu kami sampaikan, bahwa kartu pengenal dan medical record
merupakan upaya inovasi yang dilakukan untuk peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan fisiknya ada, tidak
fiktif seperti yang dituduhkan wartawan Radar Bogor.
Pengadaan kedua kartu tersebut memang tidak diatur oleh Perda No
16 Tahun 2000 tentang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan
Kota Sukabumi. Namun, keberadaan kartu rekam medik (medical
record) sangat diperlukan dan telah diatur dalam UU No 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran, dan Peraturan Menteri Kesehatan
RI No 1419/Menkes/PER/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik
Dokter dan Dokter Gigi.
Pada pasal 16 Permenkes tersebut, dijelaskan bahwa dokter dan
dokter gigi dalam pelaksanaan praktik kedokteran wajib membuat
rekam medis. Atas dasar inilah, Puskesmas Selabatu yang memiliki
kunjungan pasien terbesar di Kota Sukabumi mengambil kebijakan
untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan tersebut.
Perlu kami jelaskan lebih jauh, buku rekam medis merupakan buku
yang berisi kumpulan catatan atau data mengenai keluhan, diagnosa
dan terapi serta hal-hal lain yang dianggap perlu dicatat mengenai
seorang pasien oleh dokter pemeriksa. Keberadaan buku ini, selain
untuk memudahkan dokter dalam memeriksa perjalanan penyakit
pasien, juga untuk menghindari kesalahan terapi. Untuk pembuatan
satu buku rekam medis ini, terpaksa dibebankan kepada pasien
dengan harga Rp 1.000,- (seribu rupiah) mengingat tidak tersedianya
dana dari biaya operasional.
Sedangkan kartu pengenal pasien merupakan tanda pengenal pasien
yang berobat di Puskesmas Selabatu, yang di dalamnya terdapat
nomor pendaftaran yang berguna untuk memudahkan pencarian
data pasien ketika akan digunakan. Untuk pembuatan kartu ini,
dibebankan dari pasien sebesar Rp 500,- (lima ratus rupiah). Selain
untuk memudahkan pencarian data pasien, kartu pengenal ini
menjadi back up data pasien, jika data yang ada di komputer
mengalami gangguan. Kartu pengenal dan rekam medik hanya dibuat
satu kali untuk setiap pasiennya.

Dengan demikian, tulisan bahwa kami telah mencetak kartu


pengenal dan kartu rekam medik fiktif sangat mengada-ada dan jauh
dari kebenaran. Terdapat unsur fitnah dan tendensi yang mengarah
pada pencemaran nama baik dan martabat kami.
Perlu kami sampaikan pula, pembuatan kartu rekam medik telah
kami usulkan untuk dapat dijadikan pegangan bagi para dokter di
puskesmas, karena fungsi serta merupakan tuntutan perundang-
undangan.
Bahkan karena inovasi pembuatan buku rekam medik ini,
mendukung Puskesmas Selabatu menjadi Juara Harapan I sebagai
Puskesmas Berprestasi di tingkat Propinsi Jawa Barat.

2. Isi berita tanggal 16 Desember 2005 jelas-jelas ditulis tanpa


mempertimbangkan etika dan berisi tuduhan dan fitnah keji. Pada
paragraf pertama disebutkan bahwa Kepala Puskesmas Selabatu
berinisial An dituding menggasak uang puluhan juta dari hasil
penjualan kartu pengenal dan medical record kepada pasien di
Puskesmas Selabatu, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi sebesar Rp
1.500 per orang.
Kami menilai bahwa isi berita tersebut jelas-jelas fitnah, karena
pembukuan dan laporan mengenai keuangan untuk pembuatan
kartu pengenal dan rekam medik dilakukan secara transparan. Pada
alinea 9, wartawan yang bersangkutan malah menuliskan jumlahnya
menjadi ratusan juta rupiah. Dari dua informasi ini, jelas membuat
semua pihak bingung, terlebih lagi kebenaran dari informasi tersebut
tidak mendasar.
3. Saat awal konfirmasi, sekitar tanggal 14 Desember 2005, kami
sudah menyampaikan kepada Sdr Ahmad Junaedi bahwa kami tidak
memiliki kewenangan untuk memberikan keterangan, begitu juga
dengan Kepala TU Dinkes Kota Sukabumi yang telah menyampaikan
bahwa keterangan hanya bisa diberikan oleh Kepala Dinas. Namun,
Sdr Ajun terus memaksa bahkan minta bertemu untuk membahas
persoalan tersebut. Padahal telah kami sampaikan bahwa
kewenangan masalah tersebut ada di Kepala Dinas. Yang kami
herankan, wartawan Radar Bogor tidak berusaha mengkonfirmasi
kepada Kepala Dinas agar pemberitaan yang dimuat tidak keliru dan
cenderung fitnah. Namun, Sdr Ahmad Junaedi malah mencari-cari
sumber berita yang kami anggap kurang memahami persoalan
tersebut.

4. Tiga edisi berita yang dimuat, isinya jelas-jelas memojokkan kami dan
membuat hak-hak kami baik profesi mau pun keluarga terganggu.
Tuduhan korupsi yang tidak berdasar bukan cuma berdampak pada
diri kami, tapi juga secara psikologi memberikan pukulan yang keras
bagi keluarga, famili, dan sahabat.

Demikian sebagian kecil dari apa yang kami anggap sebagai


informasi fitnah dan tendensius yang telah ditulis oleh wartawan Harian
Pagi Radar Bogor, Sdr Ahmad Junaedi. Untuk itu, kami mengajukan
tuntutan :
1. Redaksi meralat pemberitaan bohong dan salah, serta berbau
fitnah yang telah ditulis oleh wartawan Sdr Ahmad Junaedi
2. Permohonan maaf di Harian Pagi Radar Bogor atas pemberitaan
yang cenderung berbau fitnah, tendensius dan memojokkan tanpa
keseimbangan
3. Wartawan Sdr Ahmad Junaedi agar diberikan pembinaan agar
tidak mengulangi kesalahan dalam membuat berita

Demikian kami sampaikan. Semoga nama besar Radar Bogor tidak


tercemar karena dimuatnya pemberitaan yang tidak seimbang dan
cenderung fitnah. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,
Kepala Puskesmas Selabatu

Drg. Ani Haritsyah


NIP. 140 202 064

TEMBUSAN :
1. Walikota Sukabumi
2. DPRD Kota Sukabumi
3. Kepala Kejaksaan Kota Sukabumi
4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi
5. Kepala Bawasda Kota Sukabumi
6. Ka. Biro Harian Radar Bogor Wilayah Sukabumi
7. Surat Kabar Pakuan
8. Harian Pakuan Raya
9. Surat Kabar Parahiangan
DINAS KESEHATAN KOTA SUKABUMI
PUSKESMAS SELABATU
Jl. Surya Kencana No. 45 Sukabumi Telp (0266) 229944

JAWABAN ATAS PERTANYAAN KEJAKSAAN NEGERI SUKABUMI

1. Pengadaan kartu pengenal pasien memang tidak diatur oleh Perda


No 16 Tahun 2000 tentang Pelayanan Kesehatan pada Dinas
Kesehatan Kota Sukabumi.
Sedangkan kartu pengenal pasien merupakan tanda pengenal
pasien yang berobat di Puskesmas Selabatu, yang di dalamnya
terdapat nomor pendaftaran yang berguna untuk memudahkan
pencarian data pasien ketika akan digunakan. Untuk pembuatan
kartu ini, dibebankan dari pasien sebesar Rp 500,- (lima ratus
rupiah). Selain untuk memudahkan pencarian data pasien, kartu
pengenal ini menjadi back up data pasien, jika data yang ada di
komputer mengalami gangguan. Kartu pengenal hanya dibuat
satu kali untuk setiap pasiennya.
Bahkan karena inovasi kartu pengenal pasien ini, mendukung
Puskesmas Selabatu menjadi Juara Harapan I sebagai Puskesmas
Berprestasi di tingkat Propinsi Jawa Barat.

2. Penarikan tarif di laboratorium Puskesmas Selabatu dilakukan


karena untuk memanfaatkan alat-alat bantuan dari Spanyol
tahun 2002 yang reagensianya sudah habis pada Desember 2003
sehingga jika alat-alat tersebut tidak dipergunakan dikhawatirkan
akan rusak dan tidak bermanfaat.
Biaya yang dibebankan pada pasien adalah sebesar Rp. 10.000,00
untuk masing-masing pemeriksaan widal dan pemeriksaan gula
darah. Biaya tersebut dipergunakan untuk mengganti bahan habis
pakai dan pemeliharaan alat-alat tersebut.
Harga yang dibebankan pada pasien untuk pemeriksaan, di bawah
biaya pemeriksaan di laboratorium swasta, sehingga meringankan
pasien dalam hal pembiayaan dan waktu.
DINAS KESEHATAN KOTA SUKABUMI
PUSKESMAS SELABATU
Jl. Surya Kencana No. 45 Sukabumi Telp (0266) 229944

MEDIA : RADAR BOGOR


HARI/TANGGAL : Kamis / 22 Desember 2005
HALAMAN/KOLOM : 13/1 - 14/5
BERITA : Kajari Kota Usut Kasus Kapus

Anda mungkin juga menyukai