Pengarusutamaan
Konservasi
Orangutan Dalam
Penataan Ruang
Wilayah Provinsi
dan Kabupaten
Tim Penyusun:
Ermayanti
Hendi Sumantri
Herry Djoko Susilo
M. Arif Rifqi
Pahrian G. Siregar
Sri Suci Utami Atmoko
PENDAHULUAN 7 Tabel
4Latar Belakang 7
4Maksud dan Tujuan 8 Tabel 1. Kondisi Ancaman pada Habitat Orangutan 12
4Ruang Lingkup 8 Tabel 2. Parameter dan Skoring Kondisi Ancaman pada Habitat Orangutan 16
4Target Sasaran 8 17
Tabel 3. Klasifikasi Total Nilai Skor
Tabel 4. Luas habitat orangutan berdasarkan fungsi kawasan hutan 27
INDEKS KETERANCAMAN HABITAT ORANGUTAN 9 Tabel 5. Arah Pengarusutamaan konservasi orangutan ditingkat lokal 32
4Habitat Orangutan di Indonesia 9 Tabel 6. Daftar provinsi dan kabupaten wilayah distribusi orangutan 34
4Identifikasi Keterancaman Kawasan Habitat Orangutan 11 Tabel 7. Daftar lembaga konservasi orangutan di Sumatera dan Kalimantan 36
Tabel 8. Alternatif arahan pemanfaatan ruang kawasan hutan berdasarkan 39
indeks keterancaman habitat orangutan
PENATAAN RUANG WILAYAH 20 Tabel 9. Identifikasi konflik fungsi kawasan hutan dan habitat orangutan 47
4Tujuan Penataan Ruang 21
Tabel 10. Identifikasi konflik rencana pola ruang RTRW dan habitat orangutan 48
4Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang 21
4Rencana Pola dan Struktur Ruang Wilayah 21 Tabel 11. Arahan penyempurnaan rencana pola ruang RTRW 49
Gambar
KAWASAN HUTAN DAN HABITAT ORANGUTAN 24
4Kategori Kawasan Hutan 24 Gambar 1. Peta kawasan hutan dan perairan: (a) Sumatera, dan (b) Kaliman- 10
4Sebaran Habitat Orangutan berdasarkan Fungsi Kawasan 26
tan
Hutan
Gambar 2. Peta Tingkat Ancaman Habitat Orangutan di Indonesia, (a) Suma- 17
tera dan (b) Kalimantan
PENGARUSUTAMAAN DATA HABITAT ORANGUTAN 31 Gambar 3. Hirarki Fungsi Kawasan Hutan dan Pola Ruang RTRW (Modifikasi 26
DALAM RENCANA TATA RUANG DAERAH Prihanto dkk. 2011)
4Arahan bagi Pemerintah Daerah dan Pemangku Kepent- 31 Gambar 4. Peta overlay habitat orangutan dengan kawasan hutan di Leuser 28
ingan Lainnya Barat dan Leuser Timur, Propinsi Aceh dan Sumatera Utara
4Tawaran Alternatif Revisi dan/atau Rekomendasi Pengelo- 38 Gambar 5. Peta overlay habitat orangutan P.pygmaeus pygmaeus dan 29
laan Kawasan Hutan P.pygmaeus wurmbii dengan kawasan hutan, Provinsi Kaliman-
4Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan Konservasi 43 tan Barat dan Kalimantan Tengah
Orangutan
Gambar 6. Peta overlay habitat orangutan dengan kawasan hutan dan per- 30
4Arahan Umum Penyempurnaan Konflik Penataan Ruang 47
dengan Konservasi Orangutan airan: (a) Sumatera, dan (b) Kalimantan
Gambar 7. Peta overlay indeks keterancaman habitat orangutan dengan ka- 42
wasan hutan di Leuser dan sekitarnya
REKOMENDASI
Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam 51 Gambar 8. Kerangka
Pengarusutamaan Pendekatan
Konservasi KLHSDalam
Orangutan RTRW (Prihanto dkk. 2013) 43
Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
L
angkah-langkah pengarusutamaan pembangun
an yang berwawasan lingkungan dan pemba
ngunan berkelanjutan bagi seluruh sektor di-
tempuh dalam setiap kebijakan pembangunan dalam
rangka menciptakan terjaminnya keseimbangan dan
Pengantar kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan
hidup di masa mendatang. Pembangunan di bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan
upaya untuk mendayagunakan sumber daya alam
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan
tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan keseim-
bangan lingkungan hidup, kepentingan ekonomi dan
budaya masyarakat lokal, serta keserasian penataan
ruang dalam upaya terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan. Upaya pelaksanaan penataan ruang
yang belum kondusif menyebabkan kerusakan ling-
kungan pada ekosistem terestrial (hutan), laut dan pe-
sisir semakin meningkat.
Latar Belakang
H
utan hujan tropis di mana orang- pemerintah daerah dalam memberikan
utan Sumatera berada juga meru- dan mengeluarkan izin-izin pemanfaatan
pakan tempat bagi beberapa ke- ruang dan pembangunan infrastruktur.
anekaragaman hayati paling spektaku Selain itu, RTRW berperan penting seba
ler di planet ini termasuk orangutan, ke- gai alat untuk mewujudkan pembangun
anekaragaman hewan lain dan spesies an yang berkelanjutan di suatu daerah
tanaman yang menakjubkan. Dengan jika disusun dan diimplementasikan de
demikian hutan-hutan ini merupakan ngan baik dan benar.
daerah yang sangat penting untuk kon-
servasi. Meskipun begitu, hutan terse- Secara umum, RTRW provinsi maupun
but juga berada di antara hutan yang kabupaten seringkali lebih mengede-
tercepat menghilang (deforestasi) di pankan pencapaian pembangunan
dunia karena konversi ke pemanfaatan ekonomi tanpa mempertimbangkan
lainnya seperti perkebunan kelapa sawit keseimbangan kelestarian lingkungan
dan hutan tanaman industri. dan ekosistem di suatu wilayah. Efek-
tivitas proses perencanaan tata ruang
Konversi hutan untuk penggunaan lahan dan perlindungan hutan di provinsi
lainnya sering dianggap sebagai penen- dan kabupaten perlu ditingkatkan de
tu untuk pembangunan ekonomi yang ngan database atau peta yang jelas dan
pesat di Indonesia. Selain struktur pe mengikat secara hukum. Memperbaiki
ngelolaan kehutanan dan penegakan hu- pola ruang dan struktur ruang berbasis
kum, salah satu tantangan serius dalam lingkungan penting dilakukan untuk
mengurangi deforestasi adalah per- memastikan kelestarian dan kapasitas
aturan dan kebijakan pemerintah pusat sumberdaya alam tetap terjaga serta
dan daerah yang lemah. Contoh produk melindungi habitat kritis orangutan.
kebijakan pemerintah yang penting yai- Saat ini, FORINAtelah membangun da-
tu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tabase spasial (peta-peta) sebaran habi-
sebagai arahan kebijakan, rencana dan tat orangutan dan tingkat keterancam
program pembangunan yang akan di- annya yang dapat menjadi salah satu
laksanakan. Rencana Tata Ruang Wilayah input penting dalam perencanaan tata
(RTRW) dijadikan referensi hukum bagi ruang provinsi dan kabupaten.
P P O
engarusutamaan atau mainstreaming anduan ini mencakup proses rangutan merupakan satu-satu dalam jangka panjang (viable) terdapat
dalam panduan ini lebih fokus pada penyusunan peta tingkat ke nya kera besar yang hidup di Asia, di Batang Toru, Sumatera Utara, dengan
bagaimana data peta distribusi orang- terancaman habitat orangutan di mana tiga kerabatnya, yaitu go- ukuran sekitar 400 individu.
utan dan peta ancaman habitatnya dapat dan bagaimana data tersebut diman- rila, simpanse, dan bonobo hidup di Afrika.
diakui dan dimanfaatkan sebagai salah satu faatkan untuk penapisan penyusun Saat ini orangutan hanya ditemukan di Su- Orangutan di Kalimantan sebagian be-
data penting dalam penataan ruang daerah. an pola ruang dan struktur ruang matera dan Borneo (Kalimantan). Para ahli sar mendiami hutan dataran rendah dan
Maksud buku panduan ini adalah menye- RTRW Propinsi Aceh, Sumatera Utara, primata sepakat untuk menggolongkan hutan rawa di Sabah, bagian barat daya
diakan kerangka integrasi pengarusutamaan Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan orangutan yang hidup di Sumatera seba Sarawak, Kalimantan Timur, serta bagi
konservasi orangutan dalam proses dan Tengah, Kalimantan Timur dan kabu- gai Pongo abelii yang berbeda dari Pongo an barat daya Kalimantan, antara Su
sistem perencanaan penataan ruang yang paten di dalamnya. pygmaeus yang menempati hutan-hutan ngai Kapuas dan Sungai Barito. Para ahli
berbasis ekologi, yang bertujuan untuk: dataran rendah di Kalimantan. mengamati adanya perbedaan yang cu-
1. Menyebarluaskan data dan informasi kup nyata di antara populasi orangutan
spasial orangutan termasuk habitat, Orangutan Sumatera sebagian besar di Kalimantan. Oleh karenanya, populasi
popu lasi, dan ancamannya yang telah Target Sasaran ditemukan di Provinsi Sumatera Utara Orangutan Kalimantan disepakati dibe-
dibangun oleh FORINA. dan Propinsi Aceh, dengan Sitinjak di Ta- dakan menjadi tiga (3) kelompok geo-
2. Membantu para perencana tata ruang,
pengambil keputusan tata ruang dan
para penggiat konservasi orangutan un-
S asaran pengguna buku panduan
ini antara lain:
1. Staf perencana tata ruang di ting
panuli Selatan sebagai batas paling se-
latan sebarannya. Satu lokasi tambahan
yaitu daerah penyangga Taman Nasional
grafi atau anak jenis, yaitu:
4Pongo pygmaeus pygmaeus, di bagian
barat laut Kalimantan, yaitu utara
tuk langkah-langkah pemanfaatan data kat provinsi dan kabupaten Bukit Tigapuluh di Jambi sebagai habi- dari Sungai Kapuas, Kalimantan Barat
tersebut dalam proses penyusunan atau 2. Kepala bidang dan Kepala Bappeda tat pelepasliaran orangutan. Menurut sampai ke timur laut Sarawak;
review tata ruang. provinsi dan kabupaten hasil PHVA tahun 2004, populasi orang- 4Pongo pygmaeus wurmbii, di bagian
3. Menjelaskan kesenjangan data dan ham- 3. Kepala Satuan Kerja Perangkat Dae- utan terbesar di Sumatera dijumpai di selatan dan barat daya Kalimantan,
batan serta mengembangkan rekomen- rah (SKPD) provinsi dan kabupaten Leuser Barat (2.508 individu) dan Leuser yaitu antara sebelah selatan Sungai
dasi untuk mengarusutamakan konser- 4. Akademisi dan peneliti orangutan Timur (1.052 individu), serta Rawa Sing- Kapuas (Kalimantan Barat) hingga ba-
vasi orangutan kedalam rencana pemba 5. Para penggiat organisasi masyara- kil (1.500 individu). Populasi lain yang gian timur Sungai Barito (Kalimantan
ngunan daerah. kat dan LSM konservasi orangutan diperkirakan potensial untuk bertahan Tengah); serta
O
nesia (FORINA) membagi kawasan habi- Kapuas, Kalimantan Tengah yang meru- rangutan menyukai hutan hujan lamatkan populasi dan habitat orang-
tat orangutan yang ada di Indonesia pakan habitat Pongo pygmaeus wurmbii, tropis dataran rendah sebagai utan. Ditambah lagi dengan luasnya
menjadi 9 (sembilan) kawasan, yakni: serta Jambi dan Jantho untuk kawasan tempat hidupnya, sehingga per- habitat orangutan yang berada di luar
Jantho, Leuser Barat dan Leuser Timur pelepasliaran orangutan Sumatera. lindungan ekosistem tersebut sangat sistem kawasan konservasi tersebut aki-
untuk kawasan orangutan di Aceh dan Pembagian kawasan tersebut dengan penting untuk menjamin kelangsungan bat pemanfaatan kawasan hutan yang
Sumatera Utara, Batang Toru di Su- mempertimbangkan kondisi habitat hidup satwa ini. Kawasan konservasi (ta- tidak memperhatikan prinsip kelestari
matera Utara, Taman Nasional Bukit dan genetika orangutan yang ada. Ada- man nasional, cagar alam dan lainnya) an lingkungan. Keterancaman hidup
Tigapuluh di Jambi, Kalimantan Timur pun peta pembagian kawasan habitat yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan habitat hidup orangutan saat ini,
yang merupakan habibat dari Pongo tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. dirasakan belum mampu untuk menye sudah sejatinya menjadi perhatian ber-
Gambar 1. Peta Pembagian Kawasan Habitat Orangutan di Indonesia, (a) Sumatera dan (b) Kalimantan
(a) (b)
Selain karena permasalahan laju reproduksi orangutan yang sangat lambat, potensi
kepunahan orangutan juga disebabkan oleh karena kehilangan habitat orangutan
baik di Sumatera dan Kalimantan. Hutan alami, khususnya ekosistem hutan hujan
dataran rendah (di mana populasi orangutan sebagian besar hidup), di kedua pulau
Parameter Nilai Klasifikasi Klasifikasi Gambar 2. Peta Tingkat Ancaman Habitat Orangutan di Indonesia, (a) Sumatera dan (b) Kalimantan
Skor Sumatera Kalimantan
Laju 1 649 4.611
Deforestasi Deforestasi 2 650 1.298 4.612 9.222
(ha/tahun) 3 1.299 9.223
TN, HP ada konsesi TN, HP ada konsesi
1
aktif aktif
HP ada konsesi tapi HP ada konsesi tapi
2 tidak aktif, HL, CA, tidak aktif, HL, CA,
Fungsi Fungsi
SM SM
Kawasan Kawasan
APL, HP tidak ada APL, HP tidak ada
konsesi, HP ada konsesi, HP ada
3
HTI, HP dengan HTI, HP dengan
tambang di atasnya tambang di atasnya
M
enurut UU No. 26 Tahun 2007 dakan yang lebih nyata, dan akan men-
adalah suatu sistem proses pe jadi dasar dalam penyusunan rencana
Penataan Ruang ren
canaan tata ruang, peman- struktur ruang dan rencana pola ruang
Wilayah faatan ruang, dan pengendalian peman-
faatan ruang dengan tujuan:
wilayah provinsi.
U
ndang-Undang Nomor 26 Tahun ini menegaskan pentingnya keterkaitan c) terwujudnya pelindungan fungsi ru- Tata Ruang Nasional berdasarkan UU
2007 tentang Penataan Ruang yang harmonis dan selaras antara RTRW ang dan pencegahan dampak nega- no. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang
menyatakan bahwa pemerintah dan RPJP. tifterhadap lingkungan akibat peman- Nasional menetapkan bahwa Kawasan
daerah baik ditingkat provinsi dan kabu- faatan ruang. Ekosistem Leuser di wilayah Aceh
paten berwenang dalam melaksanakan Penataan ruang dipandang sebagai adalah sebagai KawasanStrategis Nasi-
penataan ruang wilayah provinsi yang upaya memanfaatkan sumberdaya alam Hubungan antara konservasi orangutan onal karena kepentingan konservasi ke-
meliputi perencanaan tata ruang, pe- sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan tata ruang adalah setiap kegiatan anekaragaman hayati. Ekosistem Leuser
manfaatan ruang, dan pengendalian masyarakat. Tetapi penataan ruang juga konservasinya menjadi acuan dalam merupakan habitat orangutan terluas di
pemanfaatan ruang. Penyusunan RTRW harus dapat menjamin: perencanaan tata ruang yang meliputi: Sumatera. Contoh lain dimana proses
Provinsi dan Kabupaten merupakan tu- 4Kelestarian (sustainability) sumberdaya 4Perlindungan dan pelestarian popu- penataan ruang telah mengakomo-
gas dan wewenang Pemerintah Provinsi alam (hutan, tanah dan air) dapat ber- lasi orangutan dir kepentingan konservasi orangutan
dan Kabupaten untuk menyusunnya. fungsi dan bermanfaat terus menerus. 4Alokasi hutan sebagai ruang untuk yaitu perubahan status kawasan hutan
Undang-undang lain yang terkait de 4Penyusunan rencana tata ruang ha- habitat orangutan produksi menjadi hutan lindung eko-
ngan kewenangan penyusunan RTRW rus memperhatikan daya dukung 4Pengelolaan kualitas habitat dan pe sistem Batang Toru yang telah dituang-
adalah Undang-undang Nomor 25 Ta- dan daya tampung lingkungan hidup ngendalian gangguan yang mengan- kan dalam rencana tata ruang terbaru
hun 2004 tentang Sistem Perencanaan (Peraturan Pemerintah No.15 tahun cam kelestarian orangutan. Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan Nasional (SPPN). Dalam 2010 tentang Penyelenggaraan Pena-
Undang-Undang Sistem Perencanaan taan Ruang)
Pemba ngunan Nasional maupun Un 4Partisipasi masyarakat dengan mening Kebijakan dan Strategi Rencana Pola dan
dang-Undang Penataan Ruang disebut- katkan efektivitas komunikasi, pertu- Penataan Ruang Struktur Ruang Wilayah
kan beberapa pasal yang memberikan karan data dan informasi secara kontinu.
K
indikasi hubungan yang sangat kuat 4Kebijakan, rencana, dan/atau program ebijakan penataan ruang wilayah 1.1.1. Pola Ruang
antara RTRW dengan rencana pemba yang berpotensi menimbulkan dam- provinsi merupakan arahan Pola ruang terbentuk dari kawasan lin
ngunan jangka panjang (RPJP). RTRW pak dan/atau resiko lingkungan beru- pengembang an wilayah yang dung dan kawasan budidaya. Kawasan
adalah rencana umum tata ruang yang pa kerusakan, kemerosotan, dan/atau ditetapkan oleh pemerin tah daerah lindung adalah wilayah yang ditetapkan
memiliki jangka perencanaan 20 tahun, kepunahan keanekaragaman hayati provinsi guna mencapai tujuan pena- dengan fungsi utama melindungi keles
sedangkan RPJP adalah dokumen peren- (termasuk orangutan dan spesies taan ruang wilayah provinsi dalam ku- tarian lingkungan hidup yang menca
canaan untuk periode 20 tahun. Kondisi penting lainnya) dapat diminimalkan. run waktu 20 tahun. Sedangkan strategi kup sumber daya alam dan sumber daya
K
awasan hutan adalah wilayah ter 1. Kawasan Konservasi, atau Kawasan pedoman yang lebih ketat. Izin Usa detail (di mana setiap provinsi/kabupa
tentu yang ditunjuk dan/atau Lindung, yang secara ketat dilin ha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu ten akan berbeda-beda), rencana pola
di
tetapkan oleh Pemerintah un- dungi. Ini termasuk Taman Nasional, (IUPHHK) dapat diterbitkan untuk ruang kawasan lindung terdiri dari (tidak
tuk mempertahankan keberadaannya Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Ta- Hutan Produksi oleh Pemerintah, terbatas):
sebagai hutan tetap. Kawasan hutan man Buru, dan Taman Hutan Raya. Ta- berdasarkan rekomendasi dari Peme 4Kawasan Bakau/Mangrove
Indonesia ditetapkan oleh Menteri Ke- man Hutan Raya dikelola oleh Dinas rintah Provinsi dan Pemerintah Ka- 4Kawasan Bergambut
hutanan dalam bentuk Surat Keputusan Kehutanan Provinsi atau Dinas Kehu- bupaten. Vegetasi alami pada hutan 4Kawasan Hutan Lindung
Menteri Kehutanan tentang Penunjukan tanan Kabupaten, sementara yang terdegradasi dapat diberi izin untuk 4Kawasan Rawa
Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. lainnya oleh Pemerintah (dalam hal konversi ke hutan tanaman dalam 4Kawasan Sempadan Danau
Penunjukan kawasan hutan disusun ber- ini Direktorat Jenderal Perlindungan kategori ini. 4Kawasan Sempadan Pantai
dasarkan pemaduserasian antara Ren- Hutan dan Konservasi Alam, Kemen 4. Hutan Konversi adalah kawasan hu- 4Kawasan Sempadan Sungai
cana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan terian Kehutanan). tan yang dapat dikonversi menjadi 4Kawasan Suaka Alam
Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). 2. Hutan Lindung masih dapat diman- areal penggunaan lain, termasuk hu- 4Kawasan Suaka Margasatwa
faatkan berupa pengambilan secara tan tanaman, perkebunan terbuka
Peta kawasan hutan dan perairan meru- terbatas hasil hutan non-kayu seperti dan pemukiman. Setelah Menteri Sedangkan untuk kawasan budidaya di
pakan data dasar utama dalam penyusun madu, buah-buahan, kacang-kacang Kehutanan memberikan persetu- antaranya (tidak terbatas) terdiri dari:
an RTRW Provinsi dan Kabupaten. Prin- an. Kawasan ini dikelola oleh Dinas juan, maka kontrol atas izin tersebut 4Kawasan Hutan Produksi Konversi
sipnya, penataan ruang merupakan pro Kehutanan Provinsi atau Dinas Kehu- berada di instansi-instansi lain di luar 4Kawasan Hutan Produksi Terbatas
ses negosiasi pemerintah daerah (provin- tanan Kabupaten. Kementerian Kehutanan. 4Kawasan Hutan Produksi Tetap
si dan kabupaten) untuk mengubah alih 3. Hutan Produksi adalah hutan 4Kawasan Peruntukan Pelabuhan
fungsi kawasan hutan dalam mendukung yang dialokasikan terutama untuk Hirarki kriteria fungsi kawasan hutan 4Kawasan Peruntukan Perkebunan
rencana pembangunan. Kategori ka- produksi kayu. Ada dua kategori hu- dan transformasi ke dalam klasifikasi 4Kawasan Peruntukan Permukiman
wasan hutan dan wewenang pengelo- tan produksi: Hutan Produksi Tetap pola ruang RTRW dapat dilihat pada 4Kawasan Peruntukan Pertambangan
laannya terdiri dari (Wich dkk, 2011): dan Hutan Produksi Terbatas dengan Gambar 3. Pada tingkatan yang lebih 4Kawasan Peruntukan Pertanian
H
Kalteng-P.
abitat orangutan yang signifikan dan populasi orangutan ditemukan dikate pygmaeus 187830.35 884843.62 108703.74 3053576.93 2220183.52 9183.31 1082.80
gori kawasan hutan yang berbeda, sehingga resolusi konflik yang efektif atas wurmbii
masalah status kawasan atas habitat orangutan merupakan prasyarat untuk Kaltim-P.
konservasi efektif terhadap populasi yang tersisa. Habitat orangutan yang semakin pygmaeus 280768.62 230287.43 89702.63 1009318.39 442515.94 214267.54 99.75
morio
terdesak oleh pembangunan ekonomi dikhawatirkan akan mempercepat penurunan
populasi orangutan mendekati kepunahan. Deforestasi berpengaruh langsung ter- Keterangan: * luas indikatif berdasarkan analisis GIS
hadap keberadaan dan kelestarian orangutan. Sebagian besar habitat orangutan
berada di kawasan hutan yang belum dilindungi. Penetapan fungsi kawasan hutan
lebih ditentukan oleh faktor fisik (topografi, jenis tanah dan curah hujan), di mana
aspek keanekaragaman hayati tidak menjadi salah satu kriteria penetapan kawasan Sebagai ilustrasi, Gambar 4 dan 5 memperlihatkan overlay habitat orangutan de
hutan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika habitat-habitat penting bagi spe- ngan kawasan hutan di lanskap Ekosistem Leuser, Provinsi Nanggroe Aceh Darus-
sies kharismatik seperti orangutan, harimau, gajah dan lainnya belum sepenuhnya salam dan Sumatera Utara dan P. pygmaeus pygmaeus dan P. pygmaeus wurmbii di
terlindungi secara hukum. Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Gambar 6. Peta overlay habitat orangutan dengan kawasan hutan dan perairan:
(a) Sumatera dan (b) Kalimantan
P
emerintah daerah dan pemangku Penting untuk dicatat juga bahwa peng
kepentingan lainnya memainkan arusutamaan konservasi orangutan di
peranan penting dalam pengarus tingkat daerah akan melibatkan level ke-
utamaan konservasi orangutan dalam bijakan berbeda dan kerangka kerja ke-
rencana tata ruang daerah. Meskipun bijakan yang berbeda. Level kebijakan
demikian, pendekatan pengarusuta- terdiri dari kebijakan tingkat provinsi
maan kemungkinan akan berbeda bagi dan kabupaten Pemerintah daerah
masing-masing tingkat pemerintahan provinsi dapat menggunakan rencana
karena masing-masing pemerintah dae- tata ruang wilayah provinsi (RTRWP) dan
rah mungkin memiliki penekanan sasa- rencana tata ruang detail kawasan stra
ran yang berbeda. Kemungkinan per- tegis (RTRDKS) sebagai dasar bagi pe-
(a) soalan yang paling krusial dalam peng rumusan kebijakan. Sedangkan peme
(b) arusutamaan konservasi orangutan di rintah kabupaten dapat menggunakan
tingkat lokal adalah keterlibatan para rencana tata ruang wilayah kabupaten
Peta habitat orangutan berdasarkan kawasan hutan dan batas administrasi untuk pemangku kepentingan dalam peng (RTRWK) dan rencana tata ruang (RTR)
provinsi dan kabupaten lain dapat diakses www.forina.or.id. arusutamaan disemua siklus kebijakan. detail perkotaan dan pedesaan.
K
ondisi saat ini banyak habitat yang terancam keberlanjutannya dan membu- kawasan. masih menguntungkan
tuhkan perubahan atau revisi status kawasannya ataupun model pengelolaan 4Jika tidak ada beban untuk diusahakan, perlu
kawasannya. Tawaran mengenai kedua hal tersebut dilakukan dengan me- perijinan dan berdasarkan segera ditunjuk unit
manfaatkan informasi yang berdasarkan peta indeks keterancaman habitat orang- potensi tegakannya manajemen pemegang hak
utan, yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. masih menguntungkan pemanfaatannya.
untuk diusahakan, perlu
Adapun tawaran perubahan atau revisi status kawasan ataupun model pengelolaan segera ditunjuk unit
kawasan bagi habitat orangutan berdasarkan status kawasan dan hasil penilaian in- manajemen pemegang hak
deks keterancaman habitat orangutan adalah sebagai berikut: pemanfaatannya.
P
engembangan pola ruang yang disesuaikan agar kapasitas daya dukung
berimplikasi kepada perubahan (carrying capacity) lingkungan tidak terle-
per
untukan dan fungsi kawasan wati. Mengacu pada Pasal 19 UU 41/1999,
hutan pada dasarnya adalah inisiatif perubahan kawasan hutan diatur seba
pemerintah daerah untuk mendukung gai berikut: ayat (1): Perubahan peruntu-
program pembangunan yang didasar- kan dan fungsi kawasan hutan ditetap-
kan kepada prinsip-prinsip pembangun kan oleh Pemerintah dengan didasarkan
an berkelanjutan. Kepentingan ekonomi pada hasil penelitian terpadu. Selanjut-
pembangunan perlu dievaluasi dan nya pada ayat (2): Perubahan peruntukan
Gambar 7. Peta overlay indeks keterancaman habitat orangutan dengan kawasan hutan di
Leuser dan sekitarnya
Gambar 8. Kerangka Pendekatan KLHS RTRW (Prihanto dkk. 2013)
K
b. Perubahan yang menimbulkan pe kan umbrella species (spesies payung) onflik pola ruang didefinisikan sebagai ketidakselarasan antara jenis-jenis pola
ngaruh terhadap kondisi biofisik se- untuk meningkatkan kesadaran kon- ruang (fungsi dan peruntukan kawasan) dengan kriteria dan indikator tata
bagaimana dimaksud pada ayat (1) servasi masyarakat. Kelestarian orang- guna lahan, salah satunya perwakilan kawasan di mana terdapat konsentra-
huruf a merupakan perubahan yang utan menjamin kelestarian hutan yang si nilai-nilai keanekaragaman hayati yang penting secara global, regional dan lokal,
mengakibatkan penurunan atau pe menjadi habitatnya, sehingga diharap- misalnya spesies endemi, spesies hampir punah, tempat menyelamatkan diri (refu-
ningkatan kualitas iklim atau eko- kan kelestarian makhluk hidup lain ikut gia). Untuk region Sumatera dan Kalimantan, data sebaran orangutan dapat dipakai
sistem dan/atau tata air. terjaga pula. Sebagai pemakan buah, identifikasi konflik tata ruang. Identifikasi konflik pola ruang dapat dilakukan dengan
c. Perubahan yang menimbulkan pe orangutan merupakan agen penyebar membuat pertampalan (overlay) antara peta fungsi kawasan hutan dan pola ruang
ngaruh terhadap kondisi sosial dan biji yang efektif untuk menjamin rege dengan habitat orangutan, yaitu:
ekonomi masyarakat sebagaimana nerasi hutan. Orangutan juga sangat
dimaksud pada ayat (1) huruf b meru- menarik dari sisi ilmu pengetahuan Tabel 9. Identifikasi konflik fungsi kawasan hutan dan habitat orangutan
pakan perubahan yang mengakibat- karena kemiripan karakter biologi sat-
Fungsi/Peruntukan Kawasan (Ha)
kan penurunan atau peningkatan so- wa itu dengan manusia. Sebagai satu- Kriteria
sial dan ekonomi masyarakat bagi ke- satunya kera besar yang hidup di Asia, HK HL HPT HP HPK APL
hidupan generasi sekarang dan yang orangutan memiliki potensi menjadi Perwakilan kawasan di mana
akan datang. ikon pariwisata untuk Indonesia. Se- terdapat konsentrasi habitat
d. Perubahan yang menimbulkan pe hingga peta distribusi habitat dan peta orangutan
ngaruh terhadap kondisi biofisik serta tingkat ancaman orangutan menjadi
dampak sosial dan ekonomi masyara- data verifier utama untuk menilai fungsi Keterangan:
kat sebagaimana dimaksud pada ayat pokok Perlindungan Keanekaragaman Tidak konflik
(1) terdiri atas dua kategori yaitu: ber- Hayati (spesies, lanskap, dan ekosistem)
pengaruh; atau tidak berpengaruh. dalam kegiatan KLHS RTRW Aceh, Su- Agak konflik
matera Utara, Jambi, Kalimantan Barat, Konflik
Dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b UU Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur
No 32 Tahun 2009 disebutkan bahwa dan kabupaten/kota di dalamnya. Sangat konflik
1. Memperhatikan kese
Arahan penyempurnaan rencana pola yang bernilai negatif (-), dan menyusun suaian lokasi dan me-
ruang dilakukan dengan memberi pe- rencana mitigasi dan atau alternatif dari minimumkan kerusakan
Kawasan
nilaian pada setiap butir rencana, yaitu: rencana terkait. Beberapa arahan umum ekosistem alam
7. Peruntukan
berdampak negatif (-), berdampak posi- penyempurnaan rencana pola atau struk- 2. Memerlukan program
Permukiman
tif (+), dan netral atau tidak berdampak tur ruang RTRW yang berkonflik dengan peningkatan kapasitas
(0). Dari hasil identifikasi kemudian di- habitat orangutan, di antaranya (tidak masyarakat lokal tentang
pilih rencana pola ruang/struktur ruang terbatas pada) diuraikan pada Tabel 10. perlindungan orangutan
P
Pertanian suaian lahan dan habitat opulasi Orangutan Sumatera dan vasi orangutan dapat dikomunikasikan
orangutan di dalamnya Kalimantan makin terancam. Keru- melalui forum-forum diskusi di daerah.
sakan ekosistem akibat pembu- 4 Membangun mekanisme konsolidasi
kaan lahan besar-besaran untuk perke- dan sharing data atau informasi terkini
bunan dan pertambangan menjadi tentang orangutan diantara praktisi kon-
penyebab utama, disusul perburuan. servasi orangutan dan mendorong pe-
Untuk itu, perlu penanganan serius agar manfaatan data tersebut ke dalam pro
orangutan tak mengalami nasib sama ses penyusunan dan review tata ruang
dengan satwa lain yang tinggal nama daerah. Data sharing dapat dilakukan
alias punah. Kondisi ini diperparah de melalui koordinasi Forum Orangutan
ngan kenyataan bahwa habitat orang- Indonesia (FORINA) dan simpul forum
utan belum menjadi indikator kunci yang sama di Sumatera dan Kalimantan.
proses penyusunan dan review tata ru- 4 Mendorong habitat prioritas konser-
ang. Maka tak heran ketika proses pem- vasi orangutan masuk ke dalam RTRW
berian izin tidak mengakomodasi kon- Provinsi dan Kabupaten/Kota.
servasi orangutan menyebabkan rentan 4 Disseminasi data-data hasil pene-
konflik dengan orangutan. litian dan juga peta-peta distribusi
habitat orangutan yang ada saat ini
Beberapa rekomendasi yang dapat di- kepada para pemangku kepentingan
pertimbangkan sebagai upaya pengarus yang lebih luas termasuk pemerintah
utamaan konservasi orangutan ke dalam provinsi dan kabupaten.
penataan ruang daerah antara lain: 4 Menyelearaskan konservasi orangutan
4 Meningkatkan komunikasi dan ko- dengan pembangunan daerah di di
laborasi antara ilmuwan, praktisi kon- provinsi dan kabupaten, sehingga kon-
servasi, pembuat kebijakan, industri servasi orangutan dapat lebih terinte-
dan pemangku kepentingan lainnya. grasi ke dalam program pembangunan
Pentingnya pengarusutamaan konser- daerah dan pengembangan wilayah.