Anda di halaman 1dari 29

PANDUAN

Pengarusutamaan
Konservasi
Orangutan Dalam
Penataan Ruang
Wilayah Provinsi
dan Kabupaten

Forum Orangutan Indonesia (FORINA) 2014


Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam
Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
PENGARUSUTAMAAN KONSERVASI ORANGUTAN DALAM
PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI DAN KABUPATEN
Forum Orangutan Indonesia (FORINA)
ISBN : 978-602-17274-7-8

Forum Orangutan Indonesia


Jl. Cemara Boulevard No. 58 Taman Yasmin, Bogor, Indonesia, 16112
www.forina.or.id

Tim Penyusun:
Ermayanti
Hendi Sumantri
Herry Djoko Susilo
M. Arif Rifqi
Pahrian G. Siregar
Sri Suci Utami Atmoko

Ilustrasi : Zul MS, Dok. Meirini Sucahyo


Kredit Foto: FORINA, BOSF, Fitriah Basalamah, Sri Suci Utami Atmoko
Layout: Meirini Sucahyo

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
DAFTAR ISI

PENGANTAR 4 DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

PENDAHULUAN 7 Tabel
4Latar Belakang 7
4Maksud dan Tujuan 8 Tabel 1. Kondisi Ancaman pada Habitat Orangutan 12
4Ruang Lingkup 8 Tabel 2. Parameter dan Skoring Kondisi Ancaman pada Habitat Orangutan 16
4Target Sasaran 8 17
Tabel 3. Klasifikasi Total Nilai Skor
Tabel 4. Luas habitat orangutan berdasarkan fungsi kawasan hutan 27
INDEKS KETERANCAMAN HABITAT ORANGUTAN 9 Tabel 5. Arah Pengarusutamaan konservasi orangutan ditingkat lokal 32
4Habitat Orangutan di Indonesia 9 Tabel 6. Daftar provinsi dan kabupaten wilayah distribusi orangutan 34
4Identifikasi Keterancaman Kawasan Habitat Orangutan 11 Tabel 7. Daftar lembaga konservasi orangutan di Sumatera dan Kalimantan 36
Tabel 8. Alternatif arahan pemanfaatan ruang kawasan hutan berdasarkan 39
indeks keterancaman habitat orangutan
PENATAAN RUANG WILAYAH 20 Tabel 9. Identifikasi konflik fungsi kawasan hutan dan habitat orangutan 47
4Tujuan Penataan Ruang 21
Tabel 10. Identifikasi konflik rencana pola ruang RTRW dan habitat orangutan 48
4Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang 21
4Rencana Pola dan Struktur Ruang Wilayah 21 Tabel 11. Arahan penyempurnaan rencana pola ruang RTRW 49

Gambar
KAWASAN HUTAN DAN HABITAT ORANGUTAN 24
4Kategori Kawasan Hutan 24 Gambar 1. Peta kawasan hutan dan perairan: (a) Sumatera, dan (b) Kaliman- 10
4Sebaran Habitat Orangutan berdasarkan Fungsi Kawasan 26
tan
Hutan
Gambar 2. Peta Tingkat Ancaman Habitat Orangutan di Indonesia, (a) Suma- 17
tera dan (b) Kalimantan
PENGARUSUTAMAAN DATA HABITAT ORANGUTAN 31 Gambar 3. Hirarki Fungsi Kawasan Hutan dan Pola Ruang RTRW (Modifikasi 26
DALAM RENCANA TATA RUANG DAERAH Prihanto dkk. 2011)
4Arahan bagi Pemerintah Daerah dan Pemangku Kepent- 31 Gambar 4. Peta overlay habitat orangutan dengan kawasan hutan di Leuser 28
ingan Lainnya Barat dan Leuser Timur, Propinsi Aceh dan Sumatera Utara
4Tawaran Alternatif Revisi dan/atau Rekomendasi Pengelo- 38 Gambar 5. Peta overlay habitat orangutan P.pygmaeus pygmaeus dan 29
laan Kawasan Hutan P.pygmaeus wurmbii dengan kawasan hutan, Provinsi Kaliman-
4Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan Konservasi 43 tan Barat dan Kalimantan Tengah
Orangutan
Gambar 6. Peta overlay habitat orangutan dengan kawasan hutan dan per- 30
4Arahan Umum Penyempurnaan Konflik Penataan Ruang 47
dengan Konservasi Orangutan airan: (a) Sumatera, dan (b) Kalimantan
Gambar 7. Peta overlay indeks keterancaman habitat orangutan dengan ka- 42
wasan hutan di Leuser dan sekitarnya
REKOMENDASI
Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam 51 Gambar 8. Kerangka
Pengarusutamaan Pendekatan
Konservasi KLHSDalam
Orangutan RTRW (Prihanto dkk. 2013) 43
Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
L
angkah-langkah pengarusutamaan pembangun
an yang berwawasan lingkungan dan pemba
ngunan berkelanjutan bagi seluruh sektor di-
tempuh dalam setiap kebijakan pembangunan dalam
rangka menciptakan terjaminnya keseimbangan dan
Pengantar kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan
hidup di masa mendatang. Pembangunan di bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan
upaya untuk mendayagunakan sumber daya alam
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan
tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan keseim-
bangan lingkungan hidup, kepentingan ekonomi dan
budaya masyarakat lokal, serta keserasian penataan
ruang dalam upaya terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan. Upaya pelaksanaan penataan ruang
yang belum kondusif menyebabkan kerusakan ling-
kungan pada ekosistem terestrial (hutan), laut dan pe-
sisir semakin meningkat.

Kehilangan ekosistem hutan alami yang memiliki ke-


anekaragaman hayati tinggi terus terjadi sehingga
keberadaan dan kelestarian spesies penting semakin
terancam. Demikian pula apa yang terjadi dengan
kelestarian orangutan yang habitatnya terus terdesak
oleh pengembangan pembangunan skala besar dan
kecil di Sumatera dan Kalimantan. Keberadaan popu-
lasi orangutan dan habitatnya secara spasial penting
untuk dimasukkan sebagai salah satu kriteria dan indi-
kator penentuan arah penataan ruang wilayah.

Panduan Pengarusutamaan Konservasi Orangutan


dalam Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupa
ten diharapkan membantu para perencana tata ruang
dan pengambil keputusan ditingkat pemerintah dae-
rah dalam memanfaatkan data peta-peta sebaran dan
tingkat keterancaman habitat Orangutan sebagai alat
penapisan penetapan pola ruang dan struktur ruang
RTRW. Dengan demikian, perencanaan pembangunan di
daerah telah mempertimbangkan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Semoga do-
kumen ini dapat bermanfaat bagi para pelaku pengambil
keputusan di tingkat nasional dan lokal.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
4 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
5
Pendahuluan

Latar Belakang

H
utan hujan tropis di mana orang- pemerintah daerah dalam memberikan
utan Sumatera berada juga meru- dan mengeluarkan izin-izin pemanfaatan
pakan tempat bagi beberapa ke- ruang dan pembangunan infrastruktur.
anekaragaman hayati paling spektaku Selain itu, RTRW berperan penting seba
ler di planet ini termasuk orangutan, ke- gai alat untuk mewujudkan pembangun
anekaragaman hewan lain dan spesies an yang berkelanjutan di suatu daerah
tanaman yang menakjubkan. Dengan jika disusun dan diimplementasikan de
demikian hutan-hutan ini merupakan ngan baik dan benar.
daerah yang sangat penting untuk kon-
servasi. Meskipun begitu, hutan terse- Secara umum, RTRW provinsi maupun
but juga berada di antara hutan yang kabupaten seringkali lebih mengede-
tercepat menghilang (deforestasi) di pankan pencapaian pembangunan
dunia karena konversi ke pemanfaatan ekonomi tanpa mempertimbangkan
lainnya seperti perkebunan kelapa sawit keseimbangan kelestarian lingkungan
dan hutan tanaman industri. dan ekosistem di suatu wilayah. Efek-
tivitas proses perencanaan tata ruang
Konversi hutan untuk penggunaan lahan dan perlindungan hutan di provinsi
lainnya sering dianggap sebagai penen- dan kabupaten perlu ditingkatkan de
tu untuk pembangunan ekonomi yang ngan database atau peta yang jelas dan
pesat di Indonesia. Selain struktur pe mengikat secara hukum. Memperbaiki
ngelolaan kehutanan dan penegakan hu- pola ruang dan struktur ruang berbasis
kum, salah satu tantangan serius dalam lingkungan penting dilakukan untuk
mengurangi deforestasi adalah per- memastikan kelestarian dan kapasitas
aturan dan kebijakan pemerintah pusat sumberdaya alam tetap terjaga serta
dan daerah yang lemah. Contoh produk melindungi habitat kritis orangutan.
kebijakan pemerintah yang penting yai- Saat ini, FORINAtelah membangun da-
tu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tabase spasial (peta-peta) sebaran habi-
sebagai arahan kebijakan, rencana dan tat orangutan dan tingkat keterancam
program pembangunan yang akan di- annya yang dapat menjadi salah satu
laksanakan. Rencana Tata Ruang Wilayah input penting dalam perencanaan tata
(RTRW) dijadikan referensi hukum bagi ruang provinsi dan kabupaten.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
7
Indeks
Keterancaman
Habitat
Orangutan

Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Habitat Orangutan di Indonesia

P P O
engarusutamaan atau mainstreaming anduan ini mencakup proses rangutan merupakan satu-satu dalam jangka panjang (viable) terdapat
dalam panduan ini lebih fokus pada penyusunan peta tingkat ke nya kera besar yang hidup di Asia, di Batang Toru, Sumatera Utara, dengan
bagaimana data peta distribusi orang- terancaman habitat orangutan di mana tiga kerabatnya, yaitu go- ukuran sekitar 400 individu.
utan dan peta ancaman habitatnya dapat dan bagaimana data tersebut diman- rila, simpanse, dan bonobo hidup di Afrika.
diakui dan dimanfaatkan sebagai salah satu faatkan untuk penapisan penyusun Saat ini orangutan hanya ditemukan di Su- Orangutan di Kalimantan sebagian be-
data penting dalam penataan ruang daerah. an pola ruang dan struktur ruang matera dan Borneo (Kalimantan). Para ahli sar mendiami hutan dataran rendah dan
Maksud buku panduan ini adalah menye- RTRW Propinsi Aceh, Sumatera Utara, primata sepakat untuk menggolongkan hutan rawa di Sabah, bagian barat daya
diakan kerangka integrasi pengarusutamaan Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan orangutan yang hidup di Sumatera seba Sarawak, Kalimantan Timur, serta bagi
konservasi orangutan dalam proses dan Tengah, Kalimantan Timur dan kabu- gai Pongo abelii yang berbeda dari Pongo an barat daya Kalimantan, antara Su
sistem perencanaan penataan ruang yang paten di dalamnya. pygmaeus yang menempati hutan-hutan ngai Kapuas dan Sungai Barito. Para ahli
berbasis ekologi, yang bertujuan untuk: dataran rendah di Kalimantan. mengamati adanya perbedaan yang cu-
1. Menyebarluaskan data dan informasi kup nyata di antara populasi orangutan
spasial orangutan termasuk habitat, Orangutan Sumatera sebagian besar di Kalimantan. Oleh karenanya, populasi
popu lasi, dan ancamannya yang telah Target Sasaran ditemukan di Provinsi Sumatera Utara Orangutan Kalimantan disepakati dibe-
dibangun oleh FORINA. dan Propinsi Aceh, dengan Sitinjak di Ta- dakan menjadi tiga (3) kelompok geo-
2. Membantu para perencana tata ruang,
pengambil keputusan tata ruang dan
para penggiat konservasi orangutan un-
S asaran pengguna buku panduan
ini antara lain:
1. Staf perencana tata ruang di ting
panuli Selatan sebagai batas paling se-
latan sebarannya. Satu lokasi tambahan
yaitu daerah penyangga Taman Nasional
grafi atau anak jenis, yaitu:
4Pongo pygmaeus pygmaeus, di bagian
barat laut Kalimantan, yaitu utara
tuk langkah-langkah pemanfaatan data kat provinsi dan kabupaten Bukit Tigapuluh di Jambi sebagai habi- dari Sungai Kapuas, Kalimantan Barat
tersebut dalam proses penyusunan atau 2. Kepala bidang dan Kepala Bappeda tat pelepasliaran orangutan. Menurut sampai ke timur laut Sarawak;
review tata ruang. provinsi dan kabupaten hasil PHVA tahun 2004, populasi orang- 4Pongo pygmaeus wurmbii, di bagian
3. Menjelaskan kesenjangan data dan ham- 3. Kepala Satuan Kerja Perangkat Dae- utan terbesar di Sumatera dijumpai di selatan dan barat daya Kalimantan,
batan serta mengembangkan rekomen- rah (SKPD) provinsi dan kabupaten Leuser Barat (2.508 individu) dan Leuser yaitu antara sebelah selatan Sungai
dasi untuk mengarusutamakan konser- 4. Akademisi dan peneliti orangutan Timur (1.052 individu), serta Rawa Sing- Kapuas (Kalimantan Barat) hingga ba-
vasi orangutan kedalam rencana pemba 5. Para penggiat organisasi masyara- kil (1.500 individu). Populasi lain yang gian timur Sungai Barito (Kalimantan
ngunan daerah. kat dan LSM konservasi orangutan diperkirakan potensial untuk bertahan Tengah); serta

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
8 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
9
4Pongo pygmaeus morio, di Sabah sampai pygmaeus morio, Kalimantan Barat
Sungai Mahakam di Kalimantan Timur. Pongopygmaeus pygmaeus yang berada Identifikasi Keterancaman
di utara Sungai Kapuas, Pongo pygmaeus Kawasan Habitat Orangutan
Secara umum, Forum Orangutan Indo wurmbii yang berada di selatan Sungai

O
nesia (FORINA) membagi kawasan habi- Kapuas, Kalimantan Tengah yang meru- rangutan menyukai hutan hujan lamatkan populasi dan habitat orang-
tat orangutan yang ada di Indonesia pakan habitat Pongo pygmaeus wurmbii, tropis dataran rendah sebagai utan. Ditambah lagi dengan luasnya
menjadi 9 (sembilan) kawasan, yakni: serta Jambi dan Jantho untuk kawasan tempat hidupnya, sehingga per- habitat orangutan yang berada di luar
Jantho, Leuser Barat dan Leuser Timur pelepasliaran orangutan Sumatera. lindungan ekosistem tersebut sangat sistem kawasan konservasi tersebut aki-
untuk kawasan orangutan di Aceh dan Pembagian kawasan tersebut dengan penting untuk menjamin kelangsungan bat pemanfaatan kawasan hutan yang
Sumatera Utara, Batang Toru di Su- mempertimbangkan kondisi habitat hidup satwa ini. Kawasan konservasi (ta- tidak memperhatikan prinsip kelestari
matera Utara, Taman Nasional Bukit dan genetika orangutan yang ada. Ada- man nasional, cagar alam dan lainnya) an lingkungan. Keterancaman hidup
Tigapuluh di Jambi, Kalimantan Timur pun peta pembagian kawasan habitat yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan habitat hidup orangutan saat ini,
yang merupakan habibat dari Pongo tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. dirasakan belum mampu untuk menye sudah sejatinya menjadi perhatian ber-

Gambar 1. Peta Pembagian Kawasan Habitat Orangutan di Indonesia, (a) Sumatera dan (b) Kalimantan

(a) (b)

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
10 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
sama dan semua pihak. Berbagai peristiwa kasus pembunuhan orangutan, hilang
nya tempat hidup berupa hutan menjadikan orangutan kian terdesak, terancam,
mati terbunuh dan diambang kepunahan semakin sering terjadi di Sumatera dan
Kalimantan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa keterancaman dari sisi habitat
orangutan sudah semakin kuat, populasi orangutan semakin terdesak.

Berdasarkan diskusi di pertemuan-pertemuan regional dan pertemuan nasional


strategi dan rencana aksi orangutan 2011-2013, FORINA mengumpulkan informasi
mengenai jenis ancaman dan tingkat ancaman yang berlangsung di setiap kawasan
habitat orangutan. Secara umum, ancaman kehilangan habitat orangutan disebab-
kan kegiatan ekonomi ekstraktif baik skala besar maupun kecil, antara lain pengem-
bangan areal perkebunan sawit, hutan tanaman industri (HTI), penebangan kayu
legal (HPH) maupun illegal logging, pertambangan dan perambahan hutan untuk
perluasan kebun atau ladang oleh masyarakat. Berdasarkan kondisi ancaman yang
berhasil diidentifikasikan tersebut, kemudian dilakukan analisis tingkat ancaman un-
tuk setiap kawasan habitat orangutan seperti diuraikan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Kondisi Ancaman pada Habitat Orangutan


Pemanenan Perluasan
Illegal
Tambang Kebun HTI kayu area/
logging
berlebih masyarakat
KW,
Kalteng, Kalteng, Kalteng, KT,
Tinggi Jambi LB, LT
KT, LB KT, Jambi, LB, KP
LB
BT KW, LT,
Sedang LT KW, KP, BT BT, Jambi,
KP Jantho
KP, Kalteng,
KP,
KW, LB, Jambi,
Kalteng,
Kurang Jantho BT, Jantho Jambi, Kalteng,
LB, BT,
Jantho
Jantho BT, Jantho
LB = Leuser Barat; Kalteng = Kalimantan Tengah Pongo pygmaeus wurmbii; LT = Leuser Timur;
Jambi = Jambi; BT = Batang Toru; KW = Kalimantan Barat Pongo pygmaeus wurmbii; KT = Kali-
mantan Timur; KP = Kalimantan Barat Pongo pygmaeus pygmaeus; Jantho= Jantho

Selain karena permasalahan laju reproduksi orangutan yang sangat lambat, potensi
kepunahan orangutan juga disebabkan oleh karena kehilangan habitat orangutan
baik di Sumatera dan Kalimantan. Hutan alami, khususnya ekosistem hutan hujan
dataran rendah (di mana populasi orangutan sebagian besar hidup), di kedua pulau

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
12 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
tersebut telah mengalami penurunan capai 1,75% per tahun. Untuk menge-
luas yang sangat tinggi. Hilangnya hu- tahui laju deforestasi di setiap habitat
tan akibat perluasan perkebunan skala orangutan, dihitung dari periode
besar, aktivitas penebangan kayu baik tahun 2000 sampai 2011. Peta yang
yang legal atau ilegal, pertambangan, dipakai yaitu peta tutupan hutan dan
dan perambahan hutan mengakibatkan lahan dari Kementerian Kehutanan.
populasi orangutan semakin terancam.
Kondisi ini diperparah dengan tata guna 4Fungsi Kawasan Hutan
kawasan hutan yang masih cenderung Fungsi kawasan hutan atau dikenal
berorientasi kepada pembangunan eko- juga dengan tata guna hutan dan per-
nomi jangka pendek. airan, merupakan acuan dasar peren-
canaan pembangunan dan penataan
Untuk mengidentifikasi sejauh mana ruang di Indonesia. Fungsi kawasan
ancaman terhadap kawasan habitat hutan diklasifikasikan ke dalam fungsi
orangutan yang tersisa saat ini, FORINA hutan lindung (HL), hutan konservasi
menyusun peta tingkat keterancaman (TN, CA, SM), hutan produksi (HP, HPT,
habitat orangutan menggunakan Sis HPK) dan areal penggunaan lain (APL).
tem Informasi Geografis (SIG). Analisis Pengembangan kegiatan ekonomi
ini bertujuan untuk memberikan gam- akan diarahkan kawasan hutan yang
baran prioritas lokasi di mana upaya berstatus hutan produksi dan APL,
atau kegiatan konservasi orangutan sehingga habitat orangutan yang ma-
perlu dilakukan. Peta tingkat ancaman suk ke dalam kedua fungsi kawasan tar individu atau kelompok orangutan dari populasi penduduk yang terus
yang dihasilkan bersifat indikatif meng- hutan tersebut memiliki tingkat ke itu sendiri. Kondisi ini akan mengaki- bertambah. Habitat orangutan yang
ingat data-data yang digunakan dalam terancaman tinggi. Sedangkan habi- batkan tingginya tingkat kematian berada di wilayah dengan kepadatan
analisis memiliki skala kurang detail. Se- tat orangutan yang berada di dalam orangutan sehingga populasinya te penduduk tinggi diasumsikan me-
lain itu, peta ancaman bersifat dinamis, fungsi hutan konservasi dan lindung, rus berkurang. Sebaliknya, kepadatan miliki tingkat keterancaman tinggi.
sehingga peta tersebut dapat selalu di- diasumsikan memiliki tingkat keter- populasi orangutan yang rendah Kepadatan penduduk merupakan
perbaharui berdasarkan ketersediaan ancaman rendah. Walaupun semua diasumsikan bahwa habitatnya akan salah satu proxy yang dipakai untuk
data yang terkini. nya tergantung pada bagaimana mampu mendukung populasi orang- menggambarkan tekanan manusia
pengelolaan kawasan konservasi dan utan tersebut bertahan hidup. Data terhadap kelestarian habitat orang-
Adapun variabel atau parameter yang hutan lindung dilakukan. Peta fungsi kepadatan populasi orangutan meng- utan. Data kepadatan penduduk yang
digunakan dalam analisis tingkat an kawasan hutan yang digunakan ber- gunakan data FORINA dan Kemente dipakai dalam analisis ini bersumber
caman habitat orangutan yaitu: sumber dari Kementerian Kehutanan rian Kehutanan tahun 2012. dari Population Density of Indonesia
4Deforestasi tahun 2009. version 3 yang disusun oleh Center for
Deforestasi hutan di Sumatera dan 4Kepadatan Penduduk International Earth Science Informa-
Kalimantan berada pada tingkat 4Kepadatan Populasi Orangutan Habitat orangutan juga terancam tion Network (CIESIN), Columbia Uni-
mengkhawatirkan. Konversi hutan Kepadatan populasi orangutan yang oleh maraknya kegiatan perambah versity dan Centro Internacional de
alam menjadi areal non kehutanan ti- tinggi mengindikasikan adanya keter- an hutan dan penebangan kayu liar Agricultura Tropical (CIAT) tahun 2005.
dak pelak lagi menyebabkan semakin batasan habitat dalam menyediakan oleh masyarakat yang hidup di seki-
berkurangnya habitat orangutan. Ber- kebutuhan hidup orangutan seperti tar hutan. Perambahan hutan terjadi Untuk setiap variabel/parameter disu-
dasarkan data Kementerian Kehutan makanan, tempat bersarang dan lain- karena adanya kebutuhan ekonomi sun skoring dengan rincian sebagai
an, laju deforestasi di Sumatera men- nya, sehingga terjadi persaingan an- atau pendapatan yang tinggi akibat berikut:

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
14 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
15
Data sebaran habitat orangutan yang dipakai dalam analisis yaitu peta sebaran
orangutan sumatera dari FORINA dan Kementerian Kehutanan tahun 2012 dan
peta sebaran orangutan kalimantan dari Wich dkk tahun 2012. Kemudian dengan
keempat variabel di atas di-overlay, dan dilakukan penjumlahan nilai bobot untuk
mendapatkan total bobot. Total nilai bobot diklasifikasikan menjadi tingkat ancam
an sebagai berikut:

Tabel 3. Klasifikasi Total Nilai Skor


Total Nilai Skor Tingkat Ancaman
4 Rendah
57 Sedang
8 Tinggi
Tabel 2. Parameter dan Skoring Kondisi Ancaman pada Habitat Orangutan

Parameter Nilai Klasifikasi Klasifikasi Gambar 2. Peta Tingkat Ancaman Habitat Orangutan di Indonesia, (a) Sumatera dan (b) Kalimantan
Skor Sumatera Kalimantan
Laju 1 649 4.611
Deforestasi Deforestasi 2 650 1.298 4.612 9.222
(ha/tahun) 3 1.299 9.223
TN, HP ada konsesi TN, HP ada konsesi
1
aktif aktif
HP ada konsesi tapi HP ada konsesi tapi
2 tidak aktif, HL, CA, tidak aktif, HL, CA,
Fungsi Fungsi
SM SM
Kawasan Kawasan
APL, HP tidak ada APL, HP tidak ada
konsesi, HP ada konsesi, HP ada
3
HTI, HP dengan HTI, HP dengan
tambang di atasnya tambang di atasnya

1 0,83 Karena keterbatasan


Kepadatan informasi kepadatan
Kondisi Orangutan orangutan, maka
2 0,84 1,66
Orangutan (individu/ untuk Kalimantan
km2) diberi nilai 2 untuk
3 1,67 seluruh habitat (a) (b)

Kepadatan 1 317 317


Populasi Sebagai catatan, peta tingkat ancaman habitat orangutan tersebut di atas mungkin
penduduk 2 318 634 318 634
Penduduk masih memadai digunakan dalam proses penapisan perencanaan tingkat provinsi,
(orang/km2) 3 634 634 tetapi perlu disusun peta serupa dengan tingkat akurasi data parameter yang lebih

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
16 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
17
detail untuk tingkat kabupaten. Dalam proses pena-
taan ruang, peta tingkat ancaman habitat orangutan
dapat dimanfaatkan untuk mendukung visi pemba
ngunan berwawasan lingkungan sebagai berikut:

4Mengembangkan pola ruang dan struktur ruang


berdasarkan kriteria dan indikator klasifikasi lahan
yang tepat, dengan mempertimbangkan aspek
ekologi dan konservasi orangutan.
4Mempertahankan semaksimal mungkin hutan dan
ekosistem yang masih merupakan habitat alami
orangutan.
4Meminimalkan konversi kawasan berpenutupan
hutan dan/atau ekosistem alami di habitat orang-
utan menjadi APL atau pencadangannya menjadi
HPK.

Dalam scoping Kajian Lingkungan Hidup Strategis


(KLHS), peta distribusi habitat dan tingkat ancaman-
nya dapat dimanfaatkan sebagai salah satu parameter
evaluasi kebijakan, rencana dan program RTRW yang
memiliki dampak ekosistem sebagai berikut:

4Perubahan (pengurangan/penambah an) keterwa


kilan keanekaragaman spesies langka seperti orang-
utan.
4Peningkatan deforestasi (potensi gangguan terha-
dap kawasan hutan) yang menjadi habitat orang-
utan.

Secara detail pemanfaatan data dalam KLHS akan


dibahas pada bab berikutnya dari buku panduan ini.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
18 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
19
penataan ruang wilayah provinsi adalah
Tujuan Penataan Ruang penjabaran kebijakan penataan ruang ke
dalam langkah-langkah pencapaian tin-

M
enurut UU No. 26 Tahun 2007 dakan yang lebih nyata, dan akan men-
adalah suatu sistem proses pe jadi dasar dalam penyusunan rencana
Penataan Ruang ren
canaan tata ruang, peman- struktur ruang dan rencana pola ruang
Wilayah faatan ruang, dan pengendalian peman-
faatan ruang dengan tujuan:
wilayah provinsi.

a) terwujudnya keharmonisan antara ling- Kebijakan dan strategi penataan ruang


kungan alam dan lingkungan buatan; juga harus mampu memberikan dam-
b) terwujudnya keterpaduan dalam pak perlindungan nyata terhadap habi-
penggunaan sumber daya alam dan tat kritis spesies terancam punah seperti
sumber daya buatan dengan memper- orangutan. Pada tahun 2008, Peraturan
hatikan sumber daya manusia; dan Pemerintah no. 26 tahun 2008, tentang

U
ndang-Undang Nomor 26 Tahun ini menegaskan pentingnya keterkaitan c) terwujudnya pelindungan fungsi ru- Tata Ruang Nasional berdasarkan UU
2007 tentang Penataan Ruang yang harmonis dan selaras antara RTRW ang dan pencegahan dampak nega- no. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang
menyatakan bahwa pemerintah dan RPJP. tifterhadap lingkungan akibat peman- Nasional menetapkan bahwa Kawasan
daerah baik ditingkat provinsi dan kabu- faatan ruang. Ekosistem Leuser di wilayah Aceh
paten berwenang dalam melaksanakan Penataan ruang dipandang sebagai adalah sebagai KawasanStrategis Nasi-
penataan ruang wilayah provinsi yang upaya memanfaatkan sumberdaya alam Hubungan antara konservasi orangutan onal karena kepentingan konservasi ke-
meliputi perencanaan tata ruang, pe- sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan tata ruang adalah setiap kegiatan anekaragaman hayati. Ekosistem Leuser
manfaatan ruang, dan pengendalian masyarakat. Tetapi penataan ruang juga konservasinya menjadi acuan dalam merupakan habitat orangutan terluas di
pemanfaatan ruang. Penyusunan RTRW harus dapat menjamin: perencanaan tata ruang yang meliputi: Sumatera. Contoh lain dimana proses
Provinsi dan Kabupaten merupakan tu- 4Kelestarian (sustainability) sumberdaya 4Perlindungan dan pelestarian popu- penataan ruang telah mengakomo-
gas dan wewenang Pemerintah Provinsi alam (hutan, tanah dan air) dapat ber- lasi orangutan dir kepentingan konservasi orangutan
dan Kabupaten untuk menyusunnya. fungsi dan bermanfaat terus menerus. 4Alokasi hutan sebagai ruang untuk yaitu perubahan status kawasan hutan
Undang-undang lain yang terkait de 4Penyusunan rencana tata ruang ha- habitat orangutan produksi menjadi hutan lindung eko-
ngan kewenangan penyusunan RTRW rus memperhatikan daya dukung 4Pengelolaan kualitas habitat dan pe sistem Batang Toru yang telah dituang-
adalah Undang-undang Nomor 25 Ta- dan daya tampung lingkungan hidup ngendalian gangguan yang mengan- kan dalam rencana tata ruang terbaru
hun 2004 tentang Sistem Perencanaan (Peraturan Pemerintah No.15 tahun cam kelestarian orangutan. Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan Nasional (SPPN). Dalam 2010 tentang Penyelenggaraan Pena-
Undang-Undang Sistem Perencanaan taan Ruang)
Pemba ngunan Nasional maupun Un 4Partisipasi masyarakat dengan mening Kebijakan dan Strategi Rencana Pola dan
dang-Undang Penataan Ruang disebut- katkan efektivitas komunikasi, pertu- Penataan Ruang Struktur Ruang Wilayah
kan beberapa pasal yang memberikan karan data dan informasi secara kontinu.

K
indikasi hubungan yang sangat kuat 4Kebijakan, rencana, dan/atau program ebijakan penataan ruang wilayah 1.1.1. Pola Ruang
antara RTRW dengan rencana pemba yang berpotensi menimbulkan dam- provinsi merupakan arahan Pola ruang terbentuk dari kawasan lin
ngunan jangka panjang (RPJP). RTRW pak dan/atau resiko lingkungan beru- pengembang an wilayah yang dung dan kawasan budidaya. Kawasan
adalah rencana umum tata ruang yang pa kerusakan, kemerosotan, dan/atau ditetapkan oleh pemerin tah daerah lindung adalah wilayah yang ditetapkan
memiliki jangka perencanaan 20 tahun, kepunahan keanekaragaman hayati provinsi guna mencapai tujuan pena- dengan fungsi utama melindungi keles
sedangkan RPJP adalah dokumen peren- (termasuk orangutan dan spesies taan ruang wilayah provinsi dalam ku- tarian lingkungan hidup yang menca
canaan untuk periode 20 tahun. Kondisi penting lainnya) dapat diminimalkan. run waktu 20 tahun. Sedangkan strategi kup sumber daya alam dan sumber daya

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
20 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
21
buatan. Sedangkan kawasan budidaya b. Pemulihan kawasan-kawasan yang
adalah wilayah yang ditetapkan dengan memiliki fungsi lindung bagi habitat
fungsi utama untuk dibudidayakan atas orangutan.
dasar kondisi dan potensi sumber daya c. Penelitian pemanfaatan SDA secara
alam, sumber daya manusia, dan sum- berkelanjutan yang memastikan
ber daya buatan. sesuai dengan prinsip-prinsip pem-
bangunan berkelanjutan yang telah
1.1.2. Struktur Ruang ditetapkan, Berorientasi kepada skala
Rencana struktur ruang merupakan gam- kecil, menengah, terdesentralisasi
baran struktur ruang yang hendak dituju serta berbasis budaya, spesies (orang-
dalam kurun waktu 20 tahun dalam RTRW utan) dan ekosistem lokal.
yang mencakup struktur ruang yang telah
terbentuk saat ini dan yang diusulkan un- Sedangkan struktur ruang harus dikem-
tuk dipacu perkembangannya. bangkan dengan dasar pemikiran seba
gai berikut:
Kebijakan pengembangan struktur ru- a. Infrastruktur mobilitas dikembangkan
ang umumnya meliputi: yang prioritas dibutuhkan penduduk se-
a. Peningkatan peran kawasan perkota- tempat, terutama untuk kebutuhan sosi
an sebagai pusat pelayanan yang al dan meningkatkan efisiensi ekonomi
berkembang secara berimbang dan lokal (misal: pertukaran produk). Jalan
berjenjang (hirarkis), sesuai daya du- yang menembus hutan sebagai habitat
kung dan daya tampung lingkungan. orangutan harus ditinjau kembali.
b. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas b. Dilakukan restorasi kawasan habitat
pelayanan pendukung peran pusat orangutan yang telah terdegradasi.
pelayanan. c. Jaringan transportasi yang akan di-
c. Rencana struktur ruang wilayah me- manfaatkan adalah dengan infra
liputi sistem perkotaan dan perkam- struktur alam (sungai) jika rencana
pungan, sistem jaringan transportasi, transportasi tersebut melewati ha
energi, telekomunikasi, dan sumber bitat orangutan (misalnya untuk wi
daya air. layah Kalimantan).
d. Pembangunan fasilitas dilakukan
Kebijakan pola ruang dengan memper- dengan menyesuaikan kondisi alam
timbangkan konservasi orangutan di- masing-masing (mikrohidro, tenaga
lakukan sebagai berikut: angin dan tenaga surya). Pembuatan
a. Penerapan prinsip kehati-hatian fasilitas skala besar yang mengakibat-
tinggi dalam menetapkan arah pe- kan konversi hutan sebagai habitat
manfaatan ruang yang overlap de orangutan perlu ditinjau kembali.
ngan habitat orangutan; jangan e. Pengelolaan daerah-daerah pertanian
sampai populasi orangutan menurun untuk memenuhi kebutuhan pangan
sebelum ditemukan manfaat dan cara dilakukan dengan memanfaatkan po-
pengelolaan secara berkelanjutan tensi lokal.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
22 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
Kawasan Hutan
Dan Habitat
Orangutan

Kategori Kawasan Hutan

K
awasan hutan adalah wilayah ter 1. Kawasan Konservasi, atau Kawasan pedoman yang lebih ketat. Izin Usa detail (di mana setiap provinsi/kabupa
tentu yang ditunjuk dan/atau Lindung, yang secara ketat dilin ha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu ten akan berbeda-beda), rencana pola
di
tetapkan oleh Pemerintah un- dungi. Ini termasuk Taman Nasional, (IUPHHK) dapat diterbitkan untuk ruang kawasan lindung terdiri dari (tidak
tuk mempertahankan keberadaannya Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Ta- Hutan Produksi oleh Pemerintah, terbatas):
sebagai hutan tetap. Kawasan hutan man Buru, dan Taman Hutan Raya. Ta- berdasarkan rekomendasi dari Peme 4Kawasan Bakau/Mangrove
Indonesia ditetapkan oleh Menteri Ke- man Hutan Raya dikelola oleh Dinas rintah Provinsi dan Pemerintah Ka- 4Kawasan Bergambut
hutanan dalam bentuk Surat Keputusan Kehutanan Provinsi atau Dinas Kehu- bupaten. Vegetasi alami pada hutan 4Kawasan Hutan Lindung
Menteri Kehutanan tentang Penunjukan tanan Kabupaten, sementara yang terdegradasi dapat diberi izin untuk 4Kawasan Rawa
Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. lainnya oleh Pemerintah (dalam hal konversi ke hutan tanaman dalam 4Kawasan Sempadan Danau
Penunjukan kawasan hutan disusun ber- ini Direktorat Jenderal Perlindungan kategori ini. 4Kawasan Sempadan Pantai
dasarkan pemaduserasian antara Ren- Hutan dan Konservasi Alam, Kemen 4. Hutan Konversi adalah kawasan hu- 4Kawasan Sempadan Sungai
cana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan terian Kehutanan). tan yang dapat dikonversi menjadi 4Kawasan Suaka Alam
Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). 2. Hutan Lindung masih dapat diman- areal penggunaan lain, termasuk hu- 4Kawasan Suaka Margasatwa
faatkan berupa pengambilan secara tan tanaman, perkebunan terbuka
Peta kawasan hutan dan perairan meru- terbatas hasil hutan non-kayu seperti dan pemukiman. Setelah Menteri Sedangkan untuk kawasan budidaya di
pakan data dasar utama dalam penyusun madu, buah-buahan, kacang-kacang Kehutanan memberikan persetu- antaranya (tidak terbatas) terdiri dari:
an RTRW Provinsi dan Kabupaten. Prin- an. Kawasan ini dikelola oleh Dinas juan, maka kontrol atas izin tersebut 4Kawasan Hutan Produksi Konversi
sipnya, penataan ruang merupakan pro Kehutanan Provinsi atau Dinas Kehu- berada di instansi-instansi lain di luar 4Kawasan Hutan Produksi Terbatas
ses negosiasi pemerintah daerah (provin- tanan Kabupaten. Kementerian Kehutanan. 4Kawasan Hutan Produksi Tetap
si dan kabupaten) untuk mengubah alih 3. Hutan Produksi adalah hutan 4Kawasan Peruntukan Pelabuhan
fungsi kawasan hutan dalam mendukung yang dialokasikan terutama untuk Hirarki kriteria fungsi kawasan hutan 4Kawasan Peruntukan Perkebunan
rencana pembangunan. Kategori ka- produksi kayu. Ada dua kategori hu- dan transformasi ke dalam klasifikasi 4Kawasan Peruntukan Permukiman
wasan hutan dan wewenang pengelo- tan produksi: Hutan Produksi Tetap pola ruang RTRW dapat dilihat pada 4Kawasan Peruntukan Pertambangan
laannya terdiri dari (Wich dkk, 2011): dan Hutan Produksi Terbatas dengan Gambar 3. Pada tingkatan yang lebih 4Kawasan Peruntukan Pertanian

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
24 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
25
Proporsi luas habitat orangutan berdasarkan fungsi kawasan hutan dijelaskan pada Ta-
bel 4. Untuk orangutan sumatera, sekitar 74% habitatnya berada di kawasan lindung (HL
dan HK) dan sisanya berada di kawasan yang tidak dilindungi (HPT, HP, HPK dan APL).
Situasi kebalikannya, habitat orangutan kalimantan 78% dari total luasnya berada di ka-
wasan yang tidak dilindungi dan sisanya sekitar 22% berada di kawasan lindung.

Tabel 4. Luas habitat orangutan berdasarkan fungsi kawasan hutan*

Lanskap Luas berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan (Ha)


Orangutan HL HK HPT HP HPK APL AIR
Sumatera:
Batang
46145.73 0.00 41867.80 0.00 0.00 14110.42 0.00
Toru
Jambi 4058.90 38052.48 21077.81 74044.60 0.00 10774.40 0.00
Jantho 0.00 2202.78 0.00 405.87 0.00 2267.16 0.00
Leuser
154794.38 204104.76 9034.29 1489.41 0.00 26055.46 43.41
Barat
Leuser
142069.99 160762.19 14895.97 36390.41 2.00 11621.78 0.00
Gambar 3. Hirarki Fungsi Kawasan Hutan dan Pola Ruang RTRW (Modifikasi Prihanto dkk. 2011) Timur
Kalimantan:
Kalbar-P.
pygmaeus 252460.59 350457.74 97860.48 341773.46 549141.12 190745.62 3620.94
pygmaeus
Sebaran Habitat Orangutan Kalbar-P.
berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan pygmaeus 425216.06 211828.51 221776.28 818621.83 575507.14 52394.09 995.95
wurmbii

H
Kalteng-P.
abitat orangutan yang signifikan dan populasi orangutan ditemukan dikate pygmaeus 187830.35 884843.62 108703.74 3053576.93 2220183.52 9183.31 1082.80
gori kawasan hutan yang berbeda, sehingga resolusi konflik yang efektif atas wurmbii
masalah status kawasan atas habitat orangutan merupakan prasyarat untuk Kaltim-P.
konservasi efektif terhadap populasi yang tersisa. Habitat orangutan yang semakin pygmaeus 280768.62 230287.43 89702.63 1009318.39 442515.94 214267.54 99.75
morio
terdesak oleh pembangunan ekonomi dikhawatirkan akan mempercepat penurunan
populasi orangutan mendekati kepunahan. Deforestasi berpengaruh langsung ter- Keterangan: * luas indikatif berdasarkan analisis GIS
hadap keberadaan dan kelestarian orangutan. Sebagian besar habitat orangutan
berada di kawasan hutan yang belum dilindungi. Penetapan fungsi kawasan hutan
lebih ditentukan oleh faktor fisik (topografi, jenis tanah dan curah hujan), di mana
aspek keanekaragaman hayati tidak menjadi salah satu kriteria penetapan kawasan Sebagai ilustrasi, Gambar 4 dan 5 memperlihatkan overlay habitat orangutan de
hutan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika habitat-habitat penting bagi spe- ngan kawasan hutan di lanskap Ekosistem Leuser, Provinsi Nanggroe Aceh Darus-
sies kharismatik seperti orangutan, harimau, gajah dan lainnya belum sepenuhnya salam dan Sumatera Utara dan P. pygmaeus pygmaeus dan P. pygmaeus wurmbii di
terlindungi secara hukum. Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
26 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
27
Gambar 4. Peta overlay habitat orangutan dengan kawasan hutan di Leuser Barat dan Leuser Gambar 5. Peta overlay habitat orangutan P.pygmaeus pygmaeus dan P.pygmaeus wurmbii
Timur, Propinsi Aceh dan Sumatera Utara dengan kawasan hutan, Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
28 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
29
Pengarusutamaan Data
Habitat Orangutan
Dalam Rencana Tata
Habitat orangutan Sumatera yang dilindungi sebagian besar berada di kawasan TN Ruang Daerah
Gunung Leuser di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Sedangkan habitat orangutan
kalimantan yang belum dilindungi tersebar merata di Provinsi Kalimantan Barat, Ka-
limantan Tengah dan Kalimantan Timur. Habitat orangutan yang di-overlay dengan
fungsi kawasan hutan secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Peta overlay habitat orangutan dengan kawasan hutan dan perairan:
(a) Sumatera dan (b) Kalimantan

Arahan bagi Pemerintah Daerah


dan Pemangku Kepentingan Lainnya

P
emerintah daerah dan pemangku Penting untuk dicatat juga bahwa peng
kepentingan lainnya memainkan arusutamaan konservasi orangutan di
peranan penting dalam pengarus tingkat daerah akan melibatkan level ke-
utamaan konservasi orangutan dalam bijakan berbeda dan kerangka kerja ke-
rencana tata ruang daerah. Meskipun bijakan yang berbeda. Level kebijakan
demikian, pendekatan pengarusuta- terdiri dari kebijakan tingkat provinsi
maan kemungkinan akan berbeda bagi dan kabupaten Pemerintah daerah
masing-masing tingkat pemerintahan provinsi dapat menggunakan rencana
karena masing-masing pemerintah dae- tata ruang wilayah provinsi (RTRWP) dan
rah mungkin memiliki penekanan sasa- rencana tata ruang detail kawasan stra
ran yang berbeda. Kemungkinan per- tegis (RTRDKS) sebagai dasar bagi pe-
(a) soalan yang paling krusial dalam peng rumusan kebijakan. Sedangkan peme
(b) arusutamaan konservasi orangutan di rintah kabupaten dapat menggunakan
tingkat lokal adalah keterlibatan para rencana tata ruang wilayah kabupaten
Peta habitat orangutan berdasarkan kawasan hutan dan batas administrasi untuk pemangku kepentingan dalam peng (RTRWK) dan rencana tata ruang (RTR)
provinsi dan kabupaten lain dapat diakses www.forina.or.id. arusutamaan disemua siklus kebijakan. detail perkotaan dan pedesaan.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
30 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
31
Tabel 5. Arah Pengarusutamaan konservasi orangutan di tingkat lokal menjadi perhatian dalam penyusunan
Tingkat Kerangka kerja kebijakan Komponen pengarusutamaan rencana tata ruang tunggal yang mengi-
Daerah tingkat daerah konservasi orangutan kat dan dijadikan pedoman dalam pem-
berian izin kegiatan yang ingin meng
4Dokumen Strategi dan Rencana ubah tata guna lahan. Para penggiat
Aksi Konservasi Orangutan konservasi orangutan pun harus secara
Indonesia 2007-2017 intensif melakukan sosialisasi dan shar-
Rencana Tata Ruang 4Data peta distribusi habitat ing data dan informasi terkini tentang
Wilayah Provinsi (RTRWP) orangutan (OCSP, PHVA, Wich orangutan kepada pengambil kebijakan
dkk, Forina) dan para pihak di daerah. Selain itu, har-
4Peta indeks keterancaman habitat monisasi antara kepentingan dan peran
orangutan (FORINA, 2013) masyarakat dalam kelola ruang menjadi
Provinsi
4Dokumen Strategi dan Rencana isu penting dalam implementasi tata ru-
Aksi Konservasi Orangutan ang di tingkat provinsi dan kabupaten.
Indonesia 2007-2017
Rencana Tata Ruang (RTR) 4Data peta distribusi habitat Beberapa pertimbangan yang dapat di-
Kawasan Strategis orangutan (OCSP, PHVA, Wich lakukan dalam upaya pengarusutamaan
dkk, Forina) konservasi orangutan dalam tata ruang
4Peta indeks keterancaman habitat daerah antara lain:
orangutan (FORINA, 2013)
1. Identifikasi provinsi dan kabu
4Dokumen Strategi dan Rencana
paten wilayah distribusi habitat
Aksi Konservasi Orangutan
orangutan
Indonesia 2007-2017
Salah satu penyebab hilangnya habitat
Rencana Tata Ruang 4Data peta distribusi habitat
orangutan adalah perencanaan tata ru-
Wilayah Kabupaten orangutan (OCSP, PHVA, Wich
ang yang kurang baik. Program konser-
(RTRWK) dkk, Forina)
vasi orangutan membutuhkan kawasan
Kabupaten 4Menyusun peta indeks
hutan yang ada saat ini tetap sebagai ka-
keterancaman habitat orangutan
wasan hutan dan tidak dikonversi untuk
dengan data lebih detail
penggunaan lain. Alokasi hutan sebagai
4Peta sebaran sarang orangutan habitat bisa dilakukan pada tingkat tata
Rencana Tata Ruang (RTR) 4Menyusun peta indeks ruang kabupaten maupun provinsi. Pe-
Perkotaan&Pedesaan keterancaman habitat orangutan mangku kepentingan dalam penyusun
dengan data lebih detail an tata ruang di tingkat kabupaten dan
propinsi seharusnya mengalokasikan
ruang untuk habitat orangutan.
Selain itu, ketidaktahuan pengambil ke- orangutan dalam proses penyusunan
bijakan daerah tentang pentingnya ke- RTRW. Oleh karena itu penting untuk Daftar provinsi dan kabupaten yang
beradaan dan peranan orangutan serta mengefektifkan kerangka kerja perenca- wilayah distribusi habitat orangutan
kurang tersedianya data dan informasi naan tata ruang dengan mengintegrasi- berdasarkan survei-survei yang telah
mengenai orangutan menjadi penyebab kan berbagai tingkat proses dan me- dilakukan secara lengkap dapat dilihat
tidak dipertimbangkannya konservasi mastikan aspek konservasi orangutan pada Tabel 6 berikut.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
32 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
Tabel 6. Daftar provinsi dan kabupaten wilayah distribusi orangutan
No. Provinsi Kabupaten
Aceh Utara
Aceh Besar
Bener Meriah
Aceh Timur
Aceh Tengah
Nagan Raya
1 Nanggroe Aceh Darussalam
Aceh Tamiang
Gayo Lues
Aceh Barat Daya
Aceh Selatan
Aceh Tenggara
Aceh Singkil No. Provinsi Kabupaten
Langkat Murung Raya
Karo Barito Utara
Dairi Barito Timur
Pakpak Bharat Barito Selatan
2 Sumatera Utara
Humbang Hasundutan Gunung Mas
Tapanuli Utara Kapuas
Tapanuli Selatan 5 Kalimantan Tengah Palangkaraya
Tapanuli Tengah Pulangpisau
Bungo Katingan
3 Jambi Indragiri Hulu Kotawaringin Timur
Tanjung Jabung Timur Seruyan
Kapuas Hulu Kotawaringin Barat
Sintang Lamandau
Melawi Kutai Timur
Sanggau Kutai Kartanegara
4 Kalimantan Barat Landak 6 Kalimantan Timur Kutai Barat
Bengkayang Bontang
Sambas Berau
Pontianak Malinau
7 Kalimantan Utara
Ketapang Nunukan

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
34 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
35
2. Identifikasi para pihak yang bekerja untuk konservasi orangutan 3. Menentukan peranan dalam non spasial) habitat orangutan belum
Banyak lembaga baik pemerintah atau LSM baik nasional maupun internasional proses perencanaan tata ruang menjadi indikator kunci proses penyu-
yang bergerak dalam program konservasi dan penyelamatan orangutan. Beberapa Proses penyusunan RTRW provinsi dan sunan tata ruang. Pada kesempatan
program yang dilaksanakan antara lain: kabupaten membutuhkan tahapan yang lebih luas, para pemangku kepen
4Penelitian biologi dan ekologi orangutan yang panjang dan waktu yang lama. tingan (dalam hal ini praktisi konservasi
4Penyelamatan orangutan dari perburuan dan sebagai hewan peliharaan Dokumen RTRW sendiri harus disusun orangutan) dapat memberikan kajian
4Reintroduksi orangutan oleh Pemerintah daerah beserta dengan mendalam kepada tim penyusun RTRW
4Restorasi habitat orangutan instansi lain dilingkup Badan Koordinasi sebagai tawaran alternatif rekomendasi
Penataan Ruang Daerah (BKPRD) se- arah pemanfaatan ruang (dibahas ter-
Penting bagi para pemangku kepentingan memahami siapa saja yang memiliki tempat. Penyusunan RTRW dilakukan pisah pada sub bahasan selanjutnya).
perhatian dan program konservasi orangutan di wilayah masing-masing. Dengan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
rentang waktu melakukan kegiatan konservasi orangutan yang lama, maka setiap Daerah (Bappeda) tingkat provinsi atau 4. Kajian Lingkungan Hidup
lembaga memiliki data dan informasi tentang orangutan yang lengkap dan kompre- kabupaten. Strategis (KLHS) sebagai titik
hensif. Data dan informasi tersebut sangat penting sebagai instrume untuk peng masuk pengarusutamaan kon
arusutamaan konservasi orangutan kedalam proses perencanaan tata ruang. Proses penyusunan RTRW pada umum- servasi orangutan dalam pena
nya terdiri dari: taan ruang
Tabel 7. Daftar lembaga konservasi orangutan di Sumatera dan Kalimantan 1. Pembentukan tim penyusun Apabila para pemangku kepentingan
No. Nama Institusi Provinsi/Region 2. Pelaksanaan penyusunan RTRW khususnya para praktisi dan penggiat
3. Pelibatan peran masyarakat dalam konservasi orangutan memiliki peran-
1 BBKSDA Sumatera Utara Sumatera Utara pembahasan RTRW an yang minim pada saat penyusunan
2 BKSDA Aceh Nanggroe Aceh Darussalam 4. Pembahasan ranperda RTRW RTRW, maka proses penyusunan Ka-
3 BKSDA Kalimantan Barat Kalimantan Barat 5. Penetapan ranperda RTRW oleh DPRD jian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
provinsi atau kabupaten dapat menjadi peluang penting dalam
4 BKSDA Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah
memaksimalkan upaya pengarusuta
5 BKSDA Kalimantan Timur Kalimantan Timur Peran dari para pemangku kepentingan maan konservasi orangutan dalam
6 FORA Propinsi Aceh lain diluar instansi pemerintah sangat penataan ruang daerah. Kajian Ling-
7 FOKKAB Kalimantan Barat krusial pada tahap pembahasan RTRW. kungan Hidup Strategis (KLHS) menjadi
Peran tersebut dapat dilakukan secara urusan wajib pemerintah daerah yang
8 FORKAH Kalimantan Tengah pasif maupun aktif. Peranan aktif pe- harus dilaksanakan sebagai alat pena-
9 FOKUS Sumatera Utara mangku kepentingan dibutuhkan pada pisan kebijakan, rencana dan program
10 KORAN Kalimantan Timur saat pengumpulan data dan informasi pembangunan. Penyusunan KLHS di-
pendukung dan perumusan konsep dan tujukan untuk memastikan semua kebi-
11 OIC Sumatera Utara/ Propinsi Aceh
substansi RTRW melalui forum konsulta- jakan, rencana dan program pemerintah
12 YLI Sumatera Utara/ Propinsi Aceh si publik, workshop atau Focus Group daerah yang dituangkan dalam RTRW,
13 YEL/SOCP Sumatera Utara/ Propinsi Aceh Discussion (FGD). Momentum pelibatan RPJP dan RPJM telah memenuhi prinsip-
14 FZS Jambi masyarakat tersebut dapat dimanfaat- prinsip pembangunan berkelanjutan.
kan sebagai peluang untuk mendorong Secara khusus, KLHS akan dijelaskan
15 OFI Kalimantan Tengah data dan informasi (baik spasial maupun pada sub bahasan terpisah.
16 OF-UK Kalimantan Tengah
17 BOSF Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur
18 YIARI Kalimantan Barat
19 Yayasan Palung Kalimantan Barat

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
36 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
37
Tabel 8. Alternatif arahan pemanfaatan ruang kawasan hutan berdasarkan indeks keterancaman
habitat orangutan

Status Habitat dengan tingkat Habitat dengan tingkat


Kawasan ancaman tinggi (Merah) ancaman sedang (Kuning)
Jika telah dibebankan izin
perkebunan atau tambang,
hendaknya dipastikan
Sebaiknya dilakukan relokasi
Areal pemegang konsesi melakukan
populasi ke lokasi habitat
penggunaan penyisihan kawasan (site aside)
orangutan lainnya yang aman
lain untuk areal lindung setempat
dari gangguan
yang harapannya tersambung
melalui koridor ke kawasan
hutan yang ada di sekitarnya.
Lihat pemanfaatannya:
4Jika HTI, hendaknya
dipertimbangkan untuk
dibangun koridor atau site
aside yang memadai untuki Lihat pemanfaatannya:
pengelolaan populasi di 4Jika HTI, hendaknya
dalamnya. dipertimbangkan untuk
4Jika HPH, hendaknya unit dibangun koridor atau site
manajemen diaktivasi. aside yang memadai untuki
4Jika tumpang tindih dengan pengelolaan populasi di
tambang, perlu dipercepat dalamnya.
klarifikasi kejelasan status, 4Jika HPH, hendaknya unit
jika hasilnya kemudian manajemen diaktivasi.
Hutan dialokasikan untuk 4Perlu didorong percepatan
produksi tambang, maka perlu pembentukan KPH di
Tawaran Alternatif Revisi dan/atau dipastikan penanganan kawasan.
Rekomendasi Pengelolaan Kawasan Hutan populasi. 4Jika tidak ada beban
4Perlu didorong percepatan perijinan dan berdasarkan
pembentukan KPH di potensi tegakannya

K
ondisi saat ini banyak habitat yang terancam keberlanjutannya dan membu- kawasan. masih menguntungkan
tuhkan perubahan atau revisi status kawasannya ataupun model pengelolaan 4Jika tidak ada beban untuk diusahakan, perlu
kawasannya. Tawaran mengenai kedua hal tersebut dilakukan dengan me- perijinan dan berdasarkan segera ditunjuk unit
manfaatkan informasi yang berdasarkan peta indeks keterancaman habitat orang- potensi tegakannya manajemen pemegang hak
utan, yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. masih menguntungkan pemanfaatannya.
untuk diusahakan, perlu
Adapun tawaran perubahan atau revisi status kawasan ataupun model pengelolaan segera ditunjuk unit
kawasan bagi habitat orangutan berdasarkan status kawasan dan hasil penilaian in- manajemen pemegang hak
deks keterancaman habitat orangutan adalah sebagai berikut: pemanfaatannya.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
38 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
39
Status Habitat dengan tingkat Habitat dengan tingkat Status Habitat dengan tingkat Habitat dengan tingkat
Kawasan ancaman tinggi (Merah) ancaman sedang (Kuning) Kawasan ancaman tinggi (Merah) ancaman sedang (Kuning)
4Identifikasi sumber 4Identifikasi sumber 4Identifikasi sumber
permasalahan yang permasalahan yang permasalahan yang
mengakibatkan masuk dalam mengakibatkan masuk dalam mengakibatkan masuk
kategori merah dan lakukan kategori kuning dan lakukan dalam kategori merah dan
upaya minimalisasi ataupun upaya minimalisasi ataupun lakukan upaya minimalisasi
penghentian penyebab penghentian penyebab ataupun penghentian
permasalahan tersebut. permasalahan tersebut. penyebab permasalahan
4Lihat kemungkinan bentuk 4Lihat kemungkinan bentuk tersebut. 4Identifikasi sumber
unit pengelolaan kawasan unit pengelolaan kawasan 4Jika dimungkinkan revisi permasalahan yang
dan perijinan pemanfaatan dan perijinan pemanfaatan zonasi taman nasional, mengakibatkan masuk dalam
yang dimungkin (KPH, Hutan yang dimungkin (KPH, Hutan revisi penentuan zonasi kategori merah dan lakukan
Kawasan
Desa, Hutan Kemasyarakatan, Desa, Hutan Kemasyarakatan, kawasan ini menjadi zona upaya minimalisasi ataupun
konservasi
Hutan lindung Hutan Adat) dan segerakan Hutan Adat) dan segerakan rehabilitasi. penghentian penyebab
(Taman
pengurusan perijinan pengurusan perijinan 4Lakukan upaya restorasi permasalahan tersebut.
Nasional)
pemanfaatannya. pemanfaatannya. dengan mengupayakan 4Jika tidak berada di zona inti,
4Segerakan pembentukan 4Segerakan pembentukan partisipasi masyarakat sebaiknya dilakukan upaya
unit pengelola kawasan yang unit pengelola kawasan yang dan kejelasan aturan main restorasi.
melakukan pengamanan melakukan pengamanan dalam pemanfaatan hasil
hutan berbasis masyarakat. hutan berbasis masyarakat. rehabilitasi.
4Lakukan upaya restorasi 4Lakukan upaya restorasi 4Manajemen kolaborasi
dengan mengupayakan dengan mengupayakan dengan masyarakat di
partisipasi masyarakat partisipasi masyarakat sekitar habitat kategori
dan kejelasan aturan main dan kejelasan aturan main merah untuk melakukan
dalam pemanfaatan hasil dalam pemanfaatan hasil pengamanan hutan dan
rehabilitasi. rehabilitasi. juga pemanfaatannya.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) dan Konservasi Orangutan

P
engembangan pola ruang yang disesuaikan agar kapasitas daya dukung
berimplikasi kepada perubahan (carrying capacity) lingkungan tidak terle-
per
untukan dan fungsi kawasan wati. Mengacu pada Pasal 19 UU 41/1999,
hutan pada dasarnya adalah inisiatif perubahan kawasan hutan diatur seba
pemerintah daerah untuk mendukung gai berikut: ayat (1): Perubahan peruntu-
program pembangunan yang didasar- kan dan fungsi kawasan hutan ditetap-
kan kepada prinsip-prinsip pembangun kan oleh Pemerintah dengan didasarkan
an berkelanjutan. Kepentingan ekonomi pada hasil penelitian terpadu. Selanjut-
pembangunan perlu dievaluasi dan nya pada ayat (2): Perubahan peruntukan

Gambar 7. Peta overlay indeks keterancaman habitat orangutan dengan kawasan hutan di
Leuser dan sekitarnya
Gambar 8. Kerangka Pendekatan KLHS RTRW (Prihanto dkk. 2013)

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
42 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
43
kawasan hutan yang berdampak pen sumberdaya dari suatu kebijakan, ren- Kegiatan telaah dan analisis teknis harus Langkah 5: Pemantauan dan
ting dan cakupan yang luas serta berni- cana atau program pembangunan. Kai- didasarkan pada: Tindak Lanjut: sesuai dengan ke-
lai strategis, ditetapkan oleh Pemerintah dah terpenting KLHS dalam perencanaan a. pemilihan dan penerapan metoda serta butuhannya, kegiatan pemantauan dan
dengan persetujuan DPR. Tetapi per- tata ruang adalah pelaksanaan yang teknik analisis yang sesuai dan terkini, tindak lanjut dapat diatur berdasarkan
syaratan tersebut di atas seringkali tidak bersifat partisipatif, dan sedapat mung- b. penentuan dan penerapan aras rinci peraturan perundangan yang berlaku.
mampu membendung upaya konversi kin didasarkan pada keinginan sendiri (level of detail) analisis agar sesuai
hutan untuk pembangunan daerah. untuk memperbaiki mutu Kebijakan, dengan kebutuhan rekomendasi, dan Di dalam penjelasan Pasal 15 ayat (2)
Rencana dan Program (KRP) tata ruang c. sistematisasi proses pertimbangan huruf b UU No 32 Tahun 2009 disebut-
Sebagai alternatif lain untuk memas- (self assessment) agar keseluruhan proses seluruh informasi, kepentingan dan kan bahwa KLHS dilaksanakan terhadap
tikan prinsip pembangunan berkelan- bersifat lebih efisien dan efektif. aspirasi yang dijaring. kebijakan, rencana, dan/atau program
jutan diadopsi, rancangan RTRW baik yang berpotensi menimbulkan dampak
di tingkat provinsi atau kabupaten ha- Asas-asas hasil penjabaran prinsip ke- Langkah 3: Penetapan alternatif: dan/atau resiko lingkungan berupa:
rus dilakukan Kajian Lingkungan Hidup berlanjutan yang mendasari KLHS bagi a. substansi pokok/dasar RTRW atau KRP a. perubahan iklim;
Strategis (KLHS). Kajian Lingkungan penataan ruang adalah: tata ruang (misalnya: mengubah pola b. kerusakan, kemerosotan, dan/atau
Hidup Strategis diwajibkan oleh UU 4Keterkaitan (interdependency) atau struktur ruang dari yang semula kepunahan keanekaragaman hayati;
No.32 tahun 2009 tentang Perlindung 4Keseimbangan (equilibrium) diusulkan), c. peningkatan intensitas dan cakup
an dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4Keadilan (justice) b. program atau kegiatan penerapan mu an wilayah bencana banjir, longsor,
yang kemudian diperkuat dengan Per- atan RTRW atau KRP tata ruang (mi kekeringan, dan/atau kebakaran hu-
mendagri No.67 tahun 2012 tentang Pada prinsipnya, proses KLHS harus di- salnya: mengubah lokasi atau besaran tan dan lahan;
Pedoman KLHS dan Edaran bersama lakukan terintegrasi dengan proses pe infrastruktur yang dibutuhkan), dan d. penurunan mutu dan kelimpahan
Menteri Dalam Negeri dan Menteri KLH rencanaan tata ruang atau sesudah RTRW c. kegiatan-kegiatan operasional pe sumber daya alam;
No.660/5113/SJ dan 04/MENLH/12/2012 disusun. Proses kegiatan penyusunan ngelolaan efek lingkungan hidup e. peningkatan alih fungsi kawasan hu-
bahwa penyusunan RTRW dan RPJMD dokumen harus berinteraksi langsung de (misalnya: penerapan kode bangunan tan dan/atau lahan;
Provinsi/Kabupaten/Kota harus disertai ngan proses penyusunan KRP tata ruang, yang hemat energi). f. peningkatan jumlah penduduk
dengan penyusunan KLHS.Penyusunan dimana integrasinya berlangsung menu- miskin atau terancamnya keberlan-
KLHS ini merupakan momentum yang rut langkah-langkah sebagai berikut: Langkah 4: Formulasi pelaksa jutan penghidupan sekelompok ma-
tepat untuk mengarusutamakan (main- naan dan pengambilan keputus syarakat; dan/atau
streaming) konservasi orangutan ke Langkah 1: Pelingkupan: proses an tentang pilihan muatan ma g. peningkatan resiko terhadap kesehat-
dalam proses penataan ruang wilayah. sistematis dan terbuka untuk mengiden- teri bagi KRP tata ruang: dengan an dan keselamatan manusia.
tifikasi isu- isu penting atau konsekuen mempertimbangkan hal-hal :
Kajian Lingkungan Hidup Strategis si lingkungan hidup yang akan timbul a. kesimpulan-kesimpulan pokok yang Sesuai dengan Pasal 16 UU No. 32 Tahun
(KLHS) adalah proses sistematis untuk berkenaan dengan rancangan KRP. direkomendasikan KLHS, 2009, KLHS memuat kajian antara lain:
mengevaluasi pengaruh lingkungan b. langkah-langkah kegiatan yang dire a. kapasitas daya dukung dan daya
hidup dari, dan menjamin diintegrasikan- Langkah 2: Penilaian atau tela komendasikan KLHS, tampung lingkungan hidup untuk
nya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam, ah/analisis teknis: proses identifi- c. aspirasi dan pandangan dari berbagai pembangunan;
pengambilan keputusan yang bersifat kasi, deskripsi, dan evaluasi mengenai lapisan dan golongan masyarakat b. perkiraan mengenai dampak dan re-
strategis. Secara umum, KLHS berfungsi konsekuensi dan efek lingkungan akibat yang berkepentingan, serta siko lingkungan hidup;
untuk menelaah efek dan/atau dam- diterapkannya RTRW atau KRP tata ru- d. aspirasi dan pandangan dari instansi c. kinerja layanan/jasa ekosistem;
pak lingkungan, sekaligus mendorong ang; serta pengujian efektivitas muatan pemerintah yang bertanggungjawab d. efisiensi pemanfaatan sumber daya
pemenuhan tujuan- tujuan keberlan- RTRW atau KRP tata ruang dalam mene dan berkepentingan (misalnya : instan- alam;
jutan pembangunan dan pengelolaan rapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. si lingkungan hidup daerah, instansi f. tingkat kerentanan dan kapasitas adap-
kesehatan daerah, danlain-lain). tasi terhadap perubahan iklim; dan

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
44 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
45
g. tingkat ketahanan dan potensi keane- KLHS dilaksanakan terhadap kebijakan,
karagaman hayati. rencana, dan/atau program yang ber-
potensi menimbulkan dampak dan/
PP 10/2010 tentang tata cara perubahan atau resiko lingkungan berupa keru-
peruntukan dan fungsi kawasan hutan, sakan, kemerosotan, dan/atau kepu-
pada pasal 48 mengatur hal sebagai nahan keanekaragaman hayati. Hal ini
berikut: memberikan penekanan yang penting
a. Perubahan peruntukan kawasan bahwa rencana pola ruang RTRW yang
hutan yang berdampak penting berdampak negatif terhadap keane
dan cakupan yang luas serta berni- karagaman hayati perlu ditinjau ulang.
lai stra
tegis merupakan perubahan Kriteria dan data keanekaragaman
peruntukan kawasan hutan yang me- hayati yang digunakan berbeda-beda
nimbulkan pengaruh terhadap: untuk setiap daerah. Orangutan meru- Arahan Umum Penyempurnaan Konflik Pena
1) kondisi biofisik; atau pakan spesies penting dan menjadi
2) kondisi sosial dan ekonomi ma- indikator lingkungan di Sumatera dan taan Ruang dengan Konservasi Orangutan
syarakat. Kalimantan. Orangutan dapat dijadi-

K
b. Perubahan yang menimbulkan pe kan umbrella species (spesies payung) onflik pola ruang didefinisikan sebagai ketidakselarasan antara jenis-jenis pola
ngaruh terhadap kondisi biofisik se- untuk meningkatkan kesadaran kon- ruang (fungsi dan peruntukan kawasan) dengan kriteria dan indikator tata
bagaimana dimaksud pada ayat (1) servasi masyarakat. Kelestarian orang- guna lahan, salah satunya perwakilan kawasan di mana terdapat konsentra-
huruf a merupakan perubahan yang utan menjamin kelestarian hutan yang si nilai-nilai keanekaragaman hayati yang penting secara global, regional dan lokal,
mengakibatkan penurunan atau pe menjadi habitatnya, sehingga diharap- misalnya spesies endemi, spesies hampir punah, tempat menyelamatkan diri (refu-
ningkatan kualitas iklim atau eko- kan kelestarian makhluk hidup lain ikut gia). Untuk region Sumatera dan Kalimantan, data sebaran orangutan dapat dipakai
sistem dan/atau tata air. terjaga pula. Sebagai pemakan buah, identifikasi konflik tata ruang. Identifikasi konflik pola ruang dapat dilakukan dengan
c. Perubahan yang menimbulkan pe orangutan merupakan agen penyebar membuat pertampalan (overlay) antara peta fungsi kawasan hutan dan pola ruang
ngaruh terhadap kondisi sosial dan biji yang efektif untuk menjamin rege dengan habitat orangutan, yaitu:
ekonomi masyarakat sebagaimana nerasi hutan. Orangutan juga sangat
dimaksud pada ayat (1) huruf b meru- menarik dari sisi ilmu pengetahuan Tabel 9. Identifikasi konflik fungsi kawasan hutan dan habitat orangutan
pakan perubahan yang mengakibat- karena kemiripan karakter biologi sat-
Fungsi/Peruntukan Kawasan (Ha)
kan penurunan atau peningkatan so- wa itu dengan manusia. Sebagai satu- Kriteria
sial dan ekonomi masyarakat bagi ke- satunya kera besar yang hidup di Asia, HK HL HPT HP HPK APL
hidupan generasi sekarang dan yang orangutan memiliki potensi menjadi Perwakilan kawasan di mana
akan datang. ikon pariwisata untuk Indonesia. Se- terdapat konsentrasi habitat
d. Perubahan yang menimbulkan pe hingga peta distribusi habitat dan peta orangutan
ngaruh terhadap kondisi biofisik serta tingkat ancaman orangutan menjadi
dampak sosial dan ekonomi masyara- data verifier utama untuk menilai fungsi Keterangan:
kat sebagaimana dimaksud pada ayat pokok Perlindungan Keanekaragaman Tidak konflik
(1) terdiri atas dua kategori yaitu: ber- Hayati (spesies, lanskap, dan ekosistem)
pengaruh; atau tidak berpengaruh. dalam kegiatan KLHS RTRW Aceh, Su- Agak konflik
matera Utara, Jambi, Kalimantan Barat, Konflik
Dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b UU Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur
No 32 Tahun 2009 disebutkan bahwa dan kabupaten/kota di dalamnya. Sangat konflik

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
46 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
47
Tabel 10. Identifikasi konflik rencana pola ruang RTRW dan habitat orangutan Tabel 11. Arahan penyempurnaan rencana pola ruang RTRW

Kriteria Rencana Pola Arahan Penyempurnaan


No.
Perwakilan kawasan di mana Ruang RTRW Mitigasi Alternatif
No. Rencana Pola Ruang RTRW
terdapat konsentrasi habitat Aturan pemanfaatan di
orangutan Kawasan Lindung
1. areal gambut dengan ke-
Bergambut
1 Kawasan Lindung Bakau/Mangrove dalaman lebih dari 3 meter
2 Kawasan Lindung Bergambut Kawasan Hutan Mengusulkan perubahan
2.
Produksi Konversi kawasan HPK menjadi HP
3 Kawasan Lindung Hutan Lindung
Investasi skala besar
4 Kawasan Hutan Produksi Konversi Kawasan Hutan dalam pemanfaatan SDA
3.
5 Kawasan Hutan Produksi Terbatas Produksi Terbatas disesuaikan daya dukung
habitat orangutan
6 Kawasan Hutan Produksi Tetap
Pengendalian sistem per-
7 Kawasan Peruntukan Pelabuhan Kawasan Hutan izinan pemanfaatan ruang
4.
8 Kawasan Peruntukan Perkebunan Produksi Tetap yang transparan dan ac-
9 Kawasan Peruntukan Permukiman countable
Kawasan
10 Kawasan Peruntukan Pertambangan
5. Peruntukan
11 Kawasan Peruntukan Pertanian Pelabuhan
12 Kawasan LindungRawa 1. Menyusun delineasi mi- Mengurangi luas kawasan
13 Kawasan Sempadan Danau kro/rencana detil kawasan peruntukan perkebunan
peruntukan perkebunan pada habitat orangutan
14 Kawasan Sempadan Pantai
Kawasan dengan memperhatikan
15 Kawasan Sempadan Sungai 6. Peruntukan keberadaan orangutan
16 Kawasan Suaka Alam Perkebunan 2. Penerapan teknologi bu-
didaya perkebunan yang
17 Kawasan Pelestarian Alam sesuai dengan kondisi
habitat orangutan

1. Memperhatikan kese
Arahan penyempurnaan rencana pola yang bernilai negatif (-), dan menyusun suaian lokasi dan me-
ruang dilakukan dengan memberi pe- rencana mitigasi dan atau alternatif dari minimumkan kerusakan
Kawasan
nilaian pada setiap butir rencana, yaitu: rencana terkait. Beberapa arahan umum ekosistem alam
7. Peruntukan
berdampak negatif (-), berdampak posi- penyempurnaan rencana pola atau struk- 2. Memerlukan program
Permukiman
tif (+), dan netral atau tidak berdampak tur ruang RTRW yang berkonflik dengan peningkatan kapasitas
(0). Dari hasil identifikasi kemudian di- habitat orangutan, di antaranya (tidak masyarakat lokal tentang
pilih rencana pola ruang/struktur ruang terbatas pada) diuraikan pada Tabel 10. perlindungan orangutan

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
48 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
49
Rencana Pola Arahan Penyempurnaan
No.
Ruang RTRW Mitigasi Alternatif
1. Perlu kajian mendetail
tentang kelayakan
(ekologi, sosial, eko- Rekomendasi
Kawasan
nomi, hukum) peman-
8. Peruntukan
faatan pertambangan.
Pertambangan
2. Jika layak, wajib mener-
apkan best practice
management
Deliniasi mikro peman-
Kawasan faatan ruang dengan
9. Peruntukan memperhatikan kese

P
Pertanian suaian lahan dan habitat opulasi Orangutan Sumatera dan vasi orangutan dapat dikomunikasikan
orangutan di dalamnya Kalimantan makin terancam. Keru- melalui forum-forum diskusi di daerah.
sakan ekosistem akibat pembu- 4 Membangun mekanisme konsolidasi
kaan lahan besar-besaran untuk perke- dan sharing data atau informasi terkini
bunan dan pertambangan menjadi tentang orangutan diantara praktisi kon-
penyebab utama, disusul perburuan. servasi orangutan dan mendorong pe-
Untuk itu, perlu penanganan serius agar manfaatan data tersebut ke dalam pro
orangutan tak mengalami nasib sama ses penyusunan dan review tata ruang
dengan satwa lain yang tinggal nama daerah. Data sharing dapat dilakukan
alias punah. Kondisi ini diperparah de melalui koordinasi Forum Orangutan
ngan kenyataan bahwa habitat orang- Indonesia (FORINA) dan simpul forum
utan belum menjadi indikator kunci yang sama di Sumatera dan Kalimantan.
proses penyusunan dan review tata ru- 4 Mendorong habitat prioritas konser-
ang. Maka tak heran ketika proses pem- vasi orangutan masuk ke dalam RTRW
berian izin tidak mengakomodasi kon- Provinsi dan Kabupaten/Kota.
servasi orangutan menyebabkan rentan 4 Disseminasi data-data hasil pene-
konflik dengan orangutan. litian dan juga peta-peta distribusi
habitat orangutan yang ada saat ini
Beberapa rekomendasi yang dapat di- kepada para pemangku kepentingan
pertimbangkan sebagai upaya pengarus yang lebih luas termasuk pemerintah
utamaan konservasi orangutan ke dalam provinsi dan kabupaten.
penataan ruang daerah antara lain: 4 Menyelearaskan konservasi orangutan
4 Meningkatkan komunikasi dan ko- dengan pembangunan daerah di di
laborasi antara ilmuwan, praktisi kon- provinsi dan kabupaten, sehingga kon-
servasi, pembuat kebijakan, industri servasi orangutan dapat lebih terinte-
dan pemangku kepentingan lainnya. grasi ke dalam program pembangunan
Pentingnya pengarusutamaan konser- daerah dan pengembangan wilayah.

Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam


Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
50 Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
51
Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam
Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten
Forum Orangutan Indonesia (FORINA)
Jl. Cemara Boulevard No. 58
Taman Yasmin, Bogor, Indonesia, 16112.
www.forina.or.id
Pengarusutamaan Konservasi Orangutan Dalam
Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten

Anda mungkin juga menyukai