Anda di halaman 1dari 5

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan
dalam hati serta tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar (esensial). Vitamin
A berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 terdapat 19 juta jiwa ibu
hamil yang mengalami defisiensi vitamin A, jumlah ini paling tinggi ditemukan di Afrika dan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.1
Masalah kurang vitamin A (KVA) di Indonesia pun masih merupakan masalah gizi utama.
Meskipun KVA tingkat berat (Xerophthalmia) sudah jarang ditemui, akan tetapi KVA tingkat
subklinis, yaitu tingkat yang belum menampakkan gejala nyata, masih menimpa masyarakat luas
seperti contohnya dari Depkes tahun 2007 bahwa terdapat 50% ibu nifas yang mempunyai serum
retinol kurang dari 20 g/dl yang akan berdampak pada risiko kebutaan dan kematian karena
infeksi. Masalah penanggulangan kurang vitamin A (KVA) saat ini yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia bukan hanya untuk mencegah kebutaan, tetapi dikaitkan dengan upaya
mendorong pertumbuhan dan kesehatan bayi dan anak guna menunjang upaya penurunan angka
kesakitan dan angka kematian pada bayi dan anak. Upaya pemanfaatan sumber-sumber vitamin A
alami dan fortifikasi masih belum dapat dilaksanakan secara luas dan intensif, maka pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi sangat penting dan tetap dilaksanakan. Salah satunya yang dilakukan
di Indonesia yaitu dengan program pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas, selain bagi bayi
dan balita. Pemberian ini dapat dilakukan pada waktu pertolongan persalinan atau kunjungan
rumah.2
Akan tetapi menurut WHO, sejak tahun 2011 suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidak
direkomendasikan sebagai bentuk intervensi untuk mencegah morbiditas dan mortalitas pada ibu
dan anak karena bukti yang menunjukkan efek dari suplemen vitamin A terhadap morbiditas dan
mortalitas masih rendah. Akan tetapi hal tersebut belum dapat diimplementasikan di Indonesia
karena masih banyak kelompok rentan ekonomi yang masih membutuhkan suplementasi vitamin
A karena mereka belum mampu membeli makanan yang kaya protein dan zat gizi mikro. Hal ini
juga sesuai dengan beberapa studi yang dilakukan oleh WHO di negara-negara berkembang yang
perlu mendapatkan perhatian lebih terhadap distribusi vitamin A pada ibu nifas seperti salah
satunya di Indonesia, bahwa pada studi-studi tersebut mengemukakan bahwa pemberian vitamin
A pada ibu nifas dapat menurunkan angka kematian pada umur 1 tahun pertama kehidupan. Oleh
karena itu The International Vitamin A Consultative Group (IVACG) dan Pedoman Nasional tahun
2010 mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh (100%) ibu nifas seharusnya menerima 400.000
SI atau dua kapsul dosis tinggi 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah
melahirkan dan kapsul kedua diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih
dari 6 minggu kemudian. Pemberian 1 kapsul vitamin A merah (200.000 IU) cukup untuk
meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari, pemberian 2 kapsul diharapkan
dapat memenuhi kecukupan vitamin A sampai bayi berusia 6 bulan. Selain itu juga pemberian
kapsul vitamin A juga merupakan salah satu indikator keberhasilan gerakan 1000 hari pertama
kehidupan sehingga perlu diimplementasikan dengan baik agar cakupan pemberian mencapai
target seperti yang telah direkomendasikan oleh The Lancet Series, Maternal and Child Nutrition
tahun 2013 yaitu lebih besar dari 90% agar efektifitas program berjalan optimal.1,3
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 pemberian vitamin A pada ibu
nifas di Indonesia hanya mencapai 75,5%. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012 juga
mencatat bahwa persentase cakupan suplementasi vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten
Karawang adalah 80,29% dari tolok ukurnya sebesar 100%, sehingga masih banyak ibu nifas yang
belum mendapatkan suplementasi vitamin A ini. Berdasarkan laporan tahunan tahun 2016
Puskesmas Kecamatan Batujaya menunjukkan cakupan pemberian distribusi vitamin A pada ibu
nifas yang masih di bawah tolok ukur yakni sebesar 75,09% dari tolok ukur 100%. Sedangkan
keberhasilan pelaksanaan program cakupan distribusi kapsul vitamin A pada ibu nifas di
Puskesmas Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 hingga Juli 2017
belum diketahui. Oleh karena itu, evaluasi program ini perlu dilakukan untuk menilai tingkat
keberhasilan pelaksanaan program.4,5

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Menurut WHO 2011 terdapat 19 juta ibu hamil yang mengalami kekurangan vitamin
A, jumlah paling tinggi ditemukan di Afrika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Hal ini menjadikan masalah KVA masih merupakan masalah gizi utama.
1.2.2 Menurut Depkes RI 2007, 50% ibu nifas mempunyai serum retinol kurang dari 20 g/dl
1.2.3 Menurut RISKESDAS 2013, pemberian vitamin A pada ibu nifas di Indonesia hanya
mencapai 75,5%
1.2.4 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012 memperlihatkan persentase
pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Karawang sebesar 80,29% dari
tolok ukurnya sebesar 100%.
1.2.5 Berdasarkan laporan tahunan tahun 2016 Puskesmas Kecamatan Batujaya
menunjukkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas yang masih di bawah tolok
ukur yakni sebesar 75,09% dari tolok ukur 100%.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui masalah, penyebab masalah, dan penyelesaian masalah program
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang
periode Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017 dengan pendekatan sistem.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Diketahuinya perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A pada ibu nifas di UPTD
Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan
Juli 2017
1.3.2.2 Diketahuinya mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A di UPTD Puskesmas
Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017
1.3.2.3 Diketahuinya distribusi kapsul vitamin A di UPTD Puskesmas Puskesmas Batujaya,
Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di UPTD
Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan
Juli 2017
1.3.2.5 Diketahuinya cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A pada ibu nifas di UPTD
Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan
Juli 2017
1.3.2.6 Diketahui cakupan kunjungan nifas di UPTD Puskesmas Batujaya, Kabupaten
Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017
1.3.2.7 Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan program pemberian kapsul vitamin
A pada ibu nifas di UPTD Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang periode
Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017.

1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator
1.4.1.1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang pernah diperoleh saat duduk
di bangku kuliah.
1.4.1.2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur program, khususnya program
kesehatan.
1.4.1.3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah langkah yang
harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan suatu program Puskesmas, khususnya
pada program pemberian vitamin A pada ibu nifas dan merangsang cara berpikir kritis
dan ilmiah.
1.4.1.4. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program pemberian vitamin
A pada ibu nifas di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.

1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi


1.4.2.1. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.

1.4.3. Bagi Puskesmas yang Dievaluasi


1.4.3.1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program pemberian vitamin A pada ibu
nifas di wilayah kerja Puskemas Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang disertai
dengan usulan dan saran sebagai pemecahan masalah.
1.4.3.2. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya memenuhi target cakupan program
pemberian vitamin A pada ibu nifas.
1.4.4. Bagi Masyarakat
1.4.4.1. Meningkatkan derajat kesehatan ibu nifas seiring dengan meningkatnya cakupan
pemberian vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskemas Kecamatan Batujaya,
Kabupaten Karawang.
1.4.4.2. Mengurangi defisiensi vitamin A pada neonatus sampai bayi berusia 6 bulan seiring
dengan meningkatnya cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja
Puskemas Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang.
1.4.4.3. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu nifas tentang pentingnya suplementasi
kapsul vitamin A dengan meningkatnya sosialisasi pemberian suplementasi vitamin A.

1.5 Sasaran
Seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang
periode Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat Aki CKD
    Referat Aki CKD
    Dokumen31 halaman
    Referat Aki CKD
    Jonathan wiradinata
    Belum ada peringkat
  • Saddsadas 7
    Saddsadas 7
    Dokumen22 halaman
    Saddsadas 7
    Jonathan wiradinata
    Belum ada peringkat
  • Dasda
    Dasda
    Dokumen2 halaman
    Dasda
    Jonathan wiradinata
    Belum ada peringkat
  • Cover Sepsis PDF
    Cover Sepsis PDF
    Dokumen3 halaman
    Cover Sepsis PDF
    Jonathan wiradinata
    Belum ada peringkat
  • VHJVHJ
    VHJVHJ
    Dokumen26 halaman
    VHJVHJ
    Jonathan wiradinata
    Belum ada peringkat