Anda di halaman 1dari 5

POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI

CAGAR ALAM PEGUNUNGAN CYCLOPS

Oleh Ir.Constant K.Sorondanya, M.Si


Kerja sama Dinas Kehutanan Provinsi Papua
Dengan
Progdi Kehutanan FPKK- Universitas Ottow Geisler - Papua
Jayapura, 2014
POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI

CAGAR ALAM PEGUNUNGAN CYCLOPS


Oleh Ir.Constant K.Sorondanya, M.Si
Progdi Kehutanan FPKK UOGP

Cagar Alam pegunungan Cycloop diunjuk burung 275 jenis, mamalia 21 jenis, reptil
sebagai kawasan konservasi dengan status 55 jenis, katak 30 jenis, kupu-kupu 271
sebagai Cagar Alam melalui SK Menteri jenis, ikan air tawar 33 jenis dan ikan air
Pertanian No. 56/ Kpts/Um/6/ 1978, laut 195 jenis.
tanggal 26 Januari 1978, seluas 22.520
Menurut Conservation International (CI),
Ha. Selanjutnya ditetapkan dengan SK
(2000) , survey metode RAP di kampung
Menteri Kehutanan No. 365/Kpts-II/1987
Yongsu distrik Ravenirara , ditemukan
pada tanggal 18 November 1987 yang
tumbuhan 178 jenis, kupu-kupu 69 jenis,
luasnya menjadi 22.500 Ha. Kawasan ini
ikan air tawar 33 jenis, ikan karang 195
merupakan kawasan konservasi Suaka
jenis, katak 8 jenis, reptil 26 jenis dan
Alam dengan status Cagar Alam. Kawasan
burung 90 jenis. Potensi keanekaragaman
ini sebagai kawasan konservasi in-situ ,
hayati yang begitu kaya secara alami sudah
untuk perlindungan berbagai jenis flora
terlindungi dalam. kawasan konservasi in-
dan fauna yang endemik.
situ, , namun patut dikhawatirkan adalah
Ada berbagai pustaka dan hasil survey adanya ancaman biologis maupun physic .
yang mengungkapkapkan tentang potensi Ancaman terhadap kepunahan secara
keanekaragaman hayati (KEHATI) dalam biologis adalah faktor intern dari species-
kawasan konservasi ini , antara lain species yang rentan, tetapi ancaman physic
Menurut Petocz, (1987) fauna ( satwa ) dari perbuatan manusia yang merusak
endemik burung 273 jenis dan mamalia 86 habitat , penangkap, berburu , dan
jenis. Potensi flora dan fauna yang membunuh , mengurangi potensi
ditemukan dalam sumber informasi keanekaragaaman hayati yang ada dalam
lainnya menyebutkan , bahwa flora kawasan Cagar Alam Cycloop.
terdapat 316 jenis, tumbuhan berkayu 147
Salah satu jenis fauna endemik yang khas
jenis, tumbuhan berspora 38 jenis. Fauna,:
hanya dalam CA Cycloop adalah jenis
landak/ babi duri Zaglossus sp ( the lebih sedikit, duri pendek tersebar di antara
echidnas bhs Inggris : ) Ada 5 species rambut kasarnya. Panjang moncong 2/3
Zaglossus , yaitu : dari panjang kepala dan melengkung
sedikit ke bawah. Kedua kaki belakang
1. Zaglossus attenboroughi
lebih panjang lima digit dari pada kedua
2. Zaglossus bartoni
kaki depan, tetapi pada kaki belakang
3. Zaglossus bruijni
hanya tiga jari tengah dilengkapi dengan
4. Zaglossus hacketti
cakar. Jenis kelamin jantan memiliki taji
5. Zaglossus robustus
pada masing-masing kaki belakang.
Menurut IUCN ada 3 species Echidna
Bentuk moncong sama seperti hewan
yang sangat terancam punah, (3), (4) dan
noktural lainnya (hewan yang mencari
(5) ,bahkan (4) dan (5) sudah dianggap
makan hanya pada malam hari ).
punah .
Makanannya cacing tanah dan serangga
pada lantai hutan. Hewan-hewan ini
biasanya tidak mencari makan di siang
hari. The echidna berparuh panjang
kehidupannya berada di sarang dan mereka
biasanya ditemukan berada di liang bawah
tanah.

Figure 1. Wester long beaked echidna (Zaglossus Jenis kelamin betina memiliki kantong
bruijni )
//patch dibawah perut induknya untuk
Echidna yang ada terdapat dikawasan CA sementara waktu telurnya diinkubasi
Cycloop adalah Zaglossus attenboroughi sampai menetas .
Klasifikasi Ikmiah :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Monotremata
Family : Tachyglossidae
Genus : Zaglossus

Diskripsi : Echidna (landak) berparuh


panjang , badannya lebih besar dari jenis
landak berparuh pendek dan memiliki
dengan prototherian proses laktasi
menunjukkan bahwa mereka ( Zaglossus)
sifat awalnya adalah mamalia.
Di pulau New Guinea ada 3 jenis
Zaglossus. Yaitu :
a. Zaglossus attenboroughi,
habitatnya hanya di pegunungan
Cycloops
b. Zaglossus bartoni. Habitatnya di
dideretan pegunungan tengah
Papua antara danau Paniai dan
Figure 2/ Telur Zaglossus dalam kantong induknya
deretan peg Nanneau sampai
Tukik (bayi Zaglossus ) yang baru menetas semenanjung Huon.
dimasukan dalam kantong dibawah perut c. Zaglossus bruijni. Habitatnya di
induknya untuk menyusui sebagai satwa hutan dataran tinggi kepala burung
mamalia lainnya/ Papua Barat
. Di benua Australia ada 2 jenis
Zagossus yaitu : Zaglossus hacketti
habitatnya di Australia Barat,
sedangkan Zaglossus robustus
habitatnya di New South Wales.
Namun kedua jenis ini oleh IUCN
dinyatakan sudah punah.Karena kedua
jenis hanya diketahui dari fossil yang
ditemukan disana.
Populasi echidnas di New Guinea menurun
dan sangat sulit dijumpai, karena
Figure 3. Tukik Zaglossus yang baru menetas dan habitatnya rusak akibat pembukaan hutan
menyusui dalam kantong induknya
untuk perladangan dan diburu,oleh anjing
Zaglossus berkembangbiak dimulai pemburu masyarakat sebagai satwa buru.
dengan bertelur, kemudian diinkubasi di Atau tertangkap oleh jebakan jerat yang
luar tubuh induknya Karena mereka dipasang oleh masyarakat (pemburu
berkembang biak dengan bertelur dan tradisional) . Oleh sebab itu hewan ini
diinkubasi di luar tubuh induknya disertai sangat jarang ditemui , bahkan cenderung
punah , untuk itu satwa ini perlu novaeguinensis) . Jenis kayu ini sifatnya
dilindungi. keras, tahan terhadap serangan cacing laut,
daya bakar tinggi. Oleh sebab itu banyak
The echidna Zaglossus dalam
dimanfaatkan untuk tiang rumah di atas
Bahasa Tepra (masyarakat di pesisir pantai
laut dan sebagai kayu bakar (arang)
utara kab Jayapura disebut Fayangko.
Kepunahan flora dan fauna endemik
Jenis satwa Fayango ini dalam
pada suatu habitat dapat disebabkan oleh
budaya orang Tepra sebagai lambang
perilaku masyarakat disekitar kawasan
perdamaian antara doto ( anak dari
konservasi. Masyarakat asli secara turun
oom/paman atau tanta/ bibi ). Kalau
temurun sangat baik menjaga kelestarinnya
terjadi sengketa antara keduanya,maka
sumpahnya harus mencari fayangko
sampai tangkap dan bawa, baru keduanya
bisa berdamai . Betapa sulitnya menjumpai
seekor fayangko menunjukan betapa
sulitnya memutuskan hubungan antara
doto dengan doto.

Figure 4. Bawa Fayangko antar ke doto , supaya


bisa berdamai

KEHATI (Keanekaragaman Hayati )


dalam Cagar Alam Pegunungan Cycloops
mempunyai species endemik yang tinggi,
selain fauna ada juga flora endemik. Jenis
flora endemik yang hanya ditemukan di
CA pegunungan Cycloop bagian timur
pantai utara ( distrik Rafeni Rara), adalah
jenis kayu suang ( Xanthostomum

Anda mungkin juga menyukai