Anda di halaman 1dari 14

Basalioma

BAB II TINJAUrfAN TEORITIS

A.AnatomiFisiologiKulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan.
( Marwali,1998).
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi
permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang-
lubang yang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
( syaifudin,1997).
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup
manusia.(syarif M.Wasitaatmadja, 1993). Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu epidermis,
dermis atau korium, dan jaringan subkutan atau subkutis.

Lapisan kulit

1.Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar pada kulit.Terdiri dari beberapa lapisan sel, yaitu:

a. Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri dari beberapa lapis
sel-sel gepeng yang sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi zat keratin (zat tanduk).

b. Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-
sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-sel sudah banyak yang kehilangan
inti dan butir-butir sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi
jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
Dalam lapisan ini terlihat seperti suatu pita yang bening. Batas-batas sel sudah tidak begitu
terlihat disebut stratum lusidum.
c. Stratum granulosum. Stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan, sel-sel
tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma
terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin
oleh karena banyaknya butir-butir stratum granulosum.

d. Stratum spinosum/stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal
dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya disebut spinosum karena jika kita
lihat dibawah mikroskop bahwa sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak
sudut dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri.
e. Stratum basal/germinativum. Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian
basal/basis, stratum germinativum menggantikan sel-sel yang diatasnya dan merupakan sel-sel
induk.
2.Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membrane
basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya kita
ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.Dermis terdiri dari 2 lapisan, yaitu:

a. Bagian atas, pars papilaris (stratum papilar), yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

b. Bagian bawah, retikularis ( statum retikularis), yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke
arah subkutan.

Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis.
Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari
serabut-serabut; serabut kolagen, serabut elastis,dan serabut retikulus.

Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda.
Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan pada kulit, serabut elastis, memberikan kelenturan
pada kulit, dan retikulus, terdapat terutama disekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan
kekuatan pada alat tersebut.
3.Subkutis
Adalah kelanjutan dermis, Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantara
gerombolan ini berjalan-jalan serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat
dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin.
Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat
dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama. Guna penikulus adiposus adalah
sebagai shock breker = pegas/bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit. Isolator
panas atau mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh.

Fisiologi kulit

Kulit mempunyai banyak fungsi. Secara umum fungsi kulit adalah sebagai berikut;
1.Sebagai proteksi Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis
misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia terutama yang
bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam, dan lain-lain.

2. Sebagai pengatur panas Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan.
Hal ini disebabkan karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur
panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk
suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada 2 cara
yaitu;
1) Vasodilatasi, kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke
kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh.
2) Vasokonstriksi, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya
kelenjar dibatasi dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan.

Cara pelepasan panas dari kulit:

a. Penguapan dengan banyaknya darah mengalir melalui kapiler kulit

b. Pancaran panas dari udara sekitarnya


c. Panas dialirkan ke benda yang disentuh seperti pakaian.

d. Pengaliran udara panas.

3. Sebagai indera peraba

Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, dikulit berbeda-beda menurut
ujung saraf yang dirangsang, panas, dingin, dan sakit ditimbulkan karena tekanan yang dalam
dan rasa yang berat dari suatu benda misalnya mengenai otot dan tulang.
Panca indera peraba terdapat pada kulit disamping itu kulit juga sebagai pelepas panas yang ada
pada tubuh, kulit menutupi dan berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga
dan lubang-lubang. Kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba yang menerima
rangsangan dari luar diteruskan ke pusat saraf pusat di otak. Ujung-ujung reseptor serabut pada
kulit memungkinkan tubuh untuk memantau secara terus-menerus keadaan lingkungan di
sekitarnya. Fungsi utama reseptor pada kulit adalah untuk mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan
dan tekanan (atau sentuhan yang berat). Berbagai ujung saraf bertanggung jawab untuk bereaksi
terhadap setiap stimuli yang berbeda. Meskipun tersebar diseluruh tubuh, ujung-ujung saraf lebih
terkonsentrasi pada sebagian daerah dibandingkan bagian lainnya. Sebagai contoh, ujung-ujung
jari tangan jauh lebih terinervasi ketimbang kulit pada bagian punggung tangan.

4. Sebagai absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah
menguap lebih mudah diserap.

5. Produksi Vitamin Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah substansi yang
diperlukan untuk mensintesis vitamin D. Vitamin D merupakan unsur esensial untuk mencegah
penyakit riketsia, suatu keadaan yang terjadi akibat defisiensi vitamin D, kalsium serta fosfor dan
yang menyebabkan deformita tulang

B. Konsep dasar penyakit Basalioma ( Karsinoma Sel Basal ).


1.Pengertian
Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel
basal epidermis dan apendiks kulit ( Marwali,2000). Basalioma adalah merupakan tumor ganas
yang berasal dari sel lapisan basal epidermis bersifat invasive, destruktif lokal, dan sangat jarang
bermetastasis (Nila,2000). Basalioma adalah merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel
basal epidermis atau folikel rambut ; yang paling umum dan jarang bermetastasis ; kekambuhan
umum terjadi (Brunner and Suddarth, 2000). Basalioma merupakan jenis kanker kulit dan tumor
ganas pada manusia yang paling sering terjadi dan lebih banyak mengenai orang kulit putih dan
jarang terjadi pada orang kulit hitam.( Shirley, 2005). Basalioma adalah keganasan sel basal
epidermis.( Beth Goldstein, 2001).

2. Etiologi

Penyebabnya belum pasti diketahui. Lebih dari 90% penyebab basalioma yaitu terpapar
sinar matahari atau penyinaran ultraviolet lainnya. Lokalisasi kanker kulit lebih banyak terdapat
di daerah kulit yang terbuka, terpapar sinar matahari misalnya kulit muka. Paling sering muncul
pada usia diatas 40-70 tahun dan lebih di jumpai pada pria dengan perbandingan 2 : 1, mungkin
di karenakan kaum pria lebih banyak ke luar rumah dan perpapar sinar matahari.

Faktor resiko lainnya yaitu:

a. Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut
pirang.

b. Pemaparan sinar X yang berlebihan.

c. Senyawa kimia arsen, trauma dan ulkus kronis.

3. Patofisiologi
Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Basalioma berasal dari
sel epidermis sepanjang lamina basalis. Kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang
biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher. Untungnya tumor ini jarang
sekali bermetastasis. Pasien dengan kanker sel basal tunggal lebih mudah mendapat kanker kulit.
Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogen adalah sinar yang panjang gelombangnya,
berkisar antara 280 samapi 320 mm. Spektrum inilah yang membakar dan membuat kulit
menjadi cacat. Selain itu, pasien yang memiliki riwayat kanker sel basal harus menggunakan
tabir surya atau pakaian pelindung untuk menghindari sinar karsinogen yang terdapat di dalam
sinar matahari.

Penyebab lain basalioma adalah riwayat pengobatan, radiologi, sebelumnya untuk


menyembuhkan penyakit kulit lain. Sinar ultraviolet panjang (UVA) yang dipancarkan oleh alat
untuk membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari juga merusak epidermis dan di
anggap sebagai karsinogen. Tumor ini ditandai oleh nodul eritromatosa, halus dan seperti
mutiara, bagian tengah mengalami ulserasi dan perdarahan, meninggi dan memiliki pembuluh
telangiektatik pada permukannya.

Pathway
Penyebab (externa)

Zat karsinogenik

Pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit

Basalioma

Tindakan medis : operasi Basalioma

Kurang informasi

Bertanya tentang penyakitnya

Penurunan status kesehatan

Kebutuhan akan belajar


Kurang pengetahuan

Terputusnya jaringan

Rangsangan terhadap reseptor nyeri di korteks serebri

Nyeri dipersepsikan

Nyeri akut
Eksisi bedah/luka

Media masuknya mikroorganisme

Infeksi

Resiko infeksi
Tindakan medis invasive

Struktur kulit terputus

Perubahan terhadap fungsi kulit

Kerusakan integritas kulit


(Price and Wilson, 2005)

4. ManifestasiKlinis

Tanda dan gejala yang menyertai penyakit basalioma adalah presileksinya terutama pada
wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang dapat pula
dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki dan kulit kepala.
Gambaran klinik basalioma berdasarkan histopatologi terbagi menjadi 5 bentuk :

a. Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens

Merupakan jenis yang paling sering di jumpai. Lesi biasanya tampak sebagai lesi
tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial, dahi, dan tepi
kelopak mata. Pada awalnya tampak papul atau nodul kecil, transparan seperti
mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Permukaannya tampak
mengkilat sering dijumpai adanya teleangiektasia dan kadang-kadang dengan skuama
yang halus atau kusta tipis. Berwarna seperti mutiara, kadang-kadang seperti kulit
normal sampai eritem yang pucat. Lesi membesar secara perlahan dan suatu saat
bagian tengah lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi, keras. Jika
terabaikan, lesi-lesi ini akan mengalami ulserasi dengan destruksi jaringan
disekitarnya.

b. Berpigmen Gambaran klinisnya sama dengan yang tipe nodulo-ulseratif. Bedanya,


pada jenis ini berwarna cokelat atau hitam berbintik-bintik atau homogen yang secara
klinis dapat menyerupai melanoma.

c. Morfea atau fibrosing atau sklerosine Biasanya terjadi pada kepala dan leher. Lesi
tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan dengan batas
tidak jelas. Lesi tampak sebagai bercak sklerodermatosa dan tidak memberi kesan
basalioma bila dilihat oleh mata yang tidak berpengalaman. Pertumbuhan perifer di
ikuti oleh perluasan sklerosis di tengahnya.
d. Superfisial Lesi biasanya multiple, mengenai badan. Secara klinis tampak sebagai
plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang berbentuk oval sampai ireguler
dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti benang atau kawat. Biasanya
dihubungkan dengan ingesti arsenic kronis.

e. Fibroepitelioma
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis lesi berupa papul kecil yang
tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler
dengan warna yang bervariasi.

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, dimana epitelioma sel basal berperan penting,
yaitu:

a. Sindroma epitelioma sel basal nevoid Dikenal pula sebagai sindrom Gorlin Goltz.
Merupakan kelainan autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi, ditandai oleh
5 gejala mayor yaitu:

1.Basalioma multiple yang terjadi pada usia muda.

2. Cekungan-cekungan pada telapak kaki.

3. Kelainan pada tulang, terutama pada tulang rusuk.

4. Kista pada tulang rahang.

5. Kalsifikasi ektopik dari falks serebri dan struktur lainnya.

b. Nevus sel basal unilateral linier


Merupakan jenis yang sangat jarang di jumpai. Lesi berupa nodul dan komedo, dengan daerah
atrofi bentuk striae, distribusi zosteriformis atau linier, unilateral. Lesi biasanya di jumpai sejak
lahir dan lesi ini tidak meluas dengan meningkatnya usia.

b. Sindroma bazex

Sindrom ini digambarkan pertama kalinya oleh Bazex, diturunkan secara dominan dengan cirri
khas sebagai berikut:

1) Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh folikuler yang terbuka lebar, seperti ice-pick marks,
terutama pada ekstremitas.

2) Epitelioma sel basal kecil, multiple pada wajah, biasanya timbul pertama kali pada saat remaja
atau awal dewasa. Namun kadang-kadang dapat juga timbul pada masa akhir anak-anak.

5. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita basalioma adalah :


a. Anamnesis, keluhan utama adalah adanya benjolan atau borok di kulit terutama di daerah
terbuka seperti muka, lengan, dan kaki.

b. Pemeriksaan fisik, lesi terbanyak di daerah muka, tungkai, lengan, berupa nodul atau ulkus
iduratif, pinggir dan dasar ulkus teratur dan kotor.
c. Evaluasi histologist

d. Biopsi, sebelum dilakukan terapi selalu dilakukan biopsi untuk konfirmasi histopatologi
sebelum terapi. Tumor yang berukuran kecil dapat dilakukan biopsi eksisi, sedang ukuran besar
biasanya biopsi insisi.

6. Penatalaksanaan Dalam memilih metode pengobatan yang tepat untuk karsinoma sel basal
( basalioma) perlu diperhatikan beberapa faktor berikut:
a. Faktor penderita

Keadaan umum dan usia penderita

Sosio-ekonomi penderita.

c. Faktor tumor

Lokasi dan hubungannya dengan jaringan sekitarnya (perlekatan dengan tulang rawan,
tulang, daerah mata, bibir).

Ukuran tumor.

Jenis histology.

Riwayat tumor (rekurensi, pengobatan sebelumnya).

Terjadinya metastasis.

d. Faktor fasilitas

Peralatan yang ada.

Pengalaman dan keahlian dokter yang mengobati.


d. Faktor metode yang akan digunakan.

Mempertimbangkan kemungkinan komplikasi yang terjadi, terutama daerah wajah.


Memilih metode yang telah dikuasai dengan angka kesembuhan yang tinggi.
Adapun berbagai jenis penatalaksanaan untuk karsinoma sel basal itu antara lain

a. Kuretase dan Elektrodesikasi


b. Biasanya kanker diangkat melalui pengorekan lalu dibakar dengan jarum listrik atau
dipotong dengan pisau bedah. Sebelumnya diberikan suntukan anestesi.b. Bedah

c. Eksisi
Tujuan utamanya adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor. Ukuran insisi
tergantung pada ukuran dan lokasi tumor.

c. Radioterapi Terapi ini hanya di kerjakan pada pasien yang berusia lanjut karena perubahan
akibat sinar x dapat terlihat sesudah 5-10 tahun kemudian dan perubahan malignan pada sikatriks
dapat timbulkan oleh sinar x setelah 15-30 tahun kemudian.

d. Bedah beku Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara dreep freezing, yaitu dengan cara
jaringan tumor di beku dinginkan,dibiarkan melunak dan kemudian di beku dinginkan kembali
kemudian mengalami gelatinisasi dan sembuh spontan.
e. Bedah mikrografik Mohs Merupakan metode pembedahan untuk mengangkat lesi kulit yang
malignan. Metode ini paling akurat dan menyelamatkan jaringan normal.
f. Beberapa cara pengobatan baru meliputi 5 fluorourasil yang dikombinasikan dengan kuretase
ringan, retinoat, interferon,terapi fotodinamik.

7. Komplikasi Adapun komplikasi yang dapat di timbulkan dari penyakit kanker kulit ini yaitu: a.
Akibat pembedahan dan terapi radiasi:

Jaringan yang di buat tergores/ terluka.

Perubahan warna kulit.

Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alat kosmetik.

Luka kulit yang kronis.

Keterbatasan anggota badan jika pengobatan luas.


b. Akibat kemoterapi dan bioterapi:

mual dan muntah.

syndrome flulike.

mielosupresi.

paresthesia

fibrosis pulmonary.

hipersensivitas.

alopesia.

reaksi alergi.

Umum:
Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alat kosmetik dan citra tubuh.

Kehilangan fungsi pada ekstremitas.

Perlukaan dan perubahan warna kulit.

Proses hasil metastase penyakit pada paengobatan invasif dan potensial kematian terakhir.

8. Pencegahan

Untuk mencegah kekambuhan, hindari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit basalioma,
antara lain:
Lindungi kulit dari cahaya matahari dengan menggunakan topi, kemeja lengan panjang, celana
panjang atau rok panjang.

Sinar matahari yang paling kuat adalah pada tengah hari, karena itu sebaiknya hindari sinar
matahari pada tengah hari.

Gunakan tabir surya berkualitas tinggi, minimal dengan SPF ( Solar Protection Factor)15, yang
menghambat sinar UV( Ultra Violet) A dan UV ( Ultra Violet) B.

Oleskan tabir surya minimal setengah jam sebelum bepergian dan oleskan sesering mungkin.

Periksalah kulit secara teratur untuk mengetahui adanya berbagai perubahan yang mengarah
kepada keganasan (pertumbuhan baru di kulit yang membentuk tukak, mudah berdarah, sukar
sembuh, berubah warna, ukuran, struktur, terasa nyeri, meradang atau gatal).

Anda mungkin juga menyukai