Anda di halaman 1dari 24

ISTEM PEREDARAN DARAH & CARA KERJA JANTUNG

Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem Peredaran Darah Di bagi menjadi 3,yaitu :

1. Darah
Bagian-bagian darah

Sel-sel darah (bagian yg padat)


Eritrosit (sel darah merah)
Leukosit (sel darah putih)
Trombosit (keping darah)

Plasma Darah (bagian yg cair)


Serum
Fibrinogen

Fungsi Darah
Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh
plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh
plasma darah.
4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih
6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.

2. Jantung
Jantung manusia dan hewan mamalia terbagi menjadi 4 ruangan yaitu: bilik kanan, bilik kiri,
serambi kanan, serambi kiri. Pada dasarnya sistem transportasi pada manusia dan hewan adalah

sama.

3. Pembuluh Darah
Ada 3 macam pembuluh darah yaitu: arteri, vena, dan kapiler (yang merupakan pembuluh darah
halus)

1. Pembuluh NadiTempat Agak ke dalam,Dinding Pembuluh Tebal, kuat, dan elastis ,Aliran
darah Berasal dari jantung ,Denyut terasaKatup ,Hanya disatu tempat dekat jantung ,Bila
ada luka Darah memancar keluar
2. Pembuluh Vena,Dinding Pembuluh Tipis, tidak elastis,Dekat dengan permukaan tubuh
(tipis kebiru-biruan),Aliran darah Menuju jantung,Denyut tidak terasa,Katup Disepanjang
pembuluh,Bila ada luka Darah Tidak memancar.

3. Getah Bening
Disamping darah sebagai alat transpor, juga terdapat cairan getah bening. Terbentuknya
cairan ini karena darah keluar melalui dinding kapiler dan melalui ruang antarsel kemudian
masuk ke pembuluh halus yang dinamakan pembuluh getah bening (limfe)

1. Sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda

Dalam keadaan normal darah ada didalam pembuluh darah, ujung arteri bersambung dengan
kapiler darah dan kapiler darah bertemu dengan vena terkecil (venula) sehingga darah tetap
mengalir dalam pembuluh darah walaupun terjadi pertukaran zat, hal ini disebut sistem
peredaran darah tertutup.
Peredaran darah ganda pada manusia, terdiri peredaran darah kecil (jantung paru-paru
kembali ke jantung) dan peredaran darah besar (jantung seluruh tubuh dan kembali ke jantung).
Peredaran ini melewati jantung sebanyak 2 kali.

CARA KERJA JANTUNG

Sistem sirkulasi memiliki 3 komponen:

1. Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.
2. Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari
jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung
3. Darah yang berfungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan membawa
oksigen dan nutrisi

Darah berjalan melalui sistim sirkulasi ke dan dari jantung melalui 2 lengkung vaskuler
(pembuluh darah) yang terpisah. Sirkulasi paru terdiri atas lengkung tertutup pembuluh darah
yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik terdiri atas pembuluh darah
yang mengangkut darah antara jantung dan sistim organ.
Walaupun secara anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi
sebagai dua pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki
empat ruang, bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik bagian atas disebut dengan
atrium yang menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik bawah,
yaitu ventrikel yang berfungsi memompa darah dari jantung.
Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium disebut dengan vena, dan
pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel dan menuju ke jaringan disebut dengan
arteri. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum atau sekat, yaitu suatu partisi otot kontinu
yang mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena
separuh jantung janan menerima dan memompa darah beroksigen rendah sedangkan sisi jantung
sebelah kiri memompa darah beroksigen tinggi.
Perjalanan Darah dalam Sistim Sirkulasi
Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh
tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah yang
masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan
CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup ke
ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian,
sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah
akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui
vena pulmonalis.
Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri,
bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi
kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang
membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan
mendarahi berbagai jaringan tubuh.
Sirkulasi sistemik memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya.
Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing bagian tubuh
menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan
akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam
prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang
ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2
berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang
siklus yang sama setiap saat.
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang
beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama
dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung.
Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi
sistemik adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu,
walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri
melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim
dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot
di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke
arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup
jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan
gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.
Dua katup jantung yaitu katup atrioventrikel (AV) terletak di antara atrim dan ventrikel kanan
dan kiri. Katup AV kanan disebut dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun katup
sedangkan katup AV kiri sering disebut dengan katup bikuspid atau katup mitral karena terdiri
atas dua daun katup. Katup-katup ini mengijinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel selama
pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium lebih rendah dari tekanan ventrikel), namun secara
alami mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke atrium ketika pengosongan ventrikel atau
ventrikel sedang memompa.
Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis terletak pada sambungan
dimana tempat arteri besar keluar dari ventrikel. Keduanya disebut dengan katup semilunaris
karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan-
separuh. Katup ini akan terbuka setiap kali tekanan di ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan
di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan mengosongkan isinya. Katup ini
akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan
arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel.
Walaupun tidak terdapat katup antara atrium dan vena namun hal ini tidak menjadi masalah. Hal
ini disebabkan oleh dua hal, yaitu karena tekanan atrium biasanya tidak jauh lebih besar dari
tekanan vena serta tempat vena kava memasuki atrium biasanya tertekan selama atrium
berkontraksi.
Proses Mekanis Siklus Jantung
Jantung secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung dan berelaksasi
untuk mengisi darah. Siklus jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi)
dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan
diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi (mekanisme listrik jantung) ke
seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi atau tahapan relaksasi otot
jantung.
Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar
melalui membran-membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat
potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri. Hal ini disebabkan karena jantung memiliki
mekanisme aliran listrik yang dicetuskannya sendiri guna berkontraksi atau memompa dan
berelaksasi.
Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus-nodus pacemaker yang terdapat di jantung dan
dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++. Gangguan terhadap kadar
elektrolit tersebut di dalam tubuh dapat mengganggu mekanisme aliran listrik jantung.
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan
dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan
tubuh dan dapat dideteksi menggunakan alat khusus. Rekaman aliran listrik jantung disebut
dengan elektrokardiogram atau EKG. EKG adalah rekaman mengenai aktivitas listrik di cairan
tubuh yang dirangsang oleh aliran listrik jantung yang mencapai permukaan tubuh. Jadi EKG
bukanlah rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
Berbagai komponen pada rekaman EKG dapat dikorelasikan dengan berbagai proses spesifik di
jantung. EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal,
gangguan irama jantung, serta kerusakan otot jantung. Hal ini disebabkan karena aktivitas listrik
akan memicu aktivitas mekanis sehingga kelainan pola listrik biasanya akan disertai dengan
kelainan mekanis atau otot jantung sendiri.
Apa itu Aterosklerosis?

Aterosklerosis (atherosclerosis atherosclerosis) diketahui juga dengan nama arteriosclerotic


vascular disease ASVD, suatu kondisi penyakit vaskular, sering digunakan bergantian dengan istilah
yaitu arteriosklerosis. Aterosklerosis adalah suatu proses penebalan dan pengerasan dinding pembuluh
darah arteri berukuran sedang dan besar yang berlangsung secara progresif sebagai akibat dari
timbunan lemak (plak) pada lapisan dalam pembuluh darah, yang dapat membatasi atau menghambat
aliran darah.

Aterosklerosis merupakan suatu keadaan yang dapat dicegah dan juga memungkinkan untuk dilakukan
penanganan terhadapnya.

Penyebab Aterosklerosis

Banyak faktor yang secara langsung berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan menilai risiko penyakit
vaskular melalui tes darah. Berikut ini adalah faktor-faktor aterogenik, yang berperan pada kejadian
aterosklerosis, meliputi:

Kolesterol LDL tinggi.

Kolesterol HDL rendah.

Peningkatan trigliserida.

Oxidized LDL.

Hipertensi.

Peningkatan Protein C-reactive.

Peningkatan Lp-PLA2 (marker inflamasi).

Peningkatan rasio omega-6:omega-3.

Peningkatan glukosa.

Kelebihan insulin.

Peningkatan homosistein.

Peningkatan fibrinogen.

Insufisiensi Vitamin D.

Insufisiensi Vitamin K.

Testosteron rendah dan kelebihan estrogen (pada pria).


Kurangnya Coenzyme Q10 (CoQ10).

Defisit nitrat oksida.

Ketika usia bertambah diperkirakan arteri secara alami mulai mengeras, sempit dan elastisitas
berkurang. Namun, ada beberapa penyebab yang mempercepat proses ini, yaitu:

Diet Tinggi Lemak & Kolesterol

Kolesterol adalah jenis lemak yang penting untuk fungsi tubuh. Kolesterol membantu untuk
memproduksi hormon, membuat membran sel (dinding yang melindungi sel-sel individu) dan
melindungi ujung saraf.

Ada dua jenis kolesterol yang utama, yaitu:

Low-Density Lipoprotein (LDL) yang sebagian besar terdiri dari lemak, ditambah sejumlah kecil
protein. Jenis kolesterol ini dapat memblokir arteri, sehingga sering disebut sebagai kolesterol
jahat.

High-Density Lipoprotein (HDL) sebagian besar terdiri dari protein, ditambah sejumlah kecil
lemak. Jenis kolesterol ini dapat membantu untuk mengurangi penyumbatan di arteri, sehingga
sering disebut sebagai kolesterol baik.

Sebagian besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh diproduksi oleh hati. Namun, jika Anda makan
makanan tinggi lemak jenuh, lemak dipecah menjadi LDL. Makanan tinggi lemak jenuh seperti biskuit,
kue, daging babi asap, sosis, daging olahan, mentega, dan es krim.

Kolesterol LDL menempel pada dinding arteri dalam bentuk deposit lemak yang dari waktu ke waktu
secara bertahap menyumbat aliran darah. Deposit lemak juga dikenal sebagai plak atau ateroma.

Diet tinggi lemak, olahraga tidak teratur, obesitas dan minum alkohol secara berlebihan juga dapat
meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam tubuh. Istilah medis kolesterol tinggi adalah hiperlipidemia.

Tekanan darah tinggi

Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), maka akan merusak arteri dalam cara yang sama
seperti asap rokok. Arteri Anda dirancang untuk memompa darah pada tekanan tertentu. Jika tekanan
berlebihan, dinding arteri akan rusak. Tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh kelebihan berat
badan, minum alkohol secara berlebihan, tegangan, merokok, kurang olahraga.

Merokok

Merokok dapat merusak dinding arteri. Jika arteri rusak karena merokok maka sel-sel darah, yang
dikenal sebagai trombosit, akan mengumpul di lokasi kerusakan. Hal ini dapat menyebabkan arteri
menyempit. Merokok juga mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh
Anda, yang meningkatkan kemungkinan bekuan darah terjadi.
Diabetes

Jika Anda menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2, glukosa berlebih dalam darah dapat merusak dinding
arteri.

Alkohol

Minum alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan
minangkatkan kadar kolesterol darah, meningkatkan risiko terkena aterosklerosis dan CVD
(cardiovascular disease).

Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas secara tidak langsung meningkatkan risiko terkena aterosklerosis
dan penyakit kardiovaskular (CVD). Secara khusus, orang-orang yang kelebihan berat badan atau
obesitas:

Memiliki peningkatan risiko terkena tekanan darah tinggi

Cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi akibat makan diet tinggi lemak

Berisiko berkembang menjadi diabetes tipe 2

Riwayat Keluarga

Jika Anda memiliki orang tua atau saudara kandung dengan aterosklerosis dan CVD, Anda dua kali lebih
berisiko terkena masalah yang sama dibandingkan dengan populasi pada umumnya.

Etnis

Tingkat tekanan darah tinggi dan diabetes yang lebih tinggi di antara orang-orang Afrika, dan keturunan
karibia. Ini berarti bahwa orang dalam kelompok ini juga memiliki peningkatan risiko atherosclerosis dan
CVD .

Orang-orang keturunan Asia Selatan (orang-orang India, Bangladesh, Pakistan dan Sri Lanka) adalah lima
kali lebih mungkin untuk terkena diabetes daripada populasi pada umumnya, dan ini meningkatkan
risiko kelompok ini terkena atherosclerosis dan CVD.

Polusi Udara

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa polusi udara seperti polusi lalu lintas tertentu, dapat
menyebabkan sedikit peningkatan dalam tingkat aterosklerosis. Para peneliti menemukan bahwa orang
yang hidup dalam jarak 50 meter dari jalan utama memiliki kadar aterosklerosis.

Patogenesis Aterosklerosis
Patofisiologi
Aterosklerosis
Proses patofisiologis aterosklerosis terjadi sangat kompleks dan agak kontroversial. Tetapi pada
dasarnya mekanisme kerja terjadinya mencakup:

1. Kerusakan sel endotel

2. Deposisi lipoprotein

3. Reaksi inflamasi

4. Pembentukan sel otot polos

Kerusakan Sel Endotel

Hal ini mungkin faktor awal yang dimulai dengan proses pembentukan plak aterosklerosis. Sejak
endotelium terus-menerus mengalami sirkulasi, setiap sesuatu yang melewati pembuluh darah ini dapat
menyebabkan kerusakan, seperti yang terjadi selama penggunaan tembakau, diabetes dan dislipidemia.

Deposisi lipoprotein

Ketika endotelium terluka atau terganggu, molekul lipoprotein dimodifikasi oleh oksidasi (via radikal
bebas atau oksidasi enzim) atau glikasi (pada penderita diabetes). Modified lipoprotein (LDL
dimodifikasi) adalah mediator inflamasi dan dapat dicerna oleh makrofag yang menciptakan foam cells,
kemudian terbentuk fatty streak di dinding arteri.

Reaksi inflamasi

Modified lipoprotein adalah antigenik dan menarik sel-sel inflamasi ke dalam dinding arteri. Juga, setelah
cedera endotel, mediator inflamasi yang dilepaskan meningkat yang kemudian mengikat leukosit.

Pembentukan jaringan sel otot polos

Sel-sel otot halus bermigrasi ke permukaan plak menciptakan fibrous cap. Ketika fibrous cap ini
menebal, plak menjadi stabil, namun plak aterosklerotik yang tipis, dianggap lebih rentan untuk pecah
atau mengalami erosi dan menyebabkan trombosis.

Tanda dan Gejala Aterosklerosis

Sebagian besar kasus aterosklerosis tidak menunjukkan gejala. Namun, tanda-tanda dan gejala berikut
mungkin terkait dengan terjadinya aterosklerosis jangka panjang, yaitu:

Nyeri (biasanya terjadi pada dada atau kaki).

Kelelahan.

Kelemahan tubuh menyeluruh atau malaise.

Kesulitan bernapas.

Apa yang terjadi jika terjadi sumbatan di arteri?

Jika terjadi sklerosis arteri koroner (arteri yang memasok darah ke jantung) maka terjadi kekurangan
oksigen pada otot jantung dan nutrisi (yang diangkut oleh darah ke seluruh tubuh). Kondisi ini dapat
menyebabkan iskemia miokard, yang berarti suplai darah berkurang. Jika arteri tersumbat dalam jangka
waktu lama dapat mengakibatkan serangan jantung dan kematian. Semakin lama terjadi kekurangan
oksigen di setiap bagian otot jantung, maka semakin besar kemungkinan jaringan mengalami kematian,
yang disebut sebagai nekrosis. Nekrosis dari setiap jaringan jantung dapat menyebabkan cacat menetap.

Jika sumbatan di arteri yang berupa plak pecah makan dapat menyebabkan bekuan darah, disebut
trombus. Trombus ini kemudian bisa saja terlepas dan masuk ke aliran darah, jika akhirnya trombus ini
terhambat pada aliran darah di otak maka bisa menyebabkan stroke.

Jika bekuan bergerak ke arteri paru, dapat menyebabkan emboli paru yang nantinya bisa berdampak
pada kematian mendadak. Jika suplai darah ke kaki atau lengan terhambat maka dapat menyebabkan
masalah gerakan dan akhirnya terjadi gangren.

Diagnosis Aterosklerosis

Bagaimana diagnosa Aterosklerosis?


Pasien yang tidak memiliki gejala dapat melakukan tes skrining kolesterol dari usia 35 (untuk pria) dan
dari 45 (untuk wanita). Untuk pasien yang mengalami gejala, maka akan dilakukan pemeriksaan fisik
dengan auskultasi jantung dan paru. Aterosklerosis cenderung menimbulkan suara mendesing atau
meniup lebih dari satu arteri yang telah terkena. Kemudian akan dilakukan tes diagnostik seperti:

Latihan Stress Test atau Chemical Stress Test

Echokardiogram (Echo)

Elektrokardiogram (EKG / EKG)

Event Monitor atau Holter monitor

Nuclear Heart Scan

Prosedur pengujian penyakit jantung yang lebih invasif seperti kateterisasi jantung atau angiografi
koroner hanya dianjurkan pada pasien yang menunjukkan gejala dan hasil EKG atau stress test positif.
Angiogram memungkinkan dokter untuk melihat bagian dalam arteri dengan memasukkan tabung
panjang, yang disebut kateter, ke dalam pembuluh darah.

Pengobatan & Pencegahan Aterosklerosis

Pada kasus aterosklerosis yang berat, beberapa tindakan medis tertentu mungkin diperlukan, seperti
grafting bypass arteri koroner dan angioplasty. Untuk kasus yang lebih ringan, maka secara umum
dibutuhkan perubahan pola hidup sebagai bentuk penanganan dan pencegahan aterosklerosis,
contohnya:

Menjaga berat badan yang sehat.

Berolahraga secara teratur.

Mengontrol tingkat tekanan darah dan kolesterol.

Berhenti merokok.

Mengurangi stres

Apa perbedaan dari Iskemik dengan infark? Demikianlah pertanyaan yang muncul

ketika seseorang dihadapkan pada gambaran ST (elevasi maupun depresi) pada

lembaran EKG. Bagi yang sudah memahami dasar-dasar pembacaan gelombang P, Q,


R, S, T dan U ( baca di:SINI ) pasti akan mudah menjawabnya, tapi bagi yang masih

buta akan susah untuk menjawabnya.

Sebelum memasuki hal yang lebih dalam, marilah terlebih dahulu kita memahami apa

itu infark? Apa itu iskemia? Jadi pengertian dari iskemia adalah: kurangnya oksigen

pada sel jantung, yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah

terhambatnya aliran darah menuju arteri koroner. Darah yang kaya akan oksigen

akhirnya terhambat atau sedikit yang masuk ke sel jantung sehingga sel pada jantung

kekurangan oksigen.

Sedangakan infark adalah kematian jaringan pada bagian jantung akibat dari akumulasi

kekurangan oksigen tadi.

Perbedaan selanjutnya terletak pada pembacaan hasil EKG, dikarenakan perjalanan

penyakitnya yang berbeda. Dimana pada iskemik terlihat dengan hasil EKG yang

menunjukkan depresi (ST menurun) segmen ST, inversi gelombang T atau keduanya.

Sedangkan infark pada pembacaan EKG-nya terlihat adanya gambaran ST elevasi (ST

Naik) pada segmen ST. Selain itu juga pada infark biasanya ditemukan adanya

gelombang Q patologis.
Tapi, ketika serangan infark miokard akut (IMA) berakhir, segmen ST akan kembali ke

garis isoelektris (normal), dan gelombang T menjadi positif, namun gelombang Q tetap

abnormal akibat adanya pembentukan jaringan parut. Baca Juga: Cara Mudah

Mendiagnosis Infark Miokard Pada Penderita


BAB II

PEMBAHASAN

Gangguan Pertukaran Gas

A. Definisi Gangguan Pertukaran Gas

Kelebihan dan kekurangan oksigen atau eliminasi karbondioksida di membran kapiler alveolar.

B. Karakteristik

a. Subjektif
Dispnea.
Sakit kepala pada saat bangun.
Gangguan penglihatan.
b. Objektif
Gas darah arteri yang tidak normal.
pH arteri tidak normal.
Ketidaknormalan frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan.
Warna kulit tidak normal (misalnya pucat atau kehitaman).
Konfusi.
Cianosis (hanya pada neonates).
Karbondioksida menurun.
Diaphoresis
Hiperkapnia.
Hiperkarbia.
Hipoksia.
Hipoksemia.
Iritabilitas.
Cuping hidung mengembang.
Gelisah,
Samnolen.
Takhikardia.
C. Faktor yang berhubungan

1. Perubahan membrane kapiler-alveolar.


2. Ketidakseimbangan perfusi-ventilasi.

D. Pelaksanaan Keperawatan

a. Diagnosa yang mungkin muncul


Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan perfusi ventilasi dan perubahan membrane alveolar-
kapiler.
b. Hasil yang Disarankan NOC
Status Pernapasan.
Pertukaran Gas Yaitu pertukaran CO2 atau O2 di alveolar untuk mempertahankan konsentrasi gas darah
arteri.
Status Pernapasan
Ventilasi Yaitu perpindahan udara masuk dan dan keluar dari paru-paru.
c. Tujuan/ Kriteria Hasil
Gangguan pertukaran gas akan dikurangi yang dibuktikan dengan status pernapasan: pertukaran gas dan
status pernapasan; ventilasi tidak bermasalah. Status Pernapasan : Pertukaran Gas tidak akan terganggu
dibuktikan dengan indicator gangguan sebagai berikut (sebutkan nilainya 1-5 : Ekstrem, Berat, Sedang,
Ringan, atau tidak ada)
Status Neurologis dalam rentang yang diharapkan.
Dispnea pada saat istirahat dan aktivitas tidak ada.
Gelisah, sianosis, dan keletihan tidak ada.
PaO2, PaCO2, pH arteri, dan saturasi O2 dalam batras normal.
End Tydal CO2 dalam rentang yang diharapkan
d. NIC
1. Pengelolaan Asam-Basa
Yaitu meningkatkan keseimbangan asam-basa dan mencegah komplikasi akibat dari
ketidakseimbangannya.
2. Pengelolaan Jalan Napas
Yaitu mempasilitasi kepatenan jalan napas.

E. Aktifitas keperawatan Lain

a. Pengkajian
Kaji bunyi paru; frekuensi napas, kedalaman, dan usaha; dan produksi sputum sesuai dengan indicator dari
penggunaan alat penunjang yang efektif.
Pantau saturasi O2 dengan oksimetri nadi.
Pantau hasil gas darah (misalnya PaO2 yang rendah, PaCO2 yang meningkat, kemunduran tingkat respirasi).
Pantau kadar elektrolit.
Pantau status mental (misalnya Tingkat kesadaran, gelisah dan konfusi).
Peningkatan frekuensi pemantauan pada saat pasien tampak samnolen.
Observasi terhadap sianosis, terutama membrane mukosa mulut.
b. Pengelolaan Jalan Napas (NIC) :
Identifikasi kebutuhan pasien akan insersi jalan napas actual/ potensial;
Auskultasi bunyi napas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahan.
Pantau status pernapasan dan oksigenisasi, sesuai dengan kebutuhan.
c. Pendidikan Untuk Pasien/ Keluarga
Jelaskan penggunaan alat bantu yang diperlukan (oksigen, penghisap, spirometer, dan IPPB).
Ajarkan kepada pasien tehnik bernapas dan relaksasi.
Jelaskan kepada pasien dan keluarga alas an pemberian oksigen dan tindakan lainnya.
Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa merokok itu dilarang.
Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang perencanaan perawatan di rumah, misalnya pengobatan,
aktivitas, alat-alat bantu

F. Aktifitas Kolaboratif

Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan akan pemeriksaan gas darah arteri (GDA) dan
penggunaan alat bantu yang dianjurkan sesuai dengan adanya perubahan kondisi pasien.
Laporkan perubahan sehubungan dengan pengkajian data (misalnya sensorium pasien, bunyi napas,
pola napas, analisis gas darah arteri, sputum, efek dari pengobatan).
Berikan obat yang diresepkan (misalnya Natrium Bicarbonat) untuk mempertahankan keseimbangan
asam-basa.
Siapkan pasien untuk ventilasi mekanis, bila perlu.
Berikan udara yang dilembabkan atau oksigen, sesuai dengan keperluan;
Berikan bronchodilator, sesuai dengan keperluan;
Berikan Aerosol, sesuai dengan keperluan;
Berikan Nebulasi Ultrasonik, sesuai dengan keperluan;
Berikan udara yang dilembabkan atau oksigen

Gangguan Perfusi Jaringan :

( kardio pulmonel, cerebral, gastrointestinal, renal, perifer ).

A. Definisi

Suatu penurunan jumlah oksigen yang mengakibatkan kegagalan untuk memelihara jaringan pada
tingkatkapiler.

B. Batasan karakteristik

a. Kardiopulmoner
Subyektif : nyeri dada, dipnea, rasa seperti akan mati
Objektif : gas darah arteri abnormal, perubahan frekuensi pernafasan diluar parameter yang dapat
diterima, Aritmia, bronkospasme, pengisian kembali kapiler lebih dari 3 detik, retraksi dada,
pengembangan cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan.
b. Cerebral
Objektif : perubahan status mental, perubahan perilaku, perubahan respon motorik, perubahan reaksi
pupil, kesulitan menelan, kelemahan ekstremitas / kelumpuhan, ketidak normalan dalam berbicara.
c. Gastrointestinal
Subyektif:Nyeri atau nyeri tekan pada abdomen, mual
Obyektif:Distensi abdomen, bising usus tidak ada atau hipoaktif.
d. Renal
Obyektif: Perubahan tekanan darah di luar parameter yang dapat diterima, tidak ada denyut arteri,
peningkatan rasio BUN ( Blood Urea Nitrogen ) / kreatinin, hematuria, oliguria, atau anuria, kulit
berwarna pucat ketika dinaikan.
e. Perifer
Perubahan sensasi, perubahan karakteristik kulit ( misalnya rambut, kuku dan kelembaban ), Bruit,
perubahan tekanan darah pada ektremitas, klaudikasi, perlambatan penyembuhan, tidak ada nadi
arteri, edema, tanda human positif, kulit pucat saat dinaikan tidak kembali dengan merendahkan
tungkai, perubahan warna kulit, suhu kulit, nadi lemah atau tidak ada

C. Faktor yang berhubungan

a. Kardio pulmoner, cerebral, gastrointestinal, Renal, dan perifer


Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen
Penurunan konsentrasi Hb dalam darah
Keracunan enzim
Gangguan pertukaran
Hipervolemia
Hipoventilasi,
Gangguan transport oksigen melalui alveolar dan membrane kapiler.
Ganggau aliran arteri
Gangguan aliran vena
Penurunan mekanis dari aliran darah arteri dan vena.
Ketidaksesuaian antarta ventilasi dan aliran darah

D. Hasil yang disarankan NOC

a. Kardiopulmoner : keefektifan pompa jantung, status sirkulasi, jantung, perifer, status tanda tanda
vital.
b. Serebral : status sirkulasi, kemampuan kognitif, status neurologis, perifer.
c. Gastrointestinal : eliminasi usus, status sirkulasi, keseimbangan elektrolit dan asam basa,
keseimbangan cairan, hidrasi, status nutrisi.
d. Renal : status sirkulasi, keseimbangan elektrolit dan asam basa, hidrasi, eliminasi urin.
e. Perifer : keseimbangan cairan, fungsi otot, integritas jaringan : kulit dan membran mukosa, perifer.

E. Intervensi porioritas NIC

a. Kardiopulmoner
Perawatan jantung: akut: Pembatasan komplikasi untuknpasien yang saat ini mengalami episode
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang mengakibatkan kerusakan fungsi jantung.
Perawatan sirkulasi: Peningkatan sirkulasi arteri dan vena.
Pemantauan respirasi: Pengumpulan dan analisis data pasien untuk memastikan potensi jalan nafas serta
keadekuatan pertukaran gas.
Penatalaksanaan syok: jantung: Peningkatan keadekuatan perfusi jaringan, untuk pasien dengan masalah
fungsi pompa jantung yang serius.
b. Cerebral
Peningkatan perfusi serebral: Peningkatan keadekuatan perfusi dan pembatasan dari komplikasi untuk
pasien yang mengalami atau beresiko untuk terjadi ketidakadekuatan perfusi serebral.
Perawatan sirkulasi: Peningkatan sirkulasi arteri dan vena.
Pemantauan TEkanan Intrakranial: Pengukuran dan interpretasi data pasien untuk mengatur tekanan
intracranial.
Pemantauan neurologis: Pengumpulan dan analisis data pasien untuk mencegah atau mengurangi
komplikasi neurologis
Penatalaksanaan Sensori Perifer: Pencegahan atau pengurangan cedera atau ketidaknyamanan pada pasien
dengan perubahan sensasi.
c. Gastrointestinal
Penatalaksanaan cairan / elektrolit : pengaturan dan pencegahan komplikasi dari perubahan pada cairan
dan elektrolit
Intubasi gastrointestinal : pemasukan selang ke dalam saluran GI
Penatalaksanaan nutrisi : bantuan atau penyediaan asupan diet makanan dan cairan
d. Renal
Penatalaksanaan cairan / elektrolit : pengaturan dan pencegahan komplikasi dari perubahan pada cairan
dan elektrolit
Penatalaksanaan cairan : peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi yang dihasilkan dari
tingkat cairan yang tidak diharapkan atau tidak normal
Terapi hemodialisa : penatalaksanaan jalur ekstrakorporeal darah pasien melalui suatu dialiser
Terapi dialisis peritoneal : pemberian obat obatan dan pemantauan cairan dialisis kedalam atau rongga
paru

e. Perifer
Perawatan sirkulasi: Peningkatan sirkulasi arteri dan vena.
Pemantauan TEkanan Intrakranial: Pengukuran dan interpretasi data pasien untuk mengatur tekanan
intracranial.
Pemantauan neurologis: Pengumpulan dan analisis data pasien untuk mencegah atau mengurangi
komplikasi neurologis
Penatalaksanaan Sensori Perifer: Pencegahan atau pengurangan cedera atau ketidaknyamanan pada pasien
dengan perubahan sensasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan pertukaran gas adalah Kelebihan dan kekurangan oksigen atau eliminasi
karbondioksida di membran kapiler alveolar. Faktor yang berhubungan : Perubahan membrane kapiler-
alveolar. Ketidakseimbangan perfusi-ventilasi. Diagnosa yang muncul : Gangguan pertukaran gas b/d
ketidakseimbangan perfusi ventilasi dan perubahan membrane alveolar-kapiler.

Gangguan Perfusi jaringan adalah Suatu penurunan jumlah oksigen yang mengakibatkan
kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat kapiler.
DAFTAR PUSAKA

NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika


Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kozier.
Fundamental of Nursing
Diposkan oleh Windra Sutjipto di 00.52

Anda mungkin juga menyukai