KEPERAWATAN MATERNITAS/
KEBIDANAN (SAK)
MEDAN
2015
RUMAH SAKIT UMUM
RESTU IBU
JL Gatot Subroto Km. 8,5 No. 434 Medan 20126
Telp. (061) 8451638 Fax (061) 8470985
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Direktur RSU. Restu Ibu Medan dengan ini
menyatakan bahwa:
Disusun oleh :
BIDANG MATERNITAS/ KEBIDANAN
Untuk diberlakukan di RSU. Restu Ibu terhitung mulai tanggal 10 Januari 2015
sebagai pedoman bagi seluruh tenaga perawat/ bidan dalam melaksanakan tugas
pelayanan bagi kepentingan pasien.
Bila dalam pelaksanaan tugas/ kerjanya terjadi penyimpangan atau ketidak sesuaian
dengan berbagai standar pelayanan prosedur tetap maupun tata tertib yang dikeluarkan
oleh Bidang Kebidanan maupun oleh Tim Asuhan Keperawatan, yang mana juga telah
diberlakukan di RSU. Restu Ibu Medan, maka perlu memberitahukan kepada Direktur
melalui prosedur yang ditetapkan.
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan karunia_Nya sehingga kami dapat menyelesaikan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan) Maternitas/ Kebidanan edisi Pertama. SAK ini disusun untuk memenuhi
standar akreditasi pelayanan kebidanan yang akan digunakan oleh perawat/bidan dalam
melaksanakan tugas memberikan pelayanan keperawatan pasien.
SAK tentang maternitas ini disusun oleh Tim ASKEP RS. Estomihi Medan
berdasarkan kasus terbanyak yang ada diruang maternitas/ Kebidanan. Kami
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dan
mendukung kami dalam proses penyusunan SAK Maternitas ini, kepada :
1. dr. Karo Malem Sinulingga. selaku Direktur RSU. Restu Ibu yang telah banyak memberi
kesempatan pada kami para bidan untuk berkembang.
2. Bidang Perawatan yang telah mendukung penuh penyusunan SAK.
3. Teman-teman di Bidang Keperawatan RSU. Restu Ibu yang ikut memberikan ide-ide
pengembangan SAK ini.
4. Semua perawat/bidan RSU. Restu Ibu yang telah memberikan kesempatan pada
teman-teman lain untuk bekerja menyusun SAK ini.
SAK ini masih perlu peningkatan, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran
demi peningkatan SAK ini. Kami berharap SAK ini sangat membantu semua kegiatan
pelayanan Asuhan Kebidanan di RSU. Restu Ibu.
1. HALAMAN PENGESAHAN i
2. KATA PENGANTAR ii
I. KONSEP DASAR
A. Definisi
Partus spontan hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar.
B. Etiologi
Faktor :
- Faktor hormonal
- Pengaruh prestaglandia
- Struktur uterus
- Sirkulasi uterus
- Pengaruh uterus
- Pengaruh syaraf
- Nutrisi
1. Kala I (Pembukaan)
Pada premipara berlangsung 6 14 jam, multi para 2 10 jam
- Tahap laten (pembukaan 0-3 cm)
- Tahap akhir (pembukaan 3-9 cm)
- Tahap peralihan (pembukaan 9 lengkap)
2. Kala II (Pengeluaran)
Pada premi para berlangsung 2 jam-multipara 1 jam
Penurunan kepala fleksi-fleksi max putar paksi darah-defleksi putar paksi luar.
2. Kala III (Uri)
Berlangsung kurang lebih 6-15 menit, setelah bayi lahir, max 30 menit
3. Kala IV (Pengawasan)
Berlangsung 2 jam parfum
B. Penatalaksanaan Medis
- Pengamatan tanda vital dan DTT tiap 4 jam sekali (Kl. I fase later).
- Pengamatan tanda vital dan DTT tiap 30 menit sekali (Kl. I fase aktif).
- Pengamatan tanda vital dan DTT 15 menit sekali (KI. I fase persalinan)
- Pengamatan ibu dan DTT tiap his (Kala II).
- Kosongkan KK dan Rectum.
- Pimpin persalinan setelah pembukaan lengkap.
- Episotomi untuk primipare dan perineum kaku.
- Setelah bayi lahir isap lendir, pototng tali pusat.
- Jahit luka episotomi
C. Potensial Komplikasi
- KPD
- Tali pusat menumbung
- Lengan/ tangan menumbung
- Perdarahan pervaginam
- Vasa previa
- Eklampsi
- Mersia uteri
- Gawat janin
- Retensio placenta
- Antonio uteri
- Perlukaan jalan lahir
Risiko terhadap infeksi faktor risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen lingkungan
adanya media masuknya kuman keperawatan dalam .x 24 jam klien tidak 2. Manajemen cairan elektrolit
sekunder akibat kelahiran dan luka mengalami infeksi dengan kriteria : 3. Control infeksi
episiotomi - tidak terdapat tanda-tanda infeksi 4. Pencegahan infeksi
seperti rubor, dolor, kalor, tumor 5. Posisioning
pada daerah perineum 6. Peralatan Perineal
- suhu tubuh 36 37 derajat celcius 7. Perawatan kulit
- Angka leukosit 5000 10000 8. Monitoring vital sign
NO. SAK K002
KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Risiko ketidakefektifan menyusul faktor Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji penyebab ketidakefektifan dalam
risiko belum berpengalaman dalam keperawatan dalam .x 24 jam, klien menyusui.
menyusui, payudara membengkak, ASI mampu menyusui secara efektif dengan 2. Lakukan perawatan payudara/ breast
belum produktif, puting masuk kedalam kriteria : care.
- ASI lancar 3. Ajarkan teknik merawat payudara
- Payudara tidak bengkak dan cara menarik putting yang masuk
- Bayi menetek dengan benar kedalam.
- Klien mampu menunjukkan cara 4. Atur posisi klien senyaman mungkin
Menyusui dengan benar untuk menyusui
- Bayi tenang, tidak rewel 5. Ajarkan cara menyusui dengan benar
dan bila payudara bengkak sedot
dengan breast pump, berikan ASI
dengan sendok secara berlahan-lahan.
6. Hindarkan banyak makan makanan
bergizi
7. Kolaborasi medis.
MYOMA UTERI
A. GAMBARAN UMUM
1. Definisi
Myoma uteri adalah suatu tumor jinak lapisan miometrium yang mempunyai sifat
konsistensi padat dan kenyal, terbatas tegas dan mempunyai pseudkokapsul, tidak
nyeri, bisa soliter/ multiple dengan ukuran mulai mikroskopik sampai lebih dari 50 kg.
2. Etiologi
- Secara pasti tidak diketahui
- Berasal dari stimulasi terus menerus oleh hormon estrogen terhadap sel-sel (toti
patential primitive/ immature muscle cell nest) dalam miometrium.
3. Gejala
Mungkin tanpa gejala/ timbul gejala berupa rasa penuh/ berat pada perut bagian
bawah sampai teraba benjolan yang pada dan kenyal gangguan hati/ perdarahan
tumor : Dissuria/ polakisuri, retensi urine, konstipasi, edema tungkai, varises.
4. Penatalaksanaan Medis
Terapi :
a. Observasi bila besarnya uterus sama atau kurang dari ukuran uterus pada
kehamilan 12 minggu tanpa disertai penyakit lain/ pengawasan dilanjutkan tiap 3
bulan sekali, apabila terjadi pembesaran/ timbul komplikasi dipertimbangkan
tindakan operatif pembesaran/ timbul komplikasi dipertimbangkan operatif.
b. Bila disertai keluhan/ komplikasi perdarahan :
- Koreksi anemia dengan transfusi sampai HB > 10 gr %.
- Kuretase dikerjakan bila HB > 10 gr% kecuali pada perdarahan yang profuse.
Tujuan kuretase untuk menghentikan perdarahan dan untuk pemeriksaan PA
guna menyingkirkan kemungkinan keganasan atau penyulit lain. Setelah
kuretase jika didapatkan keganasan tindakan selanjutnya tergantung umur
dan paritas penderita.
c. Momektomi jika fungsi reproduksi diperlukan dan secara teknis memungkinkan.
d. Hyserektomi :
- Fungsi reproduksi tidak diperlukan
- Pertumbuhan tumor sangat cepat
- Terdapat perdarahan yang membahayakan penderita
Diagnosis banding :
- Kehamilan
- Neoplasma ovarium
- Endometriosis
- Kanker Uterus
- Kelainan bawah uterus
4. Pemeriksaan Penunjang
- Dilatasi dan kuretase bertingkat pada penderita yang disertai dengn perdarahan
untuk menyingkirkan patofisiologi lain pada endometrium.
- USG
- Jpemeriksaan PA bahan operasi
5. Penyulit
- Perdarahan
- Anemia
- Infeksi
- Perlengkapan pasca miomektomi
- Torsi pada yang bertangkai
- Degenerasi ganas ( miosarcoma )
- Infertilitas
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
Pre Operasi :
- Pasien mengatakan ada benjolan di tumit bagian bawah
- Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
- Pasien mengatakan cemas
Post Operasi :
- Pasien mangatakan sakit pada luka operasi
- Pasien mengatakan sulit untuk menggerakkan keduanya
- Pasien mengatakan tidak punya tenaga, lemas
- Pasien mengatakan bagaimana perawatan setelah dirumah
2. Data Obyektif
Pre Operasi
- Pasien tampak cemas dan tidak bisa menjawab saat ditanya tentang
penyakitnya.
- Pasien tampak cemas
- Pasien perdarahan pervaginam +.
- Perut tampak membesar.
Post Operasi :
- Pasien tampak tingkat kesadarannya menurun (masih mengantuk).
- Pasien post operasi dengan tehnik anesthesi : general anesthesi.
- Terdapat luka operasi pada daerah perut kurang lebih 15 cm.
- Pasien puasa.
- Terdapat pemasangan infus dan kateter.
- Pasien tak bisa menjawab saat ditanya tentang perawatan setelah di rumah.
- Ekpresi wajah tampak kesakitan.
F. KOMPLIKASI
Potensial komplikasi yang mungkin timbul :
- Perdarahan (hemorhagi) terus menerus.
- Syok hypovalek
- Anamis
- Atonia uteri
A. PENGKAJIAN
Data yang perlu di kaji pada pasien retensia placenta, meliputi :
1. HIS/ kontraksi uterus
HIS yang lemah merupakan indikasi bahwa placenta akan sulit terlepas dari
uterus dan ini perlu dikaji terus sampai his menunjukkan perkembangan. Jika his
lemah berkelanjutan dapat mengakibatkan perdarahan terus menerus, baik
sebelum maupun setelah placenta terlepas.
2. Perdarahan
Perdarahan yang berkelanjutan dapat menyebabkan syok dan merupakan
indikasi bahwa his belum teratur dan kurang kuat.
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi perlu di observasi karena dari tanda-
tanda vital tersebut, dapat mengetahui dan mengobservasi keadaan pasien.
Tekanan darah ibu mungkin agak menurun karena kehilangan darah yang cukup
banyak, nadi mungkin sedikit lemah dan kemungkinan juga tachicardi, suhu
dapat meningkat karena dehidrasi dan keletihan. Sedangkan respirasi perlu
diobservasi dari kecepatan dan kedalamannya.
4. Fundus Uteri
Jika placenta sudah terlepas, fundus harus berada dalam midline, keras dan 2
cm dibawah pada umnilikus, setelah placenta terlepas dan sebelum uterus
kembali berkontraksi, otot uterus cenderung relaksasi. Hal ini memungkinkan
darah mengalir dari sinus-sinus.
B. Rencana Keperawatan
Risiko cedera, aspirasi, perdarahan Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan posisi berbaring
faktor risiko penurunan tingkat keperawatan dalam ..x 24 jam klien miring jika tiada ada kontak indikasi
kesadaran dan adanya luka operasi, tidak mengalami aspirasi dan karena cedera.
sekunder akibat anestesi dan pedarahan dengan kriteria : 2. Kaji posisi lidah pastikan bahwa
pembedahan - jalan nafas efektif lidah tidak menyumbat jalan napas.
- tidak ada sakrek 3. Jaga bagian kepala temapt
- kesadaran compos mentis tidur tetap tinggi jika tida ada
- tidak terjadi perdarahan yang kontra indikasi.
berlebihan 4. Bersihkan sekret dari mulut
- Tekanan darah 120/80 mm Hg atau tenggorokan dengan tissue
- Nadi 80-100x/menit atau penghisap secara perlahan.
- Respirasi 16-20 x/ menit 5. Kaji kembali adanya obstruksi yang
disebabkan oleh benda dalam mulut
dan tenggorokan.
6. Monitor perdarahan pada luka operasi.
7. Motivasi klien (setelah sadar) untuk
mempertahankan posisi berbaring
minimal 6 jam
NO. SAK K 006
KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS MYOMA UTERI
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Risiko infeksi faktor risiko adanya luka Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen lingkungan
operasi terpasang infus dan DC keperawatan ..x 24 jam, dan selama 2. Manajemen cairan elektrolit
terpasang infus dan DC tidak terjadi 3. Control infeksi
infeksi sekunder 4. Pencegahan infeksi
Infeksi hasil : 5. Posisioning
- tak ada kemerahan, panas 6. Peraatan perneal
(suhu 36-37C) bengkak, pus. 7. Perawatan kulit
- Lekosit (5000-10.000) 8. Monitoring vital sign
NO. SAK K 008
KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS MYOMA UTERI
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Kurang perawatan diri berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat ketergantungan
dengan kelemahan fisik, nyeri, keperawatan dalam ..x 24 jam klien klien.
Imobilisasi sekunder akibat operasi dapat melakukan aktifitas untuk 2. Bantu klien dalam aktifitas
Ditandai dengan : memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa perawatan diri seperti makan,
- Klien mengatakan tidak punya bantuan atau dengan bantuan minimal minum, berpakaian, bab/bak, dan
tenaga, badan terasa lemah dengan kriteria : mandi
- Klien mengeluh nyeri pada - Klien dapat 3. Anjurkan klien untuk
daerah operasi mendemonstrasikan peningkatan meningkatkan aktifitas fisik secara
- Klien bedrest kemampuan untuk memenuhi bertahap sesuai kemampuan
- Keteragantungan total kebutuhan sehari-hari seperti makan, 4. Anjurkan klien untuk
- Klien tidak dapat memenuhi minum, berpakaian, personal hiegien mengerjakan aktifitas ringan untuk
Kebutuhan sehari hari tanpa bantuan dan eliminasi. Memenuhi kebutuhan sehari-hari
- Klien dapat melaksanakan sesuai kemampuan.
Aktifitas seperti makan, minum, 5. Libatkan anggota keluarga
berpakaian, personal higiene dan dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasi pada tingkat optimal sehari-hari klien.
6. Libatkan anggota keluarga dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari
pasien.
NO. SAK K 009
KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS MYOMA UTERI
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Potensial komplikasi hipovolemia Perawat akan memonitor tanda-tanda 1. Kaji tanda-tanda kekurangan
hipovolemia cairan
2. Monitor dan catat intake dan output
cairan per 24 jam.
3. Monitor pemberian cairan parenteral
(tetesan infus)
4. Monitor warna urin
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 6 jam
6. Lakukan pemeriksaan kadar elektrolit
darah, ureum, kreatinin, hematokrit,
hemoglobin dan urine rutin.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
- Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita muntah-muntah yang
berlebih lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat sehingga mengganggu
kesehatan pasien.
- Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita
hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi
buruk (dehidrasi).
B. ETIOLOGI
Sebab pasti belum diketahui
C. PATOFISIOLOGI
Otopsi orang yang meninggal karena hiperemesis diperoleh bahwa terjadi kelainan
organ-organ tubuh :
- Hepar :
Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis.
- Jantung
Jantung atropis, kecil dari biasa kadang kala dijumpai perdarahan sub endokardial.
- Otak
Terdapat perdarahan bercak pada otak.
- Ginjal
Pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.
Penderita dipuaskan sampai muntah berkurang, diukur jumlah muntah cairan yang
dimuntahkan), cairan yang diberikan dan diuresis dalam 24 jam. Lamanya perawatan
:
- Ringan : kurang lebih 7 hari
- Berat : sangat tergantung dengan penyakit yang telah didapat.
MUAL DAN MUNTAH YANG BERLANJUT
Hiperemis
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Data Subyektif :
- Klien mengeluh hamil dengan mual dan muntah yang lebih dari 10 kali
- Klien mengeluh tak nafsu makan, nyeri epigastrium
- Klien mengatakan tenggorokan kering dan haus, BB turun dengan cepat
- Klien mengatakan tidak bisa tidur cepat/ sesuai pola
- Klien mengatakan setiap hari mencium makanan ingin muntah
- Klien mengatakan apakah anak saya bisa cacat/ tidak
Data Obyektif
- Kulit pasien tampak kering
- KU lemah, nadi 100 kali/menit, penurunan tekanan darah
- Turgor kulit kering, lidah tampak kering, mata cekung
- Klien tampak cemas dan takut akan kehamilannya
- Makan yang disajikan tidak habis (habis porsi)
- Klien terlihat sering mual bila makan
DAFTAR STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
(SAK)
NO. SAK K 010
KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS HIPEREMISIS GRAVIDARUM
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Risiko kekurangan volume cairan faktor Setelah dilakukan tindakan 1. Cegah perdarahan
risiko output yang berlebihan keperawatan .x24 jam klien tidak 2. Kurangi perdarahan
mengalami kekurangan volume cairan gastrointestinal
dengan kriteria : 3. Manajemen elektrolit
- Klien mengatakan muntah 4. Manajemen hipovolemi
berkurang 5. Insersi intravenous
- Klien mengatakan 6. Therpi intravenous
Tenggorokannya tidak kering lagi 7. Cegah terjadinya shock
- Mukosa mulut lembab 8. Monitor Vital sign
- Turgor kulit balik 9. Intubasi Gastrointestinal
- Intake cairan 1000 1500 10. Manajemen nutrisi
Ml/24 jam.
NO. SAK K 012
KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Cemas berhubungan dengan kurang Cemas berkurang setelah dilakukan 1. Reduksi cemas
pengetahuan tentang faktor-faktor yang tindakan perawatan .x 24 jam 2. Teknik penenangan
mempengaruhi kriteria : 3. Penguatan koping
pertumbuhan janin di dalam kandungan - Klien dapat mengungkapkan 4. Support kelompok
ditandai dengan : penyebab kecemasannya 5. Monitor vital sign
- Klien mengatakan apakah anak - Klien menyebutkan faktor - 6. Fasilitasi kunjungan
saya bisa cacat/ tidak faktor yang mempengaruhi
- Klien mengatakan tidak bisa pertumbuhan janin
Tidur cepat/ sesuai pola - Klien tampak kooperatif dalam
- Klien tampak cemas dan takut menurun kecemasannya
Akan kehamilannya
Mual berhubungan dengan kehamilan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan klien tentang
ditandai dengan : keperawatan dalam .x 24 jam mual penyebab mual.
- Klien mengeluh mual atau berkurang/ hilang dengan kriteria : 2. Jelaskan cara mengatasi mual
perasaan nek pada lambung - Klien mengatakan mual dan seperti mengendurkan pakaian
- Klien terlihat seperti mau muntah berkurang sebelum makan, duduk diudara
muntah - Wajah tidak pucat segar, menghindari berbaring
- Wajah pucathat suring - Hipersalivasi berkurang telentang sedikitnya 2 jam setelah makan
sendawa 3. Anjurkan pada klien untuk makan sedikit,
- Kulit dingin dan basah makan sering dan makan dengan
- Tachicardia perlahan
- Peningkatan salivasi 4. Hindarkan bau-bauan yang dapat
menyebabkan mal/ muntah
5. Anjurkan pada klien untuk menghindari
makanan yang mengandung lemak,
makanan berbumbu dan kalein
6. Anjurkan untuk minum yang cukup
7. Anjurkan pada klien untuk istirahat/ tidur
dalam posisi semi flower setelah makan dan
mengganti posisi dengan perlahan
8. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian
obat anti emetik
SECTIO CAESAREA
I. GAMBARAN UMUM
A. PENGERTIAN
Obstetri operatif mengacu pada proses tindakan pembedahan yang dilakukan untuk
menangani penyulit kehamilan, persalinan dan kelahiran prosedur yang paling umum
adalah induksi persalinan, episiotomi, versi, penggunaan forsep, dan kelahiran
caesarea.
Jadi persalinan caesarea adalah kelahiran bayi melalui abdomen dan insisi uterus.
Indikasi persalinan caesarea :
- Distres janin
- Presentasi sungsang
- Distoria, seperti : cefalo pelvik disporparsi (CPD), Ketuban Pecah Dini (KPD),
placenta previa, hipertensi akibat kehamilan (PIH), ruptur uterus, perdarahan
karena atonia uteri, laserasi jalan lahir.
- Persalinan caesarea sebelumnya
Penyulit persalinan caesarea pada pasien meliputi infeksi, perdarahan,
pembekuan darah dan cedera operasi pada kandung kemih dan usus, insisi
umum pada persalinan caesarea adalah segmen bawaan transversal, insisi
segmen bawah uterus mengurangi resiko ruptur uterus pada persalinan yang
akan datang.
D. Komplikasi
Potensial komplikasi yang mungkin timbul :
- Perdarahan
- Syok hipovolemik
- Atonia uteria
B. RENCANA KEPERAWATAN
Potensial komplikasi retensi urine Perawat akan memonitor tanda-tanda 1. Kaji tanda-tanda distensi
Retensi urine kandung kemih
2. Lakukan bladder training sebelum
cateter dilepaskan
3. Lepaskan kateter 1 sampai 2 jam
setelah pemberian cairan intravena
dihentikan.
4. Ukur output pada dua kali berkemih
pertama
5. Motivasi pada klien untuk banyak
minum air putih
Kurang perawatan diri berhubungan Pasien dan atau keluarga 1. Kaji persepsi pasien tentang
dengan kurangnya pengetahuan menunjukkan/mendemonstrasikan kelahiran, tingkat kebingungan
kemampuan dalam melakukan pasien dan kebutuhan
perawatan post portum dan bayi pengetahuan.
2. Kaji kesiapan pasien untuk menerima
pengetahuan
3. Buat rencana pendidikan kesehatan
sesuai dengan permasalahan dan
kebutuhan pasien.
4. Tekankan pentingnya mencuci tangan
ABORTUS IMMINENS
1. Gambaran Umum
A. Definisi :
Yaitu pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan yang
mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya.
B. Etiologi
1. Kelainan dari ovum
- Ovum yang patologis
- Kelainan letak embrio
- Placenta yang abnormal
2. Kelainan genetalia ibu
- Kongenital anomali (Hipoplasia uteri)
- Kelainan letak dari uterus
- Tidak sempurnanya persiapan uterus untuk menanti nidasi daripada ovum
yang sudah dibuahi seperti kurangnya progesteron/ estrogen
- Uterus terlalu cepat regang/ kehamilan ganda
- Distori dari uterus
3. Gangguan sirkulasi placenta pada penyakit nefritis, hipertensi, toksemia
gravidarum dll.
4. Penyakit Ibu
- Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi : pneumonia, tifoid dan
lain-lain
- Keracunan Pb, titoid
- Ibu yang asfiksi seperti pada decom cordis, anemia gravis
- Malnutrisi, avitaminosis, dan gangguan metabolisme
C. Patofisiologi :
Perdarahan dalam decidua dan necrose sekitarnya menyebabkan ovum terlepas
sebagian atau seluruhnya dan berfungsi sebagai benda asing yang menimbulkan
kontraksi sehingga isi rahim keluar.
D. Tanda
- Perdarahan sedikit
- Nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali
- Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan
- Tidak ditemukan kelainan pada serviks.
E. Penatalaksanaan Medis
- Istirahat total
- Beri progresteron 10 mg/ hari misalnya gestanon, papaverin 3 x 1 tab.
- Jika perdarahan karena polps maka tangkainya terputus
- Perhatikan apakah janin masih hidup dengan menentukan apakah rahim terus
hidup dengan menentukan apakah rahim terus membesar.
- Jika reaksi kehamilan 2 kali beturut-turut negatif, maka sebaiknya uterus
dikosongkan atau dicuret.
F. Potensial Komplikasi
- Perdarahan (hemorrhage)
- Perforasi
- Infeksi dan tetanus
- Ginjal kuat
- Syok karena perdarahan yang banyak infeksi berat atau sepsis
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
- Tampak darah masih keluar pervaginam
- Ekspresi wajah tampak cemas
- Rahim tampak membesar
- Pasien tampak bedrest
- Makan/ minum masih dibantu
2. Data Obyektif
- Tampak darah masih keluar pervaginam
- Ekspresi wajah tampak cemas
- Rahim tampak membesar
- Pasien tampak bedrest
- Makan/ minum masih dibantu
B. RENCANA KEPERAWATAN
Cemas b.d. kurangnya informasi Pasien tidak cemas setelah dilakukan 1. Reduksi cemas
tentang proses persalinan ditandai tindakan keperawatan selama .x 24 jam 2. Teknik penenangan
dengan : Kriteria : 3. Penguatan koping
- Pasien mengatakan takut dan - Pasien tidak takut/ khawatir 4. Support kelompok
khawatir - Pasien tenang 5. Monitor vital sign
- Pasien sering bertanya - Pasien tidak sering bertanya 6. Fasilitasi kunjungan
- Gelisah
- Ekspresi wajah cemas
NO. SAK K 019
KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS ABORTUS IMMINENS
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
I. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Abortus yaitu pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 28
minggu untuk berat janin kurang dari 1000 mg.
Pada abortus incompletus sebagai hasil konsepsi tertinggal rahim (biasanya
tarplacenta)
2. ETIOLOGI
Kelainan telur
Penyakit ibu
- Infeksi akut yang berat
- Kelainan endokrin
- Trauma
- Kelainan alat kandungan
3. PATOLOGI
Kelebihan yang terpenting yaitu perdarahan dalam decidua dan nekrose sekitarnya.
Perdarahan menyebabkan ovum terlepas sebagian atau seluruhnya dan berfungsi
sebagai benda asing yang menimbulkan kontraksi. Kontraksi akhirnya mengeluarkan
isi rahim. Sebelum minggu ke 10 biasanya telur dikeluarkan dengan lengkap. Antara
minggu ke 10-12 chorion dengan cepat dan hubungan vill chorialis sedidua makin
erat, hingga mulai saat tersebut sering sisa-sisa (placenta) tertinggal kalau terjadi
abortus.
5. POTENSIAL KOMPLIKASI
Perdarahan yang hebat
Infeksi kadang sampai terjadi sepsis
Renal bakteriil
Perforasi
6. RENCANA KEPERAWATAN
PK : Abortus infomplitus faktor risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk tetap
perdarahan yang masih keluar yang keperawatan dalam .x24 jam klien istirahat ditempat tidur/ bedrest
ditandai tidak mengalami abortus inkomplitus/ sampai perdarahan pervaginam
- Perdarahan pervaginam masih abortus komplitus dengan kriteria : behenti atau tidak keluar
ada - Perdarahan pervaginam 2. Jelaskan pentingnya tirah
- Klien mengatakan darah berhenti baring atau bedrest untuk
masih keluar - Test kehamilan positif mencegah abortus lebih lanjut
- Klien mengatakan nyeri pada - Nyeri berkurang (inkomplitus/komplitus)
daerah perut 3. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.
4. Observasi konsistensi dan jumlah darah yang
keluar
5. Kolaborasi medis jika perdarahan banyak.
Nyeri b.d. kontraksi rahim ditandai Setelah dilakukan tindakan 1. kurangi kecemasan
dengan keperawatan selama ..x 24 jam klien 2. Manajemen lingkungan
- Klien mengeluh perutnya mules melaporkan nyeri terkontrol dengan 3. Manajemen medikasi
- Ekspresi wajah kesakitan kriteria. 4. Administrasi medikasi
- Klien gelisah - Klien melaporkan nyeri 5. Manajemen energi
- Skala nyeri .. terkontrol 6. Manajemen nutrisi
- Tekanan darah .mmHg - Klien mengataan perutnya 7. Monitoring Vital Sign
nadi .x/menit. Respirasi .x/menit tidak mules
- Ekspresi wajah tenang
- Skala nyeri 0 - 3
Cemas b.d. kurangnya informasi Cemas berkurang setelah dilakukan 1. Reduksi cemas
tentang abortus ditandai dengan : tindakan keperawatan selama .x24 2. Teknik penanganan
- Klien mengatakan cemas dan jam dengan kriteria : 3. Penguatan koping
takut. - Klien tidak cemas dan takut 4. Support kelompok
- Klien sering bertanya keadaan - Klien mengerti tentang hal-hal 5. Monitor vital sign
Kehamilannya yang telah dijelaskan oleh perawat 6. Fasilitas kunjungan
- Klien gelisah - Klien tenang
- Ekspresi wajah cemas
Risiko infeksi faktor risiko tertinggalnya Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen lingkungan
jaringan di dalam rahim keperawatan dalam .x24 jam klien 2. Manajemen cairan elektrolit
tidak mengalami infeksi dengan kriteria : 3. Control infeksi
- Tidak terdapat tanda-tanda 4. Pencegahan infeksi
infeksi seperti rubor, dolor, kalor, 5. Posisioning
tumor 6. Peraatan Perineal
- Suhu tubuh 36-37 derajat 7. Perawatan kulit
celcius 8. Monitoring vital sign
- Perdarahan pervaginam
Normal dan tidak berbau
Berduka b.d. kehilangan sesuatu yang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat kedukaan pasien
dicintai ditandai dengan : keperawatan dalam x 24 jam klien 2. Pendekatan terhadap pasien
- Klien sering menangis dapat menyelesaikan tahap berduka 3. Ajak pasien berdiskusi tentang
- Ekspresi wajah sedih dengan tuntas dengan kriteria : keadaan dirinya
- Pasien tidak menangis 4. Anjurkan pasien
- Pasien dapat menerima keadaannya mengekspresikan perasaannya
5. Tunjukkan sikap empati terhadap pasien
6. Libatkan peran serta keluarnya untuk
memberikan motivasi
7. Kolaborasi dengan psycoterapist
PERDARAHAN ANTE PARTUM (PAP)
I. DEFINISI
Perdarahan pervaginam pada usia kehamilan 22 minggu atau lebih.
II. PENYEBAB
- Terbanyak
- Placenta previa
- Solutio placenta
III. PATOFISIOLOGI
Inspekulo pada kelainan lokal terdapat perabaan fornices yaitu lunak yang kemungkinan
placenta previa sedangkan yang keras seluruhnya kemungkinan solutio placenta letak
rendah, robekan sinus marginalis.
V. DX. PENUNJANG
Laborat :
- HB. Hemotokrit, trombosit ms petabejuan darah
- Elektrolit plasma
- Waktu protombin
VI. KOMPLIKASI
- Gagal ginjal akut
- Syok
- DIC (Disseminated Intra Vasullar Coagulation)
- Atonia Uteri
PEMERIKSAAN
Fisik :
Keadaan umum, tensi nadi dan pernafasan
Pemeriksaan luar :
Bagian terbawah janin belum/ sudah masuk PAP
Apakah ada kelainan letak/ tidak
In spekulo
Adakah perdarahan berasal dari ostrium uteri/ dari kelainan serviks dan
vagina
Perabaan forniks
Hanya dikerjakan pada prasentas kepala
Pemeriksaan dalam di meja operasi bila akan mengkahiri kehamilan
USG
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Eklampsi yaitu penyakit akut dengan kejang koma wanita hamil dan wanita nifas
disertai hypertensi oedema dan proteinuria.
Menurut saat terjadinya :
- Eklampsia Antepartum (paling sering terjadi)
- Eklampsia Intrapartum
- Eklampsia Post Partum
C. ETIOLOGI
Sebab eklampsia belum diketahui benar
Sihaemia rahim dan placenta
Vasopasmus dan hypertensi karena zat-zat yang keluar dari placenta atau
dacidua akibat peredaran darah dalam dinding rahim kurang.
D. PATOLOGI
Serangan dapat dibagi 4 tingkat :
Tingkat Invasi (permulaan)
Mata terpaku, kepala dipalingkan ke satu sisi, kejang-kejang halus pada muka
berlangsung beberapa detik.
Tingkat coma
Setelah kejang clonis pasien jatuh dalam koma, lamanya beberapa menit sampai
berjam-jam kalau pasien sadar terjadi amnesiretrogand.
Serangan dapat berulang 10-20 kali.
Pada wanita yang mati karena eklampsia terdapat kelainan pada hati, ginjal,
otak, paru pada umumnya dapat ditemukan necrose, haemorrhagia, oedema,
hyperaemia/ ischaemia dan trombosis pada placenta terdapat infark degenerasi
syncytium. Perubahan lain ialah retensi dan natrium, haemokonsentrasi dan
kadang-kadang acidosis.
G. KOMPLIKASI
Koma yang berkepanjangan
IUFD
Lidah tergigit
Jatuh Fraktur
Perdarahan
Potensial komplikasi kejang Perawat akan memonitor tanda-tanda kejang 1. Kaji tingkat kesadaran
2. Monitor tanda-tanda vital tiap 30 menit
3. Longgarkan pakaian klien
4. Pasang tongspatel
5. Pasang pengaman pada kedua sisi
tempat tidur untuk menghindari jatuh
6. Berikan terapi sesuai program
7. Kerja sama dengan tim kesehatan lain
Kurang perawatan diri berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu klien dalam memenuhi
dengan adanya penurunan kesadaran keperawatan selama x 24 jam kebutuhan sehari-hari
ditandai dengan : perawatan diri klien terpenuhi kriteria : 2. Libatkan keluarga dalam
- Kesadaran menurun - Kebutuhan sehari-hari memenuhi kebutuhan sehari-hari
- Klien mampu memenuhi terpenuhi dengan bantuan
Kebutuhan perawatan diri - Keluarga mengerti tentang
Perawatan klien
Pola nafas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen jalan nafas
dengan adanya kejang ditandai dengan keperawatan selama .x24 jam pola 2. Reduksi cemas
- Terdapatnya tanda tanda nafas efektif riteria : 3. Ajarkan batuk
sianosis - Pasien tampak segar tidak 4. Terapi oksigen
- Klien tampak kejang sianosis 5. Relaksasi otot progresif
- RR dalam batas normal 6. Monitor respirasi
- Kejang berkurang 7. Monitor vital sign
8. Administrasi analgesik
9. Fisioterapi dada
10. Suport emosional
11. Manajemen cairan
12. Manajemen medikasi
13. Manajemen nutrisi
14. Manajemen nyeri
Kurang perawatan diri berhubungan setelah dilakukan tindakan selama x 1. Bantu pasien dalam perawatan
dengan adanya penurunan kesadaran 24 jam, keluarga mampu merawat diri diri (memandikan & kebersihan diri)
ditandai dengan sendiri 2. Ajarkan keluarga pasien dalam
- Pasien tidak sadar perawatan pasien
- Pasien tidak merawat 3. Observasi tingkat kesadaran
diri sendiri dalam tiap melaksanakan tindakan