Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam hal penggunaan obat sehari-hari, terdapat istilah penyalahgunaan obat
(drug abuse) dan penggunaan obat yang salah (drug misuse). Istilah
penyalahgunaan obat merujuk pada keadaan di mana obat digunakan secara
berlebihan tanpa tujuan medis atau indikasi tertentu. Sedangkan, istilah pengguna-
salahan obat adalah merujuk pada penggunaan obat secara tidak tepat, yang
biasanya disebabkan karena pengguna memang tidak tahu bagaimana penggunaan
obat yang benar. Pada tulisan ini hanya akan dikaji mengenai penyalahgunaan
obat (drug abuse) saja. Penyalahgunaan obat terjadi secara luas di berbagai
belahan dunia. Obat yang disalahgunakan bukan saja semacam cocain, atau
heroin, namun juga obat-obat yang biasa diresepkan. Penyalahgunaan obat ini
terkait erat dengan masalah toleransi, adiksi atau ketagihan, yang selanjutnya bisa
berkembang menjadi ketergantungan obat (drug dependence). Pengguna
umumnya sadar bahwa mereka melakukan kesalahan, namun mereka sudah tidak
dapat menghindarkan diri lagi.
Carisoprodol memiliki efek farmakologis sebagai relaksan otot namun hanya
berlangsung singkat, dan di dalam tubuh akan segera dimetabolisme menjadi
metabolit berupa senyawa meprobramat yang menimbulkan efek sedatif.
Penggunaan carisoprodol dalam waktu lama tidak dapat dihentikan secara tiba-
tiba tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter, karena penghentian
pemakaian harus dilakukan dengan pengurangan dosis obat terlebih dahulu
sebelum menghentikan pemakaian obat sepenuhnya. Karena carisoprodol dapat
menyebabkan efek samping yang dapat mengganggu pikiran atau reaksi dan
carisoprodol tidak boleh diberikan kepada orang, terutama seseorang yang
memiliki riwayat penyalahgunaan obat atau kecanduan.
Kasus penyalahgunaan carisoprodol di Indonesia sudah berlangsung lama
sejak tahun 2000 dan biasa banyak digunakan oleh para pemuda Punk, pengamen

1
untuk menambah rasa percaya diri dan efek sedatif, para pekerja tambang dan
nelayan sebagai obat penambah stamina, bahkan juga digunakan oleh kalangan
pekerja seks komersial sebagai obat kuat.
Maraknya kasus penyalahgunaan carisoprodol tidak hanya terjadi diIndonesia. Di
beberapa negara seperti Swedia, Australia, Malaysia, dan Singapura, kasus
penyalahgunaan dekstrometorfan cukup tinggi sehingga mendorong negara-
negara tersebut melakukan perketatan pengaturan, misalnya sebagai golongan
narkotika di Swedia (Januari 2006) atau obat resep dokter di Australia, Malaysia,
dan Singapura. Sementara itu, karisoprodol beberapa tahun terakhir telah dilarang
beredar di Swedia (tahun 2007) dan Norwegia (tahun 2008), sedangkan di
Amerika Serikat sejak Januari 2012 dimasukkan ke dalam senyawa yang diawasi.
Di Amerika, penyalahgunaan obat-obat yang diresepkan meningkat cukup
tajam dalam dua dekade terakhir, dan hanya sedikit di bawah mariyuana, suatu
senyawa yang paling banyak disalahgunakan di sana. Data dari sebuah lembaga
farmasi di sana menyatakan bahwa sedikitnya 50 juta orang Amerika pernah
menggunakan sedikitnya satu jenis obat psikotropika, dan 7 juta orang yang
berusia di atas 12 tahun menggunakan obat-obat ini bukan untuk tujuan medis.
Hal ini diduga tidak akan berbeda jauh dengan di Indonesia, di mana
penyalahgunaan obat-obat psikotropika dan obat-obat lainnya meningkat dengan
tajam. Obat-obat yang berkerja pada sistem saraf pusat (SSP) merupakan salah
satu obat yang pertama ditemukan manusia primitif dan masih digunakan secara
luas sebagai zat farmakologi sampai sekarang. Disamping penggunaannya dalam
terapi, obat-obat SSP dipakai walaupun tanpa resep untuk meningkatkan
kesejahteraan seseorang.
Cara kerja berbagai obat pada SSP tidak selalu dapat dijelaskan. Walaupun
demikian,dalam 30 tahun terakhir, banyak kemajuaan yang diperoleh dalam
bidang metodologi farmakologi SSP. Saat ini telah dapat diteliti cara kerja suatu
obat pada sel-sel tertentu atau bahkan pada kanal ion tunggal didalam sinaps.
Informasi yang diperoleh dalam studi studi semacam ini merupakan dasar dari
sejumlah perkembangan yang utama dalam penelitian SSP. Pertama, telah jelas
bahwa hampir semua obat SSP, bekerja pada reseptor khusus yang mengatur

2
transmisi sinaps. Sejumlah kecil obat seperti anastesi umum dan alkhol dapat
bekerja secara non spesifik pada membran (meskipun perkecualian ini tidak
sepenuhnya diterima), tetapi bahkan kerja yang tidak diperantarai oleh reseptor
inipun akan menghasilkan perubahan dalam transmisi sinaps yang dapat
dibuktikan. Kedua, obat-obatan merupakan salah satu alat terpenting untuk
mempelajari seluruh aspek fisiologi SSP, mulai dari terjadinya bangkitan sampai
penyimpanan memori jangka panjang. Ketiga, penguraian kerja obat-obat yang
efikasi klinisnya diketahui telah menghasilkan beberapa hipotesis yang sangat
berguna berkaitan dengan berbagai mekanisme penyakit. Misalnya, informasi
tentang kerja obat antipsikotik pada reseptor dopamin memberikan dasar hipotesis
yang penting mengenai patofisiologi skizoprenia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan carisoprodol?
2) Apa yang menyebabkan obat carisoprodol ditarik dari peredaran?
3) Bagaimana mekanisme kerja, farmakokinetik, dan farmakodinamik obat
carisoprodol?
1.3 TUJUAN MASALAH
1) Untuk mengetahui dan memahami apa itu carisoprodol
2) Untuk mengetahui mengapa obat carisoprodol ditarik dari peredaran
3) Untuk mengetahui dan memahami mekanisme kerja, farmakokinetik, dan
farmakodinamik obat carisoprodol

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat Yang Sering di Salah gunakan


Ada tiga golongan obat yang paling sering disalah-gunakan, yaitu :
1. golongan analgesik opiat/narkotik, contohnya adalah codein,
oxycodon, morfin
2. golongan depressan sistem saraf pusat untuk mengatasi kecemasan dan
gangguan tidur, contohnya barbiturat (luminal) dan golongan
benzodiazepin (diazepam/valium, klordiazepoksid, klonazepam,
alprazolam, dll)
3. golongan stimulan sistem saraf pusat, contohnya dekstroamfetamin,
amfetamin, dll.
Obat-obat ini bekerja pada sistem saraf, dan umumnya menyebabkan
ketergantungan atau kecanduan. Selain itu, ada pula golongan obat lain yang
digunakan dengan memanfaatkan efek sampingnya, bukan berdasarkan
indikasi yang resmi dituliskan. Beberapa contoh diantaranya adalah :
1. Penggunaan misoprostol, suatu analog prostaglandin untuk mencegah
tukak peptik/gangguan lambung, sering dipakai untuk menggugurkan
kandungan karena bersifat memicu kontraksi rahim.
2. Penggunaan Profilas (ketotifen), suatu anti histamin yang
diindikasikan untuk profilaksis asma, sering diresepkan untuk
meningkatkan nafsu makan anak-anak
3. Penggunaan Somadryl untuk obat kuat bagi wanita pekerja seks
komersial untuk mendukung pekerjaannya. Obat ini berisi
carisoprodol, suatu muscle relaxant, yang digunakan untuk
melemaskan ketegangan otot. Laporan menarik ini datang dari
Denpasar dari seorang sejawat. Menurut informasi, dokter kerap
meresepkan Somadryl, dan yang menebusnya di apotek adalah
germonya, dan ditujukan untuk para PSK agar lebih kuat bekerja

4
4. Penggunaan bahan kimia obat (Fenitoin) Phenytoin memiliki efek
menekan nafsu makan. Namun jika digunakan dalam dosis yang tinggi
(biasanya dalam pil diet) dapat memicu reaksi alergi (ruam) dan
menyebabkan sembelit, berbicara cadel, sakit kepala, maul, muntah,
tremor, gangguan motorik, pembekuan kelenjar getah bening dan penyakit
kuning.
5. Penggunaan bahan kimia obat (Rimonabant) Rimonabant tidak
disetujui oleh FDA, karena mempengaruhi otak dengen meningkatkan
resiko depresi dan keinginan bunuh diri.
2.1.1 Penyebab Penyalahgunaan Obat
Ada tiga kemungkinan seorang memulai penyalahgunaan obat :
1 seseorang awalnya memang sakit, misalnya nyeri kronis, kecemasan,
insomnia, dll, yang memang membutuhkan obat, dan mereka
mendapatkan obat secara legal dengan resep dokter. Namun
selanjutnya, obat-obat tersebut menyebabkan toleransi, di mana pasien
memerlukan dosis yang semakin meningkat untuk mendapatkan efek
yang sama. Merekapun kemudian akan meningkatkan penggunaannya,
mungkin tanpa berkonsultasi dengan dokter. Selanjutnya, mereka akan
mengalami gejala putus obat jika pengobatan dihentikan, mereka akan
menjadi kecanduan atau ketergantungan terhadap obat tersebut,
sehingga mereka berusaha untuk memperoleh obat-obat tersebut
dengan segala cara.
2 Kemungkinan seseorang memulai penyalahgunaan obat memang untuk
tujuan rekreasional. Artinya, sejak awal penggunaan obat memang
tanpa tujuan medis yang jelas, hanya untuk memperoleh efek-efek
menyenangkan yang mungkin dapat diperoleh dari obat tersebut.
Kejadian ini umumnya erat kaitannya dengan penyalahgunaan
substance yang lain, termasuk yang bukan obat diresepkan, seperti
kokain, heroin, ecstassy, alkohol, dll.
3 seseorang menyalahgunakan obat dengan memanfaatkan efek samping
seperti yang telah disebutkan di atas. Bisa jadi penggunanya sendiri

5
tidak tahu, hanya mengikuti saja apa yang diresepkan dokter. Obatnya
bukan obat-obat yang dapat menyebabkan toleransi dan ketagihan.
Penggunaannya juga mungkin tidak dalam jangka waktu lama yang
menyebabkan ketergantungan.
2.2 Carisoprodol
Carisoprodol adalah obat resep yang dipasarkan sejak 1959, Obat ini
adalah relaksan otot terpusat akting. Pengalihan dan penyalahgunaan
carisoprodol telah meningkat dalam dekade terakhir. Carisoprodol digunakan
sebagai tambahan untuk beristirahat, terapi fisik dan langkah-langkah lain
untuk menghilangkan akut, kondisi muskuloskeletal menyakitkan.Ini tersedia
sebagai tablet single-entitas yang berisi 250 mg atau 350 mg carisoprodol, dan
sebagai tablet kombinasi yang mengandung 200 mg carisoprodol, 325 mg
aspirin dan 16 mg kodein fosfat.Dosis standar untuk orang dewasa adalah 250
mg sampai 350 mg tiga kali sehari dan pada waktu tidur. Gunakan pada pasien
di bawah usia 12 tidak dianjurkan. Menurut IMS Health , ada sekitar 11,1
juta resep untuk carisoprodol ditiadakan pada tahun 2010 dan 2,8 juta
dibagikan pada kuartal pertama tahun 2011.
Berdasarkan Kimia dan Farmakologi:

CH2CH2CH3

H2NCOOCH2CCH2OOCNHCH(CH3)2

CH3

Carisoprodol adalah N-isopropil-2-metil-2-propil-1,3 propanediol


dicarbamate dan baik secara struktural maupun farmakologi yang
berhubungan dengan Meprobamate. memiliki struktur kimia yang
menimbulkan dua isomer optik dan biasanya ditemukan sebagai kombinasi
yang sama dari keduanya, yang disebut sebagai campuran rasemat.
Carisoprodol tidak secara langsung mempengaruhi otot rangka pada
manusia. Tindakan relaksan otot rangka dari carisoprodol mungkin

6
berhubungan dengan sifat sedatif. studi hewan terbaru yang dilakukan di
bawah arahan dari National Institute on Drug Abuse (NIDA) menunjukkan
bahwa efek subjektif dari carisoprodol mungkin mirip dengan depresan
sistem saraf pusat lainnya seperti Meprobamate, pentobarbital dan
chlordiazepoxide dan memiliki efek menguntungkan. Data ini
menunjukkan bahwa carisoprodol memiliki kewajiban melanggar.
Timbulnya aksi carisoprodol adalah cepat dan efek berlangsung 4
sampai 6 jam. Hal ini dimetabolisme di hati dan diekskresikan melalui
ginjal. Jalur metabolisme utama carisoprodol melibatkan konversi kepada
Meprobamate, obat dengan tindakan biologis substansial barbiturat seperti
reaksi yang merugikan dapat mencakup efek sistem saraf pusat yang
terkait seperti mengantuk, pusing, vertigo, ataksia, tremor, agitasi,
iritabilitas, sakit kepala, reaksi depresif, sinkop dan insomnia.
Carisoprodol juga dapat mempengaruhi kardiovaskular (takikardia,
hipotensi postural dan kemerahan pada wajah), gastrointestinal (mual,
muntah, cegukan dan kesusahan epigastrium), dan sistem hematologi. Hal
itu dapat menyebabkan gejala istimewa termasuk kelemahan ekstrim,
quadriplegia sementara, ataksia, kesulitan dalam berbicara, kerugian
sementara penglihatan ganda, pupil melebar, agitasi, euforia, kebingungan,
dan disorientasi. Carisoprodol overdosis telah mengakibatkan pingsan,
koma, shock, depresi pernafasan dan kematian.
Menurut Drug Enforcement Administration (DEA) carisoprodol
terus menjadi salah satu obat paling sering dialihkan karena
penyelewengan dan penyalahgunaan carisoprodol yang lazim terjadi di
seluruh negara. Mulai Maret 2011, harga penjualan untuk Soma berkisar
dari $ 1 sampai $ 5 per tablet. metode pengalihan termasuk dokter yang
membeli obat ini untuk tujuan mendapatkan beberapa resep dan salinan
resep.
Nasional Forensik Sistem Informasi Laboratorium (NFLIS) adalah
database DEA yang mengumpulkan Data ilmiah yang telah diverifikasi
pada item obat dan kasus yang diserahkan dan dianalisis oleh negara

7
bagian dan laboratorium forensik lokal. Sistem ini untuk mendapatkan
Informasi dari Bukti Narkoba menyediakan informasi tentang kerja obat
yang dilaporkan dan dianalisis oleh laboratorium DEA. Zat diidentifikasi
oleh federal, negara bagian dan laboratorium forensik lokal, yaitu
carisoprodol telah meningkat dari 3.988 pada tahun 2008 menjadi 5.076 di
2010. Pada tahun 2011, berubah menjadi 870 jenis obat yang diidentifikasi
mengandung carisoprodol. Menurut NFLIS, carisoprodol telah secara
konsisten di atas 25 obat yang paling sering diidentifikasi oleh negara
bagian dan laboratorium forensik lokal sejak tahun 2000.
The American Association of Poison Pusat Pengendalian
melaporkan 8.976 eksposur carisoprodol total, 3.685 tunggal ekspor dan 2
kematian terkait pada tahun 2009. Medis Penguji Laporan Komisi dirilis
oleh Florida Departemen Penegakan Hukum (FDLE) menunjukkan bahwa
kematian terkait carisoprodol / Meprobamate di Florida meningkat lebih
dari 100% dari 208 pada tahun 2003 menjadi No.455 di 2009, melebihi
opioid seperti heroin, fentanyl, dan hydromorphone. Dalam enam bulan
pertama tahun 2010, 220 kematian terkait dengan carisoprodol /
Meprobamate.
2.2.1 Mekanisme Carisoprodol
Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat pendepresi susunan
syaraf pusat (SSP). Efeknya bergantung kepada dosis, mulai dari yang
ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang
berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesia, koma dan mati. Pada
dosis terapi, obat sedatif menekan aktivitas mental, menurunkan respons
terhadap rangsangan emosi sehingga menenangkan. Obat hipnotik
menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur
yang menyerupai tidur fisiologis.Efek sedasi juga merupakan efek samping
beberapa golongan obat lain yang tidak termasuk obat golongan depresan
SSP. Walaupun obat tersebut memperkuat penekanan SSP, secara tersendiri
obat tersebut memperlihatkan efek yang lebih spesifik pada dosis yang jauh
lebih kecil daripada dosis yang dibutuhkan untuk mendepresi SSP secara

8
umum. Beberapa obat dalam golongan hipnotik dan sedatif, khususnya
golongan benzodiazepin diindikasikan juga sebagai pelemas otot,
antiepilepsi, antiansietas (anticemas), dan sebagai penginduksi anestesia.
2.2.2 Fase Farmakokinetik :
Farmakokinetik carisoprodol dan metabolit Meprobamate yang
dipelajari dalam studi crossover 24 subyek sehat (12 laki-laki dan 12
perempuan) yang menerima dosis tunggal 250 mg dan 350 mg carisoprodol
(lihat Tabel 2). Pemaparan carisoprodol dan Meprobamate adalah dosis
proporsional antara 250 mg dan 350 mg dosis. C maks Meprobamate adalah
2,5 0,5 mcg / mL (mean SD) setelah pemberian dosis 350 mg tunggal
tablet carisoprodol, yang sekitar 30% dari C maks Meprobamate (sekitar 8
mcg / mL) setelah pemberian tunggal 400 mg dosis Meprobamate.
a. Penyerapan :
Bioavailabilitas absolut carisoprodol belum ditentukan. Mean waktu
puncak konsentrasi plasma (T max) dari carisoprodol adalah sekitar 1,5
sampai 2 jam. Co-administrasi makanan tinggi lemak dengan carisoprodol
(350 mg tablet) tidak berpengaruh terhadapfarmakokinetika carisoprodol.
Oleh karena itu, carisoprodol dapat diberikan dengan atau tanpa makananan.
b. Metabolisme:
Jalur utama metabolisme carisoprodol adalah melalui hati oleh sitokrom
enzim CYP2C19 untuk membentuk Meprobamate. Enzim ini menunjukkan
polimorfisme genetik (lihat Pasien dengan Reduced CYP2C19 Kegiatan di bawah
ini).
c. Eliminasi:
Carisoprodol dihilangkan oleh kedua rute ginjal dan non-ginjal
dengan eliminasi terminal paruh sekitar 2 jam. Waktu paruh dari
Meprobamate adalah sekitar 10 jam.
d. Fase Farmakodinamik :

Carisoprodol adalah relaksan otot rangka terpusat akting yang

tidak langsung mengendurkan otot skeletal. Sebuah metabolit

9
carisoprodol, Meprobamate, memiliki anxiolytic dan sifat sedatif. Sejauh

mana sifat dari Meprobamate berkontribusi pada keamanan dan

kemanjuran carisoprodol tidak diketahui.

Daftar nama obat yang mengandung carisoprodol

NO Nama Obat Bentuk Kemasan NIE Pendaftar


Sediaan

1 Somadril Tablet Dus, 10 Strip DKL8705500717A2 PT.Actavis


Compoitum salut @10 tablet Indonesia
selaput

2 New Skelan kapsul Dus,10strip D.7812225 Medifarma


@4 tablet Laboratories

3 Carsipain Tablet Dus, 10 Strip DKL0914515110A1 PT.Mecosin


@10 tablet

4 Carminofein Tablet Dus, 10 Strip DKL0908605010A1 PT.Himajaya


@10 tablet

5 Cazerol Kaptabs Dus, 10 Strip DKL1009220704A1 PT. Ifars


@10 tablet Pharmacetical

6 Bimacarphen Tablet Dus, 10 Strip DKL1031408610A1 PT.Bima Mitra


@10 tablet Farma

7 Etacarphen Tablet Dus, 10 Strip DKL1006506010A1 PT.Errita


@10 tablet Pharma

Pembatalan izin Edar Obat yang Mengandung karisoprodol Menurut


BPOM:
Menimbang :
Bahwa efek karisoprodol sebagai relaksan otot sangat singkat dan
dimetabolisme menjadi meprobamat.
Bahwa Meprobamat termaksud golongan psikotropika yang dapat
menimbulkan efek ketergantungan.

10
Bahwa berdasarkan laporan hasil pengawasan ditemukan banyak
pelanggaran distribusi/peredaran obat mengandung karisoprodol.
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan keputusan kepala badan
pengawasdan obat dan makanan tentang pembatalan izin edar obat yang
mengandung karisoprpdpl.
Mengingat :
Ordonansi Obat Keras (Sterkwerkende Geneesmiddelen Ordonnantie,
Staatsblad 1949;419).
Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembar
Negara republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, tambahan lembaran
negara republik Indonesia Nomer 3671).
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomer 5063).
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomer 3 Tahun 2013.
Keputusan Presiden Nomor 110 tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan
Tugas Eselon 1 Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4
tahun 2013;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1010/Menkes/Per/XI/2008 tentang
Registrasi Obat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1120/Menkes/Per/XII/2008;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011
tentng Pedagang Besar Farmasi;
Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor
02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah diubah dengan

11
Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor
HK.00.05.21.4231 Tahun 2004;
Peraturan Kepala Pengawas Obat dan Makanan nomor
HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 tentang Kriteria dan Tata Laksana
Registrasi Obat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 3 Tahun 2013 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 540);
Peraturan Kepala Badan Pengawasan obat dan Makanan Nomor
HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2013
Nomor 1268);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN


PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
TENTANG PEMBATALAN IZIN EDAR OBAT
YANG MENGANDUNG KARISOPRODOL.
Pertama : Membatalkan izin edar obat yang mengandung
Karisoprodol sebagaiman tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
terpisahkan dari keputusan ini.
Kedua : Memerintahkan kepada Industri Farmasi
pemegang izin edar obat yang mengandung
karisoprodol sebagaimana dimaksud dalam diktum
Pertama :
1. Mengembalikan surat persetujuan izin edar kepada Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
2. Menghentikan kegiatan produksi dan distribusi
3. Menarik dari peredaran
4. Memusnahkan:

12
a. Produk hasil penarikan dari peredaran;
b. Produk anatara, produk ruahan, produk jadi, dan bahan
pengemas yang berbeda di industri Farmasi, dan
5. Melaporkan kepada kepala badan pengawas obat dan makanan cq.
Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika, dan zat Adiktif
jumlah bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan, produk jadi obat yang mengandung karisoprodol, serta
hasil penarikan dan pemusnahan sebagaimana dimaksud pada
angka 2, angka 3, dan angka 4 dalam jangka waktu paling lama 1
(satu) bulan.
2.2.3 Carisoprodol Pada Ibu Hamil dan Menyusui
Kehamilan: Kehamilan Kategori C.
Tidak ada data tentang penggunaan carisoprodol selama kehamilan
manusia. Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa carisoprodol
melewati plasenta dan menyebabkan efek buruk pada pertumbuhan janin
dan kelangsungan hidup postnatal. Metabolit utama carisoprodol,
Meprobamate, adalah anxiolytic disetujui. Retrospektif, studi pasca-
pemasaran tidak menunjukkan hubungan yang konsisten antara
penggunaan Meprobamate dan peningkatan risiko untuk cacat bawaan
tertentu.
a. Efek Teratogenik:
Penelitian pada hewan belum memadai mengevaluasi efek
teratogenik dari carisoprodol. Tidak ada peningkatan kejadian cacat
bawaan dicatat dalam studi reproduksi pada tikus, kelinci, dan tikus yang
diobati dengan Meprobamate. Retrospektif, studi pasca-pemasaran
Meprobamate selama kehamilan manusia yang samar-samar untuk
menunjukkan peningkatan risiko cacat bawaan berikut paparan trimester
pertama. Di studi yang menunjukkan peningkatan risiko, jenis kelainan
yang tidak konsisten.

13
b. Efek Nonteratogenic:
Dalam penelitian hewan, carisoprodol mengurangi bobot janin,
berat badan setelah melahirkan, dan kelangsungan hidup postnatal pada
dosis ibu setara dengan 1 sampai 1,5 kali dosis manusia (berdasarkan
perbandingan luas permukaan tubuh).
Tikus yang terkena Meprobamate di-rahim menunjukkan
perubahan perilaku yang bertahan sampai dewasa. Untuk anak-anak
terkena Meprobamate di-utero, satu studi menemukan tidak ada efek
samping pada skor pembangunan atau IQ mental atau motorik.
Carisoprodol harus digunakan selama kehamilan hanya jika manfaat
potensial membenarkan risiko pada janin. Tidak ada informasi tentang
efek carisoprodol pada ibu dan janin selama persalinan dan melahirkan.
Ibu menyusui
Data yang sangat terbatas pada manusia menunjukkan bahwa
carisoprodol hadir dalam ASI dan dapat mencapai konsentrasi dua sampai
empat kali konsentrasi plasma ibu. Dalam satu laporan kasus, bayi yang
diberi ASI menerima sekitar 4% sampai 6% dari dosis harian ibu melalui
ASI dan tidak mengalami efek samping. Namun, produksi susu tidak
memadai dan bayi dilengkapi dengan rumus. Dalam studi laktasi pada
tikus, menunjukkan bahwa penggunaan ibu carisoprodol dapat
menyebabkan penurunan atau kurang efektif untuk pemberian makanan
bayi (karena sedasi) dan / atau penurunan produksi susu. Perhatian harus
dilakukan ketika carisoprodol diberikan kepada wanita menyusui.

14
BAB III
PEMBAHASAN

Carisoprodol adalah relaxer otot yang bekerja dengan menghalangi


sensasi nyeri antara saraf dan otak. Carisoprodol digunakan bersama-sama
dengan istirahat dan terapi fisik untuk mengobati luka dan. Carisoprodol
tersedia sebagai tablet single-entitas yang berisi 250 mg atau 350 mg
carisoprodol, dan sebagai tablet kombinasi yang mengandung 200 mg
carisoprodol, 325 mg aspirin dan 16 mg kodein fosfat.Dosis standar untuk
orang dewasa adalah 250 mg sampai 350 mg tiga kali sehari dan pada
waktu akan tidur. Pasien di bawah usia 12 tidak dianjurkan. Menurut IMS
Health , ada sekitar 11,1 juta resep untuk carisoprodol ditiadakan pada
tahun 2010 dan 2,8 juta dibagikan pada kuartal pertama tahun 2011.
Carisoprodol dimetabolisme di hati oleh CYP2C19 untuk
membentuk Meprobamate Co-administrasi CYP2C19 inhibitor, seperti
omeprazole atau fluvoxamine, dengan carisoprodol dapat mengakibatkan
peningkatan paparan dari carisoprodol dan penurunan paparan dari
Meprobamate. Co-administrasi induser CYP2C19, seperti rifampisin dengan
carisoprodol bisa menyebabkan paparan penurunan carisoprodol dan
peningkatan paparan dari Meprobamate. aspirin dosis rendah juga
menunjukkan efek induksi pada CYP2C19. Dampak farmakologi penuh ini
perubahan potensi eksposur dalam hal baik efikasi atau keamanan
carisoprodol tidak diketahui. Carisoprodol adalah relaxer otot yang bekerja
dengan menghalangi sensasi nyeri antara saraf dan otak. Carisoprodol
adalah N-isopropil-2-metil-2-propil-1,3propanediol dicarbamate dan baik
secara struktural maupun farmakologi yang berhubungan dengan
Meprobamate pengunaan IV Zat Ini memiliki struktur kimia yang
menimbulkan dua isomer optik dan biasanya ditemukan sebagai kombinasi
yang sama dari keduanya, yang disebut sebagai campuran rasemat.
Carisoprodol tidak secara langsung mempengaruhi otot rangka pada

15
manusia. Tindakan relaksan otot rangka dari carisoprodol mungkin
berhubungan dengan sifat sedatif. studi hewan terbaru yang dilakukan di
bawah arahan dari National Institute on Drug Abuse (NIDA) menunjukkan
bahwa efek subjektif dari carisoprodol mungkin mirip dengan depresan
sistem saraf pusat lainnya seperti Meprobamate, pentobarbital dan
chlordiazepoxide dan memiliki efek menguntungkan. Data ini menunjukkan
bahwa carisoprodol dapat disalah gunakan.
Toleransi farmakodinamik merujuk pada perubahan adaptif yang
terjadi dalam system tubuh yang di pengaruhi oleh obat, sehingga respon
tubuh terhadap obat berkurang pada pemberian berulang. Hal ini misalnya
terjadi pada penggunaan obat golongan Benzodiazepin, dimana reseptor
obat dalam tubuh mengalami desensitisasi, sehingga memerlukan dosis yang
makin meningkat pada pemberian berulang untuk mencapai efek terpetik
yang sama.
Timbulnya aksi carisoprodol adalah cepat dan efek berlangsung 4
sampai 6 jam. Hal ini dimetabolisme di hati dan diekskresikan melalui
ginjal. Jalur metabolisme utama carisoprodol melibatkan konversi kepada
meprobamate, obat dengan tindakan biologis substansial barbiturat seperti.
Reaksi yang merugikan dapat mencakup efek sistem saraf pusat yang terkait
seperti mengantuk, pusing, vertigo, ataksia, tremor, agitasi, iritabilitas, sakit
kepala, reaksi depresif, sinkop dan insomnia. Carisoprodol juga dapat
mempengaruhi kardiovaskular (takikardia, hipotensi postural dan
kemerahan pada wajah), gastrointestinal (mual, muntah, cegukan dan
kesusahan epigastrium), dan sistem hematologi. Hal itu dapat menyebabkan
gejala istimewa termasuk kelemahan ekstrim, quadriplegia sementara,
ataksia, kesulitan dalam berbicara, kerugian sementara visi, penglihatan
ganda, pupil melebar, agitasi, euforia, kebingungan, dan disorientasi.
Carisoprodol overdosis telah mengakibatkan pingsan, koma, shock, depresi
pernafasan dan kematian.
Pada tahun 2013 Badan POM menimbang bahwa efek carisoprodol
sebagai relaksan otot sangat singkat dan di metabolisme menjadi

16
meprobamat yang termasuk golongan psikotropika yang dapat menimbulkan
efek ketergantungan, Bahwa berdasarkan laporan hasil pengawasan
ditemukan banyak hasil pelanggaran distribusi/peredaran obat mengandung
carisoprodol. Sehingga mempertimbangkan perlunya menetapkan keputusan
kepala Badan POM tentang pembatalan izin edar obat yang mengandung
carisoprodol.
Kemudian Badan POM menetapkan pada tanggal 27 juni 2013
mengeluarkan surat keputusan dengan nomor HK.04.1.35.06.13.3535
TAHUN 2013 yang memutuskan bahwa membatalkan izin edar obat yang
mengandung carisoprodol sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini dan memerintahkan
kepada industri farmasi pemegang izin edar obat yang mengandung
carisoprodol;
1. Mengembalikan surat persetujuan izin edar kepada Badan
Pengawas Obat Dan Makanan
2. Menghentikan kegiatan produksi dan distribusi
3. Menarik dari peredaran
4. Memusnahkan
a. Produk hasil penarikan dari peredaran
b. Produk antara, produk ruahan, produk jadi, dan bahan
pengemas yang berada di industri farmasi
5. Melaporkan kepada Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
cq. Direktur Pengawas Narkotika, Psikotropika, dan Sat Adiktif
jumlah bahan baku, bahan pengemas, Produk antara, produk
ruahan, produk jadi yang mengandung carisoprodol, serta hasil
penarikan dan pemusnahan dalam jangka waktu paling lama 1
(satu) bulan.

Reaksi yang merugikan dari carisoprodol, hasil studi klinis


dilakukan di bawah kondisi yang sangat beragam, tingkat reaksi yang
merugikan diamati dalam studi klinis obat tidak bisa langsung

17
dibandingkan dengan tarif dalam studi klinis obat lain dan mungkin tidak
mencerminkan tingkat diamati dalam praktek. Data yang dijelaskan di
bawah ini didasarkan pada 1.387 pasien dikumpulkan dari dua buta ganda,
acak, multicenter, plasebo terkontrol, satu minggu uji coba pada pasien
dewasa dengan akut, mekanik, nyeri punggung bawah. Dalam studi ini,
pasien diobati dengan 250 mg carisoprodol, 350 mg carisoprodol, atau
plasebo tiga kali sehari dan pada waktu tidur selama tujuh hari. Usia rata-
rata berusia sekitar 41 tahun dengan 54% perempuan dan 46% laki-laki
dan 74% Kaukasia, 16% Hitam, 9% Asia, dan 2% lainnya. Tidak ada
kematian dan tidak ada efek samping yang serius dalam dua uji coba
tersebut.
Dalam dua studi ini, 2,7%, 2%, dan 5,4%, dari pasien yang diobati
dengan plasebo, 250 mg carisoprodol, dan 350 mg carisoprodol, masing-
masing, dihentikan karena efek samping; dan 0,5%, 0,5%, dan 1,8% dari
pasien yang diobati dengan plasebo, 250 mg carisoprodol, dan 350 mg
carisoprodol, masing-masing, dihentikan karena sistem saraf reaksi yang
merugikan pusat. Tabel 1 menampilkan reaksi merugikan dilaporkan
dengan frekuensi lebih besar dari 2% dan lebih sering daripada plasebo
pada pasien yang diobati dengan carisoprodol dalam dua percobaan yang
dijelaskan di atas.
Pasien dengan Efek Samping Studi Controlled Merugikan Reaksi Placebo
Efek samping Placebo Carisoprodol 250 Carisoprodol 350
(n=560) n(%) mg mg
(n=548) n (%) (n=279) n (%)
Ngantuk 31 (6) 73 (13) 47 (17)
Pusing 11 (2) 43 (8) 19 (7)
Sakit kepala 11 (2) 26 (5) 9 (3)
Tabel. 1 Peristiwa berikut telah dilaporkan selama penggunaan postapproval dari
carisoprodol. Karena reaksi ini dilaporkan secara sukarela dari populasi ukuran
tidak pasti, tidak selalu memungkinkan untuk memperkirakan frekuensi atau
membangun hubungan kausal paparan obat.

18
Dari hasil efek samping yang dihasilkan oleh karena itu Pasien
harus dianjurkan untuk menghubungi dokter jika mereka mengalami efek
samping apapun khus usnya menimbulkan efek sedasi untuk carisoprodol.
Pasien harus diperhatikan bahwa carisoprodol dapat menyebabkan
mengantuk dan / atau pusing, dan telah dikaitkan dengan kecelakaan
kendaraan bermotor. Pasien harus dianjurkan untuk menghindari
pengunaan carisoprodol sebelum terlibat dalam kegiatan yang berpotensi
berbahaya seperti mengendarai kendaraan bermotor atau mesin operasi.
Selain itu pasien harus Menghindari Alkohol dan obat depresan golongan
lain, Pasien harus dianjurkan untuk menghindari minuman beralkohol saat
mengambil carisoprodol dan untuk pemeriksaan dengan dokter sebelum
menggunakan depresan SSP lainnya seperti benzodiazepin, opioid,
antidepresan trisiklik, antihistamin sedatif, atau obat penenang lain harus
diberikan Peringatan dan Tindakan Pencegahan. Carisoprodol seharusnya
hanya digunakan untuk Jangka Pendek Pengobatan Pasien harus
diperhatikan bahwa pengobatan dengan carisoprodol harus dibatasi
penggunaan akut (hingga dua atau tiga minggu) untuk menghilangkan
akut, ketidaknyamanan muskuloskeletal.
Mekanisme kerja dari carisoprodol dalam mengurangi ketidak
nyamanan berhubungan dengan kondisi muskulos keletal menyakitkan
akut belum teridentifikasi dengan jelas. Dalam penelitian hewan, relaksasi
otot yang disebabkan oleh carisoprodol dikaitkan dengan aktivitas
interneuronal diubah di sumsum tulang belakang dan di formasi reticular
turun dari otak, carisoprodol adalah relaksan otot rangka terpusat akting
yang tidak langsung mengendurkan otot skeletal.
Sebuah metabolit carisoprodol, Meprobamate, memiliki anxiolytic
dan sifat sedatif. Sejauh mana sifat dari Meprobamate berkontribusi pada
keamanan dan kemanjuran carisoprodol tidak diketahui. Farmakokinetik
carisoprodol dan metabolit Meprobamate yang dipelajari dalam studi
crossover 24 subyek sehat (12 laki-laki dan 12 perempuan) yang menerima
dosis tunggal 250 mg dan 350 mg carisoprodol (lihat Tabel 2). Pemaparan

19
carisoprodol dan Meprobamate adalah dosis proporsional antara 250 mg
dan 350 mg dosis. C maks Meprobamate adalah 2,5 0,5 mcg / mL (mean
SD) setelah pemberian dosis 350 mg tunggal tablet carisoprodol, yang
sekitar 30% dari C maks Meprobamate (sekitar 8 mcg / mL) setelah
pemberian tunggal 400 mg dosis Meprobamate.

Farmakokinetik Parameter carisoprodol dan Meprobamate (Mean SD, n =


24)
250 mg Carisoprodol 300 mg Carisoprodol
Carisoprodol
Cmax (mcg/mL) 1.2 0.5 1.8 1.0
AUCinf (mcg*hr/mL 4.5 3.1 7.0 5.0
Tmax (hr) 1.5 0.8 1.7 0.8
T1/2 (hr) 1.7 0.5 2.0 0.5
Meprobemate
Cmax (mcg/mL) 1.8 0.3 2.5 0.5
AUCinf (mcg*hr/mL 32 6.2 46 9.0
Tmax (hr) 3.6 1.7 4.5 1.9
T1/2 (hr) 9.7 1.7 9.6 1.5
Tabel. 2 Penyerapan: Bioavailabilitas absolut carisoprodol belum ditentukan.
Mean waktu puncak konsentrasi plasma (T max) dari carisoprodol adalah sekitar
1,5 sampai 2 jam. Co-administrasi makanan tinggi lemak dengan carisoprodol
(350 mg tablet) tidak berpengaruh terhadap farmakokinetika carisoprodol. Oleh
karena itu, carisoprodol dapat diberikan dengan atau tanpa makanan.
Pasien dengan Kegiatan CYP2C19 Reduced: carisoprodol harus
digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan mengurangi aktivitas
CYP2C19. penelitian yang diterbitkan menunjukkan bahwa pasien yang
metabolisme CYP2C19 miskin memiliki peningkatan 4 kali lipat dalam
paparan carisoprodol, dan bersamaan 50% berkurang paparan
Meprobamate dibandingkan dengan metabolisme CYP2C19 normal.

20
Prevalensi metabolisme miskin di Kaukasia dan Afrika Amerika adalah
sekitar 3% sampai 5% dan di Asia adalah sekitar 15% sampai 20%.
Carisoprodol tidak dievaluasi secara resmi untuk genotoxicity.
Dalam penelitian yang diterbitkan, carisoprodol adalah mutagenik dalam
in vitro limfoma tikus uji sel tanpa adanya enzim metabolisme, tapi tidak
mutagenik di hadapan enzim metabolisme. Carisoprodol adalah
clastogenic di in vitro penyimpangan kromosom assay menggunakan sel
ovarium hamster Cina dengan atau tanpa kehadiran enzim metabolisme.
Jenis lain dari tes genotoksik mengakibatkan temuan negatif. Carisoprodol
tidak mutagenik di Ames membalikkan uji mutasi menggunakan strain
S.typhimurium dengan atau tanpa enzim metabolisme, dan tidak
clastogenic dalam in vivo tikus mikronukleus uji sirkulasi sel darah.
Carisoprodol tidak dievaluasi secara resmi untuk efek pada kesuburan.
Studi reproduksi dipublikasikan carisoprodol pada tikus tidak menemukan
perubahan dalam kesuburan meskipun perubahan dalam siklus reproduksi
ditandai dengan waktu yang lebih besar dihabiskan di estrus diamati pada
dosis carisoprodol 1200 mg / kg / hari. Dalam sebuah studi toksikologi 13-
minggu itu tidak menentukan kesuburan, testis tikus berat badan dan
motilitas sperma berkurang pada dosis 1200 mg / kg / hari. Dalam kedua
studi, tingkat tidak berpengaruh adalah 750 mg / kg / hari, sesuai dengan
sekitar 2,6 kali dosis setara manusia 350 mg empat kali sehari, berdasarkan
perbandingan luas permukaan tubuh.
Dalam studi 1, pasien diacak untuk salah satu dari tiga kelompok
perlakuan (yaitu, carisoprodol 250 mg, carisoprodol 350 mg, atau plasebo)
dan di Studi 2 pasien secara acak dua kelompok perlakuan (yaitu,
carisoprodol 250 mg atau plasebo). Dalam kedua studi, pasien menerima
obat studi tiga kali sehari dan pada waktu tidur selama tujuh hari. Titik
akhir primer adalah bantuan dari mulai sakit punggung dan kesan global
perubahan, seperti yang dilaporkan oleh pasien, pada Hari Study 3. Kedua
endpoint diberi skor pada skala rating 5 poin dari 0 (hasil terburuk) ke 4
(hasil terbaik) di kedua studi. Perbandingan statistik utama adalah antara

21
carisoprodol 250 mg dan kelompok plasebo dalam kedua studi. Proporsi
pasien yang menggunakan acetaminophen bersamaan, NSAID, tramadol,
agonis opioid, relaksan otot lainnya, dan benzodiazepines serupa pada
kelompok perlakuan. Athe endpoint efikasi primer (Bantuan dari Mulai
Sakit punggung dan Global Impression of Change) dinilai oleh pasien di
Studi Day 3. endpoint ini diberi skor pada skala rating 5 poin dari 0 (hasil
terburuk) ke 4 (hasil terbaik). bMean adalah kuadrat berarti setidaknya dan
standard error (SE) dari mean. Model ANOVA digunakan untuk
perbandingan statistik utama antara carisoprodol 250 mg dan kelompok
plasebo.

Hasil Primer Khasiat endpoint


Studi Parameter Placebo Carisoprodol Carisoprodol
250 mg 350 mg
1 Jumlah pasien n=269 n=264 n=273
Bantuan dari Mulai Sakit 1.4 (0.1) 1.8 (0.1) 1.8 (0.1)
punggung, Berarti (SE)b
Perbedaan antara 0.4 0.4
carisoprodol dan Placebo, (0.2, 0.5) (0.2, 0.6)
Berarti (SE ) b (95% CI)
Global Impression of 1.9 (0.1) 2.2 (0.1) 2.2 (0.1)
Change, Berarti (SE)b
Perbedaan antara 0.2 0.3
carisoprodol dan Placebo, (0.1, 0.4) (0.1, 0.4)
Berarti (SE) b (95% CI)

2 Jumlah pasien n=278 n=269


Bantuan dari Mulai Sakit 1.1 (0.1) 1.8 (0.1)
punggung, Berarti (SE)b
Perbedaan antara 0.7

22
carisoprodol dan Placebo, (0.5, 0.9)
Berarti (SE ) b (95% CI)
Global Impression of 2.2 (0.1)
Change, Berarti (SE)b
Perbedaan antara 0.5
carisoprodol dan Placebo, (0.4, 0.7)
Berarti (SE) b (95% CI)

23
BAB IV
PENUTUP

1. Carisoprodol dipasarkan sejak tahun 1959.


2. Carisoprodol adalah obat yang bekerja di sistem saraf pusat sebagai
relaksan otot yang digunakan sebagai terapi fisik dan langkah-langkah
lain untuk menghilangkan nyeri akut, kondisi muskuloskeletal
menyakitkan. dimetabolisme di hati oleh CYP2C19 untuk membentuk
meprobamat.
3. Bahwa efek karisoprodol sebagai relaksan otot sangat singkat dan
dimetabolisme menjadi meprobamat.
4. Bahwa Meprobamat termaksud golongan psikotropika yang dapat
menimbulkan efek ketergantungan.
5. Bahwa berdasarkan laporan hasil pengawasan ditemukan banyak
pelanggaran distribusi/peredaran obat mengandung carisoprodol.
6. Badan POM menetapkan pada tanggal 27 juni 2013 mengeluarkan surat
keputusan dengan nomor HK.04.1.35.06.13.3535 TAHUN 2013 yang
memutuskan bahwa membatalkan izin edar obat yang mengandung
carisoprodol.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. BPOM Pembatalan Izin Edar Obat mengandung Carisoprodol


HK.04.1.35.06.13.3535 TAHUN 2013
2. US FDA, FDA News Release, FDA
3. WHO, medicines publication newsletter 6 november 2007
4. US Drug Administration
5. SK. BPOM. Tentang cara penarikan obat

25

Anda mungkin juga menyukai