BAB 4
ANALISIS DAN BAHASAN
4.1 Analisis
Pengembangan bisnis yang dilakukan oleh PT. Karya Pelita Properti meliputi
pengembangan dalam aspek operasional, sumber daya manusia, persaingan dan
keuangan.
4.1.1 Analisis Aspek Keuangan
4.1.1.1 Depresiasi
PT. Karya Pelita Properti untuk pengembangan usahanya menambah 12 alat
berat untuk menghitung nilai manfaatnya, saat ini menggunakan metode garis lurus
yang perhitungan nya dapat dilihat sebagai berikut :
1. 2 Unit Backhoe Loader
Dengan nilai investasi sebesar Rp.2.272.201.440 untuk 1 unit pihak PT. Karya
Pelita Properti menetapkan untuk umur investasi selama 5 tahun depresiasi
dengan nilai sisa Rp. 0,- Nilai depresiasi dihitung dengan menggunakan
Metode Depresiasi Garis Lurus (Straight Line Depreciatio Methode) yaitu :
Depresiasi = Rp. 2.272.201.440 Rp.0.00
5 tahun
= Rp. 454.440.288
2. 2 Unit Wheel Loader Caterpillar R 924 K
Dengan nilai investasi sebesar Rp3.735.200.000 untuk 1 unit pihak PT. Karya
Pelita Properti menetapkan untuk umur investasi selama 5 tahun depresiasi
dengan nilai sisa Rp. 0,- Nilai depresiasi dihitung dengan menggunakan
Metode Depresiasi Garis Lurus (Straight Line Depreciatio Methode) yaitu :
Depresiasi= Rp3.735.200.000 Rp.0.00
5 tahun
= Rp747.040.000
Dari perhitungan analisa Payback period dapat diketahui bahwa jangka waktu
pengembalikan modal investasi adalah pada masuk tahun keempat yaitu 3 tahun 10
bulan, maka analisa Payback period dari bisnis ini memenuhi syarat yang telah
ditentukan managemen PT. Karya Pelita Properti (Payback Period) dibawah 5tahun.
2. Wheel Loader Caterpillar R 924 K
Pada Payback period dilakukan analisa perhitungan untuk mengetahui lamanya
waktu pengembalian modal investasi yaitu terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8 Payback Periode Wheel Loader
2 buah Wheel Loader Caterpillar R 924 K
Awal Kas Jangka Waktu
Tahun Nilai Sekarang Kumulatif pengembalian
Rp
0 7,470,400,000
Rp
1 Rp 1,652,868,000 5,817,532,000 1
Rp
2 Rp 1,652,868,000 4,164,664,000 2
Rp
3 Rp 1,652,868,000 2,511,796,000 3
Rp
4 Rp 1,652,868,000 858,928,000 4
40
Rp
5 Rp 1,652,868,000 (793,940,000) 0.6
Tahun
Pengembalian 4.6
Sumber: Pengolahan data, 2015
Dari perhitungan analisa Payback period dapat diketahui bahwa jangka
waktu pengembalikan modal investasi adalah pada masuk tahun kelima yaitu 4
tahun 6 bulan, maka analisa Payback period dari bisnis ini memenuhi syarat yang
telah ditentukan managemen PT. Karya Pelita Properti (Payback Period) dibawah 5
tahun.
penelitian ini dipengaruhi oleh faktor diskonto 7.5% sesuai dengan suku bunga yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) Rate.
Tabel 4.12 NPV Backhoe Loader
penelitian ini dipengaruhi oleh faktor diskonto 7.5% sesuai dengan suku bunga yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) Rate.
Tabel 4.14 NPV BullDozer
penelitian ini dipengaruhi oleh faktor diskonto 7.5% sesuai dengan suku bunga yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) Rate.
Tabel 4.16 NPV Excavator
Saat ini, lokasi operasi perusahaan berada di Jalan Kosambi Baru Raya No. 76,
Jakarta Barat. Dilihat dari alamat perusahaan, lokasi perusahaan sudah cukup
strategis, terutama di daerah Jakarta Barat. Dari hasil analisa yang dijalankan,
ditemukan beberapa titik di Jakarta Barat memang sedang menjalankan
pembangunan kemudian beberapa proyek cluster perumahan di daerah ciledug
dengan nama proyek Riverview Village dan Setiabudi 10 di daerah ciledug . Hal
tersebut membuat lokasi perusahaan saat ini sudah strategis dan untuk
pengembangannya, tidak perlu ada perubahan lokasi operasi.
2. Volume operasi
Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan,
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas. Saat ini volume operasi
perusahaan dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.27 Volume Operasi Backhoe Loader
Sebelum Sesudah
Nama JCB DER 3 CX SITEMASTER John Deere 410L TMC
Kapsitas 0.3 1 M3 0.3 1.3 M3
Deskripsi Daya angkut dan kapasitas yang di miliki mesin baru lebih
besar sehingga lebih efisien dan torsi yang dimiliki John Deere
410L TMC ini lebih besar sehingga memungkinkan
mengangkat beban yang lebih besar dibandingkan JCB DER 3
CX SITEMASTER
Sumber: Pengolahan data, 2015
Tabel 4.28 Volume Operasi Wheel Loader
Sebelum Sesudah
Nama Komatsu R WA300-3E Caterpillar R 924 K
Kapasitas 1.5 M3 2.5 M3
Deskripsi Kapasitas yang di miliki Caterpillar lebih besar dan
torsi nya juga lebih besar sehingga memungkin kan bagi
caterpillar R 924 K menggali lebih cepat, membawa
beban yang lebih berat dan memuat lebih banyak, di
bandingkan Komatsu R WA300-3E
Sumber: Pengolahan data, 2015
Tabel 4.29 Volume Operasi BullDozer
Sebelum Sesudah
Nama John Deere 450J Komatsu D20A7
Kapasitas 200 HP 320 HP
Deskripsi Tenaga yang dimiliki oleh Komatsu D20A7 lebih besar
50
JCB DER 3 CX 4 0 4
Backhoe
SITEMASTER
Loader John Deere 410L TMC 0 2 2
Komatsu R WA300-3E 4 0 4
Wheel Caterpillar R 924 K 0 2 2
Loader
Excavator
KOBELCO TOR 0 2 2
SK200-8+BREAKER
Total Alat Berat 24
b. Direktur Operasional
Tugas seorang Direktur Operasional adalah mengawasi jalannya pembanguan,
pembebeasan lahan, hubungan dengan supplier, mengatur tender.
c. Direktur Investor Relation
Tugas Direktur Investor Relation adalah mewakili direksi dalam hubungannya
dengan pihak investor dan pemegang saham.
d. Manager keuangan
Tugas seoarang manager keuangan adalah memeriksa, merencanakan,
menganggarkan, mengelola dan mengaudit data keuangan perusahaan.
e. Manager investor relation
54
k. Divisi Pengembangan
Tugas divisi ini adalah membuat program pelatihan atau pengembangan untuk
staf dan Melakukan evaluasi terhadap realisasi rencana kerja dan seluruh
kegiatan pendidikan dan pelatihan BPSDM (Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia) serta mengupayakan tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut.
4.1.3.2 Operator Alat Berat
Berikut adalah rincian jumlah operator alat berat yang diperlukan untuk
mengoperasikan alat berat. Jumlah dan operator alat berat harus disesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan klasifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
Tabel 4.34 Tenaga Kerja
Jenis Tipe Jumlah Operator
JCB DER 3 CX 8
Backhoe Loader
SITEMASTER
John Deere 410L TMC 4
Komatsu R WA300-3E 8
Wheel Loader Caterpillar R 924 K 4
Total Operator 56
Sumber: Pengolahan data, 2015
Menurut hasil analisa yang dijalankan , 1 alat berat di operasikan oleh 2
operator yang bertujuan untuk Mengoptimalkan waktu dan proses pengerjaan sesuai
dengan jadwal kerja yang di berikan oleh pihak penyewa alat berat.
Jika di tinjau dari segi investasi maka dengan umur pakai alat berat yang bisa
mencapai 50 tahun maka perusahaan akan mendapatkan modal kembali sebelum
umur atau masa hidup produk ini berakhir.
3. Pangsa pasar
Pangsa pasar untuk penyewaan alat berat di Indonesia semakin meningkat
setiap tahunnya, seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur yang
terjadi saat ini bisa menjadi peluang untuk perusahaan mengembangkan jangkauan
usahanya.
Pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama pemerintah saat ini yang
semula anggaran RAPBN untuk infrastruktur Rp 190 triliun naik menjadi Rp 290
triliun. Saat ini rencana pemerintah adalah untuk membangun 2.650 KM jalan baru,
15 bandara baru, proyek pembangkit listrik 35.000 MW yang di rencanakan
pemerintah 5 tahun ke depan, merupakan indikasi bahwa jumlah permintaan akan
penyewaan alat berat akan meningkat dalam 5 tahun ke depan.
Berikut ini adalah analisis lima kekuatan Porter PT. Karya Pelita Properti:
Gambar 4.2 Model Lima Kekuatan Porter PT. Karya Pelita Properti
Sumber: Fred R. David (2010:146) dan dikembangkan oleh peneliti
1. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Di dalam industri konstruksi ini, terdapat beberapa perusahaan yang juga
menyewakan alat berat seperti yang dilakukan juga oleh PT. Karya Pelita
Properti. Hal itu menjadikan mereka pesaing utama PT. Karya Pelita Properti.
Para pesaing tersebut adalah: PT. Indotruck Pratama dan PT. Talindo Citra
Pratama.
2. Potensi Masuknya Pesaing Baru
Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer operasonal PT. Karya Pelita
Properti, Ibu Riza, untuk saat ini pesaing baru belum teridentifikasi oleh
60
perusahaan, karena Besarnya modal awal yang dibutuhkan dan harus memiliki
relasi yang kuat, sehingga tidak mudah mendirikan usaha di bidang konstruksi.
I II III
Kuat Tumbuh dan Tumbuh dan Membangun Pertahankan dan
membangun Pelihara
3.0
2.8
Sedang
IV V VI
Tumbuh dan Pertahankan dan Pelihara Panen dan Divestasi
2.0
membangun
Rendah
VII VIII IX
Pertahankan dan Panen dan Divestasi Panen dan Divestasi
1.0 Pelihara
Gambar Gambar 4.3 Matriks Internal Eksternal
Sumber: Pengolahan data, 2015
Berdasarkan analisis dari Matriks IE pada gambar diatas dapat dilihat bahwa
PT. Karya Pelita Properti berada di antara kuadran IV dan V. Pada kuadran IV yang
berarti perusahaan tumbuh dan membangun, sedangkan kuadran V berarti
perusahaan harus mempertahankan dan pelihara. Terdapat tiga strategi intensif yaitu
penetrasi pasar, pengembangan pasar dan, pengembangan produk. Strategi penetrasi
pasar :
1. Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar bisa dilakukan dengan cara merambah segmen baru yaitu
menyewakan alat berat untuk pengerjaan infrastruktur seperti jalan, jembatan
dll.
2. Pengembangan pasar
62
3. Pengembangan Jasa
Strategi pengembangan jasa yang dapat dilakukan PT. Karya Pelita Properti
adalah penawaran harga sewa yang kompetitif dengan peralatan baru serta
regulasi yang lebih dipermudah dan tepat waktu dalam proses mobilisasi alat
berat.