ABSTRAKSI
I. ANALISIS SITUASI
Bangunan drainase merupakan bangunan air yang ditujukan untuk
mengendalikan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, aliran air dari
hulu dan hilir pada suatu kawasan, salah satunya kawasan pemukiman.
Pengendalian kelebihan air dilakukan melalui upaya meresapkan, dan
mengalirkan air ke suatu tempat namun dengan tidak menimbulkan dampak
negatif yang baru (dampak negatif yang seminimal mungkin). Agar dalam
1
Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal
TINJAUAN PUSTAKA
BANJIR RANCANGAN DEBIT
Kapasitas saluran drainase dihitung dari jumlah debit air hujan dan
debit air kotor yang dihasilkan oleh suatu daerah kajian, yang selanjutnya
disebut dengan debit banjir rancangan. Debit banjir rancangan hasil
perhitungan ditambah dengan 10% kandungan sedimen yang terdapat
dalam aliran banjir. Sehingga didapatkan rumus sebagai berikut:
QRanc = 1,1 x Qbanjir
QRanc = 1,1 x ( Q1 + Q2 )
Keterangan : Q1 = debit banjir akibat air hujan
2
Ringkasan judul artikel| nama penulis 1 |nama penulis 2
3
Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal
2. Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran adalah perbandingan antara jumlah air yang mengalir
di permukaan akibat hujan (limpasan) pada suatu daerah dengan jumlah
curah hujan yang turun di daerah tersebut. Angka Guna
Jenis Permukaan/Tata koefisien
Tanah tersebut
Koefisien Pengaliran
4
Ringkasan judul artikel| nama penulis 1 |nama penulis 2
ANALISA HIDROLIKA
Besar kapasitas saluran drainasi dihitung berdasarkan kondisi steady flow
menggunakan rumus Manning (Ven.Te Chow, 1989) :
Q=V.A
V = 1/n . R2/3 . S1/2
Keterangan : Q = debit air (m3/dt)
V = kecepatan aliran (m/dt)
A = luas penampang basah (m2)
n = koefisien kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis (m)
S = Kemiringan dasar saluran
5
Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal
T
2 0
B
0 , A C
% 2 D 0
,
8 0D O
5 y
0 ,
% 8 D
D
Tabel 6. Unsur-unsur geometris penampang lingkaran
Luas (A) Keliling Basah (P) Lebar puncak (T)
ANALISA HIDROLOGI
KETERSEDIAAN DATA CURAH HUJAN
Data curah hujan diperlukan untuk perhitungan curah hujan
rancangan. Data yang digunakan adalah data curah hujan tahun 1998
6
Ringkasan judul artikel| nama penulis 1 |nama penulis 2
hingga tahun 2007 (10 tahun) dari stasiun curah hujan yang mempengaruhi
daerah kajian.
Ada beberapa stasiun yang mempengaruhi daerah kajian yang
terletak di Desa Tirtomoyo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, yaitu
Stasiun Hujan Singosari, Ciliwung dan Jabung. Berdasarkan metode Poligon
Thiessen yang digunakan untuk menentukan stasiun yang mempengaruhi
daerah kajian, maka didapatkan hanya dua stasiun yang mempengaruhi,
yaitu stasiun hujan Ciliwung dan Singosari.
Sehingga nilai koefisen Thiessen untuk masing-masing stasiun hujan
tersebut, sebagai berikut:
Tabel 7. Koefisien Thiessen
Tahun Bulan Tanggal Sta. Ciliwung Sta. Singosari Sta. Jabung
No. Sta Luas (m2) Prosentase
Des 28 87 68 30
1998 Feb 7 0 108 38
1 Ciliwung 812,148 55.51%
Mar 26 23 1 92
2 Singosari 650,919 44.49%
Des 7 125 9 55
1999 Apr 7 0 102 15
3 Jabung 0.00%
April 11 0 69 84
Total 1,463,067 100.00%
Nov 10 83 30 93
Sumber: Hasil Perhitungan 2000 Des 11 0 125 32
Jan 7 0 0 127
Data hujan dari masing-masing stasiun untuk 10 tahun adalah sebagai Mar 26 97 20 47
2001 Jan 21 64 80 3
berikut: Feb 6 33 10 158
Tabel 8. Data Curah Hujan Maksimum Stasiun Ciliwung, Singosari dan Jabung
2002
Mar 18 96 9 0
Jan 24 85 88 4
Tahun Bulan Tanggal Sta. Ciliwung Sta. Singosari Sta. Jabung Tahun Bulan Tanggal Sta. Ciliwung Sta. Singosari Sta. 101
Jabung
Nov 19 0 0
Des 28 87 68 30
Des
Des 28
30 87
118 68
6 30
0
1998 Feb 7 0 108 38 2003 Mar 10 32 74 8
Mar 26 23 1 92
1998 Feb 7 0 108 38
Nov 17 40 1 115
Des 7 125 9 55 Mar
Mar 26
15 23
167 1
62 92
0
1999 Apr 7 0 102 15 2004 Jan 7 47 78 66
Des 7 125 9 55
April 11 0 69 84 Mar 30 31 3 83
1999 Apr 7 0 102 15
Nov 10 83 30 93 Juni 21 104 5 19
2000 Des 11 0 125 32 2005 April
Juni 11
4 00 69
74 84
0
Jan 7 0 0 127 des
Nov 31
10 9
83 17
30 75
93
Feb 6 104 47 0
Mar 26 97 20 47 2000
2006 Des 11 0 125 32
2001 Apr 10 50 105 12
Jan 21 64 80 3
Jan
Mei 7
25 00 00 127
75
Feb 6 33 10 158
Mar
Mar 13
26 118
97 3
20 0
47
Mar 18 96 9 0 2007 Juni 1 7 35 0
2002 Jan 24 85 88 4 2001 Jan 21 64 80 3
Mar 26 0 3 68
Nov 19 0 0 101 Feb Pengairan
Sumber: Dinas 6 Kabupaten
33Malang 10 158
Des 30 118 6 0
Mar 18 96 9 0
UJI2003 Mar
Nov
10
KONSISTENSI
17
32
40
DATA 74CURAH
1
8
115
HUJAN2002 Jan 24 85 88 4
2004
Berikut
Mar
Jan
15
7
curah167
47
hujan maksimum
62
78
0
66
di masing-masing
Nov 19 stasiun.
0 0 101
Des 30 118 6 0
Tabel 9.MarCurah
30 Hujan31Maksimum
3 Harian83Tiga Stasiun
2003
yang Mempengaruhi Daerah Kajian
Tahun Sta. Ciliwung Mar
Sta. Singosari Sta. Jabung
10 32 74 8
Juni 21 104 5 19
2005 Juni 4 0 1998
74 87 0 108 Nov
92 17 40 1 115
1999 125 102 84
Mar 15 167 62 0
des 31 9 17 75
2000 83 125 127
Feb 6 104 47 0 2004 Jan 7 47 78 66
2001 97 80 158
2006 Apr 10 50 105 12
2002 96 88 Mar
101 30 31 3 83
Mei 25 0 0 75
2003 118 74 115
Juni 21 104 5 19
Mar 13 118 3 0
2004 167 78 83
2007 Juni 1 7 35 2005 Juni 4 0 74 0
2005 1040 74 75
Mar 26 0 3
2006 10468 105 des
75 31 9 17 75
Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Malang 2007 118 35 68
Feb 6 104 47 0
Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Malang
2006 Apr 10 50 105 12
Uji konsistensi dilakukan pada setiap stasiunMei 25 terhadap 0 dua
0 stasiun
75
yang lain. Data dianggap konsisten ketika R 2 mencapai
Mar 13 angka
118 minimal
3 99%.
0
2007 Juni 1 7 35 0
Berikut uji konsistensi untung masing-masing stasiun:
Mar 26 0 3 68
1. Uji Konsistensi Stasiun Ciliwung terhadap
Sumber:Stasiun Singosari
Dinas Pengairan Kabupaten Malang dan Jabung
Tabel 10. Uji Konsistensi Stasiun Ciliwung terhadap Stasiun Singosari dan Jabung
7
Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal
Curah Hujan Harian Maksimum (mm) Rerata Stasiun Kumulatif Stasiun
Tahun
Sta. Ciliwung Sta. Singosari Sta. Jabung Singosari dan Jabung Sta. Ciliwung Referensi
1998 87 108 92 100 87 100
1999 125 102 84 93 212 193
2000 83 125 127 126 295 319
2001 97 80 158 119 392 438
2002 96 88 101 94.5 488 532.5
2003 118 74 115 94.5 606 627
2004 167 78 83 80.5 773 707.5
2005 104 74 75 74.5 877 782
2006 104 105 75 90 981 872
2007 118 35 68 51.5 1099 923.5
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 2. Grafik Uji Konsistensi Stasiun Ciliwung terhadap stasiun Singosari dan Jabung
Grafik Uji Konsistensi Stasiun Ciliwung terhadap
Stasiun Singosari dan Stasiun Jabung
1200
800
600
400
200
0
87 212 295 392 488 606 773 877 981 1099
Dari gambar 2 dan tabel 10 menunjukkan bahwa data curah hujan yang
berada di stasiun Ciliwung konsisten terhadap dua stasiun yang lain,
yaitu menghasilkan angka R2 = 99,0%, artinya 99,0% data konsisten.
2. Uji Konsistensi Stasiun Singosari terhadap Stasiun Ciliwung dan Jabung
Tabel 11. Uji Konsistensi Stasiun Singosari terhadap Stasiun Ciliwung dan Jabung
Curah Hujan Harian Maksimum (mm) Rerata Stasiun Ciliwung Kumulatif Stasiun
Tahun
Sta. Singosari Sta. Ciliwung Sta. Jabung dan Jabung Sta. Singosari Referensi
1998 108 87 92 89.5 108 89.5
1999 102 125 84 104.5 210 194
2000 125 83 127 105 335 299
2001 80 97 158 127.5 415 426.5
2002 88 96 101 98.5 503 525
2003 74 118 115 116.5 577 641.5
2004 78 167 83 125 655 766.5
2005 74 104 75 89.5 729 856
2006 105 104 75 89.5 834 945.5
2007 35 118 68 93 869 1038.5
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 3. Grafik Uji Konsistensi Stasiun Singosari terhadap stasiun Ciliwung dan Jabung
Grafik Uji Konsistensi Stasiun Singosari terhadap
Stasiun Ciliwung dan Stasiun Jabung
1200
y = 107,4x - 12,56
R = 0,998
1000
Kumulatif Stasiun Referensi
800
600
400
200
0
108 210 335 415 503 577 655 729 834 869
Dari gambar 3 dan tabel 11 menunjukkan bahwa data curah hujan yang
berada di stasiun Singosari konsisten terhadap dua stasiun yang lain,
yaitu menghasilkan angka R2 = 99,8%, artinya 99,8% data konsisten.
3. Uji Konsistensi Stasiun Jabung terhadap Stasiun Singosari dan Ciliwung
Tabel 12. Uji Konsistensi Stasiun Jabung terhadap Stasiun Ciliwung dan Singosari
8
Ringkasan judul artikel| nama penulis 1 |nama penulis 2
Curah Hujan Harian Maksimum (mm) Rerata Stasiun Ciliwung Kumulatif Stasiun
Tahun
Sta. Jabung Sta. Ciliwung Sta. Singosari dan Singosari Sta. Jabung Referensi
1998 92 87 108 97.5 92 97.5
1999 84 125 102 113.5 176 211
2000 127 83 125 104 303 315
2001 158 97 80 88.5 461 403.5
2002 101 96 88 92 562 495.5
2003 115 118 74 96 677 591.5
2004 83 167 78 122.5 760 714
2005 75 104 74 89 835 803
2006 75 104 105 104.5 910 907.5
2007 68 118 35 76.5 978 984
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 4. Grafik Uji Konsistensi Stasiun Jabung terhadap stasiun Ciliwung dan Singosari
Grafik Uji Konsistensi Stasiun Jabung terhadap
Stasiun Singosari dan Ciliwung
1200
y = 98,91x + 8,2
1000
R = 0,999
Kumulatif Stasiun Referensi
800
600
400
200
0
92 176 303 461 562 677 760 835 910 978
Dari gambar 4 dan tabel 12 menunjukkan bahwa data curah hujan yang
berada di stasiun Singosari konsisten terhadap dua stasiun yang lain,
yaitu menghasilkan angka R2 = 99,9%, artinya 99,9% data konsisten.
CURAH HUJAN RERATA DAERAH
Curah hujan rerata daerah didapatkan dengan menggunakan Metode
Thiessen dan didapatkan koefisien Thiessen pada tabel 12..
Sta. Ciliwung Sta. Singosari Sta. Jabung
CH
Tahun Bulan Tanggal Koef. Thiessen 55.51% Koef. Thiessen 44.49% Koef. Thiessen 0.00% CH * koef
Maksimum
CH CH*koef CH CH*koef CH CH*koef
Des 28 87 48.29 68 30.25 30 0 78.55 78.547
1998 Feb 7 0 0.00 108 48.05 38 0 48.05
Mar 26 23 12.77 1 0.44 92 0 13.21
Des 7 125 69.39 9 4.00 55 0 73.39 73.392
1999 Apr 7 0 0.00 102 45.38 15 0 45.38
April 11 0 0.00 69 30.70 84 0 30.70
Nov 10 83 46.07 30 13.35 93 0 59.42 59.420
2000 Des 11 0 0.00 125 55.61 32 0 55.61
Jan 7 0 0.00 0 0.00 127 0 0.00
Mar 26 97 53.84 20 8.90 47 0 62.74 71.118
2001 Jan 21 64 35.53 80 35.59 3 0 71.12
Feb 6 33 18.32 10 4.45 158 0 22.77
Mar 18 96 53.29 9 4.00 0 0 57.29 86.335
2002 Jan 24 85 47.18 88 39.15 4 0 86.33
Nov 19 0 0.00 0 0.00 101 0 0.00
Des 30 118 65.50 6 2.67 0 0 68.17 68.171
2003 Mar 10 32 17.76 74 32.92 8 0 50.69
Nov 17 40 22.20 1 0.44 115 0 22.65
Mar 15 167 92.70 62 27.58 0 0 120.29 120.285
2004 Jan 7 47 26.09 78 34.70 66 0 60.79
Mar 30 31 17.21 3 1.33 83 0 18.54
Juni 21 104 57.73 5 2.22 19 0 59.95 59.955
2005 Juni 4 0 0.00 74 32.92 0 0 32.92
des 31 9 5.00 17 7.56 75 0 12.56
Feb 6 104 57.73 47 20.91 0 0 78.64 78.641
2006 Apr 10 50 27.75 105 46.71 12 0 74.47
Mei 25 0 0.00 0 0.00 75 0 0.00
Mar 13 118 65.50 3 1.33 0 0 66.84 66.836
2007 Juni 1 7 3.89 35 15.57 0 0 19.46
Mar 26 0 0.00 3 1.33 68 0 1.33
Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 13. Curah Hujan Maksimum Rerata Daerah
CURAH HUJAN RENCANA
PEMILIHAN DISTRIBUSI FREKUENSI
9
Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal
10
Ringkasan judul artikel| nama penulis 1 |nama penulis 2
11
Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal
Tabel 20. Perhitungan Uji Distribusi dengan Metode Chi-Square untuk Distribusi Frekuensi
Metode Gumbel
P Tr R
No. Mean St. Dev Yt K
(%) (tahun) (mm)
1 20 5.0 76.27 17.6036 1.500 1.050 94.754
2 40 2.5 76.27 17.6036 0.672 0.222 80.174
3 60 1.7 76.27 17.6036 0.087 -0.363 69.889
4 80 1.3 76.27 17.6036 -0.476 -0.926 59.972
Sumber: Hasil Perhitungan
12
Ringkasan judul artikel| nama penulis 1 |nama penulis 2
Uji Chi-Square
Distribusi
2 hitung 2 kritis 2 maks - 2 kritis Hipotesa
Gumbel 5.13 P maks < P kritis Diterima
7,82
Log Pearson Type III 1.53 P maks < P kritis Diterima
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa distribusi
frekuensi metode Gumbel dan Log Pearson Type III lolos analisa
kesesuaian distribusi dan hasil analisa distribusi frekuensi dari kedua
metode ini dapat digunakan. Kriteria yang digunakan untuk memilih curah
hujan rencana yang digunakan dalam perhitungan debit rencana, yaitu nilai
yang tertinggi. Nilai tertinggi terdapat pada Metode Gumbel. Untuk saluran di
dalam pemukiman menggunakan kala ulang 5 tahunan, yaitu sebesar 94,22
mm; sedangkan untuk saluran di Jalan Utama menggunakan kala ulang 10
tahunan, yaitu sebesar 107,16 mm.
200,000
20 0.3333 90.141 115.380 150,000 5 th
30 0.5 68.790 88.051 100,000
25 tahun
Durasi (jam)
KOEFISIEN PENGALIRAN
Area perencanaan desa Tirtomoyo, Kecamatan Pakis,
Kabupaten Malang adalah lahan berupa perumahan yang terdiri dari
rumah dengan kepadatan 20-60 rumah per hektar dan jalan beraspal.
Sehingga koefisien pengaliran yang diambil, yaitu
Area pemukiman : 0,65
Jalan aspal : 0,85
Taman :0,15
13
Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal
t0 Jalan :
tc Blok :
tc = 12,37 + 1,8 = 14,17 menit = 0,240 jam
tc Jalan :
tc = 1,86 + 1,8 = 3,66 menit = 0,061 jam
Dari kedua waktu konsentrasi di atas, dipilih waktu terlama untuk
digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Tc yang dipakai adalah 0,240
jam.
Setelah menghitung waktu konsentrasi, langkah berikutnya adalah
menghitung intensitas curah hujan sesuai dengan curah hujan rancangan
yang telah dihitung sebelumnya yaitu sebesar 125 mm, tc = 0,240 jam.
14
Ringkasan judul artikel| nama penulis 1 |nama penulis 2
Dari nilai C, I, dan A yang telah dicari, maka debit pada saluran tersebut
dapat dihitung sebagai berikut:
Qair hujan = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,73 x 145,17 x 5,19 x 10-3
= 0,152 m3/dt
Dalam hal ini saluran A menampung 10 unit rumah dengan luas
tanah 15 x 20 m2, jika setiap rumah dihuni 5 orang, maka saluran A
menampung air kotor dari 50 orang. Untuk Q = 100 lt/orang/hari = 100 / ( 24
* 3600 ) = 0,93 x 10-3 lt/orang/dtk
= 0,93 x 10-6 m3/orang/dtk
Qd = Pn.Q.K
Qd = 50 x 0,93 x 10-6 x 0,75= 3,49 x 10-5 m3 / dtk
Jika sudah pada tahap ini maka debit untuk saluran A adalah jumlah debit
blok akibat air hujan dan debit air kotor yang sudah dihitung sebelumnya.
Disini didapat debit total saluran A yaitu sebesar 0,167 m 3/dt.
PENDIMENSIAN
Pendimensian pada saluran tersier dan saluran sekunder
menggunakan penampang lingkaran berbahan beton NRCP untuk saluran
samping dan RCP untuk gorong-gorong. Sedangkan pada saluran primer
terbuka menggunakan penampang trapesium dengan dasar tanah, dan
menggunakan penampang lingkaran berbahan beton RCP untuk gorong-
gorong. Koefisien kekasaran Manning yang dipakai adalah 0,013.
Karena direncanakan memakai gorong-gorong berbentuk lingkaran
maka unsur-unsur geometrisnya pun harus disesuaikan dengan bentuk
penampang.
Diketahui pada perhitungan debit sebelumnya bahwa saluran A
mempunyai debit sebesar 0,167 m 3/dt. Jika kemiringan saluran diasumsikan
sebesar 0,025 atau 2,5% sementara nilai kekasaran Manning (n) = 0,013.
Maka berikut adalah langkah-langkah untuk mencari berapa diameter
saluran yang dibutuhkan :
15
Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal
KESIMPULAN
16