Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kegawatdaruratan


Kegawatdaruratan adalah kejadian tidak terduga yang memerlukan tindakan
segera. Lebih lengkapnya konsep kegawatdaruratan adalah suatu kondisi dimana
seseorang membutuhkan pertolongan dengan segera untuk mempertahankan hidup dan
mengurangi resiko kematian dan kecacatan. Kegawatdaruratan dapat terjadi baik pada
penanganan obstetric maupun neonatal.
Kegawatdaruratan dalam obstetri adalah keadaan gawat yang dapat berasal dari
maternal dan janin. Hal tersebut memaksa dokter mengambil sikap agar dapat
menyelamatkan ibudan janin atau salah satunya dalam waktu relatif singkat sehingga
tidak timbul bahaya maternal atau perinatal yang lebih besar. (Manuaba, 2007)
Kegawatdaruratan dalam kebidanan adalah kegawatan yang terjadi pada wanita
hamil, melahirkan dan nifas. Kegawatdaruratan dalam kebidanan dapat terjadi secara
tiba-tiba, bisa disertai dengan kejang atau dapat terjadi sebagai akibat dari komplikasi
yang tidak dikelola atau dipantau dengan tepat. (Anik Maryunani, 2009)
Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat dan tepat serta
harus dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama menemukan/mengetahui (orang
awam, perawat, para medis, dokter), baik didalam maupun diluar rumah sakit karena
kejadian ini dapat terjadi setiap saat dan menimpa siapa saja.
Dalam upaya menentukan sikap, kita perlu memerhatikan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Keadaan maternal dan keadaan perinatal pada saat pertama diterima
2. Fasilitas yang tersedia pada pusat pertolongan primer
a. Kemampuan tenaga kesehatan yang akan mmelakukan pertolongan primer
dan lanjutan
b. Fasilitas alat-alat yang tersedia
c. Jarak pusat konsultasi terdekat yang dapat memberikan pertolongan yang
lebih baik
3. Hasil pemeriksaan pertama harus sudah dapat menentukan :
a. Hal hal yang menjadi indikasi untuk mengambil tindakan primer
b. Syarat yang tersedia pada keadaan maternal atau keadaan perinatal
c. Fasilitas yang tersedia untuk dapat memberikan pertolongan yang adekuat
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pertimbangkan fasilitas yang tersedia dan
jarak tempat konsultasi yang terdekat sehingga pertolongan yang dapat
diberikan sebagai berikut :
a. Mengambil tindakan medis yang diperlukan dengan segera karena
keadaan darurat tidak dapat ditunda
b. Memberikan pertolongan pertama sehingga keadaan umum menjadi
lebih baik untuk :
- Melakukan rujukan ke pusat pertolongan yang lebih lengkap
- Menerima tindakan medis yang diperlukan sebagai tindakan
definitif
- Melakukan langkah persiapan medis khusus dalam perjalanan
sehingga keadaan tidak bertambah buruk selama perjalanan atau
mempersiapkan pertolongan yang diperlukan
- Melakukan pertolongan konservatif karena keadaannya tidak
memaksa untuk mengambil sikap segera sambil menunggu
keadaan yang lebih baik

2.2 Tanda dan gejala kegawatdaruratan


Kata triase (triage) berarti memilih. Jadi triase adalah proses skrining secara cepat
terhadap semua anak sakit segera setelah tiba di rumah sakit untuk mengidentifikasi
ke dalam salah satu kategori berikut:
Dengan tanda kegawatdaruratan (EMERGENCY SIGNS): memerlukan
penanganan kegawatdaruratan segera.
Dengan tanda prioritas (PRIORITY SIGNS): harus diberikan prioritas dalam
antrean untuk segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan tanpa ada
keterlambatan.
Tanpa tanda kegawatdaruratan maupun prioritas: merupakan kasus NON-
URGENT sehingga dapat menunggu sesuai gilirannya untuk mendapatkan
pemeriksaan dan pengobatan.
Tanda kegawatdaruratan, konsep ABCD:
Airway. Apakah jalan napas bebas? Sumbatan jalan napas (stridor)
Breathing. Apakah ada kesulitan bernapas? Sesak napas berat (retraksi dinding dada,
merintih, sianosis)?
Circulation. Tanda syok (akral dingin, capillary refill > 3 detik, nadi cepat
dan lemah).
Consciousness. Apakah anak dalam keadaan tidak sadar (Coma)? Apakah kejang
(Convulsion) atau gelisah (Confusion)?
Dehydration. Tanda dehidrasi berat pada anak dengan diare (lemah, mata cekung,
turgor menurun).
Pengkajian awal kasus kegwatdaruratan kebidanan
a. Jalan nafas dan pernafasan
Perhatikan adanya sianosis, gawat nafas, lakukan pemeriksaan pada kulit : adakah
pucat, suara paru : adakah wheezing, sirkulasi tanda tanda syok, kaji kulit(dingin),
nadi (cepat >110x/menit dan lemah), tekanan darah (rendah, sistolik <90mmHg).
b. Perdarahan pervaginam
Bila ada perdarahan pervaginam, tanyakan : apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan,
riwayat persalinan sebelumnya dan sekarang, bagaimana proses kelahiran plasenta,
kaji kondisi vulva (jumlah darah yang keluar, plasenta tertahan), uterus (adakah atonia
uteri), kondisi kandung kemih (apakah penuh).
c. Klien tidak sadar atau kejang
Tanyakan pada keluarga, apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan. Periksa : tekanan
darah (tinggi, diastolik >90mmHg), temperatur (lebih dari 380C).
d. Demam yang berbahaya
Tanyakan apakah ibu lemah, lethargi, sering nyeri saat berkemih. Periksa : temperatur
(lebih dari 390C), tingkat kesadaran, kaku kuduk, paru-paru (pernafasan dangkal),
abdomen (tegang), vulva(keluar cairan purulen), payudara bengkak.
e. Nyeri Abdomen
Tanyakan apakah ibu sedang hamil dan usia kehamilan. Periksa tekanan darah, nadi,
temperatur dan uterus (status kehamilan)
f. Perhatikan tanda tanda : keluaran darah, adanya kontraksi, pucat, lemah, pusing,
sakit kepala, pandangan kabur, pecah ketuban, demam dan gawat nafas.
Anak dengan tanda gawat-darurat memerlukan tindakan kegawatdaruratan segera untuk
menghindari terjadinya kematian.
Kita juga dapat menilai tanda dan gejala dari kegawatdaruratan dengan melihat apakah pasien
dalam keadaan koma, kejang, atau dehidrasi.
1) Apakah anak koma? Periksa tingkat kesadaran dengan skala AVPU:
A: sadar (alert)
V: memberikan reaksi pada suara (voice)
P: memberikan reaksi pada rasa sakit (pain)
U: tidak sadar (unconscious)
Jika anak tidak sadar, coba untuk membangunkan anak dengan berbicara atau
mengguncangkan lengan anak. Jika anak tidak sadar, tetapi memberikan reaksi terhadap
suara, anak mengalami letargis. Jika tidak ada reaksi, tanyakan kepada ibunya apakah
anak mempunyai kelainan tidur atau susah untuk dibangunkan. Lihat apakah anak
memberikan reaksi terhadap rasa sakit atau tidak. Jika demikian keadaannya berarti anak
berada dalam keadaan koma (tidak sadar) dan memerlukan pengobatan gawat darurat.
2) Apakah anak kejang? Apakah ada kejang berulang pada anak yang tidak memberikan
reaksi?
3) Apakah mata anak cekung? Tanyakan kepada ibunya apakah mata anak terlihat lebih
cekung daripada biasanya. Apakah cubitan kulit perut (turgor) kembali sangat lambat
(lebih lama dari 2 detik)? Cubit kulit dinding perut anak pertengahan antara umbilikus
dan dinding perut lateral selama 1 detik, kemudian lepaskan dan amati.
4) Pada saat melakukan penilaian tanda kegawatdaruratan, catat beberapa tanda prioritas
yang ada:
Apakah ada gangguan pernapasan (tidak berat)?
Apakah anak tampak lemah(letargi) atau rewel atau gelisah?

2.3 Penyebab kegawatdaruratan

Kegawatdaruratan dapat terjadi dimana dan kapan saja. Ada banyak faktor yang
dapat menyebabkan kegawatdaruratan tersebut. Penyebab-penyebab tersebut antara
lain:
a) Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya mendadak,
tidak dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial).
b) Cedera Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1.Tempat kejadian
a. kecelakaan lalu lintas
b. kecelakaan di lingkungan rumah tangga
c. kecelakaan di lingkungan pekerjaan
d. kecelakaan di sekolah
e. kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat rekreasi,
perbelanjaan, di arena olah raga dan lain-lain.
2. Mekanisme kejadian
Cedera akibat kecelakaan dapat terjadi akibat mekanisme tertumbuk, jatuh,
terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek kimia,
fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a.Waktu perjalanan (traveling/trasport time)
b.Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain.

c) Bencana Alam
Peristiwa atau rangkaian peritiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia. Kerugian harta
benda, kerusakan Iingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan merupakan akibat
dari peristiwa tersebut.

d) Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah
satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
1. Susunan saraf pusat.
2. Pernapasan.
3. Kardiovaskuler.
4. Hati
5 Ginjal
6. Pancreas

Penyebab Kegagalan Organ :


1.Trauma/cedera
2. lnfeksi
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksia
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and
electrolit)
7. Shock
8. Perdarahan akut
9. Tumor / kanker
Kegagalan system organ susunan saraf pusat, kardiovskuler, pernapasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit),
sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam
waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik; dan Puspita Eka. 2013. ASUHAN KEGAWATDARURATAN


MATERNAL DAN NEONATAL. Jakarta : Trans Info Media.

Maryunani, Anik; dan Yulianingsih. 2009. ASUHAN KEGAWATDARURATAN DALAM


KEBIDANAN. Jakarta : Trans Info Media.

Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Sudirahayu, Wita. 2012. KONSEP KEGAWATDARURATAN.


http://wanitanyaharris.blogspot.com/2012/03/add-caption-konsep-kegawatdaruratan.html.
diakses pada tanggal

Akbar, Fredy M.Kes. 2011. Prinsip Dasar Kegawatdaruratan.


https://fredynurse.wordpress.com/2011/11/13/prinsip-dasar-kegawatdaruratan/. Diakses pada
tanggal

Margaretha, Caroline. 2013. KONSEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT.


https://carolinemargaretha.wordpress.com/2013/08/04/konsep-keperawatan-gawat-darurat/.
Diakses pada tanggal

Koibito, Andi. 2012. KONSEP DASAR PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT.


http://andikoibito.blogspot.com/2012/04/konsep-dasar-penanganan-pasien-gawat.html.
diakses pada tanggal 23 Maret 2015.

Australia, Infoxchange. 2012. HOSPITAL CARE of CHILD. http://www.ichrc.org/12-


catatan-untuk-penilaian-tanda-kegawatdaruratan-dan-prioritas. Diakses pada tanggal 23
Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai