Anda di halaman 1dari 2

Epidemiologi

Vena adalah pembuluh darah berkapasitas tinggi karena menampung hingga 70% darah pada tubuh kita.
Dibandingkan dengan arteri muskular, lapisan subendothel vena lebih tipis dan tunika media lebih
mengandung sedikit otot polos yang diselingi serabut fiber dan elastin. Vena dalam pada ekstremitas
dipompa dengan bantuan kontraksi otot otot rangka disekitarnya dan mempunya katup satu arah untuk
membantu aliran darah kembali ke jantung. Vena pada ekstremitas terdiri dari vena dalam dan vena
permukaan. Vena dalam berjalan bersama dengan arteri sementara vena permukaan berjalan di lapisan
subkutan. Vena permukaan mengalirkan darah ke vena dalam melalui beberapa penghubung. Bentuk
insufisiensi yang cukup sering terjadi adalah varises vena yang terjadi pada 10-20% populasi. Dan
mengenai wanita 2-3 kali lebih sering dibandingkan pada pria.

Etiologi & Patofisiologi

Varises vena adalah keadaan dimana vena permukaan terlihat lebih berliku liku. Varises dapat terjadi
pada bagian tubuh mana saja, namun paling sering mengenai vena saphena pada ekstremitas bawah.
Selain itu dapat terjadi di daerah anorektal sebagai hemoroid, di vena esofagus sebagai varises esofagus,
dan anyaman vena testis sebagai varikokel.

Varises terjadi karena kelemahan intrinsik dari dinding pembuluh darah. Bisa berasal dari meningkatnya
tekanan intralumen, atau dari defek kongenital pada pembuluh darah. Varises vena bisa diklasifikasikan
menjadi varises primer maupun sekunder.

1) Varises primer terjadi pada vena permukaan dan faktor yang menimbulkannya antara lain
kehamilan, berdiri terlalu lama, dan obesitas. Selama berdiri lama dan kehamilan, tekanan vena
yang tinggi berkontribusi terhadap timbulnya varises saat ada kelemahan juga pada dinding
pembuluh vena itu sendiri. Pada pasien obesitas, jaringan lemak yang mengelilingi pembuluh
vena memberikan lebih sedikit bantuan untuk memompa darah pada vena.
2) Varises sekunder terjadi jika abnormalitas pada vena dalam merupakan penyebab yang
mendasari. Hal ini dapat terjadi saat vena dalam mengalami sumbatan atau insufisiensi yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan intralumen pada pembulh vena permukaan.

Faktor Resiko

Usia > 60 tahun


Kanker
GJK
Stroke
Sindroma nefrotik
Terapi estrogen
Kehamilan dan postpartum
Obesitas
SIndrom antibodi antifosfolipid
Lupus antikoagulan
Infeksi usus
Operasi besar dengan anestesi umum > 30 menit
Operasi ortopedi
Operasi prostat terbuka
Trauma berat, trauma medula spinalis
Thrombifilia, defisiensi protein S, defisiensi protein C, defisiensi AT III, Hyoerhomosisteinemia

Temuan Klinis

Pasien dengan varises mungkin asimptomatik dan mencari pengobatan karena alasan kosmetik. Saat
gejala muncul mungkin adalah nyeri tumpul, terasa berat, dan adanya tekanan setelah berdiri cukup
lama. Insufisiensi vena permukaan yang terjadi karena adanya disfungsi katup vena dapat memunculkan
tanda edema, ulserasi kulit terutama dekat daerah angkel. Stasis varises dapat menimbulkan thrombosis
vena permukaan dan thrombus yang pecah dapat menimbulkan hematoma lokal.

Terapi

Varises vena biasa diterapi dengan cara konservatif seperti mengangkat ekstremitas lebih tinggi daripada
jantung, menghindari berdiri terlalu lama, dan menggunakan stoking. Varises yang bergejala dan
berhubungan dengan tanda insufisiensi vena mungkin akan diberikan terapi yang lebih advance seperti
sclerotherapy, ablasi thermal, atau operasi. Sclerotherapy bekerja dengan cara memasukan zat iritan
secara lokal yang akan membuat vena varises mengalami fibrosis. Ablasi thermal endovena
menggunakan laser untuk memicu thrombosis dan melenyapkan vena safena. Operasi dengan ligasi dan
pembuangan vena.

Anda mungkin juga menyukai