Anda di halaman 1dari 28

RANGKUMAN MATERI KELAS XI MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

UPTD SMKN 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG


PENGANTAR
Pada dasarnya, pelajaran seni rupa untuk kelas XI adalah lanjutan materi di kelas X. soal
soal yang akan dibuat sebenarnya adalah percampuran dari Pelajaran kelas X dan XI
(semester 1). Berikut adalah rangkuman dari materi kelas X dan XI (Semester 1) semoga
dapat membantu kalian dalam belajar Mata Pelajaran Seni Budaya. Sukses untuk kalian.
A. SENI RUPA
a. Apresiasi Seni
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin, Appretiatus yang artinya penilaian/penghargaan.
Apresiasi dilihat dari Bahasa Inggris, Appreciate, yang artinya menentukan atau
menunjukkan nilai, atau menilai, melihat bobot karya, menikmati kemudian
menyadari kepekaan rasa dan menghayati.
Mengapresiasi artinya berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap
segi-segi di dalamnya, sehingga secara sadar mampu menikmati dan menilai karya
dengan semestinya.
Apresiasi Seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati dan
penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada pembuatnya.
Secara umum, Apresiasi dapat diartikan sebagai kesadaran menilai lewat
penghayatan suatu karya seni.
Kegiatan Apresiasi yaitu melakukan pengamatanm pemahaman, penilaian atau
mengevaluasi serta mengkritik.
Kegiatan seni adalah kegiatan yang berbeda dengan kegiatan manusiawi yang lain,
karena mempunyai sifat yang khusus dan istimewa.
Kegiatan seni merupakan kegiatan member kesan tentang dunia disekitar kita lewat
sentuhan sentuhan artistik dan estetik/seni dan keindahan pada ciptaan yang ada.
Proses apresiasi terbentuk dari dua kemungkinan, yaitu Afektif dan Kreatif. Proses
apresiasi afektif terjadi apabila pengamatan seni cepat mengalami empati dan rasa
puas.
Proses apresiasi kreatif terjadi apabila pengamat seni sadar dalam melakukan
penghayatan dan penilaian serta menggunakan aspek logika dalam menentukan nilai
suatu karya seni.
Apresiasi kreatif dapat didefinisikan sebagai proses aktif dan kreatif sehingga secara
efektif pengamat dapat memahami nilai seni, yaitu untuk mengalami pengalaman
estetik.
Dalam proses apresiasi kreatif dapat melalui beberapa tahapan khusus,
antara lain :
1. Pengamatan objek karya seni
Menurut Verbeek, pengamatan bukanlah mengunakan satu indra saja, melainkan
pemberdayaan seluruh pribadi. Yang artinya: ketajaman pengamatan seseorang
tergantung pada pengetahuan pengetahuan, pengalaman, perasaan, keinginan
dan anggapan seseorang.
1 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
Pengamatan terhadap objek/hasil karya seni merupakan pengamatan terhadap
suatu objek yang terdiri atas totalitas yang penuh arti.
2. Aktivitas fisiologis
Tindakan nyata untuk melakukan sesuatu
3. Aktivitas psikologis
Terjadinya persepsi sampai dengan evaluasi kemudian timbul interpretasi
imajinatif dan dorongan berbuat kreatif
4. Aktivitas penghayatan
Terjadinya sebuah perenungan terhadap sebuah objek
5. Aktivitas penghargaan
Terjadiya sebuah evaluasi terhadap objek. Evaluasi dapat berapa saran dan
kritikan
Dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman atau kreator seni harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Konsep/gagasan
Konsep/Ide datang dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
a. Ide datang lebih awal
Ketika seniman telah memiliki ide tertentu, langkah selanjutnya baru
menentukan media, teknik dan penyelesaian ide
b. Ide datang setelah melihat media
Ketika seniman menemukan ide setelah mengamati media. Bentuk ditemukan
dari media yang ada sebagai bentuk frontal (Shape)
2. Teknik
adalah cara yang digunakan dalam membuat karya, hal ini terkait dengan media
yang dihadapi dan dikerjakan
3. Corak atau gaya
setiap daerah memiliki bentuk yang berbeda dari ragam hias dan teknik
penyelesaian karya
4. Keunikan atau ciri khusus
yang dimiliki antar daerah dan bangsa berbeda-beda
b. Unsur Unsur Seni Rupa
a. Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna,
texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai
arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus,
tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-
patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain dari garis ialah
dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode tertentu, dan lain
sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna mencapai kesan
tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun
juga agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang
ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan
warna-warnanya.
b. Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk
dari hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2 dimensi,
menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran Bidang dasar dalam seni rupa

2 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


antara lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan segi
banyak lainnya
c. Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk
plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang
terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi,
ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk
benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda
tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya
sekedar kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang
lainnya.
d. Ruang dalam arti yang luas adalah seluruh keluasan, termasuk di dalamnya hawa
udara. Dalam pengertian yang sempit ruang dibedakan menjadi dua, yaitu ruang
negatif dan ruang positif. Ruang negatif adalah ruang yang mengelilingi wujud
bentuk, sedang ruang positif adalah ruang yang diisi atau ditempati wujud
bentuk.
e. Warna merupakan unsur penting dan paling dominant dalam sebuah penciptaan
karya desain. Melalui warna orang dapat menggambarkan suatu benda mencapai
kesesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya. Warna dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis warna, sifat warna, dan makna warna.
1) Jenis warna
Dalam sistem Prang (The Prang System), warna dalam hal ini adalah
pigmen yang dapat dikelompokkan sebagai jenis-jenis warna sebagai
berikut :
Warna primer, yaitu tiga warnapokok yakni merah, biru, dan kuning.
Warna sekunder / biner, yaituperpaduan antara 2 warna primer
dan menghasilkan warna hijau,jingga dan ungu.
Warna intermediate, yaitu percampuran antara warna primer dengan
warna sekunder, menghasilkan warna kuning hijau,hijau-biru, biru-ungu,
merah-ungu,merah-jingga, dan kuning-jingga.
Warna tertier, yaitu percampuran antara warna sekunder dan warna
intermediate dan menghasilkan sebanyak 12 warna.
Warna quarterner, yaitu pencampuran warna intermediate dengan warna
tertier dan menghasilkan sebanyak 24 warna.

Lingkaran Warna

2) Sifat warna
3 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
Sifat warna dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : hue, value, dan
intensity.
Hue
Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari
suatu warna, seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu, jingga, dan
warna lainnya. Perbedaan antara merah dengan biru, atau merah dengan
kuning adalah perbedaan dalam hue.
Value
Value adalah istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna atau
harga dari hue. Untuk mengubah value, misalnya dari merah normal ke
merah muda dapat dicapai dengan cara menambahputih atau mempercair
warna tersebut hingga memberi kesan terang. Dan untuk memberi kesan
gelap misalnya merah tua dapat dicapai dengan menambah hitam. Value
yang berada dipertengahan disebut middle value dan yang berada di
atas middle value disebut high value, sedang yang berada dibawahnya
disebut low value. Value yang lebih terang dari warna normal disebut
tint dan yang lebih gelap disebut shade. Close value adalah value
yang berdekatan atau bersamaan dan kelihatan lembut dan terang.
Intensity
Intensity atau chroma adalah istilah untuk menyatakan cerah atau
suramnya warna, kualitas atau kekuatan warna. Warna-warna yang
intensitasnya penuh nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek
tegas, sedang warna-warna yang intensitasnya rendah nampak lebih
lembut.
Berdasarkan paduan warna (colour scheme), warnadapat dibagi dalam
tiga tipe yakni
Warna monokromatrik adalah tingkatan warna dari gelap ke terang
dalam urutan satu warna, misalnya urutan dari merah tua sampai ke
merah yang paling muda.
Warna Complementer, yaitu dua warna yang berlawanan dalam
kedudukan berhadap-hadapan, memiliki kekuatan berimbang,
misalnya kuning kontras ungu, biru kontras jingga, dan merah
kontras hijau.
Warna analogus adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam
urutan beberapa warna, misalnya urutan dari biru, biru kehijauan,
hijau, hijau kekuningan, dan kuning.
3) Makna Warna
Sebagaimana unsur desain yang lain, warna juga mempunyai makna yang
berbeda, antara lain sebagai berikut :
Merah mempunyai makna api, panas, marah, bahaya, aksi, gagah,
berani, hidup, riang dan dinamis.
Putih mempunyai makna suci, mati, bersih, tak berdosa, dan jujur.
4 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
Kuning mempunyai makna matahari, cerah, sukacita, terang, iri, dan
benci.
Kuning emas mempunyai makna masyhur, agung, luhur, dan jaya.
Coklat mempunyai makna stabil dan kukuh.
Jingga mempunyai makna masak, bahagia, senja, riang, mashur, dan
agung.
Biru mempunyai makna tenang, kenyataan, damai, kebenaran, kesedihan
dan setia.
Hijau mempunyai makna dingin, sejuk, tenang, segar, mentah,
pertumbuhan, dan harapan.
Merah muda mempunyai makna romantis, dan ringan.
Ungu mempunyai makna kekayaan, berkabung, bangsawan, mewah,
berduka cita, dan mengandung rahasia.
Hitam mempunyai makna tragedi, kematian, duka, kegelapan, gaib,
tegas, dan dalam.
Pemaknaan warna dipengaruhi oleh aspek budaya setempat. Pemaknaan
warna yang terkait dengan warna sebagai simbol, di masing-masing daerah
atau wilayah, akan berbeda, sesuai dengan pemaknaannya dalam budaya
setempat.
Contoh :
bendera tanda adanya kematian, di Indonesia berbeda sesuai daerah
setempat. Di Yogjakarta, bendera merah, di Jakarta kuning, di Sulawesi
putih, di Sumatera merah, dan sebagainya.
Di negeri China, warna merah berarti Cinta, sedangkan di Indonesia berarti
marah atau berani.
4) Kombinasi Warna
Cara menyusun atau memadukan dua warna atau lebih dalam sebuah
komposisi
- Kombinasi Warna yang harmonis
Kombinasi antara warna-warna yang serumpun, letaknya berdekatan
dengan lingkaran warna. Misalnya : hijau tua dengan hijau muda.
- Kombinasi warna yang kontras
Kombinasi antara warna-warna yang berlawanan letaknya dalam
lingkaran warna. Misalnya : Hijau dengan Merah
- Kombinasi warna analog
Dua atau tiga corak warna yang berdekatan letaknya dalam lingkaranan
warna. Misalnya : Biru, Ungu, Merah
5) Penggunaan Warna
- Cara Heraldis (pengertian dan contoh sudah dijabarkan dalam
MANKNA WARNA)
- Cara Murni, penggunaan warna secara lebih bebas. Misalnya Pohon
dicat warna merah, Kuda dicat warna hijau,dll
- Cara Naturalis, penggunaan warna sesuai dengan aslinya yang terdapat
pada alam. Misalnya : warna daun adalah hijau
f. Tekstur
5 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun semu.
Suatu permukaan mungkin kasar, mungkin juga halus, mungkin juga lunak
mungkin juga kasap atau licin dan lain-lain. Ada dua macam tekstur yakni
tekstur nyata dan tekstur semu, sebagai berikut :
1) Tekstur nyata
Tekstur nyata adalah tekstur fisik suatu benda secara nyata yang
dikarenakan adanya perbedaan permukaan suatu benda. Misalnya tekstur
wool berbeda dengan kapas, kain sutera berbeda dengan plastik, dan lain
sebagainya. Tekstur ini dapat dikelompokkan dalam tekstur alam, tekstur
buatan dan tekstur reproduksi. Tekstur alam adalah tekstur yang berasal
langsung dari alam, misalnya daun, kulit kayu, permukaan batu, dan
lainnya. Tekstur buatan adalah tekstur yang tercipta dari susunan benda-
benda alam, seperti tikar (dari daun yang disusun), goni (dari pasir dan
kertas). Sedangkan tekstur reproduksi adalah tekstur yang dibuat melalui
reproduksi benda yang sebenarnya, misalnya wallpaper.
2) Tekstur semu
Tekstur semu adalah tekstur yang terlihat saja berbeda tetapi bila diraba
ternyata sama saja. Tekstur ini hadir karena adanya unsur gelap terang atau
karena unsur perspektif.
Selain nilai raba pada suatu permukaan, tekstur juga dapat menimbulkan
kesan berat dan ringan. Sebuah kubus dari besai yang berat bila dibagian
luarnya dilapisi dengan karton maka akan memberi kesan ringan dan
kosong.
c. Karya Seni berdasarkan jenis matra (dimensi)
- Dwi Matra, karya seni rupa berbentuk datar atau dua ukuran (panjang dan lebar)
yang hanya dapat dipandang dari arah depan saja. Misalnya : gambar,lukisan,dll
- Tri Matra, karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi, dan volume
yang dapat dipandang dari berbagai sisi atau arah pandang. Misalnya : patung,
keramik, seni bangunan (arsitektur)
d. Karya Seni berdasarkan teknik pembuatannya
- Handmade (buatan tangan)
- Masinal (dikerjakan oleh mesin)
- Komputer
e. Karya Seni berdasarkan tujuan pembuatannya
- Karya seni murni sebagai media berekspresi, rekreasi, terapi, dan komunikasi
- Karya seni terapan diciptakan untuk tujuan fungsional
f. Karya Seni berdasarkan Aliran Alirannya
- Naturalisme
Aliran ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan kesesuaian
dengan keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati sebenarnya. Contoh yang
paling terlihat adalah pada lukisan potret diri, pemandangan alam, atau
landscape.
- Realisme
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan biasanya
memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu tempat tertentu.
6 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
Contoh aliran seni rupa ini antara lain melukiskan kemiskinan, kesedihan, atau
peristiwa yang memilukan.
- Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal, atau
petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan berbagai perilaku
dan karakter manusia yang dilebih lebihkan.
Para pelukis ini antara lain Eugene delacroik (1798-1963), JeanBaptiste Camille
Corot (1796-1875) dan Rousseau (1812-1876). Gaya inijuga berkembang di
Jerman, Belanda, dan Perancis.
- Impresionisme
Aliran ini dalam dunia seni rupa berawal dari ungkapan yang mengejek pada
karya Claude Monet (1840-1926) pada saat pameran di Paris tahun
1874. Karya ini menggambarkan bunga teratai dipagi hari yang ditampilkan
dalam bentuk yang samar dan warna kabur dan olehsebagian kritikus seni
disebut sebagai impresionistik , suatu lukisanyang menampilakan bentuk yang
sederhana dan terlampau biasa.
- Ekspresionisme
Adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasanakesedihan,
kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional
dan ekspresif.
Salah seorang pelukis yang beraliran Ekspresionisme adalah Vincent
van Gogh (1853-1890). Lukisan lukisannya penuh dengan ekpresi gejolak jiwa
yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam hidup.salah satu
lukisannya yang terkenal adalah Malam Penuh Bintang(1889), yang
mengekpresikan gairah yuang tinggi sekaligus perasaan kesepian.
- Kubisme
Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari
penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak).
Pada tahun 1909 berkembang aliran kubisme Analistis yang mengembangkan
konsep dimensi empat dalam seni lukis. Dan dimengerti sebagai konsep dimensi
ruang dan waktu dalam lukisan. Pada setiap sudut lukisan terlihat objek yang
dipecah-pecah dengan posisi waktu yang berbeda. Sedangkan Kubisme Sintetis,
pelukisannya disusun dengan bidang yang berlainan yang saling tumpang dan
tembus.
- Konstruksifisme
Aliran seni ini awalnya berkembang di Rusia penggagasnya antara lain
Vladimir Tattin, Antoine Pevsner, dan Naum Gabo. Gaya ini mengetengahkan
berbagai karya seni berbentuk tiga dimensional namun

7 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


wujudnya abstrak. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan modern
seperti besi beton, kawat, bahkan plastik.
- Abstrakisme
Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas
pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan
tanpa mengindahkan bentuk asli di alam.
Kadinsky dan PietMondrian marupakan sebagian perupa beraliran abstrak ini.
Seni Abstrak ini pada dasarnya berusaha memurnikan karya seni, tanpa terikat
dengan wujud di alam.
- Dadaisme
Adalah gerakan seni rupa modern yang memiliki kecendrungan menihilkan
hukumhukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari
berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan unsur
rupa yang tak lazim sebagai protes pada keadaan sekitarnya, seperti lukisan
reproduksi lukisan Monalisa karya
Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki diberi dudukan dan
tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.
- Surealisme
Adalah penggambaran dunia fantasi psikologis yang diekspresikan secara
verbal, tertulis maupun visual. Bentuk-bentuk alam dideformasi, sehingga penuh
fantasi dan di luar kewajaran.
- Elektisisme
Yaitu gerakan seni awal abad ke- 20 yang mengkombinasikan berbagai
sumbergaya yang ada di dunia menjadi wujud seni modern. Banyak yang
menjadi sumber inspirasi dari gaya seni ini. Antara lain, gaya seni primitive
sejumlah suku bangsa di Afrika, karya seni pra-sejarah, seni Amerika Latin, gaya
esetik Mesir Purba, dan Yunani Kuno.
Tokoh-tokoh seni yang menerapkan gaya ini antasra lain Picasso (disamping
sebagai tokoh Kubisme), Paul Gaugguin, Georges Braque, Jean Arp, Henry
Moore, dan Gabo.
- Posmodernisme
Istilah seni ini umumnya disebut seni kontemporer yaitu mengelompokan
gaya-gaya seni rupa yang sezaman dengan pengamat atau yang menjadi
kecenderungan popular dan dipilih oleh para seniman dalam rentang lima puluh
tahun terakhir hingga sekarang.
Gaya ini sering diartikan sebagai aliran yang berkembang setelah seni modern.
Jika dalam seni modern lebih memusatkan kepada ekspresi pribadi dan
penggalian gaya baru, dalam seni Posmodern ungkapan seni

8 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


lebih ditekankan kepada semantika (makna rupa) dan semiotika (permainan
tanda rupa).
g. Tokoh Seni Rupa (Pelukis)
Golongan pelukis yang menggambarkan bentuk bentuk alamiah dan kepersisan
visual yang mewakili kelompok naturalism dan realisme. Pelukisnya terdiri dari:
S.Sudjono, Sudarso, Dullah, Wardoyo, Wahdi, Basuki Abdullah,dll
Golongan pelukis yang menampilkan kesadaran subyektif (ekspesionisme)
pelukisnya antara lain : Krisna Mutajab, Zaini, Popo Iskandar, dll
Golongan pelukis yang menampilkan bentuk bentuk abstrak non figuratif.
Pelukisnya adalah : Fajar Sidik, Aming Prayitno, Umi Dakhlan, dll
Golongan pelukis yang menampilkan bentuk bentuk dekoratif. Pelukisnya
antara lain : Suparto, Widyat, Mulyadi W, dll
h. Seni Kriya Batik
Seni kriya batik yang berkembang pada masa sekarang merupakan kelanjutan seni
kerajinan batik sebelumnya. Daerah-daerah perkembangan batik di Jawa Barat masa
sekarang terdapat di daerah Cirebon.
Dalam pembuatan batik, kita mengenal ada empat cara pembuatannya, yaitu dengan
cara ditulis dengan canting yang biasa di sebut dengan batik tulis, dengan cara di
cetak dengan cap disebut batik cap, dengan cara diikat dengan tali/benang dinamakan
batik ikat atau jumputan dan dengan cara dicetak dengan screen yang kemudian kita
namakan batik cetak atau batik printing.
Pembuatan motif pada batik tulis, dibuat dengan cara memberikan malam dengan alat
canting/kuas ke atas permukaan kain yang telah digambar sebelumnya. Sedang
pemberian motif pada batik cap dibuat dengan menggunakan cap atau stempel logam
yang permukaannya telah diberi malam lalu dicetakkan pada permukaan kain.
Pemberian motif pada batik printing dibuat dengan cara mencetakkan larutan napthol
yang telah dikentalkan ke atas permukaan kain dengan menggunakan alat rakel.
Sedangkan pemberian motif pada batik ikat, motifnya diikat-ikat dengan tali
plastic atau benang hingga menjadi motif yang diinginkan. Proses berikut adalah
pencelupan kain ke larutan naptol, garam warna dan air pembilas. Khusus untuk batik
printing langsung dicelupkan kelarutan garam warna. Untuk menghasilkan warna
batik yang baik proses pencelupannya harus diakukan berulang-ulang.
Proses selanjutnya disebut proses pelorotan malam. Caranya kain yang telah selesai
pada proses pencelupan, dicelupkan kembali ke dalam air panas yang telah diberi
bubuk soda abu atau soda ASH.
Benda-benda pakai yang dihasilkan dari kerajinan ini adalah kain, selendang, taplak
meja, sprei, sarung bantal, hiasan dinding, gorden dan lain-lain. Bahasan berikut
adalah penjelasan tentang bahan, peralatan dan tahap-tahap dalam pembuatan karya
batik tulis. Untuk lebih jelasnya silahkan Anda perhatikan dengan saksama.
Tahap pembuatan gambar motif

9 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah kain katun, pola
gambar atau mall, pensil 4B-5B, dan meja kaca. Pembuatan gambar
motif pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola / mall yang telah
disiapkan atau bias juga dengan cara menuliskan langsung di atas kain.
Untuk menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya dilakukan di atas
meja kaca. Bila kain yang hendak digambari banyak lilin / kotor maka kain
harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini dimaksud agar dalam proses
pencelupan nanti warna mudah menyerap.
Tahap pemberian malam
Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :
Kain, jenis kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis kain yang
bahan bakunya terbuat dari kapas (katun) atau sutera, misalnya kain blacu,
poplin, birkolin, santung, prima, premisima, vealisima, linen, dan sutera.
Malam, malam untuk membatik terdiri atas malam lowong (warnanya
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang
liat),dan malam putih / paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah retak).
Canting, canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari canting cecek
(lubangnya kecil), canting klowong (lubangnya sedang) dan canting nembok
(lubangnya besar).
Peralatan penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam tahap ini adalah
kompor kecil, kenceng, panci, dan lainnya.
Tahapan pemberian warna pada batik tulis
Pemberian warna rapid
Pemberian warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan warna rapid ke
bagian-bagian gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini hanya sebagai
variasi agar batik lebih menarik. Larutan rapid dibuat dengan cara mengaduk
rapid dengan minyak TRO hingga kental, kemudian diberi air dingin dan
diaduk kembali hingga merata. Perbandingannya adalah 1 sendok makan
rapid : 2 sendok minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.
Proses pencelupan
Proses pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga
langkah.Pertama pencelupan pada larutan naptol (bak I), kedua pencelupan
pada larutan garam warna (bak II), dan ketiga pencelupan pada air pembilas
(bakIII). Untuk menghasilkan warna yang memuaskan, proses pencelupan
dilakukan berulang-ulang.
Tahap melunturkan malam
Untuk melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik yang telah
selesai pada proses pencelupan, dilakukan dengan cara memasukkan kain ke
dalam bak yang berisi air panas yang telah dicampur soda abu (Soda ASH)
dan soda api (costik soda). Proses melunturkannya kain dimasukkan ke
dalam bak, diangkat-angkat dengan menggunakan jepitan hingga malamnya
10 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
lepas dan selanjutnya dibilas dengan air bersih, diperas, dan
dianginanginkan.
Peralatan Membatik
Canting
Canting merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik.
Penggunaan canting adalah untuk menorehkan (melukiskan) cairan malam
agar terbentuk motif batik. Canting memiliki beberapa bagian yaitu:
Gagang merupakan bagian canting yang berfungsi sebagai pegangan
pembatik pada saat menggunakan canting untuk mengambil cairan
malam dari wajan, dan menorehkan (melukiskan) cairan malam pada
kain. Gagang biasanya terbuat dari kayu ringan.
Nyamplung (tangki kecil) merupakan bgian canting yang berfungsi
sebagai wadah cairan malam pada saat proses membatik. Nyamplung
terbuat dari tembaga.
Cucuk atau carat merupakan bagian ujung canting dan memiliki
lubang sebagai saluran cairan malam dari nyamplung. Ukuran
beragam tergantung jenisnya. Cucuk tersebut terbuat dari
tembaga.Kondisi cucuk harus senantiasa berlubang, kalau tersumbat
oleh cairan malam yang sudah mengeras, cucuk dapat dilubangi lagi
dengan cara mencelupkan di cairan panas malam, sumbatan keras
tersebut akan turut mencair kembali. Sedangkan bila sumbatan belum
mengeras maka pelubangannya dapat dipakai dengan bulu sapu
lantai.

Kuas
Pada umumnya kuas dipergunakan untuk melukis, dalam proses membatik
kuas juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi bidang motif luas
dengan malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores secara
ekspresif dalam mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat
minyak, kuas cat air, atau bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.
Kompor Minyak Tanah dipergunakan untuk memanasi malam agar cair.
Pilihlah kompor yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar. Pembatik
tradisional biasanya menggunakan anglo atau keren. Anglo merupakan arang
katu sebagai bahan bakar. Kelemahan anglo/keren adalah asap yang

11 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


ditimbulkannya berbeda dengan kompor yang tidak seberapa menimbulkan
asap.
Pilihlah kompor yang ukuran kecil saja, dengan diameter sekitar 13
cm,sesuai dengan besaran wajan yang digunakan. Pemanasan malam tidak
membutuhkan api yang cukup besar seperti kalau kita memasak di dapur.
Wajan
Wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari bahan
logam. Pilihlah wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri agar
memudahkan kita mengangkatnya dari dan ke atas kompor.
Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar, wajan dengan diameter
kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan malam.
Gawangan
Pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik
memegangi kain tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk
membentangkan kain tersebut, yang disebut gawangan. Disebut demikian
karena bentuknya seperti gawang sepakbola, terbuat dari kayu, agar ringan
dan mudah diangkat dan dipindahkan.
Peralatan tersebut di atas sudah cukup memadai untuk kegiatan membatik
Anda. Memang di masa lalu ada beberapa peralatan pendukung lainnya
seperti saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas diperlukan
untuk membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren.
Sekarang ini dengan adanya kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam
kegiatan membatik.
Nampan
Nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan
mencelup kain dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang
sesuai dengan ukuran kain yang dibatik agar kain benar-benar tercelup
semuanya.
Panci
Panci aluminium diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau
tungku dan untuk melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih.
Pilihlah ukuran panci sesuai dengan ukuran kain yang dibatik
Sarung tangan
Sarung tangan diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat mencampur
bahan pewarna dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna.
Selama penyiapan warna dan pewarnaan kain, pergunakanlah selalu sarung
tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari bahan kimia yang berbahaya
bagi kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami (natural).
Sendok & Mangkuk
12 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
Sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk plastik
untuk mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke
dalam air. Selain itu juga diperlukan gelas untuk menakar air.
i. Seni Kriya Ikat Celup (Tie Dye)
Tie Dye atau ikat celup pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu
menghias kain dengan cara diikat atau dalam bahasa Jawa dijumput sedikit, dengan
tali atau karet, dijelujur, dilipat, sampai kedap air, lalu dicelup dengan pewarna batik.
Setiap daerah mempunyai nama teknik dan corak yang berbeda. Di Palembang
dikenal sebagai pelangi dan cinde, di Jawa sebagai tritik atau jumputan, di
Banjarmasin sebagai sasarengan. Di Jawa dan Bali teknik celup ikat ini sering
dipadukan dengan teknik batik Dalam celup ikat, penggunaan kain-kain dari serat
yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda pula. Kain yang tipis dapat diikat
dengan simpul-simpul kecil, sehingga ragam hias yang terbentuk juga lebih padat dan
banyak. Makin tebal kain yang digunakan, makan sedikit pula jumlah ikatan yang
bisa dibuat, karena simpul akan menjadi terlalu besar dan sulit untuk dikencangkan
rapat-rapat. Akibatnya zat pewarna dapat dengan mudah merembes masuk dan
menghilangkan corak yang ingin ditampilkan. Oleh karenanya kain-kain yang tebal
biasanya menampilkan corak yang besar pula.
Ada berbagai jenis kain yang baik dan banyak digunakan dalam teknik celup ikat,
yaitu kain katun dan sutera. Kedua jenis kain ini dengan kemampuan daya serapnya,
memudahkan proses pengikatan dan pencelupan. Sementara beberapa jenis kain
lainnya, seperti dari bahan rayon atau kain sintetis lainnya, proses celup ikat agak
sulit dilakukan karena sifat kain yang terlalu licin, atau keras atau kurang memiliki
daya serap.
Banyaknya celupan dan lamanya setiap perendaman tergantung pada hasil warna
yang diinginkan. Setelah pencelupan selesai, kain digantung atau ditiskan sebentar
agar tetesan cairan pewarna habis. Kemudian ikatan dibuka
dan kain dibentang, maka akan terlihat corak-corak yang terbentuk akibat ikatan yang
merintanginya dari pewarnaan. Warna dari corak-corak ini memiliki gradasi warna
sesuai dengan rembesan cairan pewarna saat pencelupan.
j. Seni Rupa Murni
Seni rupa murni dalam bahasa Inggris pure art atau fine art adalah cabang seni rupa
yang terlepas dari unsur unsur praktis yang lebih mengkhususkan diri pada
penciptaan karya seni berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi.
Seni lukis salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi pada umumnya dibuat
di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan
lainnya.

13 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


Seni patung salah satu jenis seni murni berwujud tiga dimensi. Patung dapat
dibuat dari bahan batu alam, atau bahan-bahan industri seperti logam,serat gelas,
dan lain-lain.
Seni Grafis merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan dengan teknik cetak
baik yang bersifat konvensional maupun melalui penggunaan teknologi canggih.
Teknik cetak konvensional antara lain :
Cetak Tinggi ( Relief Print )
wood cut print, wood engraving print, lino cut print, kolase print
Cetak Dalam ( Intaglio )
dry point, etsa, mizotint,sugartint
sablon ( silk screen )
Teknik Cetak dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.
Seni keramik termasuk seni murni tiga dimensi sebagai karya bebas yang tidak
terikat pada bentuk fungsional
k. Sejarah Seni Rupa Indonesia
Zaman prasejarah juga disebut sebagai zaman sebelum ditemukannya kegiatan tulis
menulis yang digunakan untuk mencatat peristiwa peristiwa penting dalam
peradaban manusia.
Suku suku bangsa di Nusantara pada zaman Prasejarah dikenal sebagai penganut
animisme dan dinamisme. Pada awalnya, bentuk - bentuk persemayaman roh nenek
moyang tersebut diwujudkan dalam bentuk sederna seperti lingga dan menhir, yaitu
tugu batu yang menjulang tinggi berbentuk hingga (tonggak batu berbentuk silinder
dengan ujung tumpul).
Dibeberapa tempat ditemukan guratan garis garis pada menhir yang menyerupai
mata, hidung, mulut, tangan, lengan dan kaki. Menhir menurut dugaan para ahli
adalah bersemayamnya roh-roh nenek moyang masyarakat purba.
l. Periode Seni Rupa Hindu-Budda
Sejarah peradaban masyarakat Nusantara kemudian dicatat semenjak datangnya
agama Hindu melalui pendirian kerajaan kerajaan Hindu. Pendiri kerajaan
kerajaan bercorak Hindu yang pertama berdiri di Nusantara ini diyakini berasal dari
India. Mereka adalah kerabat kerajaan yang enggan tunduk kepada Raja Ashoka pada
masa dinasti Chandragupta.
Motif ukuran, selain menggambarkan bentuk, kadang kadang juga berisi kisah.
Antara lain kehidupan para dewa, mitos kepahlawan,dll. Bukti sejarah
peninggalannya dapat dilihat pada relief candi Penataran (Blitar), Mendut,
Prambanan,dll. relief candi Prambanan menggambarkan cerita kijang mas jelmaan
yang terkena panah Sri Rama. Relief candi mendut mengisahkan Dewi Hartiti
sewaktu mengasuh anak-anaknya.
Terlepas dari fungsinya, sebagai media penyembahan, patung-patung, relief,dll oleh
masa kejayaan Hindu dan Budha memiliki nilai seni yang tinggi dan menjadi bahan
kajian hingga sekarang.

m. Periode Seni Rupa Islam

14 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 14 telah membawa peradaban Arab
dan Persia yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam bidang seni rupa, berbagai corak
seni yang dibawa oleh penyebar Agama Islam juga mulai masuk dan mengakar dalam
kehidupan masyarakat pemeluknya. Seni kaligrafi yang pada awal perkembangannya
merupakan bagian dari seni grafis telah berkembang sebagai karya seni yang
digunakan dalam berbagai medium.
Pada seni arsitektur,pengaruh Islam sangat jelas terlihat pada bangunan masjid dan
makam makam para tokoh/ulama besar yang tersebar di berbagai tempat seluruh
Nusantara. Karateristik arsitektur Islam ini tampak pada bentuk bentuk lengkungan
setengah lingkaran yang terdapat pada pintu pintu masjid, tiang tiang penyangga
bangunan serta kubah.
n. Periode Seni Rupa Mutakhir Indonesia
Seni rupa mutakhir masih menjadi bahan perbedaan/perdebatan. Hal ini disebabkan
eksistensi/keberadaan seni rupa ini masih dianggap bersifat eksperimental dan belum
mapan. Seni mutakhir ini adalah seni murni yang lebih banyak mengacu pada konsep
dan akibatnya daripada hasil karya secara keseluruhan.
Aliran Happening Art sebagai bentuk proses aktivitas seni yang mampu melibatkan
banyak orang dalam proses perwujudannya. Ada pula yang disebut Performance Art
dan Intallation Art (seni instalasi). Seni Instalasi kerap dipahami tak lebih dari
sekedar pemandangan benda-benda yang dipajang dengan cara yang ganjil
o. Pameran Karya Seni Rupa
Kegunaan Pameran Seni Rupa di Kelas atau di Sekolah
Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang
kesenirupaan, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi siswa,
seniman, pengamat seni rupa, maupun bagi perkembangan seni rupa pada
umumnya. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-karyanya
kepada masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat umum untuk
dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik.
Jenis-Jenis Pameran
Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang ditampilkan,
dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran
heterogen. Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan
satu karya seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran
keramik dan lain sebagainya.
Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan berbagai jenis
karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran patung,
pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu ruang
pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.
Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan pendidikan seni
rupa di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen,

15 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam mulai dari lukisan,
patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya. Pameran
berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran
dapat dibedakan ke dalam :
Pameran perorangan atau pameran tunggal
Pameran kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau
satu almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan kelompok
lainnya.
Manfaat pameran seni rupa di lingkungan sekolah
Meningkatkan kemampuan berkarya
Dengan adanya pameran, karya-karya para siswa akan dilihat oleh
masyarakat sehingga para siswa dituntut untuk menghasilkan karyanya yang
terbaik. Di sini akan terjadi persaingan yang sehat dan terarah, dan hal ini
menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam
berkarya.
Dapat melakukan penilaian / evaluasi
Pameran merupakan kesempatan bagi guru untuk melihat sejauh mana
kemajuan yang dicapai oleh siswanya. Pameran dapat dikatakan menjadi
sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan dan
perkembangan yang terjadi pada diri siswa. Sehingga penilaian atau evaluasi
ini dapat dimasukan dalam perhitungan nilai rapor.
Penilaian juga dilakukan oleh pihak luar sekolah seperti orang tua siswa atau
masyarakat umum yang mengunjungi pameran tersebut. Dari kesan pesan
yang mereka sampaikan tentunya dapat memberi gambaran sampai sejauh
mana keberhasilan pendidikan seni rupa di sekolah tersebut.
Sebagai sarana apresiasi dan hiburan
Di samping sebagai sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi, kegiatan
pameran dapat dijadikan sebagai sarana apresiasi. Apresiasi di sini dapat
diartikan sebagai penikmatan, pengamatan, penghargaan, atau bisa juga
penilaian terhadap karya-karya yang ditampilkan.
Penilaian yang dimaksud bukan menilai dengan angka, melainkan suatu
proses pencarian nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari karya seni,
dan melakukan juga perbandingan-perbandingan terhadap karya seni
sehingga nantinya akan didapat sebuah penilaian yang utuh dan
komprehensif.
Dalam arti yang luas, kegiatan pameran dapat juga diartikan sebagai sarana
untuk mendapatkan hiburan. Di sini masyarakat dapat merasakan kesenangan
atau empati, merasakan suka duka seperti layaknya menonton film atau
menyaksikan pertunjukkan musik dan seni lainnya.
Melatih siswa untuk bermasyarakat
Melaksanakan kegiatan pameran bukanlah kerja perorangan, melainkan kerja
kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan pameran
seni rupa di sekolah, mendidik para siswa untuk bermasyarakat. Di sini para

16 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


siswa dapat bekerja sama satu sama lain, melatih untuk menghargai pendapat
orang lain, dan dapat pula memberi pendpat terhadap tim kerjanya.

B. SENI MUSIK
a. Pengertian Musik
1. Jamalus (1988)
Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi
musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-
unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi
sebagai satu kesatuan.
2. Rina (2003)
Musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan
melalui suara atau bunyi-bunyian.

3. Prier (1991) setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik merupakan


curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam
suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.
4. Menurut ahli perkamusan (lexicographer)
Musik ialah: Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada,vokal maupun
instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa
saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional
5. Musik adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media
penciptaannya
b. Vocal adalah musik yang dibunyikan oleh suara manusia, didalamnya termasuk
bersiul dan bersenandung. Vocal dibagi menjadi 3 jenis suara, antara lain :
Jenis suara wanita
Terbagi atas jenis suara wanita tinggi (sopran), suara wanita sedang (mezzo
sopran), dan jenis suara wanita renda (alto).
Jenis suara pria
Terbagi atas suara pria tinggi (tenor), suara pria sedang (bariton) dan suara pria
rendah (bass)
Jenis suara anak anak
Terbagi atas suara anak anak tinggi dan suara anak anak rendah
c. Sejarah Musik Klasik
1. Era Kuno (Antiquity) (- 500)
Lahir tidak hanya dari bangsa Eropa, namun dari Timur Tengah dan Mesir Kuno
yang meninggalkan gaya menyanyi silabis dan melismatis hingga kini tetap
digunakan di seluruh dunia. Di Era Kuno, Yunani Kuno juga masuk Negara yang
ikut mengukir sejarah musik ini. Di Yunani Kuno sudah mengenal penalaan
nada, memilih instrumen musik, mencipta modus dan ritme-ritme, Ahli
matematik Pythagoras orang pertama yang meneliti perbandingan-perbandingan
getaran dawai dan menetapkan urutan nada-nada yang hingga kini menjadi dasar
sistem musik diatonik. Romawi Kuno memberikan sumbangan sejarah berupa
Tangga nada diatonik (tujuh nada) dijadikan standar menggantikan struktur-
struktur kromatik dan enharmonik dari sistem musik Yunani.

17 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


2. Era Abad Pertengahan (Medieval Era) 600-1450
Seni untuk pelayanan gereja, musik untuk keperluan ibadat, sebagai alat utama
untuk memahami karya-karya Tuhan (menurut ajaran Kristen)
mengembangkan modus-modus gereja sebagai sistem tangga nada yang hingga
kini masih digunakan dalam berbagai peribadatan Kristen
Standarisasi dalam berbagai lapangan pengetahuan juga terjadi dalam musik,
diantaranya sistem menyanyi SOLMISASI (rancangan Guido dArezzo seorang
biarawan dan teoretikus musik). Pemimpin gereja Paus Gregorius I mengatur
penggunaan lagu-lagu pujian untuk peribadatan gereja yang dikenal dengan
Gregorian chant. Gaya polifoni sebagai teknologi komposisi yang
menggabungkan dua alur melodi atau lebih memperkaya rasa keindahan musikal
dibandingkan gaya monofon sebelumnya dan cikal-bakal harmoni.
3. Era Renaisans (1450-1600)
Berkembang di Italia dan Eropa Utara. Berwatak klasik, pengekangan, menahan
diri, dan kalem. Renaisans dapat diartikan sebagai periode dalam Sejarah Eropa
Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap dunia, baik melalui
perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan belahan bumi, tetapi
mereka juga gemar mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian. Oleh
karena pikiran manusia menjadi semakin bebas, maka musik sekuler mulai
muncul dan berkembang pula musik-musik instrumental yang semula kurang
mendapatkan tempat di lingkungan tradisi gereja. Tetapi musik gereja tetap
sangat penting dan gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode ini.
Komposer-komposer terpenting ialah Josquin des Prs, Orlandus Lassus,
William Byrd, dan Giovanni Pierluigi da Palestrina.
4. Era Barok & Rokoko (1600-1750) : Musik Terbatas
Ciri cirinya :
Melodi cenderung lincah
Banyak menggunakan ornament
Ada dinamika keras (forte), lunak (piano)
Harmoni dua nada atau lebih berbunyi bergantian (polifonik/kontrapunk)
Bentuk vocalnya disebut Seriosa

Tokoh :
Johann Sebastian Bach
5. Era Klasik (1750-1820)
Ornament di batasi
Ada beberapa peralihan tempo accelerando dan ritardando
Ada peralihan dinamik crescendo dan decrescendo
Harmoni tiga nada atau lebih bunyi bersamaan (homofonik)
Tokoh :
Wolfgang Amadeus Mozart
6. Era Romantik (1820-1900)
Bersifat ekspresif untuk mengungkapkan perasaan yang subjektif, bukan sekedar
untuk keindahan
Ciri cirinya :
Tidak ada ornament

18 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


Melodi seakan berkomunikasi
Harmoni bervariasi
Penggunaan dinamik dan tempo bervariasi
Tokoh :
Johannes Brahms, Frederic Chopin, Franz Schubert
7. Kontemporer Klasik (Akhir Abad ke 19)
Disebut kontemporer klasik hanya untuk membedakan dengan musik
kontemporer. Istilah ini tidak sesuai dengan pengertian sebenarnya.
Kontemporer berarti sesuai dengan jamannya. Namun, kenyataannya justru
merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan popularitas zamannya.
Sifat musik :
Impresionis/tidak dibatasi oleh aturan untuk keindahan, atau
mengekspresikan perasaan. Namun, lebih sering mengalun sekehendak
mood komposernya
Banyak menggunakan modulasi (perubahan nada dasar)
Ada perubahan komposisi instrument
Dinamik dan tempo dengan variasi tak lazim
Harmoni lepas diri dari system tonal (pengelompokan tingkat akor)
Tokohnya :
Claude Debussy, George Gershwin
d. Jenis-Jenis Musik Populer :
1. Rock
Ciri cirinya :
Wilayah nada luas dari nada rendah hingga tinggi
Kekuatan musik pada dinamika aransemen
Lagu kadang sulit disenandungkan
Lirik lagu cenderung ekspresif
Tempo bisa lambat bisa cepat
Harmoni bisa sangat rumit
Beat cenderung keras
2. Jazz
Ciri cirinya :
Vocal dan lirik cenderung dianggap bagian dari bunyi instrument, sehingga
kesan dukungan melodi dan harmoni terhadap ekspresi sangat kuat
Harmoni rumit, memiliki tonalitas yang luas, sehingga kadang berkesan
sumbang sering terjadi modulasi
Ritme melodi cenderung improvisasi
3. Dance
Ciri cirinya :
Ritme, Melodi, Harmoni Cenderung Sederhana
Beat Keras, Konstan Dan Bertempo Sedang, Sesuai Untuk Senam Atau Tari
Lirik Tidak Terlalu Penting Karena Cenderung Untuk Mengekspresikan
Gerak, Bukan Perasaan
4. Latin
Ciri cirinya :
Beat konstan, dengan berbagai variasi bunyi perkusi, sesuai untuk tari
Memiliki ciri khas yang bervariasi pada setiap stylenya
Melodi dan harmoni cenderung sederhana
e. Musik Kontemporer :
Ciri ciri
Tekstur warna bunyi bisa heterogen ataupun homogeny
19 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
Notasi musik berupa symbol/tanda yang hanya dimengerti oleh pemusik
Musik memiliki kecenderungan improvisasi mengikuti mood pemusik
Bunyi yang dikomposisikan tidak terlalu berasal dari instrument musik
Musik bisa memiliki melodi atau hanya komposisi ritmis
Melodi dan harmoni tidak selalu mengikuti system tonal
Tidak dibatasi pada satu jenis tangga nada
Tidak terikat pada satu jenis birama
Dinamik dan tempo bervariasi
Contoh :
Kua Etnika (Djaduk Ferianto) Jogjakarta, Sinten Remen (Djaduk Ferianto)
Jogjakarta, Herry Roesly (Jakarta)
f. Klasifikasi Alat Musik Menurut Curt Suchs Dan Hornbostel :
1. Aerophone : Udara atau satuan udara yang berada dalam alat
musik itu sebagai penyebab bunyi
Contoh : recorder, seruling, saxsophone
3. Membranophone : Kulit atau selaput tipis yang ditegangkan sebagai
penyebab bunyi
Contoh : gendang, conga, drum
5. Idiophone : Badan alat musik itu sendiri yang menghasilkan
bunyi
Contoh : triangle, cabaza, marakas
6. Chordophone : Senar (dawai) yang ditegangkan sebagai penyebab
bunyi
Contoh : piano, gitar, mandolin
8. Electrophone : Alat musik yang ragam bunyi atau bunyinya dibantu
atau disebabkan adanya daya listrik
Contoh : Keyboard
f. Pengertian Karawitan
Karawitan berasal dari kata : ka rawit an, rawit artinya halus
1. Karawitan menurut arti katanya adalah Kehalusan
2. Karawitan menurut arti luas adalah Musik
3. Karawitan menurut arti khusus adalah seni suara gamelan yang berlaraskan pelog
slendro
g. Pengertian Suara, Desah, dan Nada
1. Suara (Swabawa) : Sesuatu yang kita ketahui sumber bunyinya
2. Desah : Sesuatu yang tidak kita ketahui sumber bunyinya
3. Nada : Suara yang tertentu dan mempunyai jumlah getaran
tiap detik
h. Laras
1. Menurut arti khususnya, Laras adalah : Enak didengar/indah
2. Menurut arti luasnya, Laras adalah : Urut-urutan nada dalam satu gembyangan
yang tertentu tinggi rendahnya dan tertentu banyaknya.
Menggembyang adalah bila kita menabuh dengan dua kanan kiri bersama dengan
atara 4 nada (mengapit)
Contoh : 123561
Laras Gamelan Jawa memiliki 5 Nada
Satu Gembyangan (1 Oktav) adalah 1200/Centi suara
Tiap satu nada yang satu dengan yang lain mempunyai nada antara atau yang biasa
disebut Sruti/Interval
20 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
Untuk mencatat suatu seni suara dalam karawitan, digunakan Titi Laras atau Titi
Nada
i. Titi Latas/Titi Nada
Dibagi menjadi 2
1. Titi Laras berdasarkan laras:
Adalah titi laras tidak ditentukan oleh frekwensi (banyaknya getaran tiap detik)
tetapi ditentukan oleh unda usuk atau perbandingan
Menurut Ki Hajar Dewantara, tonika yang dipergunakan sebagai dasar adalah : 1
2 3 4 5 1 untuk laras Pelog dan Slendro, beliau menamakan titi laras Sari
Swara
Menurut Bpk. Mahyar Kusumadinata (Bandung) cara membaca titi laras adalah :
do ; mi ; na ; ti ; la.
2. Menurut R T Wreksodiningrat membuat system titi laras berdasarkan bilahan
gamelan, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7
Cara ini dinamakan Sistim KEPATIHAN. Cara ini masih dipergunakan sampai
sekarang
Sistim Kepatihan, meliputi :
a) Menabuh Gamelan, meliputi :
- Cara menabuh
- Pembagian tugas tiap ricikan
- Koposisi gending/lagu
- Catatan titi laras gending
b) Seni Suara
- Lagu dolanan
- Tembang/sekar
- Gerong/bawa
j. Gamelan
Ricikan Gamelan adalah satuan dari alat-alat gamelan yang ditabuh
Ricikan Kendang adalah Sebuah Kendang
Nama-Nama Ricikan Gamelan :
1. Rebab
Hanya satu jenis saja. Untuk keperluan dua perangkat gamelan pelog dan
slendro dibutuhkan dua buah rebab (satu untuk slendro dan satunya untuk
pelog)
2. Kendang
Ada 4 macam, yaitu :
a. Kendang Ageng/Kendang Gendhing dengan diameter 45 cm
b. Kendang Wayangan dengan diameter 40 cm
c. Kendang Batangan (Kendang Ciblon) dengan diameter 33 cm
d. Kendang Ketipung dengan diameter 25 cm
3. Gender Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk gender Slendro
- Satu untuk gender Pelog Nem
- Satu untuk gender Pelog Barang
4. Gender Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk gender Slendro
- Satu untuk gender Pelog Nem
- Satu untuk gender Pelog Barang
21 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
5. Bonang Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan bonang barung Slendro
- Satu ricikan bonang barung Pelog

6. Bonang Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan bonang barung Slendro
- Satu ricikan bonang barung Pelog
7. Saron Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
8. Saron Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
9. Demung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
10. Slentem
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
11. Kenong
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 10 pencon kenong
- 5 Pencon kenong slendro, yaitu bernada : 2 3 5 6 1
- 5 Pencon kenong pelog, yaitu bernada : 2 3 5 6 7
12. Kempul
Tiap gamelan mempunyai kempul komplit slendro/pelog 10 buah
- 5 buah laras slendro
- 5 buah laras pelog
13. Ketuk dan Kempyang
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah ketuk dan 2 buah
kempyang. Untuk ketuk slendro larasnya 2, untuk ketuk pelog larasya 6
14. Clempung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah clempung, yaitu :
1 untuk laras slendro dan 1 untuk laras pelog

15. Siter
untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2
bentuknya seperti clempung, namun bentuknya lebih kecil
16. Siter Penerus
untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2, Bentuknya lebih kecil
lagi. Nadanya 1 oktav lebih kecil dari siter
17. Gambang
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah gambang, yaitu gambang
slendro dan gambang pelog
18. Suling

22 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah suling, yaitu suling
slendro dan suling pelog
19. Gong
Gamelan Slendro dan Pelog mempunyai 3 buah gong
k. Pengertian Dalam Gamelan
1. Gamelan Seperangkat
Gamelan laras slendro atau pelog yang komplit ricikannya
2. Gamelan Sepangkon
2 Perangkat gamelan Slendro dan Pelog
3. Gangsa
Gamelan yang dibuat dari bahan tembaga dicampur dengan timah
4. Sengganen
Gamelan yang dibuat dari bahan plat-plat besi atau kuningan
5. Wilahan
Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari logam atau kayu yang berbentuk
bilah
6. Plangkan
Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari pada kayu yang dapat diperinci
sebagai berikut
a. Rancakan :
Plangkan pada bonang dan kenong
b. Pangkon :
Plangkan pada demung, saron barung dan penerus
c. Grobokan :
Plangkan pada gender dan slentem
d. Gayor :
Plangkan untuk menggantungkan kempul dan gong
7. Pluntur
Tali tali pada gender, bonang, slentem, dan lain-lain
8. Klante
Tali-tali pada kenong, kempul dan gong
C. SENI TARI
a. Pengertian Tari
Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh
imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak
yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta
Soedarsono menyatakan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang
diubah melalui gerak ritmis yang indah
Soeryodiningrat menyatakan bahwa tari merupakan gerak anggota tubuh yang
selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud
tujuan tari
Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan
adalah tubuh
b. Unsur Pokok Tari
1. Gerak
Elemen pokok tari adalah gerak. Rudolf Laban pakar tari kreatif menyatakan
bahwa gerak merupakan fungsional dari Body ( gerak bagian
kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak yang terdiri dari level, jarak,
atau tingkatan gerak), time (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan sikap,

23 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


posisi, dan kedudukan), dinamyc (kualitas gerak menyangkut kuat,lemah, elastis
dan penekanan gerakan).
Berpijak kepada pendapat di atas, tari terdiri dari unsur gerak sebagai
unsur utama, ruang, waktu, dan tenaga. Fungsi gerak yang dihasilkan oleh
tubuh manusia pada dasarnya dapat dibedakan menjadi gerak keseharian,
olah raga, gerak bermain, bekerja, dan gerak sehari-hari. Pada khususnya,
tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak dalam tari
merupakan gerak yang sudah distilisasi atau distorsi.
2. Motif Gerak Tari
3. Motif Gerak Tari Berpasangan Atau Kelompok

4. Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi, ruang dalam tari mencakup semua gerak
yang diungkapkan oleh seorang penari terbentuk melalui perpindahan gerak
tubuh, posisi yang tepat dan ruang gerak penari itu sendiri.
Ruang bersentuhan langsung dengan penari. Ruang gerak penari merupakan
batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di sisi lain,
ruang menjadi salah satu bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah ruang
gerak menjadi bagian yang berpindah tempat, posisi dan kedudukan.
5. Tenaga
Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Disain adalah gambaran yang jelas
dan masuk akal tentang bentuk/wujud ruang secara utuh. Bentuk ruang gerak
penari digambarkan secara bermakna ke dalam; desain atas dan disain lantai (La
Meri: 1979: 12). Ruang gerak tari diberi makna melalui garis lintasan penari
dalam ruang yang dilewati penari. Gerak tari yang diperagakan menunjukan
intensitas gerak yang dapat menjadi salah satu indikasi. Tenaga yang diwujudkan
oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak. Hal ini dapat tercermin pada
tenaga yang disalurkan oleh penghasil gerak dalam mengisi gerak menjadi
dinamis, berkekuatan, berisi, dan menjadi anti klimak dari tensi dan relaksasi
gerak secara keseluruhan.
6. Ekspresi
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam
aktivitas pengalaman seseorang, selanjutnya dikomunikasikan pada
penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan jiwa, kehendak, emosi atas
penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari
ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan, desakan
jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).
7. Iringan Tari

24 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


Iringan dan tari adalah pasangan yang serasi dalam membentuk kesan sebuah
tarian. Keduanya seiring dan sejalan, sehingga hubungannya sangat erat dan
dapat membantu gerak lebih teratur dan ritmis. Musik yang dinamis dapat
menggugah suasana, sehingga mampu membuat penonton memperoleh sentuhan
rasa atau pesan tari sehingga komunikatif. Musik dalam tari memberi
keselarasan, keserasian, keseimbangan yang terpadu melalui alunan keras-
lembut, cepat-lambat
melodi lagu. Pada dasarnya tari membutuhkan iringan sebagai pengatur
gerak.
c. Tari Berdasarkan Konsep Garapan
1. Tari Tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam
kurun waktu yang telah disepakati, aturan baku diwariskan secara turun
menurun melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami
perjalanan cukup panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari
jenis ini biasanya memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari
atau style yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak
lama. Tari-tarian tradisional yang dilestarikan oleh generasi pendukung biasanya
sangat diyakini atas kemasyalakatannya. Masyarakat yang mau terlibat di sini
ikut andil dalam melestarikan tari tradisional melalui rasa tanggung jawab dan
kecintaan yang tidak bisa dinilai harganya. Masyarakat yang bersangkutan
memandang bahwa tarian jenis ini menjadi salah satu bentuk ekspresi yang
dapat menentukan watak dan karakter masyarakat yang mencintai tarian
tersebut. Dengan demikian tergambar perangai, kelakukan dan cermin
pribadinya.
a) Tari Primitif
Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini lebih menekankan tari yang
memuja roh para leluhur. Pada jaman ini jenis tarian ini sudah mulai tidak
kedengaran lagi gaungnya.
b) Tari Rakyat
Tari-tarian yang disebut pada bab ini adalah tarian yang hing kini
berkembang di Daerah yang bersangkutan. Masalah pembagian apakah
termasuk fungsi dan peran yang dimiliki tidak diperhitungkan.
Aceh dan Sumatra Utara kental imbas pengaruh Melayu. Ciri dan
bentuk tari lebih dekat ke rumpun tari Melayu. Pengaruh agama Islam
yang kuat. Gerakan tarinya lincah dan gesit,namun tidak ekspresif.
Pakaian menutup semua anggota badan (aurat) dan iringan menggunakan
alat musik sederhana dengan tepukan tangan sebagai pelengkap
instrument.

25 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


Misalnya : Daerah Sumatra Utara (Sumut) tari Tor-tor gerak merapatkan
dan mengembangkan ke dua telapak tangan sambil bergerak di tempat dan
geser kaki, Tari Cawan dengan membawa cewan di atas kepala. Tari
Serampang Dua belas dengan gerak berpasangan muda mudi yang sedang
berdendang. Tari Manduda, Tari Kain, Tari Andungandung, Tari Angguk,
Tari Tari Mainang Pulau Kampai, Tari Baluse, Tari Tononiha, Tari Terang
Bulan, Tari Pisu Suri, Tari Baina, Tari Tari Barampek, Tari Basiram Tari
Bulang Jagar, Tari Buyut Managan Sihala, Tari Cikecur, Tari Kapri, Tari
Karambik dll.
Bali
Mempunyai sifat gerak dan iringan yang mengesankan. Gerakan tari tegas
dan ekspresif. Semua anggota badan digunakan untuk mengekspresikan
makna dan misi tari sehingga terkesan sakral.
Penari Pria menggunakan celana panjang sampai lutut yang dibalut kain
warna cerah atau kotak kotak hitam putih, dan ikat kepala atau kuluk
bersulam benang emas. Penari wanita menggunakan kebaya panjang,
berbalut selendang sampai dada dan memakai hiasan kepala
Sulawesi
Didominasi oleh penari wanita yang memiliki perwatakan lembut. Iringan
kontras menggebu-gebu terutama instrument gendang yang dimainkan
oleh seorang penari. Pakaiannya baju kurung dan ikat pinggang keemasan.
Jawa dan Sunda
Teknik tari Jawa dan Sunda meliputi hal-hal sebagai berikut :
Semangat bathin yang member kekuatan gerak, daya tahan dan
kemantapan ekspresi
Sadar akan harga diri,yang memancarkan keagungan, kewibawaan,
berisi,kepastian,keberhasilan dan kesempurnaan sikap
Kemanunggalan lahir bathin, pemusatan kendali ekspresi kepribadian
yang bulat
Kukuh tak bergeming dari kemantapan, tak goyah atas segala
gangguan
c) Tari Klasik adalah tari yang berkembang di kerajaan-kerajaan yang
telah ada di Indonesia. Puncak tari klasik terdapat pada kerajaan di
Indonesia khususnya di yogyakarta, Surakarta, Kasepuhan Cirebon,
kerajaanbone, Kerajaan Mataram Kuno, dan Kerajaan Klungkung di Bali.
Tari Non Tradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang sudah
ada seperti tari tradisional. Tari jenis ini tari pembaruan. Tari nontradisional
lebih mengungkapkan gaya pribadi. Contoh tarinya adalah tari karya Didik
nini towok misalnya tari wek-wek, persembahan. Tari karya Bagong
Kussudihardjo misalnya tari yapong, wira pertiwi. Karya Wiwik Widyastuti
tari cantik, tari karya Abdul rochem tari Gitek balen, tari nandak ganjen karya
Entong sukirman dll.

26 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung


d. Fungsi Tari
a) Tari Sebagai Sarana Upacara
Ciri ciri :
1. Hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat, sebagai sarana untuk
persembahan
2. Sebagai sarana memuja dewa (keagamaan) yang berarti bersifat sakral,
3. Bersifat kebersamaan dan diulang-ulang.
Misalnya :
Upacara maju perang : Mandau (Kalimantan)
Upacara panen : tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan tari Manimbon
(Toraja)
Upacara khitanan : tari Sisingaan (Jawa Barat), tari Jaran Buto (Blitar)
Upacara mengusir roh atau mengusir penyakit : tari Sang Hyang (Bali), tari
Mabugi (Toraja)
Upacara menjemput tamu : tari Reyog Ponorogo, tari Reyog Dodog
(Tulungagung), tari Pendet (Bali), tari Cakalele (Maluku)
b) Tari Sebagai Sarana Hiburan
Ciri ciri :
1. Mood yang bergembira ria
2. Unsur gerak sederhana dan bebas
3. Pakaian bebas
4. Mudah melibatkan peserta lainnya
5. Relatif mudah dipelajari
Contoh :
Tayub (Jawa Tengah & Jawa Timur), Ketuk Tilu (Jawa Barat), Gandrung
(Banyuwangi), dll
c) Tari Sebagai Sarana Seni Pertunjukan
Ciri ciri :
1. Pola garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan
2. Adanya faktor imajinatif/kreativitas
3. Adanya Ide yang mengandung dan mengarah pada bentuk pementasan yang
professional
4. Lokasi pementasan berada ditempat yang khusus
Contoh :
Tari Gambyong (Surakarta), Golek (Yogyakarta), dll
e. Beberapa tarian daerah di Nusantara
Serampang dua belas
Menggunakan irama samba, tempo cepat, teknik tarian ini menunjukkan
kelembutan. Yang terasa dalam langkah dan penampakan kaki. Arah geraknya
vertikal.
Jaipongan
Menggunakan irama gendang, pencak sunda. Diperkuat dengan musik tanjidor.
Teknik Jaipongan menitik beratkan pada langkah kaki. Gerak pinggul
merupakan penyedap.
Ngrema (rema)
Tarian khas Jawa Timur. Kerincing pada pergelaran kaki adalah khas yang
merupakan bagian dari teknik tarian ini. Penari tidak hanya menari namun juga
harus menyanyi blenderan Surabayan. Tarian ini pada awalnya adalah tari
tunggal.
27 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
f. Beberapa Koreografer Tari Indonesia
1. S.D. Humardani (1923-1983) Sering dijuluki : Sang pendobrak seni tradisi, sang
gladiator, Begawan seni tradisi, budayawan.
Hasil karyanya : Pemadatan Tari Bedoyo, Srimpi Dan Gambyong. Sendratari
ronggolawe gugur. Babad Pajang. Sketsa III
2. Tjetje Soemantri (1891 1963), pengubah peta tari Sunda.
Hasil karyanya : tari Dewi, tari Anjasmoro, Topeng Menak Jinggo, dll
3. R.I. Sasmito Mardono, mengembangkan tari menak gaya Yogyakarta
Hasil karyanya : tari Golek Ayun-Ayun, Beksan Menak Umarmoyo Umarmadi,
dari golek tinembe
4. Bagong Kussudiardjo
Tokoh tari kreasi baru yang telah menciptakan idiom-idiom gerak baru yang
lebih mudah menembus perasaan. Selain koreografer, beliau juga sebagai
pelukis.
5. Sardono W.Kusumo
Terkenal dengan jenis jenis tarian yang mencoba menggunakan si penari
dengan lingkungan sebagai instrument pernyataan tari. Sehingga beliau paling
jauh melangkah mencari bentuk yang baru. Beliau lebih mengutamakan gerak
daripada titik- titik henti berupa pose-pose
6. Hurijah Adam
Berasal dari Sumatra. Beliau lebih menekankan pada kreasi music musiknya.
Terutama pada pencak Minang, dan mengolah bungo bungo pencak menjadi
tari

DAFTAR PUSTAKA

- Seni Budaya Jilid 1 dan 2 untuk SMK


Sri Hermawati D.A., dkk
BSE (Buku Sekolah Elektronik)
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008
- Modul Bahan Ajar SENI BUDAYA XI (A)
Eka Lindawati
CPM (Citra Pustaka Mandiri) Surakarta, 2009
- Modul Buku Ajar SENI BUDAYA X semester 2
Liliek Kurniawan.U.S & Titin Asistina, S.Pd.
Citra Pustaka Kartasura Surakarta, 2009
- Modul Bahan Ajar SENI BUDAYA X (A)
CPM (Citra Pustaka Mandiri) Surakarta, 2009

28 | Rangkuman Materi : Seni Budaya /XI/UPTD SMKN 1 Boyolangu Tulungagung

Anda mungkin juga menyukai