PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang
rumah tangga, juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang
harapan hidup yang merupakan salah satu unsure utama dalam penentuan
gizi. Masalah kurang gizi seperti Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan
(KVA) masih tetap menjadi masalah gizi utama. Sementara itu gizi lebih semakin
perkembangan, agar tidak terjadi masalah gizi pada anak. Pertumbuhan dan
perkembangan sangat dipengaruhi oleh status gizi, jika asupan gizi kurang pada
anak sejak lahir hingga lima tahun akan berpengaruh pada kualitas otaknya.
Perkembangan otak ini tidak dapat diperbaiki bila batita kekurangan gizi pada
Status gizi anak batita dilihat dari indikator BB/U secara nasional
prevalensi berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi
buruk dan 13,9% gizi kurang. Terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010
(17,9%). Prevalensi pendek anak batita secara nasional tahun 2013 adalah 37,2%,
yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007
(36,8%). Prevalensi pendek anak batita sebesar 37,2% terdiri dari 18% sangat
sebesar 30-39% dan serius bila prevalensi pendek >40% (WHO, 2010). Lampung
merupakan salah satu dari 15 provinsi di Indonesia yang termasuk dalam kategori
dibandingkan tahun 2010 dan di atas angka nasional. Pada tahun 2013, prevalensi
gemuk secara nasional adalah 11,9%, yang menunjukan terjadi penurunan dari
14% pada tahun 2010. Tetapi, untuk di Lampung, masalah anak gemuk memiliki
sebelumnya. Jika pada tahun 2009 prevalensi batita yang mengalami kondisi
status gizi yang kurang sebesar 7,34%, di tahun 2010 mengalami peningkatan
menjadi 7,45%. Status gizi lebih pada usia batita, di Lampung Tengah juga
cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2005 s/d 2010. Pada tahun 2010
prevalensinya naik menjadi 3,29% dari 3,1% pada tahun 2009 (Dinas Kesehatan
sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia.
jika terjadi pada wanita hamil mempunyai resiko terjadinya abortus, lahir mati,
sampai cacat bawaan pad abayi yang lahir berupa gangguan perkembangan
syaraf, mental, dan fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat
pada rendahnya prestasi belajar anak usia sekolah, rendahnya produktifitas kerja
Indonesia yang menderita gondok diperkirakan dapat kehilangan 140 juta angka
Pola penyakit utama rawat jalan di Puskesmas pada semua golongan umur
28,88% pada tahun 2009 menjadi 29,2% pada tahun 2010. ISPA terutama
pneumonia merupakan penyebab kematian utama bayi dan anak balita. kasus
tahun 2009 yaitu sebesar 15,30/1000 penduduk, sedangkan pada tahun 2009
yakni pada tahun 2007 suspek yang ditemukan sebanyak 7.122 suspek, tahun
2008 suspek yang ditemukan sebanyak 9.352 suspek, tahun 2009 suspek yang
ditemukan sebesar 9.820 dan pada tahun 2010 suspek yang ditemukan sebanyak
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam
Lampung Tengah?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi batita di
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui status gizi pada batita di Kecamatan Bangunrejo Kabupaten
infeksi)
l. Mengetahui ketersediaan pangan keluarga di Kecamatan Bangunrejo
2014
bb. Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi batita
2014
ee. Mengetahui hubungan praktik KADARZI dengan status gizi batita di
D. Hipotesis
1. Ada hubungan asupan energi dengan status gizi batita di Kecamatan
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah
Sebagai salah satu bahan acuan dan petimbangan untuk menentukan
terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita dan ibu
hamil.
4. Bagi Peneliti
Sebagai sarana pembelajaran dalam melakukan penelitian, sekaligus
yang mempengaruhi status gizi balita dan ibu hamil secara jelas.
lanjut.
F. Ruang Lingkup
Survey pengambilan data dasar mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan status gizi balita dan ibu hamil di Kabupaten Lampung Tengah yang
variabel yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita (asupan zat
gizi, riwayat penyakit infeksi, pola asuh, sanitasi dan persediaan air bersih,
beryodium, keberagaman makanan, dan praktik kadarzi) dan ibu hamil (asupan
zat gizi, riwayat penyakit infeksi, ketersediaan pangan, sosial ekonomi, tingkat