Anda di halaman 1dari 3

KONTRIBUSI PAJAK PENGHASILAN

DALAM APBN SERTA POTENSI DAN PERMASALAHANNYA

Dalam proyeksi RAPBN 2014 total pendapatan negara diperkirakan sebesar Rp1.749,9 Triliun yang
terdiri dari penerimaan perpajakan 1.364,3 Triliun, Pendapatan Negara Bukan Pajak 383,7 Triliun dan
penerimaan hibah sebesar 1,8 Triliun. Ini berarti penerimaan pajak dalam RAPBN 2014 ditargetkan
meningkat sebesar 171 Triliun dari APBN 2013.

Dalam lima tahun terakhir realisasi penerimaan pajak memang selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya, namun realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam grafik 1 berikut ini :

Grafik 1
Target dan Realisasi Penerimaan Perpajakan, 20072013

1,200,000.0

1,000,000.0

800,000.0

600,000.0

400,000.0

200,000.0

0.0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
APBN 509,462.0 591,978.4 725,843.0 742,738.0 850,255.5 1,032,570. 1,192,994.
APBNP 492,010.9 609,227.5 651,654.8 743,325.9 878,685.2 1,016,237.
Realisasi 490,988.6 658,700.8 619,922.2 723,306.7 873,874.0 980,199.0

Sumber : Data Pokok APBN, Kementerian Keuangan, diolah

Dari berbagai macam jenis pajak, pajak penghasilan merupakan sumber penerimaan pajak yang
terbesar. Proporsi pajak penghasilan terhadap total penerimaan perpajakan dapat dilihat pada tabel 1.

BiroAnalisaAnggarandanPelaksanaanAPBNSETJENDPRRI | 16
Tabel 1
Proporsi Pajak Penghasilan terhadap Total Penerimaan Perpajakan
Tahun Pajak Penghasilan Pajakpajak Lainnya
2007 48.56% 51.44%
2008 49.72% 50.28%
2009 51.23% 48.77%
2010 49.36% 50.64%
2011 49.33% 50.67%
2012 50.54% 49.46%
2013 49.03% 50.97%
Sumber : Data Pokok APBN , Kementerian Keuangan, diolah

Hampir separuh dari total penerimaan pajak bersumber dari pajak penghasilan dengan kontribusi rata
rata sepanjang tahun 20072013 mencapai 49,68%. Untuk itu perlu dianalisis potensi pajak penghasilan
serta permasalahanpermasalahan yang ada di dalamnya guna optimalisasi penerimaan pajak
penghasilan.

Pajak penghasilan dalam APBN terdiri atas pajak penghasilan migas dan pajak penghasilan non migas.

A. Pajak Penghasilan Migas (PPh Migas)


Dasar penerimaan migas adalah Kontrak Kerja Sama (KKS). Dalam KKS diatur bahwa Kontraktor
wajib melakukan pembayaran pajakpajak (PPs/PPh dan PBDR/PPh Psl. 26) . Total pembayaran
pajakpajak (PPs/PPh dan PBDR/PPh Psl. 26) kontraktor menjadi Penerimaan Pajak Penghasilan
(PPh) Migas. Sepanjang tahun 2007 2013 pertumbuhan ratarata PPh Migas adalah 13,31%
pertumbuhan tertingi dicapai pada tahun 2008 karena booming harga minyak internasional ,
perusahaan migas banyak mendapat windfall profit.

Garfik 2
Perkembangan PPh Migas , 20072013
(dalam Triliun Rupiah)

100,000.0
77,018.9
73,095.5 71,381.5
80,000.0
58,872.7
60,000.0 44,000.5 67,916.7
40,000.0 50,043.7
20,000.0
0.0
LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBNP APBN

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pph migas terdiri dari dari pph minyak bumi, pph gas alam dan pph migas lainnya sebagian
besar pph migas berasal dari Pph minyak bumi. Faktorfaktor yang mempengaruhi pph migas
adalah asumsi ICP, nilai tukar rupiah dan lifting minyak serta cost recovery.

BiroAnalisaAnggarandanPelaksanaanAPBNSETJENDPRRI | 17
Only 2 pages have been converted.
Please go to https://docs.zone and Sign Up to convert all pages.

Anda mungkin juga menyukai