Anda di halaman 1dari 61

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat kasasi
memutus sebagai berikut dalam perkara antara:

do
gu
YUNI (AHLI WARIS/ISTRI DARI ALMARHUM BORIAN),

In
A
bertempat tinggal di Dusun Dalam, Desa Kampung Dalam,
Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu;
ah

lik
Pemohon Kasasi dahulu Termohon Keberatan;
Lawan
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.,
am

ub
RANTAUPRAPAT, diwakili oleh Kholis Syafroni, Pemimpin
Cabang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Rantauprapat
ep
berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1 Rantauprapat,
k

Kecamatan Rantauprapat Utara, Kabupaten Labuhan Batu, dalam


ah

hal ini memberi kuasa kepada Arif Tri Cahyono, Legal Officer
R

si
Kantor Wilayah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Medan,
dan kawan-kawan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 23

ne
ng

Agustus 2016;
Termohon Kasasi dahulu Pemohon Keberatan;

do
gu

Mahkamah Agung tersebut;


Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
In
A

Termohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon Keberatan telah mengajukan


keberatan terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
ah

lik

Kabupaten Batu Bara Nomor 145/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 20 Mei


2016 yang amarnya sebagai berikut:
m

ub

1. Mengabulkan permohonan konsumen seluruhnya;


2. Menyatakan ada kerugian dipihak konsumen;
ka

3. Menyatakan pelaku usaha tidak pernah menghadiri persidangan yang


ep

secara patut dipanggil menurut peraturan dan perundang-undangan yang


ah

berlaku di Wilayah Negara Republik Indonesia sebagaimana telah


R

diamanatkan Pasal 54 ayat (4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999


es

tentang Perlindungan Konsumen juncto Pasal 43 Keputusan Menteri


M

ng

Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor


on

Halaman 1 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
350/MPP/Kep/12/2001, yaitu tertanggal:

si
a. Surat Panggilan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Kabupaten Batu Bara Nomor 566/PG/BPSK-BB/II/2015 tanggal 13

ne
ng
Februari 2015, perihal panggilan persidangan kepada pelaku
usaha/pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia, (Persero) Tbk., Kantor
Cabang Rantau Prapat, Pada hari Selasa/Tanggal 17 Februari 2015;

do
gu b. Surat Panggilan Sidang Arbitrase Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor 087/PG-ARB/BPSK-

In
A
BB/III/2015 tanggal 2 Maret 2015, perihal panggilan persidangan atas
nama pelaku usaha/pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia, (Persero) Tbk.,
ah

lik
Kantor Cabang Rantau Prapat. Pada hari Kamis Tanggal 5 Maret 2015;
c. Surat Panggilan Sidang Arbitrase Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor 296/PG-ARB/BPSK-
am

ub
BB/VIII/2015 tertanggal 7 Agustus 2015, perihal panggilan persidangan
kepada pelaku usaha/pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia, (Persero)
ep
Tbk., Kantor Cabang Rantau Prapat. Pada hari Rabu/Tanggal 13
k

Agustus 2015;
ah

4. Menyatakan pelaku usaha yang tidak memberikan salinan/fotocopy


R

si
perjanjian kredit, polis asuransi, dan akta pemberian hak tanggungan
maupun lainnya walaupun telah diminta oleh konsumen/almarhum Boiran

ne
ng

(sebelum meninggal) adalah merupakan unsur kesengajaan dan perbuatan


melawan hukum serta bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8

do
gu

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;


5. Menyatakan Perjanjian Kredit yang telah dibuat dan ditandatangani
bersama antara konsumen/almarhum Boiran dengan pelaku usaha adalah
In
A

batal demi hukum dan tidak berkekuatan hukum yang mengikat;


6. Menyatakan pelaku usaha yang akan dan/atau telah melakukan lelang
ah

lik

eksekusi Hak Tanggungan di muka umum atas agunan yang menjadi


jaminan pembayaran kembali atas fasilitas pinjaman kredit modal kerja yang
m

ub

telah diberikan oleh pelaku usaha kepada konsumen/almarhum Boiran yaitu


dengan melalui perantara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
ka

(KPKNL) Kisaran, yaitu berupa:


ep

1. Sebidang tanah dan bangunan seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter
ah

persegi), berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat


R

Hak Milik (SHM) Nomor 164/Desa Tanjung Siram, terletak di :


es

Provinsi : Sumatera Utara;


M

ng

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


on

Halaman 2 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kecamatan : Bilah Hulu;

si
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 2952/1991 tanggal 15

ne
ng
Oktober 1991, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
2. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik

do
gu (SHM) Nomor 72/Desa Tanjung Siram, terletak di :
Provinsi : Sumatera Utara;

In
A
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
Kecamatan : Bilah Hulu;
ah

lik
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1023/1987 tanggal 10
September 1987, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
am

ub
3. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
ep
(SHM) Nomor 439/Desa Tanjung Siram, terletak di :
k

Provinsi : Sumatera Utara;


ah

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


R

si
Kecamatan : Bilah Hulu;
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;

ne
ng

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1899 tanggal 26 Agustus
1996, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

do
gu

4. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),


berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 359/Desa Tanjung Siram, terletak di :
In
A

Provinsi : Sumatera Utara;


Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
ah

lik

Kecamatan : Bilah Hulu;


Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
m

ub

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 337/1995 tanggal 25


Januari 1995, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
ka

Dan Sertifikat Hak Milik (SHM) lainnya dengan Nomor :


ep

5. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 482 tanggal 19 Agustus 1996, nama
ah

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


R

6. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 911 tanggal 29 Desember 2000, nama
es

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;


M

ng

7. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 912 tanggal 29 Desember 2000, nama
on

Halaman 3 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

si
8. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 71 tanggal 10 September 1987, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

ne
ng
9. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1131 tanggal 5 November 2012, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;
10. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1088 tanggal 12 Desember 2000,

do
gu nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
Adalah perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) dan bertentangan

In
A
dengan:
1. Bertentangan dengan Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan
ah

lik
Nomor 4 Tahun 1996 yang mengharuskan eksekusi hak tanggungan
menggunakan Pasal 224 HIR/258 RBG yang mengharuskan ikut
campur Ketua Pengadilan Negeri (Bukan Peraturan Menteri Keuangan
am

ub
RI Nomor 93/PMK.06/2010 juncto PMK Nomor 106/PMK.06.2013);
2. Bertentangan dengan angka 9 penjelasan umum Undang-Undang Hak
ep
Tanggungan (UUHT) Nomor 4 Tahun 1996 yang menyatakan agar ada
k

kesatuan pengertian dan kepastian penggunaan ketentuan tersebut.


ah

Maka ditegaskan lebih lanjut dalam undang-undang ini, bahwa sebelum


R

si
ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya, maka
peraturan mengenai eksekusi hypotek yang diatur dalam HIR/RBG

ne
ng

berlaku terhadap eksekusi hak tanggungan;


3. Bertentangan dengan Pasal 1211 KUHPerdata yang mengharuskan

do
gu

lelang melalui Pegawai Umum (Pengadilan Negeri);


4. Bertentangan dengan Pasal 200 ayat (1) HIR yang mewajibkan Ketua
Pengadilan Negeri (dalam perkara a quo Pengadilan Negeri
In
A

Rantauprapat) untuk memerintahkan kantor Pelayanan Kekayaan


Negara dan Lelang (KPKNL) Kisaran untuk menjualnya (Bukan pelaku
ah

lik

usaha yang meminta kepada KPKNL Kisaran);


5. Bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor
m

ub

3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 yang menyatakan bahwa


pelaksanaan pelelangan yang tidak dilaksanakan atas penetapan/fiat
ka

Ketua Pengadilan Negeri, maka lelang umum tersebut telah


ep

bertentangan dengan Pasal 224 HIR/258 RBG. Sehingga tidak sah,


ah

sehingga pelaksanaan parate eksekusi harus melalui fiat Ketua


R

Pengadilan Negeri;
es

6. Bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


M

ng

pembentukan peraturan yang menyebutkan jenis, hierarki peraturan


on

Halaman 4 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perundang-undangan adalah:

si
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945;
2. Ketetapan MPR;

ne
ng
3. Undang-Undang/Perpu;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;

do
gu 6. Peraturan Daerah Provinsi;
7. Peraturan Daerah;

In
A
Sedangkan Peraturan Menteri Keuangan RI (in cassu) Nomor
93/PMK.06/2010 juncto Peraturan Menteri Keuangan Nomor
ah

lik
106/PMK.06/2013 tidak masuk jenis peraturan perundang-undangan,
Apalagi Pasal 26 Undang-Undang Hak tanggungan Nomor 4 Tahun
1996 tidak ada memerintahkan bahwa peraturan pelaksanaannya
am

ub
adalah Peraturan Menteri Keuangan;
7. Menyatakan tidak sah dan batal demi hukum:
ep
A. Permintaan Lelang oleh Pelaku usaha Kepada Kantor Pelayanan
k

Kekayaan negara dan lelang (KPKNL) Kisaran terhadap agunan yang


ah

menjadi jaminan konsumen kepada pelaku usaha yaitu berupa:


R

si
1. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik

ne
ng

(SHM) Nomor 164/Desa Tanjung Siram, terletak di:


Provinsi : Sumatera Utara;

do
gu

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


Kecamatan : Bilah Hulu;
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
In
A

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 2952/1991 tanggal 15


Oktober 1991, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama
ah

lik

Boiran;
2. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
m

ub

berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 72/Desa Tanjung Siram, terletak di:
ka

Provinsi : Sumatera Utara;


ep

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


ah

Kecamatan : Bilah Hulu;


R

Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;


es

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1023/1987 tanggal


M

ng

10 September 1987, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas


on

Halaman 5 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
nama Boiran;

si
3. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik

ne
ng
(SHM) Nomor 439/Desa Tanjung Siram, terletak di:
Provinsi : Sumatera Utara;
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;

do
gu Kecamatan : Bilah Hulu;
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;

In
A
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1899 tanggal 26
Agustus 1996, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama
ah

lik
Boiran;
4. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
am

ub
(SHM) Nomor 359/Desa Tanjung Siram, terletak di:
Provinsi : Sumatera Utara;
ep
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
k

Kecamatan : Bilah Hulu;


ah

Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;


R

si
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 337/1995 tanggal 25
Januari 1995, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama

ne
ng

Boiran;
Dan Sertifikat Hak Milik (SHM) lainnya dengan Nomor:

do
gu

5. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 482 tanggal 19 Agustus 1996,


nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
6. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 911 tanggal 29 Desember 2000,
In
A

nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;


7. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 912 tanggal 29 Desember 2000,
ah

lik

nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


8. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 71 tanggal 10 September 1987,
m

ub

nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


9. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1131 tanggal 5 November 2012,
ka

nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;


ep

10. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1088 tanggal 12 Desember 2000,
ah

nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


R

B. Lelang yang akan telah dilakukan oleh kantor Pelayanan Kekayaan


es

negara dan lelang (KPKNL) Kisaran atas permintaan dari Pelaku usaha
M

ng

terhadap Jaminan yang menjadi Agunan Konsumen kepada pelaku


on

Halaman 6 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
usaha, yaitu berupa :

si
1. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik

ne
ng
(SHM) Nomor 164/Desa Tanjung Siram, terletak di:
Provinsi : Sumatera Utara;
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;

do
gu Kecamatan : Bilah Hulu;
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;

In
A
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 2952/1991 tanggal 15
Oktober 1991, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama
ah

lik
Boiran;
2. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
am

ub
(SHM) Nomor 72/Desa Tanjung Siram, terletak di:
Provinsi : Sumatera Utara;
ep
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
k

Kecamatan : Bilah Hulu;


ah

Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;


R

si
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1023/1987 tanggal
10 September 1987, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas

ne
ng

nama Boiran;
3. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),

do
gu

berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 439/Desa Tanjung Siram, terletak di:
Provinsi : Sumatera Utara;
In
A

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


Kecamatan : Bilah Hulu;
ah

lik

Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;


Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1899 tanggal 26
m

ub

Agustus 1996, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama


Boiran;
ka

4. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),


ep

berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
ah

(SHM) Nomor 359/Desa Tanjung Siram, terletak di:


R

Provinsi : Sumatera Utara;


es

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


M

ng

Kecamatan : Bilah Hulu;


on

Halaman 7 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;

si
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 337/1995 tanggal 25
Januari 1995, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama

ne
ng
Boiran;
Dan Sertifikat Hak Milik (SHM) lainnya dengan Nomor:
5. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 482 tanggal 19 Agustus 1996,

do
gu nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
6. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 911 tanggal 29 Desember 2000,

In
A
nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;
7. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 912 tanggal 29 Desember 2000,
ah

lik
nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
8. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 71 tanggal 10 September 1987,
nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
am

ub
9. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1131 tanggal 5 November 2012,
nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;
ep
10. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1088 tanggal 12 Desember 2000,
k

nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


ah

C. Akibat hukum yang timbul karena lelang yang akan dan/atau telah
R

si
dilakukan oleh Pelaku usaha melalui perantara Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kisaran, adalah seperti/antara

ne
ng

lain:
- Membaliknamakan keatas nama orang lain atau menerbitkan surat

do
gu

yaitu Sertifikat Hak Milik (SHM) ketas nama orang lain;


- Apabila tanah, rumah dan kebun yang menjadi sengketa dalam
perkara a quo dikuasai dan/atau dimiliki oleh orang lain;
In
A

8. Menyatakan konsumen/Yuni (ahli waris/isteri dari almarhum Boiran)


dibebaskan dari hutang atas fasilitas pinjaman kredit yang telah diberikan
ah

lik

oleh pelaku usaha kepada konsumen/almarhum Boiran;


9. Menghukum pelaku usaha untuk membatalkan lelang eksekusi hak
m

ub

tanggungan di muka umum atas agunan yang menjadi jaminan pembayaran


kembali atas fasilitas pinjaman kredit modal kerja yang telah diberikan oleh
ka

pelaku usaha kepada konsumen/almarhum Boiran yaitu dengan melalui


ep

perantara Kantor pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)


ah

Kisaran, yaitu berupa:


R

1. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi), berikut
es

segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM)
M

ng

Nomor 164/Desa Tanjung Siram, terletak di:


on

Halaman 8 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Provinsi : Sumatera Utara;

si
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
Kecamatan : Bilah Hulu;

ne
ng
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 2952/1991 tanggal 15
Oktober 1991, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

do
gu 2. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi), berikut
segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM)

In
A
Nomor 72/Desa Tanjung Siram, terletak di:
Provinsi : Sumatera Utara;
ah

lik
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
Kecamatan : Bilah Hulu;
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
am

ub
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1023/1987 tanggal 10
September 1987, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
ep
3. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi), berikut
k

segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM)
ah

Nomor 439/Desa Tanjung Siram, terletak di:


R

si
Provinsi : Sumatera Utara;
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;

ne
ng

Kecamatan : Bilah Hulu;


Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;

do
gu

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1899 tanggal 26 Agustus
1996, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
4. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi), berikut
In
A

segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM)
Nomor 359/Desa Tanjung Siram, terletak di:
ah

lik

Provinsi : Sumatera Utara;


Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
m

ub

Kecamatan : Bilah Hulu;


Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
ka

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 337/1995 tanggal 25


ep

Januari 1995, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


ah

Dan Sertifikat Hak Milik (SHM) lainnya dengan Nomor:


R

5. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 482 tanggal 19 Agustus 1996, nama
es

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


M

ng

6. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 911 tanggal 29 Desember 2000, nama
on

Halaman 9 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;

si
7. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 912 tanggal 29 Desember 2000, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

ne
ng
8. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 71 tanggal 10 September 1987, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
9. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1131 tanggal 5 November 2012, nama

do
gu pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;
10. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1088 tanggal 12 Desember 2000,

In
A
nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
10. Menghukum pelaku usaha untuk mengembalikan agunan yang menjadi
ah

lik
jaminan konsumen/almarhum Boiran atas fasilitas pinjaman kredit yang
telah diberikan oleh pelaku usaha kepada konsumen/almarhum Boiran yaitu
kepada konsumen/Yuni (ahli waris/isteri dari almarhum Boiran), berupa :
am

ub
1. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi), berikut
segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM)
ep
Nomor 164/Desa Tanjung Siram, terletak di:
k

Provinsi : Sumatera Utara;


ah

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


R

si
Kecamatan : Bilah Hulu;
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;

ne
ng

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 2952/1991 tanggal 15


Oktober 1991, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

do
gu

2. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi), berikut
segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM)
Nomor 72/Desa Tanjung Siram, terletak di:
In
A

Provinsi : Sumatera Utara;


Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
ah

lik

Kecamatan : Bilah Hulu;


Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
m

ub

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1023/1987 tanggal 10


September 1987, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
ka

3. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi), berikut
ep

segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM)
ah

Nomor 439/Desa Tanjung Siram, terletak di:


R

Provinsi : Sumatera Utara;


es

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


M

ng

Kecamatan : Bilah Hulu;


on

Halaman 10 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;

si
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1899 tanggal 26 Agustus
1996, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

ne
ng
4. Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi), berikut
segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM)
Nomor 359/Desa Tanjung Siram, terletak di:

do
gu Provinsi : Sumatera Utara;
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;

In
A
Kecamatan : Bilah Hulu;
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
ah

lik
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 337/1995 tanggal 25
Januari 1995, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
Dan Sertifikat Hak Milik (SHM) lainnya dengan Nomor:
am

ub
5. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 482 tanggal 19 Agustus 1996, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
ep
6. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 911 tanggal 29 Desember 2000, nama
k

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;


ah

7. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 912 tanggal 29 Desember 2000, nama
R

si
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
8. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 71 tanggal 10 September 1987, nama

ne
ng

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


9. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1131 tanggal 5 November 2012, nama

do
gu

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;


10. Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1088 tanggal 12 Desember 2000,
nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
In
A

11. Menghukum pelaku usaha untuk menghapus denda tunggakan yang


mengakibatkan keterlambatan pembayaran angsuran suku bunga
ah

lik

perbulannya, biaya pinalti, bunga berjalan maupun lainnya yang


bertentangan dengan peraturan;
m

ub

12. Menghukum pelaku usaha untuk membayar uang denda sebesar


Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap harinya, apabila lalai atau tidak mau
ka

mematuhi keputusan pada butir 9 (sembilan), 10 (sepuluh) dan 11 (sebelas)


ep

di atas, terhitung sejak keputusan ini berkekuatan hukum tetap (inkracht);


ah

Bahwa, terhadap amar Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen


R

tersebut, Pemohon Keberatan telah mengajukan keberatan di depan persidangan


es

Pengadilan Negeri Rantauprapat yang pada pokoknya sebagai berikut:


M

ng

1. Bahwa Pemohon Keberatan menolak pertimbangan dan putusan BPSK


on

Halaman 11 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kabupaten Batu Bara 145/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 20 Mei 2016;

si
2. Bahwa Pemohon Keberatan adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak di bidang perbankan, dan mempunyai Kantor Cabang BRI

ne
ng
Rantauprapat di bawah supervisi Kantor Wilayah BRI Medan;
3. Bahwa untuk memperjelas permasalahan dengan benar serta sesuai
dengan fakta-fakta hukum yang dikuatkan dengan bukti-bukti yang

do
gu kebenarannya tidak dapat disangkal lagi, pemohon keberatan akan
menjelaskan duduk perkaranya sebagai berikut;

In
A
4. Bahwa Pemohon Keberatan tidak pernah memberikan persetujuan baik
secara lisan maupun tertulis kepada Badan Penyelesaian Sengketa
ah

lik
Konsumen Kabupaten Batu Bara, untuk menyelesaikan
permasalahan/peselisihan dengan Termohon Keberatan baik secara
Mediasi, Konsiliasi, bahkan Arbitrase;
am

ub
5. Bahwa perlu Pemohon Keberatan jelaskan perihal kedudukan Yuni
(Termohon Keberatan) adalah juga sebagai debitur, yang dimana Termohon
ep
Keberatan juga turut dalam penandatangan Perjanjian Kredit tersebut dan
k

memiliki kedudukan yang sama dengan almarhum Boiran sebagai pihak


ah

pengambil kredit yang menggabungkan diri menanggung sejumlah hutang


R

si
(kredit) secara tanggung renteng/hoofdelijk, dan telah menikmati fasilitas
kredit berupa Kredit Modal Kerja sejak Tahun 2006 berdasarkan Perjanjian

ne
ng

Kredit Nomor 10 tanggal 14 Maret 2006 yang telah diperbaharui dengan


perjanjian terakhir yaitu Addendum Restrukturisasi Kredit Nomor 69 tanggal

do
gu

28 Agustus 2014 dengan fasilitas kredit sejumlah Rp1.650.000.000,00 (satu


millyar enam ratus lima puluh juta rupiah) dengan jangka waktu selama 24
(dua puluh empat) bulan;
In
A

6. Bahwa untuk menjamin pelunasan kredit tersebut diatas, telah diserahkan


agunan berupa :
ah

lik

1) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 164/Desa Tanjung Siram, tanggal 15


Oktober 1991, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
m

ub

2) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 439/Desa Tanjung Siram, tanggal 26


Agustus 1996, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
ka

3) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 359/Desa Tanjung Siram, tanggal 25


ep

Januari 1995, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


ah

4) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 482/Desa Tanjung Siram, tanggal 19


R

Agustus 1996, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


es

Atas ke-4 (empat) SHM diatas telah diikat dengan Hak Tanggungan
M

ng

Peringkat I berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan Nomor 168/2006


on

Halaman 12 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal 5 April 2006, Sesuai dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan

si
Nomor 34/2006 tanggal 14 Maret 2006 yang dibuat oleh Ramlah Lubis,
Sarjana Hukum, Notaris/PPAT di Labuhan Batu;

ne
ng
Atas SHM Nomor 164, SHM Nomor 439 dan SHM Nomor 359 telah diikat
dengan Hak Tanggungan Peringkat II berdasarkan Sertifikat Hak
Tanggungan Nomor 805/2009 tanggal 9 Juli 2009, sesuai dengan Akta

do
gu Pemberian Hak Tanggungan Nomor 142/2009 tanggal 16 Juni 2009 yang
dibuat oleh Setiawati, Sarjana Hukum, Notaris/PPAT di Labuhan Batu;

In
A
Selanjutnya SHM Nomor 164, SHM Nomor 439 dan SHM Nomor 359
telah diikat dengan Hak Tanggungan Peringkat III berdasarkan Sertifikat
ah

lik
Hak Tanggungan Nomor 2126/2013 tanggal 24 Mei 2013, sesuai
dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor 262/2013 tanggal 17
April 2013 yang dibuat oleh Setiawati, Sarjana Hukum, Notaris/PPAT di
am

ub
Labuhan Batu;
5) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 911/Desa Tanjung Siram, tanggal 29
ep
Desember 2000, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;
k

6) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 912/Desa Tanjung Siram, tanggal 29


ah

Desember 2000, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


R

si
Atas SHM Nomor 911 dan SHM Nomor 912 tersebut telah diikat dengan
Hak Tanggungan Peringkat I berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan

ne
ng

Nomor 1319/2007 tanggal 28 Oktober 2007, sesuai dengan Akta


Pemberian Hak Tanggungan Nomor 26/2007 tanggal 12 Maret 2007

do
gu

yang dibuat oleh Ramlah Lubis, Sarjana Hukum, Notaris/PPAT di


Labuhan Batu;
Selanjutnya SHM Nomor 911 dan SHM Nomor 912 tersebut telah diikat
In
A

dengan Hak Tanggungan Peringkat II berdasarkan Sertifikat Hak


Tanggungan Nomor 693/2010 tanggal 26 April 2010, sesuai dengan
ah

lik

Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor 94/2010 tanggal 11 Maret


2010 yang dibuat oleh Setiawati, Sarjana Hukum, Notaris/PPAT di
m

ub

Labuhan Batu;
7) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1088 Kampung Dalam, tanggal 12
ka

Desember 2000, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


ep

8) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1131 Kampung Dalam, tanggal 5


ah

November 2002, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;


R

Atas SHM Nomor 911 dan SHM Nomor 912 tersebut telah diikat dengan
es

Hak Tanggungan Peringkat I berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan


M

ng

Nomor 2076/2013 tanggal 21 Mei 2013, sesuai dengan Akta Pemberian


on

Halaman 13 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hak Tanggungan Nomor 260/2013 tanggal 17 April 2013 yang dibuat

si
oleh Setiawati, Sarjana Hukum, Notaris/PPAT di Labuhan Batu;
9) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 72 Desa Tanjung Siram, tanggal 10

ne
ng
September 1987, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
10) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 71 Desa Tanjung Siram, tanggal 10
September 1987, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

do
gu Atas SHM Nomor 72 dan SHM Nomor 71 tersebut telah diikat dengan
Hak Tanggungan Peringkat I berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan

In
A
Nomor 1241/2011 tanggal 18 Mei 2009, sesuai dengan Akta Pemberian
Hak Tanggungan Nomor 252/2011 tanggal 10 Mei 2011 yang dibuat
ah

lik
oleh Setiawati, Sarjana Hukum, Notaris/PPAT di Labuhan Batu;
Selanjutnya SHM Nomor 72 dan SHM Nomor 71 tersebut telah diikat
dengan Hak Tanggungan Peringkat II berdasarkan Sertifikat Hak
am

ub
Tanggungan Nomor 2074/2013 tanggal 21 Mei 2013, sesuai dengan
Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor 261/2013 tanggal 21 April
ep
2013 yang dibuat oleh Setiawati, Sarjana Hukum, Notaris/PPAT di
k

Labuhan Batu;
ah

7. Bahwa selanjutnya fasilitas kredit atas nama Termohon Keberatan dan


R

si
suaminya (almarhum Boiran) tersebut di atas macet;
8. Bahwa walaupun Pemohon Keberatan selaku pemegang Hak Tanggungan

ne
ng

atas agunan tersebut diatas telah dijamin haknya berdasarkan undang-


undang Hak Tanggungan sesuai Pasal 6 yang menyatakan :

do
gu

Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama


mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya
In
A

dari hasil penjualan tersebut.;


Dengan demikian guna memenuhi haknya Pemohon Keberatan atas
ah

lik

pelunasan kredit macet Termohon Keberatan, Pemohon Keberatan


berdasar pada Pasal 6 tersebut di atas mengajukan permohonan
m

ub

pelelangan yang diajukan kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan


Lelang di Kisaran adalah permohonan untuk dilakukannya Parate
ka

Eksekusi yang telah sesuai dengan undang-undang;


ep

9. Bahwa guna memenuhi ketentuan pelaksanaan lelang sebagaimana diatur


ah

dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang


R

Petunjuk pelaksanaan Lelang dan perubahannya Peraturan Menteri


es

Keuangan Nomor 106/PMK.06. Tahun 2013, Pemohon Keberatan telah


M

ng

memberikan surat peringatan sebanyak 3 (tiga) kali mengenai tunggakan


on

Halaman 14 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada Termohon Keberatan beserta almarhum Muhammad Najib Harahap

si
yaitu melalui :
- Surat peringatan I Nomor B.2013.KC.II/ADK/V/2015 tanggal 19 Mei 2015;

ne
ng
- Surat Peringatan II Nomor B.2556.KC.II/ADK/VI/2015 tanggal 18 Juni
2015;
- Surat Peringatan III Nomor B.3713.KC.II/ADK/VIII/2015 tanggal 1

do
gu September 2015;
yang mana dalam setiap surat peringatan tersebut, Pemohon Keberatan

In
A
menyampaikan mengenai jumlah tunggakan Termohon Keberatan dan
secara tegas menyatakan bahwa Termohon Keberatan beserta almarhum
ah

lik
Boiran agar segera menyelesaikan/melunasi kewajiban tersebut sehubungan
Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran tidak mengikuti dan
memenuhi atas apa yang diperjanjikan dalam perjanjian kredit tersebut diatas
am

ub
dan untuk selanjutnya apabila Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran
tidak melunasi maka Pemohon Keberatan akan melakukan langkah hukum
ep
berupa penyelesaian melalui saluran hukum dalam hal ini parate eksekusi
k

sebagaimana diatur dalam ketentuan tersebut diatas;


ah

10. Bahwa berhubung segala upaya penyelesaian/penagihan tunggakan kredit


R

si
macet tersebut telah dilakukan namun tidak mendapat perhatian dan
penyelesaian dari Termohon Keberatan, maka Pemohon Keberatan

ne
ng

mengajukan permohonan lelang kepada Kantor Pelayakan Kekayaan


Negara dan Lelang (KPKNL), melalui surat Nomor

do
gu

B.1630/II/KC/ADK/04/2016 tanggal 12 April 2016;


Atas permohonan tersebut, selanjutnya KPKNL melalui surat S-
285/WKN.02/KNL.03/2016 tanggal 25 April 2015, menetapkan jadwal
In
A

lelang, yaitu pada tanggal 25 Mei 2016, serta menyampaikan juga ketentuan
(persyaratan) mengenai lelang kepada Pemohon Keberatan untuk dipenuhi;
ah

lik

Selanjutnya sesuai dengan ketentuan tersebut, maka Pemohon Keberatan:


a. Membuat pengumuman lelang pertama eksekusi hak tanggungan melalui
m

ub

pengumuman tempel/selebaran Nomor B.1972/KC.II/ADK/04/2016


tanggal 26 April 2016;
ka

b. Membuat pengumuman lelang Kedua Eksekusi Hak Tanggungan


ep

melalui Surat Kabar Harian Waspada tanggal 11 Mei 2016;


ah

c. Memberitahukan rencana lelang pertama eksekusi hak tanggungan


R

kepada debitur melalui Surat Nomor B. 1632.II/KC/ADK/4/2016 tanggal


es

12 April 2016;
M

ng

Agunan tersebut belum laku terjual;


on

Halaman 15 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11. Bahwa selanjutnya dalam pertimbangan hukumnya BPSK menyatakan

si
sebagai berikut :
Menimbang bahwa Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

ne
ng
tentang perlindungan Konsumen menyatakan bahwa Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK) adalah badan yang bertugas menangani dan
menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dengan kosnumen,

do
gu selanjutnya Pasal 1 angka 8 Keputusan Menteri perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang

In
A
Pelaksanaan Tugas dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK), menyatakan bahwa Sengketa Konsumen adalah
ah

lik
sengketa antara pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut ganti rugi
atas kerusakan, pencemaran dan/atau yang menderita kerugian akibat
mengkonsumsi barang dan/atau memanfaatkan jasa;
am

ub
Menimbang bahwa Pasal 52 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian
ep
Sengketa Konsumen (BPSK) meliputi :
k

a. melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen,


ah

dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasi;


R

si
b. memberikan konsultasi perlindungan konsumen;
c. melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku;

ne
ng

d. melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran


ketentuan dalam undang-undang ini;

do
gu

e. menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis, dari konsumen


tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;
f. melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan
In
A

konsumen;
g. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran
ah

lik

terhadap perlindungan konsumen;


h. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/atau setiap orang
m

ub

yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap undang-undang ini;


i. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi,
ka

saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud pada huruf g dan
ep

huruf h, yang tidak bersedia memenuhi panggilan badan penyelesaian


ah

sengketa konsumen;
R

j. mendapatkan, meneliti dan/atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti


es

lain guna penyelidikan dan/atau pemeriksaan;


M

ng

k. memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak


on

Halaman 16 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
konsumen;

si
l. memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan
pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;

ne
ng
m. menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar
ketentuan Undang-Undang ini.
Menimbang bahwa Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2010 tentang

do
gu Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Kabupaten Batu Bara;

In
A
Menimbang bahwa Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan
ah

lik
Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK);
Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan di atas, maka sengketa
Konsumen pada pokoknya adalah sengketa Konsumen dan Pelaku usaha.
am

ub
Oleh karena itu selanjutnya akan dipertimbangkan apakah Konsumen dan
pelaku Usaha memenuhi kriteria untuk disebut sebagai konsumen dan
ep
pelaku usaha;
k

Menimbang, bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


ah

Perlindungan Konsumen Pasal 1 angka (2) menyebutkan:


R

si
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain

ne
ng

maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan;


Juncto

do
gu

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Pada Pasal 1


angka (2) yang menyebutkan:
Konsumen adalah pihak-pihak yang menetapkan dananya dan/atau
In
A

memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Keuangan antara lain


nasabah pada perbankan, permodalan di pasar modal, Pemegang Polis
ah

lik

pada perasuransian dan peserta pada dana pensiun, berdasarkan peraturan


perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
m

ub

Menimbang, bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen Pasal 1 angka (3) yang menyebutkan :
ka

Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik
ep

yang berbentuk hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
ah

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara


R

Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian


es

menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi;


M

ng

Juncto
on

Halaman 17 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Pada Pasal 1

si
angka (2) yang menyebutkan :
pelaku usaha Jasa Keuangan adalah Bank Umum, Bank Perkreditan

ne
ng
Rakyat, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, Bank Kustodian, Dana
Pensiun, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Lembaga
Pembiayaan, Pembiayaan Gadai dan Perusahaan Penjamin, baik secara

do
gu konvensional maupun secara syariah.
Menimbang, bahwa berdasarkan definisi di atas Majelis Badan

In
A
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara sebagai
hubungan antara konsumen dengan pelaku usaha, yang mana pelaku
ah

lik
usaha yang mencairkan uangnya (jasa pembiayaan) dan pihak konsumen
meminjam uang (penerima jasa pembiayaan) kepada pihak pelaku usaha.
Hal ini dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
am

ub
(1) Bahwa perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani serta disepakati
bersama antara Konsumen dengan pelaku usaha disebutkan dengan
ep
kata- kata Perjanjian Kredit (PK);
k

(2) Bahwa Konstruksi atau hubungan hukum antara konsumen dengan


ah

pelaku usaha yaitu selanjutnya pelaku usaha mencairkan atau


R

si
meminjamkan uang kepada pihak konsumen, dan konsumen akan
membayarkan angsuran setiap perbulannya kepada pelaku usaha;

ne
ng

Menimbang, bahwa karena hubungan antara konsumen dan pelaku usaha,


maka apabila terjadi sengketa di antara keduanya sengketa tersebut

do
gu

merupakan sengketa konsumen, yang menurut Undang-Undang Nomor 8


Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 1 angka 2 yang
menyebutkan Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau
In
A

jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk
ah

lik

diperdagangkan
juncto
m

ub

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Pasal 1 angka


(2) yang menyebutkan
ka

Konsumen adalah pihak-pihak yang menetapkan dananya dan/atau


ep

memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara


ah

lain nasabah pada Perbankan, permodalan di pasar Modal, pemegang Polis


R

pada Pengansuransian dan peserta pada dana pensiun berdasarkan


es

peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan;


M

ng

Menimbang bahwa berdasarkan keputusan Presiden Republik Indoensia


on

Halaman 18 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor 18 Tahun 2010 Pasal 2 menyebutkan pula Setiap konsumen yang

si
dirugikan atau ahli warisnya dapat mengugat pelaku usaha di Badan
Peneyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) tempat berdomisili konsumen

ne
ng
atau pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK terdekat;
Sehingga majelis Badan penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Batu
Bara berpendapat konsumen dan pelaku usaha adalah memenuhi kriteria

do
gu untuk disebut sebagai konsumen dan pelaku usaha dan dapat diselesaikan
melalui Badan Penyelesaian sengketa konsumen (BPSK);

In
A
Menimbang bahwa setelah Majelis Badan penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) dengan cemat meneliti sengketa a quo, maka Majelis
ah

lik
Badan penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara
berpendapat bahwa Konsumen adalah pihak yang berkepentingan dan
berhak mendapatkan advokasi perlindungan konsumen secara patut
am

ub
sebagaimana yang telah diamanatkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang perlindungan konsumen Pasal 4 yang menyatakan Hak dan
ep
kewajiban Pelaku usaha terhadap Konsumen adalah yaitu :
k

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam


ah

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;


R

si
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

ne
ng

jaminan yang dijanjikan;


c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

do
gu

jaminan barang dan/atau jasa;


d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau
jasa yang digunakan;
In
A

e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya


penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
ah

lik

f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;


g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
m

ub

diskriminatif;
h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,
ka

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan


ep

perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;


ah

i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang- undangan


R

lainnya;
es

Sehingga Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)


M

ng

Kabupaten Batu Bara mempunyai kewenangan untuk memutus perkara ini


on

Halaman 19 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena konsumen/Yuni (ahli waris/istri dari almarhum Boiran) telah memilih

si
persidangan dengan cara arbitrase tanggal 17 Februari 2015;
12. Bahwa dapat Pemohon Keberatan jelaskan berdasarkan Pasal 52 huruf a

ne
ng
mengenai tugas dan wewenang BPSK, disebutkan bahwa BPSK merupakan
suatu Badan yang dibentuk dengan tujuan melindungi kepentingan dan hak-
hak konsumen dengan cara mediasi, konsiliasi dan arbitrase;

do
gu Proses mediasi, konsiliasi dan arbitrase tersebut merupakan suatu cara
penyelesaian perselisihan yang sifatnya alternatif berdasarkan pilihan dan

In
A
persetujuan para pihak, di mana alternatif penyelesaian tersebut bukan
merupakan proses penyelesaian sengketa secara berjenjang sehingga
ah

lik
hanya dapat dipilih salah satu alternatif penyelesaian berdasarkan
persetujuan para pihak;
Dengan demikian mengacu pada ketentuan tersebut di atas, BPSK Batu
am

ub
Bara tidak berwenang menyelesaikan permasalahan atau sengketa tersebut
oleh karena tidak ada persetujuan baik secara lisan maupun tertulis sama
ep
sekali dari Pemohon Keberatan, apalagi menjatuhkan putusan terhadap
k

sengketa tersebut. Sehingga putusan BPSK Nomor 145/Arbitrase/BPSK-


ah

BB/II/2016 tanggal 20 Mei 2016 telah cacat hukum dan tidak sesuai dengan
R

si
ketentuan yang berlaku maupun fakta-fakta hukum yang sebenarnya terjadi,
karena sangat jelas bahwa jalannya perkara penyelesaian sengketa

ne
ng

Konsumen atas nama Yuni/Termohon Keberatan tersebut di BPSK hingga


menghasilkan Putusan dilakukan tanpa persetujuan dari Pemohon

do
gu

keberatan;
Sesuai undang-undang perlindungan konsumen, BPSK dibentuk untuk
menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen. Di dalam
In
A

Pasal 4 s/d Pasal 7, Pasal 60, Pasal 62 dan Pasal 63 Undang-Undang


Perlindungan Konsumen, jelas dan tegas telah diatur mengenai hak dan
ah

lik

kewajiban serta sanksi yang dapat diberikan apabila terdapat pelanggaran


atas ketentuan undang-undang tersebut;
m

ub

Dengan demikian, kewenangan BPSK secara limitatif telah ditentukan


dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
ka

Konsumen. Hal ini mengingat bahwa BPSK sesuai Undang-Undang


ep

bukanlah merupakan suatu lembaga peradilan dan tidak dapat melampaui


ah

kewenangan dari peradilan umum, misalnya dengan melakukan


R

pemeriksaan dan memutus suatu sengketa yang sebenarnya masuk ke


es

dalam ranah keperdataan;


M

ng

Namun, apabila perkara a quo diperiksa dan ditelaah dari sisi hukum
on

Halaman 20 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan benar, akan nampak bahwa Majelis BPSK telah melakukan

si
pelanggaran kewenangan dalam memeriksa dan memutus perkara a quo,
yaitu Pengajuan gugatan ke BPSK Kabupaten Batu Bara yang diajukan oleh

ne
ng
Termohon Keberatan tidak masuk ke dalam ranah sengketa konsumen.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 8 Kepmenperindag 350/2001, yang
dimaksud sengketa konsumen adalah sengketa antara pelaku usaha

do
gu dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,
dan/atau menderita kerugian akibat mengkonsumsi barang dan/atau

In
A
memanfaatkan jasa;
Oleh karena itu, permasalahan yang sebenarnya terjadi adalah menyangkut
ah

lik
Perjanjian Kredit yang dibuat antara Kreditur dan Debitur, bukan sengketa
konsumen namun sengketa kredit, yang apabila salah satu pihak tidak
penuhi perjanjian, maka disebut wanprestasi. Sehingga, BPSK Kabupaten
am

ub
Batu Bara tidak berwenang untuk memeriksa dan memutus permasalahan
hutang piutang yang merupakan ranah hukum perdata, sebagaimana
ep
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai berikut:
k

- Nomor 378 K /Pdt.Sus-BPSK/2012 tanggal 26 Agustus 2013,


ah

- Nomor 42 K/Pdt.Sus/2013 tanggal 17 April 2013;


R

si
- Nomor 59/Pdt.SUS.BPSK/2014/PN.Tsm;
Dalam konteks hubungan hukum kreditur dan debitur dalam perjanjian

ne
ng

kredit, Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan berdasar pada


Perjanjian Kredit antara kreditur dan debitur sebagaimana telah dijelaskan di

do
gu

atas diatur pada intinya bahwa Para Pihak telah memilih tempat kedudukan
hukum (domisili) yang tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan
Negeri di Rantauprapat, sehingga berdasar pada Pasal 1338 KUHPerdata
In
A

disebutkan:
Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
ah

lik

bagi mereka yang membuatnya;


Sebagai warga negara yang baik Pemohon Keberatan harus mematuhi
m

ub

undang-undang, sehingga Pemohon Keberatan tidak menyetujui baik


secara lisan maupun tertulis untuk menyelesaikan permasalahan atau
ka

sengketa kepada BPSK Batu Bara. Para pihak telah sepakat sejak
ep

Perjanjian kredit ditandatangani bahwa apabila terdapat perselisihan akan


ah

diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Rantauprapat;


R

Apabila kemudian Termohon Keberatan selaku debitur mengajukan gugatan


es

ke BPSK Batu bara atas dasar Perjanjian Kredit yang dibuat oleh Termohon
M

ng

Keberatan dan kemudian BPSK Batu Bara tanpa sepengetahuan dan/atau


on

Halaman 21 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanpa didasari adanya persetujuan Pemohon Keberatan (selaku kreditur)

si
memeriksa dan memutus gugatan yang diajukan, maka jelas putusan BPSK
tersebut adalah cacat hukum karena bertentangan dengan prosedur

ne
ng
beracara sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
Bahwa putusan yang diberikan BPSK Batu Bara dengan Nomor

do
gu 145/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 20 Mei 2016 tersebut jelas
bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun tentang

In
A
Perlindungan Konsumen karena:
1. pemohon keberatan dan Termohon Keberatan dalam perjanjian kredit
ah

lik
telah sepakat memilih Pengadilan Negeri untuk penyelesaian sengketa;
2. tidak terdapat dokumen apapun yang menunjukkan adanya
kesepakatan antara pihak Termohon Keberatan maupun Pemohon
am

ub
Keberatan untuk memilih proses mediasi, konsiliasi ataupun arbitrase
untuk penyelesaian sengketa;
ep
3. tidak terdapat kerugian sama sekali yang diterima Termohon Keberatan
k

oleh karena Termohon Keberatan lah yang tidak memenuhi


ah

kewajibannya dalam perjanjian kredit sehingga yang dirugikan ialah


R

si
Pemohon Keberatan;
4. BPSK Batubara telah melampaui kewenangannya sebagaimana dalam

ne
ng

amarnya yang membatalkan pelelangan, menyatakan batal demi hukum


atau tidak sah pembaliknamaan SHM kepada pemenang lelang. Padahal

do
gu

secara hukum BPSK Batubara tidak memiliki kewenangan tersebut;


5. Pemohon Keberatan telah menyurati BPSK Batu Bara terkait gugatan
Termohon Keberatan ke BPSK Batu Bara, yang pada intinya Pemohon
In
A

Keberatan menolak menyelesaikan sengketa di BPSK Batu Bara oleh


karena dalam perjanjian kredit telah mengatur Pengadilan Negeri
ah

lik

Rantauprapat merupakan Pengadilan yang berwenang menyelesaikan


sengketa antara Termohon Keberatan dengan Pemohon Keberatan;
m

ub

Selanjutnya, berdasar Pasal 3 Kepmenperindag Nomor 350


Kep/MPP/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BPSK baik
ka

dalam huruf m dan huruf k BPSK dapat memutus dan menetapkan ada tidak
ep

adanya kerugian di pihak konsumen, dan menjatuhkan sanksi administrasi


ah

kepada pelaku usaha in casu (Pemohon Keberatan) yang melanggar


R

ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan


es

konsumen, adapun perihal apa saja ganti rugi yang dapat diberikan juga di
M

ng

atur dalam Pasal 12 ayat 1 dan ayat 2 Kepmenperindag Nomor 350


on

Halaman 22 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kep/MPP/12/2001 tentang pelaksanaan tugas dan wewenang BPSK) yaitu

si
berupa Pengembalian uang, penggantian barang dan/atau jasa yang
sejenisnya atau setara nilainya atau perawatan kesehatan dan/atau

ne
ng
pemberian santunan. Kemudian besarnya sanksi administrasi berupa ganti
rugi diatur juga secara tegas dalam Pasal 14 ayat 1 Kepmenperindag
Nomor 350 Kep/MPP/12/2001 tentang Pelaksanaan tugas dan wewenang

do
gu BPSK berupa penetapan ganti rugi sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah);

In
A
Berdasar ketentuan tersebut di atas, semestinya Putusan BPSK Batubara
hanya berwenang untuk menilai ada atau tidaknya kerugian konsumen lalu
ah

lik
berwenang menghukum pelaku usaha membayar ganti rugi dan atau sanksi
administrasi berupa penetapan ganti rugi sebesar-besarnya
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), sehingga BPSK Batubara secara
am

ub
hukum tidak berwenang membatalkan suatu lelang yang telah sah secara
hukum oleh karena BPSK Batubara tidak memiliki kewenangan tersebut,
ep
dengan demikian BPSK Batubara telah terbukti melampaui kewenangannya
k

dan melanggar ketentuan-ketentuan peraturan tersebut sehingga


ah

menyebabkan Putusan BPSK batubara tersebut (objek sengketa) sangatlah


R

si
terbukti telah cacat formil, tidak mempunyai kekuatan hukum sama sekali,
dan menyebabkan batal demi hukum;

ne
ng

13. Bahwa selanjutnya dalam pertimbangnya BPSK Batu Bara, menyatakan


pada intinya sebagai berikut:

do
gu

Menimbang bahwa berdasarkan bunyi Pasal 7 huruf c Undang-Undang


Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen yang berbunyi
kewajiban pelaku usaha adalah memperlakukan atau melayani konsumen
In
A

secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;


Sedangkan konsumen/almarhum Boiran semasa hidupnya tidak pernah
ah

lik

diberikan/dilayani dengan dokumen salinan/fotocopy perjanjian kredit yang


mengikat antara konsumen dan Pelaku usaha seperti perjanjian kredit, polis
m

ub

ansuransi dan akta pemberian/pembebanan hak tanggungan, maupun yang


lainnya yang merupakan perbuatan melawan hukum dan yang bertentangan
ka

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,


ep

sedangkan perjanjian tersebut sangat diperlukan konsumen untuk


ah

menentukan berapa besar denda yang ditentukan seperti seberapa besar


R

angsuran perbulannya yang apabila konsumen telat membayar angsuran dan


es

yang semuanya itu hanya pelaku usaha yang mengetahuinya walaupun telah
M

ng

diminta oleh Konsumen adalah unsur kesengajaan terhadap Hukum


on

Halaman 23 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Perlindungan Konsumen tentang Klausula baku khususnya pada ayat 2 (dua)

si
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan:
pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau

ne
ng
bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas atau
pengungkapannya sulit dimengerti
dan selanjutnya pada Pasal 3 menyatakan pula

do
gu bahwa setiap Klausula baku yang ditetapkan oleh pelaku usaha pada
dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

In
A
pada yata (1) dan (2) dinyatakan batal demi hukum;
Menimbang bahwa berdasarkan bukti dipersidangan pada tanggal 13
ah

lik
Agustus 2013 yang menyatakan bahwa konsumen/Yuni (ahli waris/isteri
alamarhum Boiran) tidak sanggup lagi membayarkan suku bunga angsuran
per bulannya maupun pokok pinjaman, disebabkan konsumen/alamarhum
am

ub
Boiran selaku pembuat dan penandatangan perjanjian kredit telah
meninggal dunia, dan konsumen/Yuni (ahli waris/isteri almarhum Boiran)
ep
saat ini sedang dalam keadaan perekonomian keluarga yang memburuk,
k

sedangkan pelaku usaha tidak membayarkan klaim asuransi jiwa dan tidak
ah

mengembalikan agunan yang menjadi jaminan konsumen/almarhum Boiran,


R

si
yaitu berupa :
1) Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),

ne
ng

berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 164/Desa Tanjung Siram, terletak di :

do
gu

Provinsi : Sumatera Utara;


Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
Kecamatan : Bilah Hulu;
In
A

Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;


Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 2952/1991 tanggal 15
ah

lik

Oktober 1991, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


2) Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
m

ub

berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 72/Desa Tanjung Siram, terletak di :
ka

Provinsi : Sumatera Utara;


ep

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


ah

Kecamatan : Bilah Hulu;


R

Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;


es

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1023/1987 tanggal 10


M

ng

September 1987, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


on

Halaman 24 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3) Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),

si
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 439/Desa Tanjung Siram, terletak di :

ne
ng
Provinsi : Sumatera Utara;
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
Kecamatan : Bilah Hulu;

do
gu Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1899 tanggal 26 Agustus

In
A
1996, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
4) Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
ah

lik
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 359/Desa Tanjung Siram, terletak di :
Provinsi : Sumatera Utara;
am

ub
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
Kecamatan : Bilah Hulu;
ep
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
k

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 337/1995 tanggal 25


ah

Januari 1995, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


R

si
5) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 482 tanggal 19 Agustus 1996, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

ne
ng

6) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 911 tanggal 29 Desember 2000, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;

do
gu

7) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 912 tanggal 29 Desember 2000, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
8) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 71 tanggal 10 September 1987, nama
In
A

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


9) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1131 tanggal 5 November 2012, nama
ah

lik

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;


10) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1088 tanggal 12 Desember 2000,
m

ub

nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


Menimbang, bahwa konsumen/almarhum Boiran semasa hidupnya secara
ka

rutin dan patuh dalam memenuhi kewajibannya dengan membayar/setor


ep

angsuran suku bunga perbulannya dari fasilitas pinjaman kredit modal kerja
ah

yang telah diberikan oleh pelaku usaha tersebut membuktikan bahwa


R

konsumen/almarhum Boiran telah beritikad baik kepada pelaku usaha


es

walaupun konsumen/almarhum Boiran tidak pernah diberikan/dilayani


M

ng

perjanjian kredit atas fasilitas pinjaman kredit yang telah diberikan oleh
on

Halaman 25 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelaku usaha kepada konsumen, maka tindakan

si
konsumen/almarhumBoiran telah sesuai dengan kewajibannya
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8

ne
ng
Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Sedangkan dengan adanya
terjadinya musibah meninggal dunia suami konsumen (almarhum Boiran)
selaku pembuat/penandatangan perjanjian kredit modal kerja atas fasilitas

do
gu pinjaman kredit modal kerja yang telah diberikan oleh pelaku usaha kepada
konsumen/almarhum Boiran, maka konsumen/Yuni (ahli waris/isteri dari

In
A
almarhum Boiran) lazim untuk melakukan permohonan penundaan dalam
sementara waktu atau keringanan pembayaran angsuran suku bunga
ah

lik
perbulannya kepada pelaku usaha karena sementara terjadinya musibah
dan kesulitan ekonomi, bukan justru melakukan penagihan dengan
menggunakan tenaga debt collector yang cenderung pada intimidasi, terror
am

ub
terhadap konsumen maupun keluarganya adalah merupakan perbuatan
melawan hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 4 huruf a Undang-
ep
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu :
k

Konsumen mempunyai hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan


ah

dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;


R

si
Menimbang, bahwa konsumen mempunyai kedudukan yang
setara/seimbang dengan pelaku usaha, sebagiamana yang terwujud dan

ne
ng

dikehendaki dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen, adalah yaitu

do
gu

- Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen berbunyi Perlindungan Konsumen adalah
segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
In
A

perlindungan kepada konsumen;


- Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
ah

lik

Perlindungan Konsumen berbunyi Konsumen adalah setiap orang


pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
m

ub

bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan;
ka

- Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


ep

Perlindungan Konsumen berbunyi:


ah

Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik
R

yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang


es

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah


M

ng

hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersamasama


on

Halaman 26 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai

si
bidang ekonomi;
- Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

ne
ng
Perlindungan Konsumen berbunyi:
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat

do
gu dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan,
atau dimanfaatkan oleh konsumen;

In
A
- Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen berbunyi:
ah

lik
Kewajiban pelaku usaha adalah beritikad baik dalam melakukan kegiatan
usahanya, memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
am

ub
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan, memperlakukan atau
melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif,
ep
menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
k

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau


ah

jasa yang berlaku, memberi kesempatan kepada konsumen untuk


R

si
menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi
jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang

ne
ng

diperdagangkan, memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian


atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang

do
gu

dan/atau jasa yang diperdagangkan, memberi kompensasi, ganti rugi


dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau
dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian;
In
A

- Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen berbunyi:
ah

lik

Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui


lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan
m

ub

pelaku usaha atau memalui peradilan yang berada di lingkungan


peradilan umum;
ka

Sanksinya adalah (Pasal 62) Undang-Undang Perlindungan Konsumen


ep

Nomor 8 Tahun 1999 Pidana 5 (lima) Tahun dan/atau denda


ah

Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah);


R

Menimbang bahwa dari bunyi beberapa Pasal tersebut diatas, dapat


es

diperoleh suatu petunjuk atau kesimpulan bahwa pelaku usaha


M

ng

berkewajiban melindungi terhadap setiap orang yang atau memakai barang


on

Halaman 27 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan/atau jasa dari hasil kegiatan usahanya;

si
Menimbang bahwa oleh karena itu pelaku usaha berkewajiban melindungi
setiap orang yang memakai barang dan/atau jasa dari hasil usahanya maka

ne
ng
pelaku usaha dilarang melakukan suatu perbuatan sebagaimana diatur
dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13,
Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8

do
gu Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
14. Bahwa pertimbangan BPSK yang pada intinya menganggap bahwa pelaku

In
A
usaha (Pemohon Keberatan) memperlakukan konsumen (Termohon
Keberatan) secara diskriminatif dan konsumen tidak ada diberikan/dilayani
ah

lik
dokumen apapun bentuknya yang menjamin konsumen atas fasilitas
pinjaman kredit khususnya Polis Asuransi dan akta pemberian/pembebanan
Hak Tanggungan maupun yang lainnya yang berbentuk salinan. Selain itu
am

ub
Termohon Keberatan mempertanyakan perihal asuransi jiwa atas nama
almarhum Boiran dan pembebanan kewajiban angsuran setiap bulannya
ep
yang masih dibebankan kepada Termohon Keberatan atas sisa
k

pinjamannya kepada Pemohon Keberatan dengan alasan suami Termohon


ah

Keberatan yakni almarhum Boiran telah meninggal dunia;


R

si
Berdasar pada fakta-fakta hukum yang sebenarnya terjadi, dapat Pemohon
Keberatan jelaskan bahwa tidak ada perbuatan dari Pemohon Keberatan

ne
ng

yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c Undang-Undang


Perlindungan Konsumen dimana Pemohon keberatan sudah memperlakukan

do
gu

Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran secara benar, jujur dan tidak
diskriminatif, oleh karena dalam pembuatan perjanjian kredit antara
Termohon Keberatan dan Pemohon Keberatan sebelumnya Pemohon
In
A

Keberatan memberikan Surat Penawaran Putusan Kredit (SPPK) yang berisi


ketentuan dan syarat-syarat yang wajib dipelajari, diteliti terlebih dahulu oleh
ah

lik

Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran, termasuk dalam hal ini


penjelasan perihal jenis asuransi yang melekat pada kredit dari Termohon
m

ub

Keberatan yang adalah asuransi terhadap agunan saja berupa asuransi


Kebakaran dan bukan asuransi Jiwa sebagaimana dinyatakan dalam gugatan
ka

Termohon Keberatan maupun dalam pertimbangan Majelis BPSK Batu Bara;


ep

Dalam perkara a quo Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran


ah

sebelum pembuatan perjanjian kredit telah menandatangani persetujuan


R

terhadap SPPK tersebut dan tidak ada catatan dari Termohon Keberatan
es

bahkan tidak perlu dibicarakan kembali mengenai syarat-syarat ketentuan


M

ng

yang terdapat dalam SPPK tersebut, sehingga Termohon Keberatan


on

Halaman 28 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
beserta almarhum Boiran sudah mengetahui ataupun menyetujui seluruh isi

si
dan ketentuan yang ada dalam SPPK yang mana selanjutnya SPPK
tersebut akan dibuatkan Perjanjian Kredit secara notaril;

ne
ng
Di dalam surat peringatan Pemohon Keberatan juga telah menjelaskan
secara rinci kewajiban Termohon Keberatan yang harus dipenuhi, sehingga
pertimbangan hukum Majelis BPSK Batu Bara dan gugatan Termohon

do
gu Keberatan ke BPSK Batu Bara merupakan alasan-alasan yang tidak
berdasar hukum dan dibuat-buat, pemberitahuan kewajiban Termohon

In
A
Keberatan juga dijelaskan secara langsung ke Termohon Keberatan dengan
menyertakan rekening Koran pinjaman Termohon Keberatan;
ah

lik
Dengan telah disetujuinya SPPK tersebut diatas oleh Termohon Keberatan
beserta alamarhum Boiran, maka terhadap alasan/sangkalan dari Termohon
Keberatan dalam gugatannya kepada BPSK Batu Bara sebagaimana
am

ub
dijadikan juga sebagai pertimbangan dari Majelis BPSK atas ketidaktahuan
bahwa terhadap fasilitas kredit dari Termohon Keberatan beserta
ep
alamarhum Boiran hanya melekat asuransi Kebakaran terhadap agunan
k

saja dan bukan asuransi jiwa adalah alasan yang dibuat-buat dan tidaklah
ah

sesuai dengan fakta yang terjadi sebenarnya;


R

si
Bahwa kedudukan Termohon Keberatan dalam Akta Addendum
Restrukturisasi Kredit Nomor 69 tanggal 28 Agustus 2014 adalah juga

ne
ng

sebagai debitur, yang dimana Termohon Keberatan juga turut dalam


penandatanganan Surat Perjanjian Pemberian Kredit tersebut dan memiliki

do
gu

kedudukan yang sama dengan alamarhum Boiran sebagai pihak pengambil


kredit yang menggabungkan diri menanggung sejumlah hutang (kredit)
secara tanggung renteng/hoofdelijk. Sehingga atas dasar hal tersebut
In
A

terhadap kredit tersebut secara hukum menjadi tanggungan/kewajiban dari


Termohon Keberatan untuk melunasi dan tidak menjadi gugur/lunas dengan
ah

lik

meninggalnya almarhum Boiran. Sehingga alasan dari Termohon Keberatan


yang juga merupakan pertimbangan dari Majelis BPSK bahwa
m

ub

terhambatnya pembayaran angsuran kredit dari Termohon Keberatan


disebabkan oleh meninggalnya almarhum Boiran adalah alasan yang
ka

mengada-ada dan dibuat-buat yang tidak beradasarkan pada yang


ep

sebenarnya terjadi dengan maksud dan itikad baik agar Termohon


ah

Keberatan dapat terlepas dari kewajibannya dalam memenuhi kewajiban


R

hutangnya kepada Pemohon Keberatan;


es

Terhadap tidak diberikan dokumen seperti perjanjian kredit dan lain-lain


M

ng

sebagaimana dimaksud diatas Pemohon Keberatan sampaikan bahwa


on

Halaman 29 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sejak saat penandatangan surat perjanjian pemberian kredit sampai

si
sebelum timbulnya pengaduan kepada BPSK, Termohon Keberatan/Yuni
dan almarhum Boiran sama sekali tidak mempermasalahkan mengenai

ne
ng
dokumen/perjanjian kredit yang diterimanya. Disamping itu perjanjian kredit
telah ditandatangani oleh Termohon Keberatan dan almarhum Boiran
sebagai bentuk persetujuan bahwa Termohon Keberatan dan almarhum

do
gu Boiran telah mengentahui isi perjanjian kredit dimaksud, sehingga sangat
tidak relevan jika Termohon Keberatan dan almarhum Boiran baru

In
A
mempermasalahkan salinan/fotocopy dokumen perjanjian kredit yang tidak
diterimanya;
ah

lik
Selain itu proses pemberian kredit ini juga melibatkan pihak ketiga yaitu
Notaris/PPAT dalam proses pembuatan akta perjanjian kredit, pengikatan
agunan dan pembuatan dokumen tersebut seluruhnya diserahkan kepada
am

ub
Notaris sehingga dokumen tersebut merupakan produk notaries pembuat
ataupun PPAT. Sebelum dilakukan penandatanganan perjanjian kredit
ep
Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran telah diberikan SPPK untuk
k

selanjutnya melakukan penandatanganan Surat Perjanjian Pemberian


ah

Kredit, Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran mengerti dan setuju


R

si
semua kewajiban yang ada dalam perjanjian tersebut. Termasuk apabila
dikemudian hari macet maka agunan yang telah diserahkan kepada BRI

ne
ng

menjadi pelunasan atas kredit yang Termohon Keberatan beserta almarhum


Boiran terima. Sehingga apabila Termohon Keberatan merasa belum

do
gu

menerima akta pembebanan hak tanggungan dan polis asuransi, Termohon


Keberatan dapat meminta salinan perjanjian kredit tersebut kepada notaris,
sedangkan dalam hal ini Termohon Keberatan tidak pernah meminta baik
In
A

secara lisan maupun tertulis kepada notaris ybs, malahan menyalahkan


Pemohon Keberatan dalam perkara a quo tidak pernah memberikan
ah

lik

dokumen tersebut;
Dengan demikian pertimbangan Majelis BPSK tersebut sangat tidak
m

ub

beralasan hukum sama sekali dan keliru memberikan putusan berdasar


pada ketentuan tersebut diatas;
ka

15. Bahwa selanjutnya dalam pertimbangannya BPSK Batu Bara, menyatakan


ep

pada intinya sebagai berikut:


ah

Menimbang, bahwa konsumen/Yuni (ahli waris/isteri dari almarhum Boiran)


R

telah memiliki niat baik untuk menyelesaikan sengketa konsumen pada


es

Badan penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara


M

ng

dengan menghadiri seluruh rangkaian persidangan, sedangkan pelaku


on

Halaman 30 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
usaha tidak pernah menghadiri persidangan yang secara patut dipanggil

si
oleh Majelis Badan penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten
Batu Bara menurut Pertaturan dan perundang-undangan yang berlaku di

ne
ng
wilayah negara Republik Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
Pasal 52 huruf (g) dan huruf (h) tentang tugas dan wewenang Badan

do
gu Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang berbunyi:
Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran

In
A
terhadap perlindungan konsumen;
Dan huruf (h) yang menyatakan pula :
ah

Memanggil dan menghadirkan saksi-saksi ahli dan/atau setiap orang yang

lik
dianggap mengetahui pelanggaran terhadap undang-undang ini;
Sehingga Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
am

ub
Kabupaten Batu Bara telah sesuai dan tugas dan wewenangnya sedangkan
pelaku usaha tidak pernah menghadiri persidangan yang secara patut
ep
dipanggil oleh Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
k

Batu Bara, yaitu tertanggal:


ah

1. Surat Panggilan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)


R

si
Kabupaten Batu Bara Nomor 566/PG/BPSK-BB/II/2015 tertanggal 13
Februari 2015, perihal panggilan persidangan kepada pelaku

ne
ng

usaha/pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Kantor


Cabang Rantau Prapat. Pada hari Selasa/Tanggal 17 Februari 2015;

do
gu

2. Surat Panggilan Sidang Arbitrase Badan Penyelesaian Sengketa


Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor 087/PG-ARB/BPSK-
BB/III/2015 tertanggal 2 Maret 2015, perihal panggilan persidangan
In
A

kepada pelaku usaha/pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,


Kantor Cabang Rantau Prapat. Pada hari Selasa/Tanggal 5 Maret 2015;
ah

lik

3. Surat Panggilan Sidang Arbitrase Badan Penyelesaian Sengketa


Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor 296/PG-ARB/BPSK-
m

ub

BB/VIII/2015 tertanggal 7 Agustus 2015, perihal panggilan persidangan


kepada pelaku usaha/pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
ka

Tbk., Kantor Cabang Rantau Prapat. Pada hari Rabu/Tanggal 13


ep

Agustus 2015;
ah

Sehingga Majelis Badan penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)


R

Kabupaten Batu Bara berpendapat bahwa pelaku usaha telah


es

melepaskan haknya untuk bersidang di Badan penyelesaian Sengketa


M

ng

Konsumen (BPSK) sesuai dengan Pasal 54 ayat (4) Undang-Undang


on

Halaman 31 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen juncto keputusan

si
menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
350/MPP/Kep/12/2001 tentang pelaksanaan tugas dan wewenang

ne
ng
Badan penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Pasal 36 ayat (3)
menyatakan Bilamana pada persidangan kedua (II) konsumen tidak
hadir maka gugatannya gugur demi hukum, sebaliknya jika pelaku

do
gu usaha yang tidak hadir, maka gugatan konsumen dikabulkan oleh
majelis tanpa kehadiran pelaku usaha (verstek), sehingga gugatan

In
A
konsumen patut dikabulkan;
Menimbang bahwa dengan pelaku usaha yang tidak pernah menghadiri
ah

lik
Persidangan yang secara patut dipanggil oleh Majelis Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK) sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan
pelaku usaha juga tidak memberikan dokumen mengikat diri dalam
am

ub
perjanjian kredit antara konsumen/almarhum Boiran dengan pelaku usaha
khususnya dokumen perjanjian kredit, polis asuransi dan akta pemberian
ep
hak tanggungan, maka dikhawatirkan sebagai bentuk konkrit inkooperatif
k

pelaku usaha terhadap penegakan hukum perlindungan konsumen


ah

mengingat dengan kehadiran dokumen tersebut maka akan dapat


R

si
ditentukan selanjutnya oleh Majelis hal-hal yang bertentangan dengan
hukum Perlindungan Konsumen, seperti terdapat 8 (delapan) daftar negatif

ne
ng

Klausula Baku yang dilarang dalam Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang


Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Kosnumen yaitu:

do
gu

Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan


untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula
baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:
In
A

a) menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;


b) menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali
ah

lik

barang yang dibeli konsumen;


c) menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali
m

ub

barang yang dibeli konsumen;


d) menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha
ka

baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala


ep

tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh


ah

konsumen secara angsuran;


R

e) mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau


es

pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;


M

ng

f) memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau
on

Halaman 32 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa;

si
g) menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa
aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang

ne
ng
dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen
memanfaatkan jasa yang dibelinya;
h) menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha

do
gu untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan
terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;

In
A
Dan begitu juga dengan perturan Otoritas Jasa keuangan (OJK) Nomor
1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sector Jasa Keuangan
ah

lik
yang pada Pasal 22 butir (1) dan (3) juga menyebutkan dan menganulir
Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun
1999. Sedangkan pada ayat 2 nya menyatakan:
am

ub
Pelaku usaha dilarang mencantumkan Klausula baku yang letak atau
bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas atau
ep
pengungkapannya sulit dimengerti
k

dan selanjutnya pada ayat (3) menyatakan pula:


ah

Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada
R

si
dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dan ayat 2 dinyatakan batal demi hukum;

ne
ng

16. Bahwa dapat Pemohon Keberatan tegaskan kembali bahwa tidak terdapat
klausula baku dalam perjanjian kredit antara Pemohon Keberatan dengan

do
gu

Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran, sehingga Pemohon


keberatan sangat berkeberatan terhadap pertimbangan BPSK Batu bara
dalam putusannya tersebut. Terhadap keseluruhan isi dalam Perjanjian
In
A

Kredit antara Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan beserta


almarhum Boiran telah terlebih dahulu disetujui oleh Termohon Keberatan
ah

lik

beserta almarhum Boiran sebagamana dibuktikan dalam Surat Penawaran


Putusan Kredit (SPPK) yang dimana semestinya apabila Termohon
m

ub

Keberatan beserta almarhum Boiran tidak sepakat atau tidak setuju


mengenai hal-hal yang tercantum dan diatur dalam SPPK tersebut,
ka

seharusnya Termohon Keberatan dapat menolak isi daripada SPPK


ep

tersebut. Dalam hal ini, dengan telah adanya persetujuan dari Termohon
ah

Keberatan beserta almarhum Boiran atas isi dari SPPK tersebut, maka
R

dapat dipastikan bahwa terhadap pembuatan perjanjian kredit antara


es

Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran


M

ng

telah berdasar pada kesepakatan para pihak sebagaimana diatur dalam


on

Halaman 33 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketentuan yang berlaku;

si
Terhadap Pemohon Keberatan yang tidak hadir dan memberikan dokumen-
dokumen terkait perjanjian kredit tersebut kepada pihak BPSK Batu Bara,

ne
ng
merupakan alasan yang berdasar hukum oleh karena Pemohon Keberatan
dengan Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran telah menunjuk
Pengadilan Negeri Rantauprapat apabila terjadi sengketa sebagaimana

do
gu tercantum dalam surat perjanjian Pemberian Kredit, sehingga Pemohon
Keberatan tidak sepakat dan tidak setuju menyelesakan sengketa melalui

In
A
BPSK dengan cara Arbitrase, oleh karena Pemohon Keberatan mematuhi
perjanjian tersebut yang berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak;
ah

lik
Selanjutnya Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran sama sekali
tidak mempermasalahkan terkait klausul-klausul yang ada dalam Perjanjian
Kredit, hal ini terbukti dengan telah dilakukannya penandatanganan oleh
am

ub
Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran sebagai tanda persetujuan,
sehingga tidak terdapat klausula baku yang dibuat secara sepihak oleh
ep
Pemohon Keberatan dalam perjanjian kredit tersebut melainkan
k

keseluruhannya telah disepakati terlebih dahulu oleh Termohon Keberatan


ah

maupun Pemohon Keberatan. Namun setelah menerima hak nya berupa


R

si
fasilitas kredit dari Pemohon Keberatan, Termohon Keberatan beserta
almarhum Boiran malah tidak memenuhi kewajibannya dan terbukti dengan

ne
ng

macetnya fasilitas kredit Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran


tersebut hingga sekarang. Dengan demikian sangat jelas dalam

do
gu

pertimbangan-pertimbangan hukum Putusan BPSK Batubara (objek


sengketa) yang menyatakan Pemohon Keberatan telah melakukan klausul
Baku sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 Undang-Undang
In
A

Perlindungan Konsumen tidak terbukti sama sekali ataupun tidak


berdasarkan hukum oleh karena dalam hal pembuatan perjanjian kredit
ah

lik

telah terlebih dahulu disetujui ataupun disepakati kedua belah pihak


(Termohon Keberatan beserta almarhum Boiran dan Pemohon Keberatan)
m

ub

dan tidak adanya perjanjian sepihak yang dilakukan Pemohon Keberatan


dalam Perjanjian Kredit tersebut;
ka

Sehingga pertimbangan Putusan BPSK Batu Bara yang menyatakan


ep

adanya itikad tidak baik dari Pemohon Keberatan sangat tidak sesuai
ah

dengan fakta yang sebenarnya. Justru dalam hal ini Termohon Keberatan
R

lah yang tidak memiliki itikad baik terhadap Perjanjian Kredit yang telah
es

disepakati dengan tidak memenuhi kewajibannya (wanprestasi);


M

ng

17. Bahwa selanjutnya dalam pertimbangannya BPSK Batu Bara, menyatakan


on

Halaman 34 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada intinya sebagai berikut :

si
Menimbang, bahwa dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 2356
K/Pdt/2008 tanggal 18 Februari 2009 terdapat kaidah hukum yang pada

ne
ng
pokoknya menyatakan bahwa suatu perjanjian yang merupakan Misbruik
Van Omstandigheiden dapat mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan
karena tidak lagi memenuhi unsur-unsur Pasal 1320 KUHPerdata yang tidak

do
gu ada kehendak bebas;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka

In
A
Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) berpendapat
bahwa perjanjian kredit modal kerja yang telah dibuat dan ditandatangani
ah

lik
oleh pelaku usaha dan konsumen terdapat ketentuan yang tidak
memberikan kedudukan yang seimbang antara konsumen/alamarhum
Boiran dengan pelaku usaha dan didalamnya mengandung pemanfaatan
am

ub
posisi konsumen yang lemah, maka ketentuan tersebut harus dinyatakan
tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat;
ep
18. Bahwa menimbang, bahwa dengan tindakan pelaku usaha yang akan
k

dan/atau telah melakukan lelang eksekusi Hak Tanggungan di muka umum


ah

berupa agunan yang menjadi jaminan pembayaran kembali atas fasilitas


R

si
pinjaman kredit yang telah diberikan oleh pelaku usaha kepada
konsumen/alamarhum Boiran, yaitu berupa:

ne
ng

1) Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),


berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik

do
gu

(SHM) Nomor 164/Desa Tanjung Siram, terletak di:


Provinsi : Sumatera Utara;
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
In
A

Kecamatan : Bilah Hulu;


Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;
ah

lik

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 2952/1991 tanggal 15


Oktober 1991, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
m

ub

2) Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),


berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
ka

(SHM) Nomor 72/Desa Tanjung Siram, terletak di :


ep

Provinsi : Sumatera Utara;


ah

Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;


R

Kecamatan : Bilah Hulu;


es

Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;


M

ng

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1023/1987 tanggal 10


on

Halaman 35 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
September 1987, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;

si
3) Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik

ne
ng
(SHM) Nomor 439/Desa Tanjung Siram, terletak di :
Provinsi : Sumatera Utara;
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;

do
gu Kecamatan : Bilah Hulu;
Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;

In
A
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 1899 tanggal 26 Agustus
1996, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
ah

lik
4) Sebidang tanah seluas 20.000 m (dua puluh ribu meter persegi),
berikut segala yang ada diatasnya, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 359/Desa Tanjung Siram, terletak di :
am

ub
Provinsi : Sumatera Utara;
Kabupaten/Kotamadya : Labuhan Batu;
ep
Kecamatan : Bilah Hulu;
k

Desa/Kelurahan : Tanjung Siram;


ah

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 337/1995 tanggal 25


R

si
Januari 1995, nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
5) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 482 tanggal 19 Agustus 1996, nama

ne
ng

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;


6) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 911 tanggal 29 Desember 2000, nama

do
gu

pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;


7) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 912 tanggal 29 Desember 2000, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
In
A

8) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 71 tanggal 10 September 1987, nama


pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
ah

lik

9) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1131 tanggal 5 November 2012, nama
pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Yuni;
m

ub

10) Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1088 tanggal 12 Desember 2000,
nama pemegang hak tertulis/terdaftar atas nama Boiran;
ka

Yaitu dengan melalui perantaraan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan


ep

Lelang (KPKNL) Kisaran adalah merupakan perbuatan melawan hukum


ah

(onrechtmatige daad), dan bertentangan dengan :


R

1. Bertentangan dengan Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan


es

Nomor 4 Tahun 1996 yang mengharuskan eksekusi hak tanggungan


M

ng

menggunakan Pasal 224 HIR/258 RBG yang mengharuskan ikut


on

Halaman 36 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
campur ketua pengadilan negeri (bukan peraturan menteri keuangan RI

si
Nomor 93/PMK/2010 yo PMK Nomor 106/PMK.06/2013;
2. Bertentangan dengan angka 9 penjelasan umum Undang-Undang Hak

ne
ng
Tanggungan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 yang menyatakan
agar ada kesatuan pengertian dan kepastian penggunaan ketentuan
tersebut. Maka ditegaskan lebih lanjut dalam undang-undang ini, bahwa

do
gu sebelum ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya, maka
peraturan mengenai eksekusi hypotik yang diatur dalam HIR dan RBG

In
A
berlaku terhadap eksekusi hak tanggungan;
3. Bertentangan dengan Pasal 1211 KUHPerdata yang mengharuskan
ah

lik
lelang melalui Pegawai Umum Pengadilan Negeri;
4. Bertentangan dengan Pasal 200 ayat (1) HIR yang mewajibkan ketua
pengadilan negeri (dalam hal ini pengadilan negeri Rantauprapat) untuk
am

ub
memerintahkan kantor lelang untuk menjualnya (bukan pelaku usaha
yang meminta kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
ep
Lelang/KPKNL);
k

5. Bertentangan dengan yurisprudensi MA RI Nomor 3210.K/PDT/1984,


ah

tertanggal 30 Januari 1986 yang menyatakan bahwa pelaksanaan


R

si
pelelangan yang tidak dilaksanakan atas penetapan/fiat Ketua
Pengadilan Negeri, maka lelang umum tersebut telah bertentangan

ne
ng

dengan Pasal 224 HIR/258 RBG. Sehingga tidak sah, sehingga


pelaksanaan parate eksekusi harus melalui fiat Ketua Pengadilan Negeri;

do
gu

6. Bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


pembentukan peraturan yang menyebutkan jenis, hirarki peraturan
perundang-undangan adalah:
In
A

1. UUD Tahun 1945;


2. Ketetapan MPR;
ah

lik

3. Undang-Undang/perpu;
4. Peraturan Pemerintah;
m

ub

5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi;
ka

7. Peraturan Daerah;
ep

Sedangkan Peraturan Menteri Keuangan RI (in casu) Nomor


ah

93/PMK.06/2010 juncto PMK Nomor 106/PMK.06/2013 tidak termasuk jenis


R

peraturan perundang-undangan, apalagi Pasal 26 Undang-Undang Hak


es

Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 tidak memerintahkan bahwa peraturan


M

ng

pelaksanaannya adalah peraturan menteri keuangan;


on

Halaman 37 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa konsumen/Yuni (ahli waris/isteri dari almarhum Boiran)

si
telah memilih arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa
berdasarkan surat pernyataan memilih penyelesaian sengketa konsumen

ne
ng
dengan cara arbitrase tertanggal 17 Februari 2015;
Menimbang bahwa berdasarkan keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2010
Pasal 2 menyebutkan Setiap konsumen yang dirugikan atau ahli warisnya

do
gu dapat mengugat pelaku usaha di Badan Peneyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) tempat berdomisili konsumen atau pada Badan

In
A
Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK terdekat.
Menimbang bahwa secara umum (notoir) diketahui masyarakat bahwa
ah

lik
kedudukan konsumen sangat lemah bila dihadapan oleh pelaku usaha,
sehingga Undang-Undang Pelindungan konsumen dengan Badan
penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) nya diberi wewenang untuk
am

ub
menguji tentang pencantuman klausula baku. Dan untuk meingkatkan
harkat dan martabat konsumen perlu meningkatkan kesadaran,
ep
pengetahuan, kepedulian, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
k

melindungi dirinya serta menumbuhkan sikap pelaku usaha yang


ah

bertanggung jawab;
R

si
Menimbang berdasarkan pertimbangan yang dipandang tepat dan adil
menurut rasa keadilan yang patut dituruti menurut hukum tersebut diatas,

ne
ng

maka Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)


berpendapat gugatan/pengaduan konsumen/Yuni (ahli waris/istri dari

do
gu

almarhum Boiran) patut dikabulkan seluruhnya;


19. Bahwa pertimbangan Majelis BPSK yang mempertentangkan beberapa
peraturan perundang-undangan tersebut sudah melampaui batas tugas dan
In
A

kewenangan yang diberikan oleh undang-undang, hal tersebut dapat dilihat


dalam tugas dan wewenang BPSK di Pasal 3 Kepmenperindag Nomor
ah

lik

350/Kep/MPP/12/2001 tentang pelaksanaan tugas dan wewenang BPSK,


namun demikian Pemohon Keberatan perlu menjelaskan pertimbangan
m

ub

Majelis BPSK yang telah keliru mengartikan maksud dalam Pasal 6


Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan tersebut;
ka

Munculnya undang-undang hak tanggungan, yang bisa dilihat di dalam


ep

penjelasannya didasari pada ketentuan terdahulu (lembaga hipotik tentang


ah

tanah) yang belum mampu menampung perkembangan yang terjadi dalam


R

bidang perkreditan dan hukum jaminan atas tanah sebagai perkembangan


es

pembangunan ekonomi;
M

ng

Salah satu ciri dari hukum jaminan ini antara lain adalah mudah
on

Halaman 38 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelaksanaan eksekusinya (penjelasan huruf 3 Undang-Undang HT)

si
Selanjutnya Pasal 6 Undang-Undang HT menyatakan :
apabila debitur cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama

ne
ng
mempunyai hak untuk menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya
dari hasil penjualan tersebut

do
gu Pasal 6 tersebut diatas ditinjau dari sifat hukumnya merupakan peraturan
materiil. Pasal tersebut memberikan pengertian menjual obyek hak

In
A
tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum mempunyai
arti tanpa harus minta fiat dari ketua pengadilan.
ah

lik
Hal ini sesuai dengan pengertian di dalam kamus hukum bahwa pengertian
parate eksekusi adalah Pelaksanaan yang langsung tanpa melewati proses
(Pengadilan atau Hakim), sehingga eksekusi obyek jaminan tanpa melalui
am

ub
fiat dari Ketua Pengadilan.
Sehingga sudah sejalan dengan maksud undang-undang hak tanggungan,
ep
dimana tujuannya menyempurnakan ketentuan terdahulu serta memberikan
k

kemudahan kepada kreditur. Oleh sebab itu pelaksanaan eksekusi


ah

berdasarkan pada Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan tidak


R

si
menunjuk pada Pasal 224 HIR/258 RBG namun peraturan pelaksanaannya
adalah peraturan menteri keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 juncto PMK

ne
ng

Nomor 106/PMK.06/2013. Begitu juga dasar hukum pelaksanaan lelang


untuk kreditur pemegang pertama hak tanggungan secara hukum materiil

do
gu

ada di Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan bukan Pasal 26 dan


penjelasan angka 9 penjelasan umum Undang-Undang Hak Tanggungan
serta Pasal 1211 KUHPerdata;
In
A

Terkait Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 3201 K/Pdt/1984 tanggal 30


Januari 1986 yang ditafsirkan untuk mendukung dalil-dalilnya yang keliru
ah

lik

guna kepentingan atau keuntungan Termohon Keberatan. Padahal sepuluh


Tahun kemudian setelah Putusan Mahkamah Agung tersebut, pada Tahun
m

ub

1996 muncul Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 yang telah mengatur


eksekusi Hak Tanggungan secara Parate khususnya dalam Pasal 6. Atas
ka

lahirnya Undang-Undang tersebut yang memiliki kekuatan hukum mengikat


ep

secara umum diundangkan hingga saat ini, maka keputusan Mahkamah


ah

Agung RI Nomor 3201 K/Pdt/1984 tidak berlaku sebagai peraturan umum


R

karena telah di atur secara khusus dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun


es

1996 mengenai Penjualan objek Hak Tanggungan secara Parate Eksekusi


M

ng

melalui bantuan KPKNL (Kantor Pelelangan Kekayaan Negara dan Lelang);


on

Halaman 39 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kewenangan Pemohon Keberatan juga telah tertuang di dalam Akta

si
Pemberian Hak Tanggungan yang dimana isi keseluruhan dari APHT
tersebut pada Pasal 2 menyatakan:

ne
ng
Hak Tanggungan tersebut di atas diberikan oleh Pihak Pertama (debitur) dan
diterima oleh Pihak Kedua (Pemohon Keberatan) dengan Janji-janji yang
disepakati oleh kedua belah pihak sebagaimana di uraikan di bawah ini;

do
gu Dalam Poin 6 Pasal 2 APHT tersebut secara tegas juga disebutkan:
Jika Debitor tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi utangnya.

In
A
Berdasarkan perjanjian utang-piutang tersebut di atas. Oleh pihak pertama
(debitur), pihak kedua (Pemohon Keberatan) selaku pemegang hak
ah

lik
tanggungan peringkat pertama dengan akta ini diberi dan menyatakan
menerima kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk tanpa persetujuan
terlebih dahulu dari Pihak Pertama untuk menjual atau suruh menjual
am

ub
dihadapan umum secara lelang obyek hak tanggungan baik seluruhnya
maupun sebagian-sebagian;
ep
Sesuai dengan Pasal 11 ayat (2) e UUHT dimana kewenangan Pemohon
k

Keberatan untuk menjual objek Hak Tanggungan secara Parate Eksekusi


ah

telah disyaratkan dalam janji-janji APHT, sehingga penjualan obyek Hak


R

si
Tanggungan oleh Pemohon Keberatan melalui KPKNL (Kantor Pelelangan
Kekayaan Negara dan Lelang) tidak perlu melalui Pengadilan atau

ne
ng

menunggu suatu putusan Pengadilan;


Oleh karena itu parate eksekusi yang akan dilakukan Pemohon Keberatan

do
gu

telah sesuai dengan aturan hukum menurut UUHT yang berlaku;


Dalam pertimbangannya, Majelis BPSK menyebutkan bahwa dalam Pasal 2
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
In
A

menyebutkan Setiap konsumen yang dirugikan atau ahli warisnya dapat


mengajukan gugatan kepada pelaku usaha di badan penyelesaian sengketa
ah

lik

Konsumen (BPSK) tempat berdomisili konsumen atau pada Badan


Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) terdekat;
m

ub

Sebagaimana dijelaskan sendiri dalam pertimbangannya oleh Majelis BPSK


Batu Bara bahwa terdapat pembatasan wilayah pengaduan konsumen yang
ka

mengharuskan konsumen terlebih dahulu untuk mengajukan gugatan


ep

kepada BPSK tempat domisili konsumen atau BPSK terdekat, sedangkan


ah

gugatan yang diajukan oleh Termohon Keberatan/konsumen yang


R

berdomisili di Kota Rantauprapat malah diajukan kepada BPSK Batu Bara


es

yang letak lokasinya sangat jauh dari kota Rantauprapat;


M

ng

Dengan demikian dengan alasan apakah Termohon Keberatan memilih


on

Halaman 40 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk mengajukan gugatannya melalui BPSK Batu Bara dan bukan melalui

si
BPSK Kota terdekat ?;
Pemohon Keberatan sama sekali tidak menemukan penjelasan mengenai hal

ne
ng
yang sebagaimana disebutkan oleh Majelis BPSK dalam pertimbangannya
tersebut diatas, didalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen, sehingga sangat terlihat jelas ketidakkonsistenan

do
gu dalam pertimbangan-pertimbangan yang digunakan oleh Majelis BPSK dalam
pembuatan putusan tersebut ataupun memang disengaja dengan itikad tidak

In
A
baik dalam pembuatan putusan BPSK Nomor 145/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016
tanggal 20 Mei 2016 oleh pihak-pihak terkait;
ah

lik
20. Bahwa berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Standardisasi dan
Perlindungan Konsumen Nomor 688/SPK.3.2/SD/12/2015 tanggal 31
Desember 2015 perihal Penyelesaian Sengketa Konsumen yang ditujukan
am

ub
kepada Ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Kabupaten Batu Bara yang tindasannya kepada Perbankan Indonesia,
ep
disebutkan dalam angka 3 poin a yang pada intinya jika di dalam perjanjian
k

terdapat klausula yang menyatakan secara tegas bahwa apabila terjadi


ah

sengketa akan diselesaikan di Pengadilan Negeri, maka BPSK baru


R

si
memiliki kewenangan menyelesaikan sengketa atas perjanjian tersebut
apabila para pihak dalam perjanjian tersebut membatalkan klausula

ne
ng

tersebut. Dan lebih lanjut setelah klausula mengenai penyelesaian melalui


Pengadilan Negeri tersebut dibatalkan, penyelesaian melalui BPSK pun

do
gu

harus berdasarkan pilihan sukarela para pihak bersengketa;


Selanjutnya dalam angka 3 poin f juga disebutkan bahwa BPSK tidak
berwenang membatalkan produk hukum yang dikeluarkan oleh
In
A

instansi/lembaga lain akan tetapi hanya sebatas merekomendasikan kepada


instansi/lembaga yang berwenang untuk membatalkan putusan tersebut;
ah

lik

Atas dasar hal tersebut maka Pertimbangan majelis BPSK dalam Putusan
Nomor 145/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 20 Mei 2016 yang isinya
m

ub

membatalkan perjanjian kredit antara Termohon Keberatan dengan


pemohon Keberatan dan juga membatalkan lelang yang telah dilaksanakan
ka

sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku dan bahkan


ep

membebaskan Termohon Keberatan dari segala kewajiban hutangnya


ah

kepada Pemohon Keberatan sekaligus mewajibkan Pemohon Keberatan


R

untuk mengembalikan agunan yang dijadikan jaminan atas pelunasan


es

kewajiban dari Termohon Keberatan atas segala kewajiban hutangnya


M

ng

adalah telah melampaui batas tugas dan kewenangan dari BPSK Batu Bara
on

Halaman 41 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang diberikan oleh undang-undang maupun yang diatur dalam Surat

si
Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor
688/SPK.3.2/SD/12/2015 tanggal 31 Desember 2015 tersebut di atas;

ne
ng
Putusan BPSK Batu Bara Nomor 145/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 20
Mei 2016 telah cacat secara hukum oleh karena telah melebihi jangka waktu
penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana telah ditetapkan dalam

do
gu Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor
350/MPP/Kep/12/2001 tentang pelaksanaan tugas dan wewenang Badan

In
A
Penyelesaian Sengketa Konsumen yang mewajibkan sengketa konsumen
diselesaikan selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja, terhitung
ah

lik
sejak permohonan diterima oleh BPSK, sedangkan dalam putusan BPSK
tersebut menyebutkan gugatan dari konsumen (ic. Yuni) diterima pada
tanggal 17 Februari 2015 dan kemudian baru diputus oleh BPSK Batu Bara
am

ub
tanggal 20 Mei 2016, yang dimana sudah sangat jauh melebihi batas waktu
yang diwajibkan yakni 21 (dua puluh satu) hari kerja, sehingga berdasar hal
ep
tersebut mengakibatkan putusan BPSK tersebut diatas tidak sah secara
k

hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum;


ah

Bahwa, berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon Keberatan


R

si
mohon kepada Pengadilan Negeri Kisaran agar memberikan putusan sebagai
berikut:

ne
ng

1. Menerima dan mengabulkan keberatan Pemohon seluruhnya;


2. Menyatakan Putusan Majelis Hakim BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor

do
gu

145/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 20 Mei 2016 batal dan tidak


mempunyai kekuatan hukum;
3. Menghukum Termohon Keberatan (semula Konsumen/Pelapor) untuk
In
A

membayar seluruh biaya perkara pada semua tingkat peradilan;


4. Atau bila Majelis Hakim berpendapat lain, Pemohon Keberatan mohon
ah

lik

putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);


Bahwa, terhadap keberatan tersebut di atas, Termohon Keberatan
m

ub

mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:


Dalam Eksepsi
ka

A. tentang Permohonan Keberatan telah lewat waktu (daluwarsa)


ep

a. Bahwa, menurut Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 01 Tahun 2006


ah

tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Keputusan BPSK, pada Pasal


R

5 Ayat (1) yang menyebutkan:


es

Keberatan diajukan dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari


M

ng

terhitung sejak pelaku usaha atau konsumen menerima pemberitahuan


on

Halaman 42 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK);

si
b. Bahwa, Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
diterima oleh Pemohon Keberatan pada tanggal 23 Mei 2016 (dan

ne
ng
didaftarkan di Pengadilan Negeri Rantauprapat adalah pada tanggal 10
Juni 2016 sedangkan antara tanggal 23 Mei 2016 sampai dengan
tanggal 10 Juni 2016 adalah 19 (sembilan belas) hari;

do
gu c. Bahwa sehingga pengajuan keberatan oleh Pemohon keberatan adalah
telah lewat waktu (daluwarsa) selama 5 (lima) hari, sehingga

In
A
bertentangan dan tidak sesuai serta melanggar Pasal 5 Ayat (1) dari
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 01 Tahun 2006 tentang Tata
ah

lik
Cara mengajukan Keberatan terhadap Keputusan Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK) tersebut diatas;
Dan oleh karenanya, pengajuan keberatan dalam perkara a quo adalah
am

ub
telah lewat waktu (daluarsa) dan tidak dapat diterima;
B. tentang Kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK),
ep
- Bahwa, Termohon Keberatan menolak keberatan seluruhnya dalil-dalil
k

Pemohon Keberatan, kecuali yang diakui secara tegas dalam jawaban ini;
ah

- Bahwa menurut undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


R

si
Perlindungan Konsumen kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) adalah:

ne
ng

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen:

do
gu

a) Menurut Pasal 45 ayat 1 yang berbunyi:


Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha
melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara
In
A

Konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada


di lingkungan peradilan umum;
ah

lik

b) Menurut Pasal 52 butir (a), (f), dan butir (k) tentang tugas dan
wewenang BPSK yang menyatakan:
m

ub

a. Melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa


konsumen dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau
ka

konsiliasi;
ep

b. Memberikan konsultasi perlindungan konsumen;


ah

c. Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula


R

baku;
es

d. Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi


M

ng

pelanggaran ketentuan dalam undang-undang ini;


on

Halaman 43 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e. Menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis dari

si
konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap
perlindungan konsumen;

ne
ng
f. Melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa
perlindungan konsumen;
g. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan

do
gu pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;
h. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/atau

In
A
setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran
terhadap undang-undang ini;
ah

lik
i. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku
usaha, saksi, saksi ahli atau setiap orang sebagaimana
dimaksud pada huruf g dan huruf h yang tidak bersedia
am

ub
memenuhi panggilan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK);
ep
j. Mendapatkan, meneliti dan/atau menilai surat, dokumen, atau
k

alat bukti lain guna penyelidikan dan/atau pemeriksaan;


ah

k. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya


R

si
kerugian di pihak konsumen;
l. Memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang

ne
ng

melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;


m. Menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang

do
gu

melanggar ketentuan undang-undang ini;


c) Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2010 pada Pasal (2) nya
menyatakan:
In
A

Setiap Konsumen dirugikan atau ahli warisnya dapat menggugat


pelaku usaha melalui BPSK di tempat domisili Konsumen atau
ah

lik

BPSK yang terdekat;


d) Surat pernyataan Termohon Keberatan tentang memilih Arbitrase
m

ub

di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) tertanggal


16 September 2015;
ka

e) Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase,


ep

Keputusan mencantumkan irah-irah Demi keadilan berdasarkan


ah

ketuhanan yang maha Esa


R

Sehingga Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)


es

berwenang mutlak menangani perkara ini;


M

ng

f) Bahwa pengajuan permohonan Parate Eksekusi kepada Kantor


on

Halaman 44 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kisaran

si
adalah merupakan cacat hukum dan tidak sah karena untuk
menjual objek Hak Tanggungan harus ada berdaasarkan Pasal

ne
ng
26 Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 yang
mengaturnya dengan memperhatikan Pasal 14, Peraturan
mengenai eksekusi hyphootek yang ada mulai berlakunya

do
gu undang-undang ini, berlaku terhadap Eksekusi Hak Tanggungan,
Sehingga selama belum ada peraturan yang Mengatur tentang

In
A
Pelaksanaan Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan tersebut,
Maka Eksekusi Hyphootek yang berlaku yaitu harus melalui
ah

Pengadilan Negeri setempat, atau dengan kata lain Pasal 6

lik
Undang-Undang Hak Tanggungan tidak dapat berdiri sendiri
karena Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan Sebagi Pasal
am

ub
Pelaksananya dan oleh karena pelaksanaan atau hukum
acaranya dari Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan adalaj
ep
merujuk pada Pasal 224 HIR/258 Rbg, Maka Pelaksanaan
k

Eksekusinya maupun Lelangnya harus melalui Fiat Eksekusi


ah

melalui Pengadilan Negeri, Bukan Melalui Perantaraan Kantor


R

si
Pelayanan dan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL);
g) Bahwa menurut Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik

ne
ng

Indonesia Nomor 3210.K/PDT/1948 tanggal 30 Januari 1986


yang menyatakan bahwa Pelaksanaan Pelelang yang tidak

do
gu

dilaksanakan atas penetapan/fiat Ketua Pengadilan Negeri, maka


lelang umum tersebut telah bertentangan dengan Pasal
224HIR/258RBG. Sehingga tidak sah, Sehingga Pellaksanaan
In
A

Parate Eksekusi harus melalui fiat Ketua Pengadilan Negeri,


Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
ah

lik

3210K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 juga didukung oleh


buku II Pedoman Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
m

ub

KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 April 1994 yang menyatakan:


Untuk menjaga agar tercapainyamaksud dan tujuannya, maka
ka

sebelum lelang dilaksanakan, terlebih dahulu kreditur dan debitur


ep

dipanggil oleh Ketua Pengadilan Negeri untuk mencari jalan


ah

keluarnya;
R

h) Bahwa dengan tindakan Pemohon Keberatan yang akan


es

dan/atau telah melaksanakan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan


M

ng

yang menjadi Jaminan Konsumen di muka umum dan melakukan


on

Halaman 45 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lelang melalui perantara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

si
Lelang (KPKNL) Kisaran adalah merupakan perbuatan melawan
hukum, karena bertentangan dengan :

ne
ng
1) Bertentangan dengan Pasal 26 Undang-Undang Hak
Tanggungan (UUHT) Nomor 4 Tahun 1996 yang
mengharuskan Eksekusi Hak Tanggungan menggunakan

do
gu Pasal 224 HIR/258 RBG yang mengharuskan ikut campur
Ketua Pengadilan Negeri, (Bukan Peraturan Menteri

In
A
Keuangan Republik Indonesia Nomor 93/PMK.06/2010 juncto
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
ah

lik
106/PMK.06/2013);
2) Bertentangan dengan angka 9 Penjelasan Umum Undang-
Undang Hak Tanggungan (UUHT) Nomor 4 Tahun 1996 Yng
am

ub
menyatakan agar ada kesatuan pengertian dan kepastian
penggunaan ketentuan tersebut. Maka ditegaskan lebih
ep
lanjut dalam Undang-Undang ini, bahwa sebelum ada
k

Peraturan Perundang-undangan yang mengaturnya, maka


ah

Peraturan mengenai eksekusi hyphootek yang diatur dalam


R

si
HIR/RBG berlaku terhadap hak eksekusi tanggungan;
3) Bertentangan dengan Pasal 1211 KUHP Perdata yang

ne
ng

mengharuskan lelang melalui Pegawai Umum Pengadilan


Negeri;

do
gu

4) Bertentangan dengan Pasal 200 Ayaat (1) HIR yang


mewajibkan Ketua Pengadilan Negeri (dalam perkara a quo
Pengadilan Negeri Rantau Prapat) untuk memerintahkan
In
A

Kantor Lelang untuk menjualnya (Bukan pelaku usaha yang


meminta kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
ah

lik

Lelang (KPKNL);
5) Bertentangan dengan Jurisprusdensi Mahkamah Agung
m

ub

Republik Indonesia Nomor 3210.K/PDT/1984 tanggal 30


Januari 1986 yang menyatakan bahwa Pelaksanaan
ka

Pelelangan yang tidak dilaksanakan atas penetapan atau Fiat


ep

Ketua Pengadilan Negeri, Maka lelang umum tersebut telah


ah

bertentangan dengan Pasal 224 HIR/258 RBG. Sehingga


R

tidak sah, sehingga pelaksanaan parate eksekusi harus


es

melalui fiat Ketua Pengadilan Negeri;


M

ng

6) Bertentangan denga Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011


on

Halaman 46 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentang Pembentukan Peraturan yang menyebutkan jenis,

si
Hirarki Peraturan Perundang-undangan adalah :
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945;

ne
ng
2. Keteteapan MPR;
3. Undang-Undang/Perpu;
4. Peraturan Pemerintah;

do
gu 5. Peraturan presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi;

In
A
7. Peraturan Daerah;
Sedangkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
ah

lik
(in casu) Nomor 93/PMK.06/2010 juncto peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 106/PMK.06/2013 tidak
termasuk jenis peraturan Perundang-undangan, Apalagi
am

ub
Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun
1996 tidak ada memerintahkan bahwa peraturan
ep
pelaksanaannya adalah Peraturan Menteri Keuangan;
k

i) Bahwa menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentnag


ah

Perlindungan Konsumen pada Pasal 54 Ayat (4) juncto


R

si
keputusan menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan

ne
ng

Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen


(BPSK) pada Pasal 36 butir (3) yang menyebutkan:

do
gu

Bilamana pada persidangan ke II (kedua) konsumen tidak hadir,


maka gugatannya dinyatakan gugur demi hukum, sebaliknya jika
pelaku usaha yang tidak hadir, Maka gugatan konsumen di
In
A

kabulkan oleh majelis tanpa kehadiran pelaku usaha (verstek);


j) Bahwa dalam beberapa Pasal Undang-undan Nomor 8 Tahun
ah

lik

1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menjelaskan, yaitu:


- Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
m

ub

tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi:


Bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang
ka

menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan


ep

perlindungan kepada konsumen


ah

- Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999


R

tantang Perlindungan Konsumen yang berbunyi:


es

Bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan


M

ng

/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi


on

Halaman 47 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk

si
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan;
- Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

ne
ng
tantang Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
Bahwa pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau
badan usaha, baik berbentuk badan hukum maupun bukan

do
gu badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik

In
A
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian dalam menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
ah

lik
berbagai bidang ekonomi;
- Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
am

ub
Bahwa dalam setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat
ep
dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk
k

diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan


ah

oleh konsumen;
R

si
- Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tantang
Perlindungan Konsumen yang berbunyi:

ne
ng

Kewajiban pelaku usaha adalah:


a. Beretika baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

do
gu

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai


kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi
penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan;
In
A

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar


dan jujur serta tidak diskriminatif;
ah

lik

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi


dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar
m

ub

mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;


e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji,
ka

dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta


ep

memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang di


ah

buat dan/atau yang diperdagangkan;


R

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian


es

atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan


M

ng

pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;


on

Halaman 48 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
g. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian

si
apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau
dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian;

ne
ng
- Pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
Setiap Konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku

do
gu usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan
sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui

In
A
peradilan yang berada dilingkungan peradilan umum;
k) Bahwa dari bunyi beberapa Pasal tersebut diatas, dapat
ah

lik
diperoleh suatu petunjuk atau kesimpulan bahwa pelaku usaha
berkewajiban melindungi terhadap setiap orang yang atau
memakai barang dan/atau jasa dari hasil kegiatan usahanya;
am

ub
l) Bahwa oleh karena itu pelaku usaha berkewajiban melindungi
setiap orang yang memakai barang dan/atau jasa dari hasil
ep
usahanya, Maka pelaku usaha dilarang melakukan suatu
k

perbuatan sebagaimana diatur dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9,


ah

Pasal 10, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16,
R

si
Pasal 17, Pasal 18, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen;

ne
ng

m) Bahwa secara umum (notoir) diketahui masyarakat bahwa


kedudukan hukum konsumen sangat lemah dihadapan pelaku

do
gu

usaha, sehingga Undang-Undang Perlindungan Konsumen


dengan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) nya
diberi wewenang untuk menguji tentang pencantuman klausula
In
A

baku yang dilarang oleh undang-undang itu, sedangkan yang


dimaksud dengan klausula baku yang dilarang oleh undang-
ah

lik

undang adalah:
a) Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;
m

ub

b) Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak kembali


barang yang dibeli konsumen;
ka

c) Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak


ep

penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang/jasa


ah

yang dibeli oleh konsumen;


R

d) Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku


es

usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk


M

ng

melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan


on

Halaman 49 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;

si
e) Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan
barang atas pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;

ne
ng
f) Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi
manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen
yang menjadi objek jual beli jasa;

do
gu g) Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang
berupa aturan baku, tambahan, lanjutan, dan/atau

In
A
pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha
dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;
ah

lik
h) Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepala pelaku
usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai atau
jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara
am

ub
angsuran;
Dan begitu juga dengan yang diperintahkan dan diamanatkan oleh
ep
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 1/POJK.07/2013
k

tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan Pasal 22 butir


ah

(1) dan (3) juga menyebutkan dan menganulir Pasal 18 ayat (1)
R

si
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen sedangkan pada ayat (2)-nya menyatakan:

ne
ng

pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau


bentuknya sulit terlihat atau dibaca secara jelas, atau yang

do
gu

pengungkapannya sulit dimengerti


Dan selanjutnya pada ayat (3) menyatakan pula:
setiap kalusula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada
In
A

dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi hukum
ah

lik

Bahwa sangatlah jelas sebagaimana diurai dalam pertimbangan hukum


putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu
m

ub

Bara Nomor 145/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 20 Mei 2016 yang


mengungkap hubungan hukum bahwa Termohon Keberatan adalah
ka

konsumen dan Pemohon Keberatan sebagai pelaku usaha, sehingga


ep

hubungan hukum yang demikian haruslah dipayungi dengan Undang-


ah

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mengingat


R

bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan


es

konsumen merupakan sebuah lex spesialis dan penanganannya telah diatur


M

ng

secara tegas menurut Undang-undnag tersebut sehingga Badan


on

Halaman 50 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) berwenang memeriksa, dan

si
memutus perkara a quo;
Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Putusan Undang-Undang

ne
ng
Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dalam perkara a quo
telah sesuai dan tidak sedikit pun bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

do
gu Bahwa, terhadap keberatan tersebut, Pengadilan Negeri Rantauprapat
telah memberikan putusan Nomor 57/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Rap., tanggal 29

In
A
Juni 2016 yang amarnya sebagai berikut:
Dalam Eksepsi
ah

lik
- Menolak eksepsi Termohon seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara
1. Menerima dan mengabulkan keberatan Pemohon seluruhnya;
am

ub
2. Menyatakan Putusan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor
145/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 20 Mei 2016 tidak mempunyai
ep
kekuatan hukum;
k

3. Menghukum Termohon Keberatan untuk membayar biaya perkara yang


ah

sampai hari ini ditetapkan sejumlah Rp311.000,00 (tiga ratus sebelas ribu
R

si
rupiah);
Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat tersebut

ne
ng

telah diberitahukan kepada Termohon Keberatan pada tanggal 28 Juli 2016,


terhadap putusan tersebut, Termohon Keberatan mengajukan permohonan

do
gu

kasasi pada tanggal 1 Agustus 2016, sebagaimana ternyata dari Akta


Permohonan Kasasi Nomor 57/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Rap., yang dibuat oleh
Panitera Pengadilan Negeri Rantauprapat, permohonan tersebut diikuti dengan
In
A

memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Rantauprapat


pada tanggal 10 Agustus 2016;
ah

lik

Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Pemohon Keberatan


pada tanggal 11 Agustus 2016, kemudian Pemohon Keberatan mengajukan
m

ub

kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri


Rantauprapat pada tanggal 23 Agustus 2016;
ka

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-


ep

keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,


ah

diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam
R

undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal


es

dapat diterima;
M

ng

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh


on

Halaman 51 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah:

si
tentang Keberatan
- tentang tidak berwenang atau melampaui wewenang

ne
ng
- Bahwa Judex Facti telah membatalkan keputusan arbitrase Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Pemerintah Kabupaten Batu Bara
dalam perkara a quo, Sedangkan menurut Pasal 6 ayat (3) Peraturan

do
gu Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2006 tentang tata
cara pengajuan keberatan terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa

In
A
Konsumen (BPSK) di sebutkan:
Keberatan terhadap Putusan Arbitrase Badan Penyelesaian Sengketa
ah

lik
Konsumen (BPSK) dapat diajukan apabila memenuhi pernyataan
Pembatalan Putusan Arbitrase sebagaimana diatur dalam Pasal 70 Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatife
am

ub
penyelesaian sengketa yaitu :
a) Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan setelah putusan
ep
di jatuhkan di akui palsu atau di nyatakan palsu;
k

b) Setelah putusan Arbitrase BPSK di ambil, ditemukan dokumen yang


ah

bersifat menentukan yang disembunyikan pihak lawan;


R

si
c) Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan salah satu pihak
dalam pemeriksaan sengketa, sedangkan Judex Facti membatalkan

ne
ng

keputusan BPSK tanpa (tidak menyebutkan alat bukti tersebut dalam


keputusannya) Apalagi pada ayat (5) yang menyatakan dalam hal

do
gu

keberatan diajukan atas dasar alasan lain, diluar ketentuan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) Majelis Hakim dapat MENGADILI SENDIRI
sengketa konsumen yang bersangkutan, akan tetapi Judex Facti tidak
In
A

membuat MENGADILI SENDIRI dalam keputusannya dalam halaman


61 s/d 62. Sehingga Judex Facti tidak berwenang atau telah melampaui
ah

lik

wewenangnya;
- Bahwa menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
m

ub

Konsumen Kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)


adalah:
ka

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen:


ep

a) Bahwa menurut Pasal 45 ayat (1) berbunyi:


ah

Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui


R

Lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa konsumen dan pelaku


es

usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum


M

ng

b) Bahwa menurut Pasal 52 tentang Tugas dan Wewenang Badan


on

Halaman 52 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang menyatakan

si
a. Melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen,
dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasi;

ne
ng
b. Memberikan konsultasi perlindungan konsumen;
c. Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku;
d. Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran

do
gu ketentuan dalam Undang-Undang ini;
e. Menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis, dari

In
A
konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan
konsumen;
ah

lik
f. Melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan
konsumen;
g. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran
am

ub
terhadap perlindungan konsumen;
h. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/atau setiap orang
ep
yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap undang-undang ini;
k

i. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi,


ah

saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud pada huruf g


R

si
dan huruf h, yang tidak bersedia memenuhi panggilan badan
penyelesaian sengketa konsumen;

ne
ng

j. Mendapatkan, meneliti dan/atau menilai surat, dokumen, atau alat


bukti lain guna penyelidikan dan/atau pemeriksaan;

do
gu

k. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di


pihak konsumen;
l. Memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan
In
A

pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;


m. Menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang
ah

lik

melanggar ketentuan Undang-Undang ini.


c) Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2010 yang pada
m

ub

Pasal (2) nya menyatakan:


Setiap konsumen yang dirugikan atau ahli warisnya dapat mengajukan
ka

gugatan kepada pelaku usaha di Badan Penyelesaian Sengketa


ep

Konsumen (BPSK) tempat berdomisili konsumen atau pada Badan


ah

Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) terdekat


R

d) Bahwa dengan pengajuan permohonan parate eksekusi yang dilakukan


es

Termohon Kasasi yaitu dengan melalui Perantara Kantor Pelayanan


M

ng

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kisaran adalah cacat hukum dan
on

Halaman 53 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak sah karena untuk menjual objek hak tanggungan harus ada

si
berdasarkan Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun
1996 yang mengaturnya dengan memperhatikan Pasal 14, Peraturan

ne
ng
mengenai eksekusi hyphoteek yang ada mulai berlakunya undang-
undang ini, berlaku terhadap eksekusi hak tanggungan, sehingga selama
belum ada peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan Pasal 6

do
gu Undang-Undang Hak Tanggungan tersebut, maka eksekusi hyphoteek
yang berlaku yaitu harus melalui Pengadilan Negeri setempat, atau

In
A
dengan kata lain Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan tidak dapat
berdiri sendiri karena Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan
ah

sebagai Pasal Pelaksananya dan oleh karena Pelaksanaan atau hukum

lik
acaranya dari Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan adalah
merujuk pada Pasal 224 HIR/258 Rbg, maka pelaksanaan eksekusinya
am

ub
maupun lelangnya harus melalui fiat eksekusi melalui Pengadilan Negeri,
bukan melalui perantara Kantor Pelayanan dan Kekayaan Negara dan
ep
Lelang (KPKNL);
k

e) Bahwa menurut Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia


ah

Nomor 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 yang menyatakan


R

si
bahwa Pelaksanaan Pelelangan yang tidak dilaksanakan atas
Penetapan/Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Maka Lelang Umum tersebut

ne
ng

telah bertentangan dengan Pasal 224 HIR/258 RBG. Sehingga tidak sah,
sehingga pelaksanaan parate eksekusi harus melalui fiat Ketua

do
gu

Pengadilan Negeri, Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Nomor 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 juga didukung oleh
buku II Pedoman Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
In
A

KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 April 1994 yang menyatakan Untuk


menjaga agar tercapai maksud dan tujuannya, maka sebelum lelang
ah

lik

dilaksanakan, terlebih dahulu kreditur dan debitur dipanggil oleh Ketua


Pengadilan Negeri untuk mencari jalan keluarnya;
m

ub

f) Bahwa dengan tindakan Termohon Kasasi yang akan dan/atau telah


melaksanakan lelang eksekusi hak tanggungan yang menjadi jaminan
ka

konsumen di muka umum dan melakukan lelang melalui perantara Kantor


ep

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kisaran adalah


ah

merupakan perbuatan melawan hukum, karena bertentangan dengan:


R

1) Bertentangan dengan Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan


es

(UUHT) Nomor 4 Tahun 1996 yang mengharuskan eksekusi hak


M

ng

tanggungan menggunakan Pasal 224 HIR/258 RBG yang


on

Halaman 54 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengharuskan ikut campur Ketua Pengadilan Negeri, (Bukan

si
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
93/PMK.06/2010 Yo Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

ne
ng
Nomor 106/PMK.06/2013);
2) Bertentangan dengan Angka 9 Penjelasan Umum Undang-Undang
Hak Tanggungan (UUHT) Nomor 4 Tahun 1996 yang menyatakan

do
gu agar ada kesatuan pengertian dan kepastian penggunaan ketentuan
tersebut, Maka ditegaskan lebih lanjut dalam Undang-Undang ini,

In
A
bahwa sebelum ada peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya, maka peraturan mengenai eksekusi hyphotek yang
ah

lik
diatur dalam HIR/RBG berlaku terhadap Eksekusi Hak Tanggungan;
3) Bertentangan dengan Pasal 1211 KUHPerdata yang mengharuskan
lelang melalui pegawai umum Pengadilan Negeri;
am

ub
4) Bertentangan dengan Pasal 200 Ayat (1) HIR Yang Mewajibkan
Ketua Pengadilan Negeri (dalam perkara a quo Pengadilan Negeri
ep
Rantau Prapat) untuk memerintahkan Kantor Lelang untuk
k

menjualnya (Bukan pelaku usaha yang meminta kepada Kantor


ah

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL);


R

si
5) Bertentangan dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 yang

ne
ng

menyatakan bahwa Pelaksanaan Pelelangan yang tidak


dilaksanakan atas Penetapan/Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Maka

do
gu

lelang umum tersebut telah bertentangan dengan Pasal 224 HIR/258


RBG. Sehingga tidak sah, sehingga pelaksanaan parate eksekusi
harus melalui fiat Ketua Pengadilan Negeri;
In
A

6) Bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011


tentang Pembentukan Peraturan yang menyebutkan jenis, hirarki
ah

lik

peraturan perundang-undangan adalah :


1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945;
m

ub

2. Ketetapan MPR;
3. Undang-Undang /Perpu;
ka

4. Peraturan Pemerintah;
ep

5. Peraturan Presiden;
ah

6. Peraturan Daerah Provinsi;


R

7. Peraturan Daerah;
es

Sedangkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (in casu)


M

ng

Nomor 93/PMK.06/2010 juncto Peraturan Menteri Keuangan Republik


on

Halaman 55 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Indonesia Nomor 106/PMK.06/2013 tidak termasuk jenis peraturan

si
Perundang-undangan, Apalagi Pasal 26 Undang-Undang Hak
Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 tidak ada memerintahkan bahwa

ne
ng
peraturan pelaksanaannya adalah Peraturan Menteri Keuangan;
g) Bahwa dalam beberapa Pasal Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen yang menjelaskan, yang berbunyi :

do
gu - Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang berbunyi:

In
A
Bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada
ah

konsumen;

lik
- Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
am

ub
Bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
ep
keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk
k

diperdagangkan;
ah

- Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


R

si
Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
Bahwa pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan

ne
ng

usaha, baik berbentuk Badan Hukum maupun bukan Badan Hukum


yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

do
gu

wilayah Hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun


bersama-sama melalui perjanjian dalam menyelenggarakan kegiatan
usaha dalam berbagai bidang ekonomi;
In
A

- Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
ah

lik

Bahwa dalam setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,


baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak
m

ub

dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai,


dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen;
ka

- Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


ep

Perlindungan Konsumen yang berbunyi:


ah

Bahwa dalam setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,


R

baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak


es

dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai,


M

ng

dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen;


on

Halaman 56 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

si
Konsumen yang berbunyi:
Kewajiban pelaku usaha adalah:

ne
ng
a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi

do
gu penjelasan pcnggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur

In
A
serta tidak diskriminatif;
d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
ah

lik
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang
dan/atau jasa yang berlaku;
e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau
am

ub
mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan
dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang
ep
diperdagangkan;
k

f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas


ah

kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang


R

si
dan/atau jasa yang diperdagangkan;
g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila

ne
ng

barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai


dengan perjanjian;

do
gu

- Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha
In
A

melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara


konsumen dan pelaku usaha atau merlalui peradilan yang berada
ah

lik

dilingkungan peradilan umum;


h) Bahwa dari bunyi beberapa Pasal tersebut diatas, dapat diperoleh suatu
m

ub

petunjuk atau kesimpulan bahwa pelaku usaha berkewajiban melindungi


terhadap setiap orang yang atau memakai barang dan/atau jasa dari hasil
ka

kegiatan usahanya;
ep

i) Bahwa oleh karena itu pelaku usaha berkewajiban melindungi setiap


ah

orang yang memakai barang dan/atau jasa dari hasil usahanya, Maka
R

pelaku usaha dilarang melakukan suatu perbuatan sebagaimana diatur


es

dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14,
M

ng

Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Undang-Undang Nomor 8 Tahun
on

Halaman 57 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1999 tentang Perlindungan Konsumen;

si
j) Bahwa secara umum (notoir) diketahui masyarakat bahwa kedudukan
Konsumen sangatlah lemah bila berhadapan dengan pelaku usaha,

ne
ng
Sehingga Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen dengan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
nya diberi tugas dan wewenang untuk pengawasan tentang

do
gu Pencantuman klausula baku. Sedangkan yang dimaksud dengan
klausula baku yang dilarang undang-undang adalah:

In
A
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan
untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula
ah

lik
baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:
a) Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;
b) Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan
am

ub
kembali barang yang dibeli konsumen;
c) Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan
ep
kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli
k

oleh Konsumen;
ah

d) Menyatakan pemberian kuasa dari Konsumen kepada Pelaku usaha


R

si
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan
segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli

ne
ng

oleh Konsumen secara angsuran;


e) Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau

do
gu

pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;


f) Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa
atau mengurangi harta kekayaan Konsumen yang menjadi obyek jual
In
A

beli jasa;
g) Menyatakan tunduknya Konsumen kepada peraturan yang berupa
ah

lik

aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang


dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa Konsumen
m

ub

memanfaatkan jasa yang dibelinya;


h) Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha
ka

untuk Pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan


ep

terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;


ah

Dan begitu juga dengan yang diperintahkan dan diamanatkan oleh


R

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 1/POJK.07/2013


es

tentang Perlindungan Konsumen Sector Jasa Keuangan pada Pasal 22


M

ng

butir (1) dan (3) juga menyebutkan dan meng anulir Pasal 18 ayat (1)
on

Halaman 58 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,

si
Sedangkan pada ayat (2)-nya menyatakan:
Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau

ne
ng
bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang
pengungkapannya sulit dimengerti;
Dan selanjutnya pada ayat (3) menyatakan pula:

do
gu Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada
dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana

In
A
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi hukum;
Sedangkan sanksi pidananya berdasarkan Undang-Undang Nomor 8
ah

lik
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada Pasal 62 adalah
Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1)
am

ub
huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana dengan
Pidana Penjara Paling Lama 5 (Lima) Tahun atau Pidana Denda Paling
ep
Banyak Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah);
k

Sehingga, Judex Facti telah salah dalam menetapkan hukum atau


ah

melanggar hukum yang berlaku;


R

si
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah
Agung berpendapat:

ne
ng

Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah


meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 8 Agustus 2016 dan kontra

do
gu

memori kasasi tanggal 23 Agustus 2016 dihubungkan dengan pertimbangan


Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Negeri Rantauprapat tidak salah
menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:
In
A

- Bahwa pertimbangan Judex Facti sudah tepat dan benar karena


berdasarkan fakta-fakta dalam perkara a quo dimana hubungan hukum
ah

lik

antara Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan berdasarkan


perjanjian pemberian fasilitas kredit dan berdasarkan fakta Termohon
m

ub

Keberatan telah wanprestasi dalam hal ini telah berhenti membayar


angsuran atau cicilan kreditnya, sehingga secara absolut sengketa antara
ka

Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan merupakan kewenangan


ep

peradilan umum (Pengadilan Negeri) dan bukan merupakan kewenangan


ah

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK);


R

Menimbang, bahwa terlepas dari pertimbangan tersebut di atas


es

Mahkamah Agung berpendapat amar putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat


M

ng

harus diperbaiki dengan menyatakan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen


on

Halaman 59 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(BPSK) Kabupaten Batu Bara tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili

si
perkara a quo;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

ne
ng
ternyata bahwa Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat Nomor 57/Pdt.Sus-
BPSK/2016/PN.Rap., tanggal 29 Juni 2016 dalam perkara ini tidak
bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, oleh karena itu

do
gu permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi YUNI (AHLI
WARIS/ISTRI DARI ALMARHUM BORIAN), tersebut harus ditolak;

In
A
Menimbang, bahwa karena permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi/Termohon Keberatan ditolak, maka Pemohon Kasasi/Termohon
ah

lik
Keberatan harus dihukum untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini;
Memperhatikan, Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
am

ub
Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang
ep
Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3
k

Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;


ah

M E N G A D I L I:
R

si
- Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi YUNI (AHLI
WARIS/ISTRI DARI ALMARHUM BORIAN), tersebut;

ne
ng

- Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat Nomor 57/Pdt.Sus-


BPSK/2016/PN.Rap., tanggal 29 Juni 2016;

do
gu

MENGADILI SENDIRI
Dalam Eksepsi
- Menolak eksepsi Termohon seluruhnya;
In
A

Dalam Pokok Perkara


- Menyatakan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
ah

lik

Kabupaten Batu Bara tidak berwenang memeriksa dan mengadili


perkara tersebut;
m

ub

- Menghukum Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan untuk membayar biaya


perkara pada tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp500.000,00 (lima
ka

ratus ribu rupiah);


ep

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada


ah

Mahkamah Agung pada hari Rabu tanggal 29 Maret 2017 oleh Prof. Dr. Takdir
R

Rahmadi, S.H., L.L.M., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah
es

Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. Nurul Elmiyah, S.H., M.H., dan I Gusti
M

ng

Agung Sumanatha, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung, masing-masing sebagai


on

Halaman 60 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada

si
hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Para Hakim Anggota tersebut dan
Retno Kusrini, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak.

ne
ng
Anggota-Anggota, Ketua Majelis,
Ttd/. Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., L.L.M.

do
gu Ttd/. Dr. Nurul Elmiyah, S.H., M.H.
Ttd/. I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H.

In
A
Panitera Pengganti,
ah

lik
Ttd/. Retno Kusrini, S.H., M.H.
Biaya-biaya:
1. Meterai : Rp6.000,00
am

ub
2. Redaksi : Rp5.000,00
3. Administrasi Kasasi : Rp489.000,00 +
Jumlah : Rp500.000,00
ep
k

Untuk Salinan
ah

Mahkamah Agung R.I


a.n. Panitera,
R

si
Panitera Muda Perdata Khusus

ne
ng

do
gu

RAHMI MULYATI, S.H., M.H.,


NIP. 19591207 198512 2 002
In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 61 dari 61 hal. Put. Nomor 131 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

Anda mungkin juga menyukai