TC Penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

Dr.Prabowo.

PB
banyak dari kita mimpikan MENJADI ORANG SUKSES.......
......namun diluar dari kita, ada yang telah menjalani & melakukan PROSES MENJADI ORANG
SUKSES..........

...." Sukses tetap dimulai dari satu langkah...MULAI SEKARANG"...........................

Selasa, 12 November 2013


TRAUMA CAPITIS

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Cedera Kepala


Cedera kepala merupakan cedera yang mengenai kulit kepala hingga tengkorak (Cranium
dan bagian bawah). Namun penggunaan istilah cedera kepala (head injury) ini biasanya
berkaitan dengan cedera yang mengenai tengkorak atau otak atau keduanya (Hickey,
2003). Defenisi lain menurut nasional institude of neurological disorder and strok, cedera
kepala atau yang sinonim dengan brain injuri/head injuri/traumatic brain injuri, adalah
cedera yang mengenai kepala atau otak (atau keduanya) yang terjadi ketika trauma
mendadak menyebabkan kerusakan pada otak.

Anatomi dan Fisiologi Kepala


1. Kulit Kepala
Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu; skin atau kulit, connective
tissue atau jaringan penyambung, aponeurosis atau galea aponeurotika, loose conective
tissue atau jaringan penunjang longgar dan pericranium.
2. Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak terdiri dari kubah (kalvaria) dan basis kranii. Tulang tengkorak terdiri
dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan oksipital. Kalvaria khususnya
diregio temporal adalah tipis, namun disini dilapisi oleh otot temporalis. Basis cranii
berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat
proses akselerasi dan deselerasi. Rongga tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa yaitu : fosa
anterior tempat lobus frontalis, fosa media tempat temporalis dan fosa posterior ruang bagi
bagian bawah batang otak dan serebelum.
3. Meningen
Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari 3 lapisan yaitu :
a. Duramater
Duramater secara konvensional terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan endosteal dan lapisan
meningeal. Dura mater merupakan selaput yang keras, terdiri atas jaringan ikat fibrisa
yang melekat erat pada permukaan dalam dari kranium. Karena tidak melekat pada
selaput arachnoid di bawahnya, maka terdapat suatu ruang potensial (ruang subdura) yang
terletak antara dura mater dan arachnoid, dimana sering dijumpai perdarahan subdural.
Pada cedera otak, pembuluh-pembuluh vena yang berjalan pada permukaan otak menuju
sinus sagitalis superior di garis tengah atau disebut Bridging Veins, dapat mengalami
robekan dan menyebabkan perdarahan subdural. Sinus sagitalis superior mengalirkan
darah vena ke sinus transversus dan sinus sigmoideus. Laserasi dari sinus-sinus ini dapat
mengakibatkan perdarahan hebat.
Arteri-arteri meningea terletak antara dura mater dan permukaan dalam dari kranium
(ruang epidural). Adanya fraktur dari tulang kepala dapat menyebabkan laserasi pada
arteri-arteri ini dan menyebabkan perdarahan epidural. Yang paling sering mengalami
cedera adalah arteri meningea media yang terletak pada fosa temporalis (fosa media).
b. Selaput Arakhnoid
Selaput arakhnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus pandang. Selaput arakhnoid
terletak antara pia mater sebelah dalam dan dura mater sebelah luar yang meliputi otak.
Selaput ini dipisahkan dari dura mater oleh ruang potensial, disebut spatium subdural dan
dari pia mater oleh spatium subarakhnoid yang terisi oleh liquor serebrospinalis.
Perdarahan sub arakhnoid umumnya disebabkan akibat cedera kepala.
c. Piamater
Piamater melekat erat pada permukaan korteks serebri. Pia mater adarah membrana
vaskular yang dengan erat membungkus otak, meliputi gyri dan masuk kedalam sulci yang
paling dalam. Membrana ini membungkus saraf otak dan menyatu dengan epineuriumnya.
Arteri-arteri yang masuk kedalam substansi otak juga diliputi oleh pia mater.
4. Otak
Otak merupakan suatu struktur gelatin yang mana berat pada orang dewasa sekitar 1,4
kg. Otak terdiri dari beberapa bagian yaitu; Proensefalon (otak depan) terdiri dari
serebrum dan diensefalon, mesensefalon (otak tengah) dan rhombensefalon (otak
belakang) terdiri dari pons, medula oblongata dan serebellum.
Fisura membagi otak menjadi beberapa lobus. Lobus frontal berkaitan dengan fungsi
emosi, fungsi motorik dan pusat ekspresi bicara. Lobus parietal berhubungan dengan
fungsi sensorik dan orientasi ruang. Lobus temporal mengatur fungsi memori tertentu.
Lobus oksipital bertanggungjawab dalam proses penglihatan. Mesensefalon dan pons
bagian atas berisi sistem aktivasi retikular yang berfungsi dalam kesadaran dan
kewaspadaan. Pada medula oblongata terdapat pusat kardiorespiratorik. Serebelum
bertanggungjawab dalam fungsi koordinasi dan keseimbangan.
5. Cairan serebrospinalis
Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus dengan kecepatan produksi
sebanyak 20 ml/jam. CSS mengalir dari dari ventrikel lateral melalui foramen monro
menuju ventrikel III, akuaduktus dari sylvius menuju ventrikel IV. CSS akan direabsorbsi
ke dalam sirkulasi vena melalui granulasio arakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis
superior. Adanya darah dalam CSS dapat menyumbat granulasio arakhnoid sehingga
mengganggu penyerapan CSS dan menyebabkan kenaikan takanan intrakranial. Angka
rata-rata pada kelompok populasi dewasa volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan
sekitar 500 ml CSS per hari.
6. Perdarahan Otak
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis. Keempat arteri ini
beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus Willisi. Vena-vena
otak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak
mempunyai katup. Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus venosus
cranialis
B. Etiologi
Penyebab cedera kepala dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Trauma oleh benda tajam
Seperti luka karena peluru, benda tajam menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan
cedera lokal.
2. Trauma oleh benda tumpul
Menyebabkan cedera menyeluruh (difus) kerusakan terjadi ketika kekuatan diteruskan ke
subtansi otak, dimana energi diserap oleh lapisan pelindung yaitu rambut, kulit kepala dan
tengkorak, sehingga menyebabkan kerusakan dan gangguan sepanjang perjalanan
kejaringan otak.
C. Tipe dan Tingkatan Cedera Kepala
1. Cedera kepala ringan :
- Klien bangun dan mungkin bisa berorientasi
- GCS (13-15)
- Kehilangan kesadaran atau amnesia < dari 30 menit
- Tidak terdapat fraktur tengkorak, kontusio, hamatom
2. Cedera kepala sedang
- Klien mungkin konfusi/samnolen, namun tetap mampu untuk mengikuti perintah
sederhana
- GCS (9-12)
- Hilang kesadaran atau amnesia > 30 menit tetapi < 24 jam
- Dapat disertai fraktur tengkorak, disorientasi ringan
3. Cedera kepala berat
- Klien tidak mampu mengikuti bahkan perintah sederhana karena gangguan kesadaran
- GCS (3-8)
- Kehilangan kesadaran atau amnesia > 24 jam
- Mengalami kontusio serebral, laserasi, hematoma intrakranial.

D. Patofisiologi Cedera kepala


Kerusakan otak dapat diakibatkan cedera primer atau cedera sekunder pada kepala. Pada
cedera primer kerusakan otak akibat trauma itu sendiri, sedangkan pada cedera sekunder
kerusakan pada otak merupakan akibat dari pembengkakan (swelling), perdarahan
(hematom), infeksi, hipoksia cerebral, atau iskemia yang terjadi setelah cedera primer.
Cedera sekunder dapat terjadi dalam waktu yang cepat, dalam hitungan jam dari terjadinya
cedera primer (Lemote & Burke, 2000). Selanjutnya dalam uraian patofisiologi ini akan
dideskripsikan beberapa hal meliputi terjadinya penurunan oksigen dan glukosa kedalam
otak, perubahan PH didalam otak dan gangguan elektrolit didalam otak.

1. Penurunan oksigen dan glukosa otak


Neuron membutuhkan suplai nutrien dalam bentuk glukosa dan oksigen secara konstan dan
sangat rentan terhadap cedera metabolik apabila suplai nutrien tersebut terhenti. Jika suplai
ini terganggu, maka sirkulasi serebral dapat kehilangan kemampuannya untuk meregulasi
ketersediaan volume darah dalam sirkulasi, dan menyebabkan terjadinya iskemia pada area
tertentu didalam otak (Lemone & Burke, 2000). Hal serupa juga dikatakan price and wilson
(2006) bahwa otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi terutama
berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan dan
kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah adalah konstan. Metabolisme otak
merupakan proses tetap dan kontinyu, tanpa ada masa istirahat. Bila aliran darah terhenti
selam 10 menit saja, maka kesadaran mungkin akan hilang dan penghentian dalam bebrapa
menit saja dapat menimbulkan kerusakan irreversibel. Hipoglikemi yang berkepanjangan
juga dapat merusak jaringan otak.
Sementara itu iskemia dan hipoksia adalah dua mekanisme yang dapat menyebabkan
kerusakan irreversibel pada otak. Iskemia menunjukkan adanya penurunan pada aliran
darah otak. Penurunannya dapat fokal atau global atau bisa bersifat komplit dan inkomplit.
Iskemia global melibatkan semua jaringan otak sedangkan iskemia fokal hanya melibatkan
sebagian dari jaringan otak. Baik pada iskemia global maupun fokal perfusi dapat hilang
secara komplit. Iskemia global yaitu terhentinya sirkulasi secara total, sedangkan yang
komplit berada dalam rentangan antara perfusi yang menurun dan berhentinya sirkulasi
secara total. Tanda-tanda patologis dari penurunan aliran darah otak dapat dideteksi
apabila aliran menurun dibawah 25-30 ml/min/100 gr jaringan otak, namun demikian
kompensasi biasanya terjadi. Apabila aliran darah turun dibawah level tersebut maka
ambang iskemia yang pasti bervarisi diantara pasien dan tergantung pada banyak faktor
(seperti : riwayat trauma sebelumnya, usia, dan medikasi). Berbeda dengan iskemia
(penurunan aliran darah otak), hipoksia menunjukkan adanya penurunan pengiriman
oksigen. Pengiriman oksigen dapat menurun akibat berbagai sebab seperti hipoksi anamic,
penuran kardiak output (hipoksia dan iskemia), dan keracunan karbon monoksida (hipoksia
anoksic). Secara klinik hipoksia dan iskemia lebih sering terjadi bersamaan. Jika terjadi
kegagalan aliran darah ke otak akan mengakibatkn kecukupan oksigen untuk otak
berkurang sehingga terjadi vasodilatasi melalui mekanisme autoregulasi, meskipun aliran
darah berubah sedikit saja sampai tekanan PaO2 menurun sampai 50 mmHg. Sel yang
hipoksia akan menghasilkan asam laktat, hal ini menyebabkan peningkatan aliran darah
otak. Mekanisme asam laktat ini lebih rendah dari pada mekanisme regulasi CO2 dan H+
dalam peningkatan aliran darah otak.
2. Perubahan pH didalam otak
Respon terutama axon terhadap cedera adalah gagal dalam melakukan glikolisis aerobic,
memproduksi phosfokretin, mengaktivasi fungsi seluler energi tinggi, dan memproduksi
ATP. Kegagalan glokolisis aerobic meningkatkan produksi asam laktat dan menurunkan PH
intrasell mengakibatkan asidosis seluler.
3. Gangguan elektrolit diotak
Dengan kegagalan produksi ATP, pompa sodium potasium tidak mampu lama
mempertahankan / memelihara keseimbangan homeostatik ion-ion intrasel (konsentrasi
kalium di intrasel dan natrium dieksrasel tinggi). Akibatnya adalah kalium ekstrasel
meningkat, karena kalium diintrasel keluar ke ekstrasel sehingga terjadi edema (Hickey,
2003). Hilangnya homeostasis kalsium ini dapat menghambat metabolisme sel. Lebih lanjut
keadaan ini menyebabkan meningkatnya pemecahan protein dan ipid, meningkatkan
pemecahan membran sel dari hidrolisis phofolipid dan produksi toksin (berupa eicosanoid,
pletelit aktivating faktor, dan radika bebas). Secara bersamaan setelah trauma terjadi pula
kegagalan energi seluler yang berat menyebabkan peningkatan mencolok kadar
extraselluler exitatory neurotransmiter (EEN) seperti asam amino eksitatori (exitatori amino
acid/EAA) yaitu glutamat, aspartat dan acetilkolin amine. Komponen EEA ini diyakini
mencederai, mengurangi energi dan mendepolarisasi sel-sel neural.
4. Proses inflamasi yang terjadi di otak
Ruang intrakranial adalah ruang kaku yang terisi penuh sesuai kapasitasnya dengan unsur
yang tidak dapat ditekan yaitu otak (1400 gr), cairan serebrospinal (lebih kurang 75 ml)
dan darah ( 75 ml). Peningkatan volume salah satu diantara ketiga unsur ini mengakibatkan
desakan pada ruangan yang ditempati oleh unsur lainnya dan meningkatkan tekanan
intrakranial. Peningkatan TIK tidak hanya dijumpai setelah cedera kepala saja, tetapi
mempunyai penyebab lainnya. Ada mekanisme kompensasi yang bekerja bila satu dari 3
elemen intrakranial membesar melampui proporsi normal. Proses ini sangat penting untuk
mempertahankan TIK normal yang juga berarti mempertahankan integritas otak.
Perubahan konpensatoris meliputi pengalihan cairan serebrospnal kerongga spinal,
peningkatan aliran vena dari otak sedikit tekanan pada jaringan otak. Tumor, cedera otak,
edema, obstruksi aliran cairan serebrospinal, semuanya berpartisipasi dalam peningkatan
TIK. Mekanisme kompensasi mejadi tidak efektif bila menghadapi peningkatan TIK yang
serius dan berlangsung lama.
Edema otak merupakan penyebab yang lazim pada peningkatan TIK, selain itu penyebab
lain adalah peningkatan Cairan ektrasel, hipoksia, ketidakseimbangan cairan elektrolit,
iskemia cerebral dan meningitis. Iskemia yang timbal merangsang pusat vasomotor
sehingga tekanan darah sistemik meningkat. Rangsangan pada pusat inhibisi jantung
mengakibatkan bradikardi dan pernapasan menjadi lebih lambat. Mekanisme kompensasi ini
dikenal sebagai refleks cushing, membantu mempertahankan aliran darah keotak. Akan
tetapi menurunnya pernapasan mengakibatkan retensi CO2 dan mengakibatkan vasodilatasi
otak yang membantu meningkatkan tekanan intrakranial. Jadi tekanan darah sistemik terus
akan meningkat sebanding dengan peningkatan tekanan intrakranial. Walaupun pada
akhirnya dicapai suatu titik ketika tahanan intrakranial melebihi tekanan arteria dan
sirkulasi otak terhenti yang mengakibatkan kematian otak. Pada umumnya kejadian ini
didahului oleh tekanan darah arteria yang cepat menurun (Price & wilson, 2006).
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri yang menetap atau setempat.
2. Bengkak pada sekitar fraktur sampai pada fraktur kubah cranial.
3. Fraktur dasar tengkorak: hemorasi dari hidung, faring atau telinga dan darah terlihat di
bawah konjungtiva,memar diatas mastoid (tanda battle),otorea serebro spiral ( cairan
cerebros piral keluar dari telinga ), minorea serebrospiral (les keluar dari hidung).
4. Laserasi atau kontusio otak ditandai oleh cairan spinal berdarah.
5. Penurunan kesadaran.
6. Pusing / berkunang-kunang.
7. Absorbsi cepat les dan penurunan volume intravaskuler
8. Peningkatan TIK
9. Dilatasi dan fiksasi pupil atau paralysis edkstremitas
10. Peningkatan TD, penurunan frek. Nadi, peningkatan pernafasan
F. Komplikasi
1. Kejang pasca trauma.
Merupakan salah satu komplikasi serius. Insidensinya 10 %, terjadi di awal cedera 4-25%
(dalam 7 hari cedera), terjadi terlambat 9-42% (setelah 7 hari trauma). Faktor risikonya
adalah trauma penetrasi, hematom (subdural, epidural, parenkim), fraktur depresi kranium,
kontusio serebri, GCS <10.
2. Demam dan mengigil : Demam dan mengigil akan meningkatkan kebutuhan
metabolism dan memperburuk outcome. Sering terjadi akibat kekurangan cairan, infeksi,
efek sentral. Penatalaksanaan dengan asetaminofen, neuro muscular paralisis. Penanganan
lain dengan cairan hipertonik, koma barbiturat, asetazolamid.
3. Hidrosefalus:
Berdasar lokasi penyebab obstruksi dibagi menjadi komunikan dan non komunikan.
Hidrosefalus komunikan lebih sering terjadi pada cedera kepala dengan obstruksi,
Hidrosefalus non komunikan terjadi sekunder akibat penyumbatan di sistem ventrikel.
Gejala klinis hidrosefalus ditandai dengan muntah, nyeri kepala, papil udema, dimensia,
ataksia, gangguan miksi.
4. Spastisitas :
Spastisitas adalah fungsi tonus yang meningkat tergantung pada kecepatan gerakan.
Merupakan gambaran lesi pada UMN. Membentuk ekstrimitas pada posisi ekstensi.
Beberapa penanganan ditujukan pada : Pembatasan fungsi gerak, Nyeri, Pencegahan
kontraktur, Bantuan dalam posisioning.Terapi primer dengan koreksi posisi dan latihan
ROM, terapi sekunder dengan splinting, casting, farmakologi: dantrolen, baklofen, tizanidin,
botulinum, benzodiasepin
5. Agitasi
Agitasi pasca cedera kepala terjadi > 1/3 pasien pada stadium awal dalam bentuk delirium,
agresi, akatisia, disinhibisi, dan emosi labil. Agitasi juga sering terjadi akibat nyeri dan
penggunaan obat-obat yang berpotensi sentral. Penanganan farmakologi antara lain dengan
menggunakan antikonvulsan, antihipertensi, antipsikotik, buspiron, stimulant, benzodisepin
dan terapi modifikasi lingkungan.
6. Mood, tingkah laku dan kognitif
Gangguan kognitif dan tingkah laku lebih menonjol dibanding gangguan fisik setelah cedera
kepala dalam jangka lama. Penelitian Pons Ford,menunjukkan 2 tahun setelah cedera
kepala masih terdapat gangguan kognitif, tingkah laku atau emosi termasuk problem daya
ingat pada 74 %, gangguan mudah lelah (fatigue) 72%, gangguan kecepatan berpikir 67%.
Sensitif dan Iritabel 64%, gangguan konsentrasi 62%.
7. Sindroma post kontusio
Merupakan komplek gejala yang berhubungan dengan cedera kepala 80% pada 1 bulan
pertama, 30% pada 3 bulan pertama dan 15% pada tahun pertama: Somatik : nyeri
kepala, gangguan tidur, vertigo/dizzines, mual, mudah lelah, sensitif terhadap suara dan
cahaya, kognitif: perhatian, konsentrasi, memori,

Afektif: iritabel, cemas, depresi, emosi labil.


G. Test Diagnostik
1. Foto tengkorak : mengetahui adanya fraktur tengkorak (simple, depresi, kommunit),
fragman tulang.
2. Foto servikal : mengetahui adanya fraktur sevikal
3. CT. Scan : kemungkinan adanya subdural hematom, intraserebral hamtom, keadaan
ventrikel
4. MRI : CT Scan
5. EEG
6. lumbal puncti
7. Pemeriksaan darah : Hb, Ht, trombosit, elektrolit

Manajemen keperawatan
1. Monitor respirasi: posisi, intubasi, bebaskan jalan napas,section, monitor keadaan ventilasi,
pemeriksaan AGD, berikan oksigen jika perlu
2. Monitor status intracranial: respon, dan orientasi, TTV, pupil, fungsi motorik sensorik,
observasi status neurologik.
3. Atasi shok bila ada
4. Keseimbangan cairan dan elektrolit

H. Penatalaksanaan Medis
1. Diuretik : untuk mengurangi edema serebral misalnya monitol 20%, furosemid, lasix
2. Antikonvulsan : untuk menghentikan kejang, misalnya dengan dilantin, tegretol, valium
3. Kortikosteroid : untuk menghambat penghentian edema, ex: deksametason
4. Antagonis histamine : mencegah terjadinya iritasi lambung karena hipersekresi akibat
efek trauma kepala, ex: ranitidine, cemetidin
5. Antibiotic jika terjadi luka yang besar.

Prinsip Penatalaksanaan Pasien Cedera Kepala di IGD


Pertolongan pertama dari penderita dengan cedera kepala meliputi, anamnesa sampai
pemeriksaan fisik secara seksama dan stimultan. Pemeriksaan fisik meliputi Airway,
Breathing, Circulation, Disability, expsoure.
1. Pada pemeriksaan airway usahakan jalan nafas stabil, dengan cara kepala miring, buka
mulut, bersihkan muntahan darah, adanya benda asing. Perhatikan tulang leher,
immobilisasi, cegah gerakan hiperekstensi, hiperfleksi ataupun rotasi, Semua penderita
cedera kepala yang tidak sadar harus dianggap disertai cidera vertebrae cervikal sampai
terbukti tidak disertai cedera cervical, maka perlu dipasang collar barce. Jika sudah stabil
tentukan saturasi oksigen, minimal saturasinya diatas 90 %, jika tidak, usahakan untuk
dilakukan intubasi dan support pernafasan.
2. Setelah jalan nafas bebas, sedapat mungkin pernafasannya (Breathing) diperhatikan
frekwensinya normal antara 16 18 X/menit, dengarkan suara nafas bersih, jika tidak ada
nafas lakukan nafas buatan, kalau bisa dilakukan monitor terhadap gas darah dan
pertahankan PCO2 antara 28 35 mmHg karena jika lebih dari 35 mm Hg akan terjadi
vasodilatasi yang berakibat terjadinya edema serebri. Sedangkan jika kurang dari 20 mm
Hg akan menyebabkan vasokonstriksi yang berakibat terjadinya iskemia. Periksa tekanan
oksigen (O2) 100 mm Hg, jika kurang beri oksigen masker 8 liter /menit.
3. Pada pemeriksaan sistem sirkulasi, periksa denyut nadi/jantung, jika (tidak ada) lakukan
resusitasi jantung, Bila shock (tensi < 90 mm Hg nadi >100x per menit dengan infus
cairan RL, cari sumber perdarahan ditempat lain, karena cidera kepala single pada orang
dewasa hampir tidak pernah menimbulkan shock. Terjadinya shock pada cidera kepala
meningkatkan angka kematian 2x.
4. Pada pemeriksaan disability/ kelainan kesadaran, pemeriksaan kesadaran memakai glasgow
coma scale, Periksa kedua pupil bentuk dan besarnya serta catat reaksi terhadap cahaya
langsung maupun tidak langsung, Periksa adanya hemiparese/plegi, Periksa adanya reflek
patologis kanan kiri, Jika penderita sadar baik, tentukan adanya gangguan sensoris maupun
fungsi misal adanya aphasia.
5. Pada pemeriksan exposure, perhatikan bagian tubuh yang terluka, apakan ada jejas atau
lebam pada tubuh akibat benturan.
6. Setelah fungsi vital stabil (ABC stabil baru dilakukan survey yang lain dengan cara
melakukan sekunder survey/ pemeriksaan tambahan seperti skull foto, foto thorax, foto
pelvis, CT Scan dan pemeriksaan ini sebenarnya dikerjakan secara stimultan dan seksama)
(ATLS , 1997).

Efek yang terjadi jika pasien cedera kepala tidak ditangani dengan baik di IGD
Pasien yang mengalami cedera kepala, cenderung mengalami masalah yang komplit karena
akan terjadi masalah pada otak dan saraf. Penyebab kematian atau kecacatan yang dapat
terjadi apabila pasien cedera kepala tidak mendapatkan pertolongan yang benar pada saat
kegawat daruratan yaitu :
1. Keterlambatan dalam penanganan jalan nafas dan pernafasan yang disebabkan oleh
obstruksi benda asing, perdarahan, sekret dan muntah.
2. Keterlambatan resusitasi primer terhadap hipoksia, hipercarbia dan hipotensi yang
disebabkan oleh perdarahan.
3. Infeksi kranioserebral. Cedera ganda memiliki masalah kompleks dan menyebabkan
kematian dua kali cedera tunggal. Kelainan neurologis menunjukkan disfungsi otak berat.
Pasien diatas 50 tahun bisa mengalami komplikasi intrakranial akibat cedera minor.

Masalah yang timbul di IGD terkait cedera kepala

Asuhan Keperawatan

Pengkajian
Riwayat kesehatan:
- Kapan cedera terjadi
- Apa penyebab: objek yang membentur kepala atau kepala yang membentur objek
- Dari mana arah dan kekuatan benturan
- Apakah disertai kehilangan kesadaran, berapa lama, dapatkan klien dibangunkan
- Apakah disertai muntah/mual dan sakit kepala.
Pengkajian responsivitas dan kesadaran
- Menggunakan GCS
Pemantauan Tekanan Intra Cranial
- Digunakan untuk mengkaji status intracranial
- Kompresi intracranial: nadi dan pernapasan cepat, TD turun
- Hipertermi menggambarkan kerusakan batang otak
- Takikardi dan hipotensi indikasi adanya perdarahan internal
Pengkajian pola pernapasan
- Batang otak mengatur automatisasi, frekuensi dan irama pernapasan dan hemisfer serebral
mengatur control otot volunter pernapasan.
- Pusat pernapasan mengalami cedera akibat trauma langsung, hipoksia atau interupsi aliran darah
- Menimbulkan hipoventilasi, napas dangkal bahkan bias gagal napas: apnea
- Pola napas cheynes stokes terjadi akibat hilangnya control hemisfer serebral
Pengkajian fungsi motorik
- Kaji koordinasi dan kekuatan otot
- Gerakan spontan
- Kemampuan menelan
- Kemampuan komunikasi dan kualitas bicara
- Membuka mata secara spontan
- Ukuran serta kualitas pupil serta reaksi terhadap cahaya: respon yang buruk indikasi peningkatan
TIK
- Eliminasi, urin, defekasi
Pengkajian deficit neurologist dan psikologis
Apakah ada paralysis saraf fokal, misalnya: anomia (tidak dapat menghidu), gerakan mata
abnormal.
A Apakah ada defisit neurologist, seperti: afasia, disatria, efek memori, kejang
P Penurunan psikologis: hilang rasa mallu, emosi labil, melawan, agresif, perilaku tidak sesuai,
penurunan kognitif.
Pengkajian status cairan
- Ukur intake dan output cairan, perbahan berat badan
- Elastisitas kulit dan membran mukosa
- Cegah dehidrasi dan kelebihan volume cairan
- Jika mendapat terapi diuresis: resiko dehidrasi

Diagnosa keperawatan
Tidak efektifnya pola napas: b/d kerusakan neuromuscular, control mekanisme ventilasi, komplikasi pada
paru-paru,Gangguan perfusi jaringan serebral b/d kerusakan aliran darah otak sekunde edema serebri,
hematom, Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d trauma kepala
Resiko tinggi infeksi b/d jaringan trauma, kulit rusak.

DAFTAR PUSTAKA
Budi, R. (2005). Profil penderita cedera kepala di unit gawat darurat (ugd) sebuah rumah sakit di
jakarta, januari - juni 2005. Diperoleh tanggal 29 September 2010 dari
http://asic.lib.unair.ac.id/journals/abstrak/DAMIANUS%205%202%202006%20%3B
%20Budi%20%3B%20Profil%202.pdf
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (1999). Rencana asuhan keperawatan: pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien edisi 3. Jakarta: EGC.
Hickey, J.V. (2003). The practise of neurological and neurosurgical nursing. Philadelphia: Lippincott.
Hudak & Gallo. (1996). Keperawatan kritis volume 2. Jakarta: EGC.
Irwana, O. (2009). Cedera Kepala. Diperoleh tanggal 29 September 2010 dari
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/05/cedera_kepala_files_of_drsmed_fkur.pdf
Lemone, P.,& Burke, K. (2000). Medical-surgical nursing: Critical thinking in client care. (4th
ed.). Upper Saddle River , NJ : Prentice Hall.
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapies. FKUI
Price, S. A & Wilson. (2006). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit Vol. 2 Ed. 6.
Jakarta: EGC.
Robert, P. (1996). Pengkajian fisik keperawatan. Jakarta: EGC.
Sakti, R. W. (2009). Hubungan antara derajat cedera kepala berdasarkan glasgow coma scale (gcs)
dengan keluhan nyeri kepala pasca trauma pada pasien cedera kepala di rumah sakit pku
muhammadiyah karanganyar. Diperoleh tanggal 29 September 2010 dari
http://etd.eprints.ums.ac.id/6353/2/J500050027.pdf
Diposkan oleh the MASTER di 18.48
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

sedia payung sebelum BENCANA


TANGGAP DARURAT

Sugesti dalam DOA

TCCC
the Thinker

BNPB

Always...

Jika anda gagal 1000 kali


Coba lagi untuk yang ke 1001 kali
Lakukan 1 kali lebih banyak dari Kegagalan
Anda pasti SUKSES (^_^)
battlefield trauma

Opinion

always SEMANGAT

Arsip Blog
2014 (5)

2013 (15)
o Desember (2)

o November (7)

Dr.Prabowo.PB: SEJAWAT DOKTER MOGOK MASAL SERENTAK...

SEJAWAT DOKTER MOGOK MASAL SERENTAK NASIONAL

Dr.Prabowo.PB: Battlefield Advanced Trauma Life Su...

Battlefield Advanced Trauma Life Support

Dr.Prabowo.PB: TRAUMA CAPITIS

TRAUMA CAPITIS

TRAUMA CAPITIS

o Oktober (6)

Mengenai Saya

the MASTER
PADANG, SUMATRA BARAT, Indonesia
1.Authorized Training, Pusdiklat Pengembangan SDM 2.Centre of Healing and Medical
Complementary Treatment
Lihat profil lengkapku

the dream team


Apapun impianmu, yakini saja bahwa kamu bisa mewujudkannya. Keraguan hanya akan
melemahkanmu. Jika km tak bisa mengubah keadaan dan situasi di luar, ubahlah sikap
dari dalam dirimu sendiri. Tak perlu iri dengan kelebihan orang lain, karena setiap kita
memiliki kelebihan. Iri hanyalah milik mereka yg tak menghargai kelebihannya.

Kebahagiaan bukan milik mereka yg hidup dalam kemewahan, tapi juga milik mereka yg
hidup dalam kesederhanaan tapi tak lupa berucap syukur. Keberhasilan diperoleh dari
kesungguhan niat, kegigihan berupaya, dan kesabaran berdoa.

Doaku hari ini: Tuhan, beri aku kekuatan untuk tetap tegar menerima semua cobaan.
Jangan Kau biarkan aku berputus asa.
tHE Great Master
Apa yang kita alami dalam hidup ibarat apa yang terjadi pada air di dalam kolam yang
tenang. Air kolam akan tetap tenang bila kita tidak melempar sesuatu ke dalamnya. Saat
kita melempar batu ucapan dan tindakan ke dalamnya maka akan timbul riak air yang
menyebar ke seluruh penjuru.

Saat mencapai tepian kolam riak air ini bukannya hilang atau berhenti namun akan
kembali ke titik awal yang membuat munculnya riak ini.

Bila kita tidak hati-hati, riak kecil bisa berubah menjadi gelombang kehidupan yang sulit
kita atasi.

Jadi, bagaimana agar tidak timbul riak atau gelombang kehidupan? Berhati-hatilah
dengan buah pikiran, ucapan, dan tindakan. Usahakan untuk bisa berpikir benar dengan
pandangan benar. Buah pikir adalah batu kecil yang ada ditangan kita. Apakah akan kita
lempar ke dalam kolam atau kita letakkan, ini semua kembali pada diri kita.

Saat buah pikir menjadi ucapan atau tindakan maka ini sama dengan kita telah melempar
batu yang tadinya kita pegang. Begitu telah terlempar maka batu ini tidak akan bisa
ditarik kembali. Setiap lemparan batu ke dalam kolam kehidupan adalah aksi yang pasti
akan menuai reaksi.

Suatu masalah akan membuat kita merasa lebih dewasa dalam bersikap. Suatu masalah
akan membuat kita semakin bijak dalam mengambil keputusan. Terutama jika kita
menemui masalah yang sangat pahit. Maka dari itu, belajarlah dan pahami makna
kehidupan ini.

Tak bijak menyesali tindakan salah karena dari itulah membuat kita lebih berhati-hati &
teliti sehingga kesulitan2 akan terhindar. Kita senantiasa memohon KEKUATAN kepada
Tuhan, namun terkadang Tuhan menjawabnya dengan memberi KESULITAN, namun
Justru dengan Kesulitan itulah membuat kami bertambah Kuat. Namun suatu saat
Berhenti & Pasrah adalah jalan terbaik.

psycho war training


MAKHLUK KEBIASAAN
Oleh karena itu tidak mudah untuk mengubah sebuah kebiasaan menjadi sebuah kebiasaan yang
lain. Ini memang tidak lepas dari pengaruh kekuatan pikiran super kita. Menurut para pakar,
pikiran bisa diklasifkasikan menjadi 2 macam, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Kebiasaan kita adalah karena diawali dengan sebuah pemikiran sadar melakukan sesuatu
secara terus menerus, yang pada gilirannya menjadikan kegiatan terus menerus itu meresap
masuk ke dalam cengkeraman pikiran bawah sadar kita. Jika sesuatu kegiatan pikiran sudah
dengan ikhlas diterima oleh pikiran bawah sadar, maka kita akan dikendalikan olehnya. Oleh
karena itu, semua yang kita pikirkan dan kita lakukan secara sadar akan selalu sepadan dengan
apa yang sudah tersimpan dengan baik di dalam pikiran bawah sadar kita; itulah kenapa
disebut sebagai kebiasaan. Jika sesuatu sudah menjadi sebuah kebiasaan, maka
dibutuhkan tekad dan komitmen besar untuk bisa mengubah suatu
kebiasaan dengan suatu kebiasaan lainnya.
Kemampuan seseorang dalam mengubah suatu kebiasaan merupakan syarat utama dalam
mengembangkan keterampilan berpikir lainnya. Oleh karena semua pembentukan keterampilan
berpikir itu pasti melibatkan kebiasaan lama dan kebiasaan baru yang tentunya lebih
bermanfaat, lebih baik dan efektif. Kebanyakan orang mengeluh, bagaimana mungkin mengubah
suatu kebiasaan diri sendiri? Mereka beranggapan, bahwa mereka sudah bertahun-tahun
melakukan suatu kebiasaan, jadi bagaimana mungkin mereka akan bisa menggantikan kebiasaan
lama mereka dengan suatu kebiasaan baru? Mereka mengeluh karena tidak tahu caranya, belum
pernah mencoba berusaha secara sungguh-sungguh dan terarah. Bahwa kebiasaan sebenarnya
merupakan pola tingkah laku berulang-ulang sehingga pikiran kita akan dengan senang
merespons hal itu, kemudian secara otomatis pikiran juga senang memerintahkan kembali
dengan terus menerus, yang akan berwujud sebagai tindakan. Pola pikiran yang demikian itulah
menyebabkan terjadinya sebuah kebiasaan Anda. Oleh karena itu, untuk mengubah kebiasaan,
dengan harus mengubah pola pikiran terlebih dulu. Untuk itu harus punya pengganti kebiasaan
lama dengan kebiasaan baru, sehingga itu lebih memudahkan dalam proses mengubah
kebiasaan; dibandingkan jika hanya ingin menghapus atau menghilangkan kebiasaan tanpa
penggantian dengan memberikan penggantinya. Pikiran kita tidak bisa menghapus sepenuhnya
pola-pola mental kebiasaan. Tetapi jika kita terus menerus memasukkan pola-pola alternatif
dengan kuat untuk ditanamkan, maka pola terakhir ini akan melemahkan pola-pola lama yang
tidak diharapkan; kemudian tingkah laku akan mengikuti pola-pola yang baru.

combat trauma life support training


life support trainer
SUKSES itu Sederhana

Tuhan yang Maha Baik memberi kita ikan, tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya.
Demikian juga Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat, Mungkin kamu tidak akan pernah
mulai.
Mulailah sekarang Mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya.
Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai, tapi sadarilah bahwa
cintalah yang memilih kita untuk mencintainya.
Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga Persahabatan sejati layaknya
kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilanganNya. Seorang sahabat adalah yang
dapat mendengarkan lagu didalam hatiMu dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan
bait-baitnya.
Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga Kita. Rasa hormat tidak selalu membawa kepada
persahabatan, tapi Jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang laintapi menyesal-lah
jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu.
Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan dikala kamu senang
dan perisai diwaktu kamu susah. Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman,
jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan. Karena semua manusia itu baik kalau kamu
bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan kalau kamu bisa melihat keunikannya tapi semua
manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kamu tidak bisa melihat keduanya.

Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan, kegunaannya terletak pada penerapan yang
benar,
orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal, sedangkan orang bodoh sering
kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat.
Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja, tetapi juga berdasarkan pada perasaan
dan fakta.
Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak. Menyedihkan
melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.
Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan kita adalah perkara kecil
berbanding dengan apa yang berada di dalam kita. Kamu tak bisa mengubah masa lalu.tetapi
dapat menghancurkan masa kini dengan engkhawatirkan masa depan.
Bila Kamu mengisi hati kamudengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk
masa depan, Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri. Jika kamu berpikir tentang hari
kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti kamu sudah berada di jalan
yang benar menuju sukses

komentator BLOGS

INDONESIAN ASSOCIATION OF MEDICAL HYPNOSIS. Template Perjalanan.


Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai