Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN

Terung merupakan salah satu sayuran yang diminati konsumen karena


kandungan serat dan vitaminnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
produksi, adalah melalui usaha intensifikasi maupun ekstensifikasi. Ekstensifikasi
pertanian dilakukan di lahan marjinal ordo ultisol. Ultisol mempunyai kandungan
bahan organik yang rendah, unsur hara makro seperti fosfor dan kalium yang sering
kahat, reaksi tanah masam hingga sangat masam, serta kejenuhan aluminium yang
tinggi merupakan sifat-sifat tanah ultisol yang sering menghambat pertumbuhan
tanaman. Faktor penghambat tersebut dapat diatasi dengan upaya meningkatkan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah, meningkatkan efisiensi penyerapan unsur
hara, memproduksi zat pengatur tumbuh yang dapat meningkatkan perkembangan
sistem perakaran tanaman, salah satu mikroorganisme yang berperan penting dalam
memberikan peran tersebut adalah mikoriza, untuk itu dilakukanlah penelitian
pemupukan hayati dengan menggunakan mikoriza beragensia Bacillus subtilis B46
yang ramah lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji pertumbuhan dan produksi
tanaman terung pada berbagai dosis pupuk hayati mikoriza beragensia Bacillus
subtilis B46. (2) Mengkaji pertumbuhan dan produksi terung pada berbagai dosis
pupuk N-P-K. (3) Mengkaji pertumbuhan dan produksi terung karena pengaruh
interaksi antara dosis pupuk hayati mikoriza beragensia Bacillus subtilis B-46 dan
pupuk N-P-K. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman dan lahan Desa Srowot
Kecamatan Kalibagor, Banyumas. Penelitian dilakukan selama 4 bulan sejak bulan
Mei sampai Agustus 2012. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang
disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Faktor yang
dicoba yaitu dosis pemberian pupuk hayati mikoriza-Bacillus sp (2,5 g/tanaman, 5
g/tanaman dan 7,5 g/tanaman) dan pemberian pupuk N-P-K dengan dosis sebanyak
0%, 50% dan 100% dari dosis anjuran. Data hasil pengamatan yang diperoleh
dianalisis dengan uji F, apabila terdapat keragaman dilanjutkan uji beda dengan HSD
taraf 5% dan regresi.
Pupuk hayati mikoriza beragensia Bacilus subtilis B46 berpengaruh terhadap
jumlah buah/tanaman dengan rerata jumlah buah sebesar 5 buah/tanaman, bobot
buah/ tanaman dengan rerata bobot buah sebesar 317,44 gram dan bobot buah/petak
efektif dengan rerata bobot buah sebesar 2539 gram pada dosis 7,5 gram/tanaman.
Perlakuan pupuk N-P-K berpengaruh terhadap luas daun dan jumlah buah/tanaman.
Setiap penambahan 1% pupuk N-P-K dapat meningkatkan 12,11% luas daun
tanaman, dan meningkatkan 0,014% jumlah buah/tanaman. Interaksi antara perlakuan
pupuk hayati mikoriza beragensia Bacilus subtilis B46 dan pupuk N-P-K berpengaruh
pada variabel jumlah bunga/tanaman dengan kombinasi terbaik yaitu pada P2N2
sebanyak 12 bunga/tanaman, Pada variabel jumlah bunga rontok/tanaman kombinasi
terbaik yaitu pada P1N2 sebanyak 4 bunga rontok/tanaman, dan pada variabel bobot

x
setiap buah kombinasi yang terbaik yaitu P3N2 sebesar 206,33 gram/buah.
SUMMARY

Eggplant is one vegetable that consumer demand for fiber and vitamins.
Efforts to be made to increase production, is through intensification or
extensification,
(1) Assess the growth and production of eggplant in various doses
mycorrhizal biofertilizer agented Bacillus subtilis B46, (2) Assessing the growth and
production of eggplant on different doses of NPK, (3) Assessing the growth and
production of eggplant in the Ultisol due to the influence of the interaction between
mycorrhizal biofertilizer doses agented Bacillus subtilis B-46 and NPK fertilizer. The
experiment was conducted at the Laboratory of Agronomy and Horticulture, Faculty
of Agriculture, University Jenderal Soedirman and land sub Srowot, Kalibagor,
Banyumas. The study was conducted during the four months from May to August
2012. This research is compiled factorial experiment with randomized block design
(RBD) with three replications. Factors that tested doses mycorrhizal biofertilizer-
Bacillus sp (2.5 g / plant, 5 grams / plant and 7.5 g / plant), and NPK fertilizer with
doses of 0%, 50% and 100% of recommended doses. The data were obtained was
analyzed by F test, if there is a diversity of different test followed by HSD 5% level
and the regression.

xi

Anda mungkin juga menyukai