Penyakit jantung atau dalam istilah medis disebut penyakit jantung koroner
adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah utama yang menyuplai
darah ke jantung (pembuluh darah koroner) mengalami kerusakan.
Tumpukan kolesterol pada pembuluh darah serta proses peradangan
diduga menjadi penyebab penyakit ini.
Angina
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah angin duduk di Indonesia. Angina
adalah sakit dada yang timbul karena berkurangnya suplai darah ke otot
jantung akibat penyempitan pembuluh darah. Seseorang yang menderita
angina berisiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung
dibandingkan mereka yang tidak menderita angina.
Serangan ini biasanya berlangsung beberapa menit dan dipicu oleh
aktivitas fisik atau stres. Jenis sakitnya pun bermacam-macam. Ada yang
terasa menyebar di sekitar dada, berat seperti tertindih, atau sesak. Selain
sakit dada, seseorang juga bisa merasa sesak napas, mual,
lelah, pusing dan gelisah saat angina menyerang.
Angina dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu angina stabil dan
angina tidak stabil.
Angina stabil adalah jenis serangan angina yang terjadi ketika jantung
dituntut untuk bekerja lebih keras, misalnya saat melakukan aktivitas berat.
Serangan ini dapat diatasi dengan obat dan istirahat. Serangan angina
stabil tidak mengancam jiwa, tapi harus tetap diwaspadai.
Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat
sepenuhnya. Gejalanya dapat beraneka ragam, namun rasa nyeri pada
serangan jantung hampir sama dengan angina, hanya seringkali lebih
parah.
Penanganan medis dalam hitungan menit diperlukan karena serangan ini
dapat merusak otot jantung secara permanen.
Beberapa gejala serangan jantung adalah sakit dada yang parah, kesulitan
bernapas, merasa lemas, pusing, serta panik. Sakit dada itu juga bisa
menyebar ke leher hingga rahang, ke lengan kiri, dan ke punggung.
Kebiasaan Merokok
Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
Karbon monoksida dalam asap rokok dan kandungan nikotin pada rokok
dapat meningkatkan risiko munculnya gumpalan darah serta memacu
jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga membebani jantung. Senyawa
kimia lain dari asap rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung yang
akan memicu terjadinya penyempitan. Perokok mempunyai risiko 24
persen lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dibandingkan mereka
yang tidak merokok sama sekali.
Hipertensi
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika
tekanan darah Anda di atas 140/90 mmHg. Sedangkan tekanan darah rata-
rata yang normal adalah 120/80 mm Hg. Tekanan darah yang tinggi berarti
jantung bekerja lebih keras sehingga jantung dan pembuluh darah akan
lebih terbebani. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi
makanan dengan kadar garam yang tinggi.
Penyakit Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah
sehingga berpotensi menghambat aliran darah. Karena itu, penderita
diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
Kelebihan Berat Badan
Orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas berpotensi
mengidap tekanan darah tinggi, cenderung memiliki kadar kolesterol yang
lebih tinggi, serta lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Karena itu, mereka
juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
Faktor Usia
Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya untuk mengidap penyakit
jantung. Hal ini dikarenakan pembuluh darah, terutama arteri akan
cenderung lebih kaku dan kehilangan daya elastisnya seiring
bertambahnya usia.
Jenis Kelamin
Secara umum, penyakit jantung koroner lebih banyak menyerang pria
dibandingkan wanita. Namun, di atas usia 50 tahun, pria maupun wanita
memiliki risiko yang sama untuk terkena penyakit ini.
Tes Darah
Ada dua jenis tes darah yang umumnya dilakukan, yakni tes kadar
kolesterol dalam darah dan pemeriksaan enzim jantung. Pada tes
kolesterol, Anda akan diminta untuk berpuasa setidaknya 12 jam sebelum
dilakukan pemeriksaan agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
Pemeriksaan Ekokardiogram
Pemeriksaan yang sejenis dengan USG ini digunakan untuk melihat
struktur, ketebalan dan gerak tiap denyut jantung hingga membentuk
sebuah gambar jantung secara mendetail. Tes ini juga memeriksa tingkat
kinerja jantung.
Pemeriksaan X-Ray
Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan X-Ray dada guna melihat
kondisi jantung, paru-paru, dan dinding dada secara umum. Pada
pemeriksaan ini, akan dapat dilihat apabila jantung mengalami
pembesaran, atau apabila terdapat penumpukan cairan di paru-paru.
Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit lainnya.
Berhenti merokok.
Berolahraga secara teratur.
Statin
Obat ini berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh sehingga
dapat memperlambat perkembangan penyakit jantung. Beberapa jenis
statin yang sering diberikan dokter adalah simvastatin, pravastatin
dan atorvastatin.
Antiplatelet
Obat ini diminum untuk mencegah penggumpalan darahdengan cara
mengencerkan darah. Hal tersebut dapat menurunkan risiko terkena
serangan jantung. Jenis antiplatelet yang umum digunakan meliputi aspirin
dosis rendah, clopidogrel, ticagrelor, dan prasugrel.
Obat nitrat
Cara kerja nitrat sama dengan cara kerja obat penghambat kanal kalsium.
Obat ini berfungsi untuk melebarkan diameter pembuluh darah sehingga
memperlancar aliran darah ke jantung dan meredakan serangan angina.
Nitrat dapat menurunkan tekanan darah dan menghilangkan rasa nyeri di
dada. Kinerja obat ini ada yang singkat dan ada juga yang lambat. Nitrat
tidak hanya tersedia dalam bentuk tablet, tapi juga tersedia dalam bentuk
semprot, gel, atau koyo. Gliseril trinitrat dan isosorbide mononitrate adalah
obat nitrat yang biasanya sering digunakan.
Ivabradine
Bagi pengidap penyakit jantung yang tidak bisa mengonsumsi obat
penghambat beta (misalnya, karena mengalami infeksi paru-paru), obat ini
sering diberikan oleh dokter. Ivabradine mengurangi beban jantung dengan
cara memperlambat laju denyutnya.
Nicorandil
Obat ini dapat digunakan sebagai pengganti obat penghambat kanal
kalsium karena fungsinya yang sama. Nicorandil memperlancar aliran
darah ke jantung dengan cara memperlebar diameter pembuluh darah.
Ranolazine
Obat ini bekerja dengan membuat otot jantung lebih rileks, tapi tidak
memengaruhi laju detak jantung atau pembuluh darah. Karena itu,
ranolazine sangat cocok digunakan untuk pengidap gagal jantung atau
orang dengan ritme jantung yang abnormal.
Diuretik
Obat ini dapat meningkatkan pengeluaran air dan garam yang berlebih dari
tubuh melalui urine.
Transplantasi Jantung
Tindakan ini akan dilakukan jika kondisi jantung sudah sangat parah dan
obat tidak dapat mengatasi masalah tersebut. Tranplantasi jantung
dilakukan dengan cara mengganti jantung yang telah rusak dengan jantung
yang sehat dari donor.
Berhenti merokok.