Pembimbing
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
a. Nama : Sdr. G
b. No. RM : 362450
c. Usia : 22 th
d. Jenis Kelamin : Laki-laki
e. Alamat : Semen, Kediri
II. Anamnesis
a. Keluhan Utama :
Batuk darah
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan batuk darah sejak 2 hari yang lalu. Batuk darah sangat
sering. Darah yang keluar kurang lebih gelas per hari. Pasien juga
mengeluhkan sesak 3 hari terakhir. Batuk darah kadang disertai nyeri dada.
Demam (+) 1 hari, sumer-sumer. Badan lemas. Berat badan menurun 2 kg dalam
2 bulan terakhir. Nafsu makan menurun. Keringat dingin pada malam hari (+)
namun hanya kadang-kadang. Pasien tidak mengeluhkan batuk-batuk lama
sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami batuk darah 2 bulan yang lalu, selama 2 hari namun
kemudian menghilang.
d. Riwayat Keluarga
Tidak ada yang mengalami keluhan serupa atau batuk lama saat ini di rumah.
Ayah meninggal karena penyakit TB sekitar 5 tahun yang lalu.
e. Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai cleaning service di Graha Wijaya Kusuma RSUD
Gambiran. Tidak merokok.
f. Riwayat Pengobatan
Pasien periksa ke Puskesmas Semen 1 hari sebelumnya kemudian langsung
dirujuk ke RSUD Gambiran
III. Pemeriksaan Fisik
Kondisi Umum : Cukup
GCS : 456
Berat badan : 50 kg
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 86x/m
Frekuensi Pernafasan: 24x/m
Status Generalis :
Kepala/Leher : konjungtiva anemis +/+ slightly
Pembesaran KGB (-)
Thorax : C/ Ictus invisible palpable at ICS V MCL Sinistra
RHM ~ SL D LHM ~ ictus
S1, S2 single, murmur (-) gallop (-)
P/ Inspeksi : Statis dan Dinamis dalam batas normal
Palpasi : Stem fremitus D=S
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+, ditemukan rhonki
pada kedua apeks paru, tidak ada wheezing
Karakteristik M. tuberculosis
M.tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang langsing berukuran
0,4x3m yang tahan asam dan bersifat aerobik. Disebut basil tahan asam karena
sulit didekolorisasi dengan alkohol maupun asam. Oleh karena sulit
didekolorisasi dengan alkohol. (95% etil alkohol yang mengandung 3% asam
hidroklorat), mikrobakterium tidak dapat diklasifikasikan gram negatif maupun
positif . Teknik pewarnaan yang digunakan adalah Ziehl Nieelsen(Kemenkes,
2011).
Mikrobakteri memperoleh energi dari oksidasi senyawa karbon sederhana
dimana peningkatan PCO2 memacu pertumbuhan. Pembelahan biner basil TB
adalah 18 jam dan cenderung lebih lambat dibandingkan dengan bakteri lainnya
( 60x lebih lambat dibanding Staphylococcus) hal ini dapat menerangkan
mengapa bakteri tuberculosis bermanifestasi pada gejala klinis kronik.
Dinding sel M.tuberkulosis sebagian besar tersusun oleh :
1. Lipid
Mikrobakteri kaya akan lipid, khususnya asam mikolat (asam lemak rantai
panjang C78-C90), wax, dan fosfatidat. Di dalam sel sebagian besar lipid
berikatan dengan protein dan polisakarida. Kompleks peptide dengan asam
mikolat membentuk granuloma, sedangkan fosfolipid merangsang pembentukan
nekrosis pengkejuan . Disamping itu lipid juga membentuk sifat tahan asam pada
mikobakteri.
2. Protein
Patogenesis Tuberkulosis
Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA positif pada waktu
batuk atau bersin. Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara
pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet
tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Setelah kuman tuberkulosis
masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tuberkulosis tersebut
dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran
darah, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,
makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak
terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Seseorang
terinfeksi tuberculosis ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut.
Secara klinis, tuberkulosis dapat terjadi melalui infeksi primer dan pasca
primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang terkena kuman tuberkulosis untuk
pertama kalinya. Setelah terjadi infeksi melalui saluran pernafasan, di dalam
alveoli (gelembung paru) terjadi peradangan. Hal ini disebabkan oleh kuman
tuberkulosis yang berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru. Waktu
terjadinya infeksi hingga pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-6
minggu. Kelanjutan infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk
dan respon daya tahan tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB
dengan cara menyelubungi kuman dengan jaringan pengikat. Ada beberapa
kuman yang menetap sebagai persister atau dormant, sehingga daya tahan
tubuh tidak dapat menghentikan perkembangbiakan kuman, akibatnya yang
bersangkutan akan menjadi penderita tuberkulosis dalam beberapa bulan. Pada
infeksi primer ini biasanya menjadi abses (terselubung) dan berlangsung tanpa
Diagnosis TB Paru
Kelompok Resiko Tinggi TB
Kelompok beresiko tinggi seperti pada pasien HIV, diabetes mellitus, dan
malnutrisi.
Kelompok yang berada di lingkungan resiko tinggi penularan TB seperti :
Lapas/Rutan, penampungan pengungsi, daerah kumuh, tempat kerja,
asrama, dan panti jompo
Anak di bawah umur 5 tahun yang kontak dengan pasien TB
Kontak erat dengan pasien TB dan TB resisten obat
Gejala Klinis Tuberkulosis
Gejala utama : batuk berdahak 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti
dengan dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat pada
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari 1 bulan
Gejala di atas dapat dijumpai juga pada penyakit paru selain TB seperti
bronkiektasi, bronchitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia masih tinggi, setiap orang dengan
gejala tersebut diduga sebagai pasien TB dan perlu dilakukan
pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan Dahak
a. Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung
Pengobatan TB
Tujuan, dan Prinsip Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Pengelompokan OAT
Catatan:
- Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk
streptomisin adalah 500mg tanpa memperhatikan berat badan.
- Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus.
- Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan
aquabidest sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg).
Penggunaan OAT lini kedua misalnya golongan aminoglikosida
(misalnyakanamisin) dan golongan kuinolon tidak dianjurkan diberikan kepada
pasienbaru tanpa indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut jauh lebih
rendah daripada OAT lini pertama. Disamping itu dapat juga meningkatkan
terjadinya risiko resistensi pada OAT lini kedua.
Komplikasi TB Paru
Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi beberapa komplikasi,baik sebelum
atau dalam massa pengobatan maupun setelah selesai pengobatan.Beberapa
komplikasi yang mungkin timbul adalah: