08E00749
08E00749
Disusun Oleh:
APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si
NIP. 132 303 844
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
Apri Heri Iswanto : Struktur Anatomi Kayu Daun Lebar (Hardwoods) dan Kayu Daun Jarum (Softwoods), 2008
USU e-Repository 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis mengenai Struktur Anatomi Kayu Daun
Tulisan ini berisi tentang gambaran umum secara singkat mengenai struktur
mikroskopis kayu daun lebar dan kayu daun jarum. Penulis berharap semoga karya
Nopember, 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
No Keterangan Halaman
Apri Heri Iswanto : Struktur Anatomi Kayu Daun Lebar (Hardwoods) dan Kayu Daun Jarum (Softwoods), 2008
USU e-Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
5 L ongitudinal parenkim 5
6 Ja ri-jari kayu 6
8 St ruktur Softwood 7
9 L ongitudinal tracheid 8
10 Sel epithel 9
11 Ja ri-jari fusiform 10
PENDAHULUAN
Dalam dunia perdagangan, kayu dibagi menjadi dua golongan utama yaitu
softwood (kayu lunak/kayu daun jarum) dan Hardwood (kayu keras/kayu daun lebar).
Kayu-kayu dari golongan gymnospermae termasuk kedalam kayu lunak dan sel-sel
penyusunnya didominasi sel trakeid (90 94%) dan sebagian kecil sel parenkim
sedangkan kayu dari golongan angiospermae dikotiledon termasuk kedalam kayu
keras. Sel-sel penyusunnya lebih bervariasi dibandingkan dari kayu lunak.
Salah satu kunci identifikasi yang dapat membedakan antara ka yu daun jarum
dan kayu daun lebar adalah keberadaan sel pembuluh. Sel pembuluh ini hanya terdapat
pada kayudaun lebar.
Strukrur kayu daun lebar lebih bervariasi dan lebih kompleks dibandingkan kayu
daun jarum. Panshin dan de Zeeuw (1980) dalam Lewin dan Goldstein (1991)
mengklasifikasikan tipe-tipe sel kayu daun lebar berdasarkan orientasinya dan fungsi
dari sel-sel penyusunnya. Modifikasi dari sistem pengklasifikasiannya disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Sel Penyusun Kayu Daun Lebar (Hardwood)
Longitudinal Transversal
A. Penguat, Penyalur atau keduanya A. Penguat, Penyalur atau keduanya
1. Pembuluh Tidak Ada
2. Serat
a. Serat Trakeid
b. Serat Libriform
3. Trakeid
a. Trakeid Vaskular
b. Trakeis Vasisentrik
B. Penyimpan dan sekresi B. Penyimpan dan Sekresi
1. Parenkim Longitudinal 1. Parenkim Jari-Jari
2. Sel Epitel 2. Sel Epitel
Bidang radial: fibers (c), jari-jari (j), a longitudinal strand parenchyma cell (e), vessel
(h). Bidang perforasi (i).
Bidang tangensial: jari-jari (k), fibers (c), pori dengan bidang perforasi (i).
Apri Heri Iswanto : Struktur Anatomi Kayu Daun Lebar (Hardwoods) dan Kayu Daun Jarum (Softwoods), 2008
USU e-Repository 2008
A. Longitudinal Cell
1. Vessel Element (Pembuluh/Pori)
; Pembuluh merupakan suatu struktur sel pada hardwood bentuk seperti tabung
dimana ukuran diameternya lebih besar dari fiber (serat) dibentuk dari sejumlah
vesel element yang sambung menyambung searah dengan sumbu batang
(sepanjang serat) Pembuluh hanya terdapat pada hardwoods, tidak terdapat
pada softwood. Vesel pada early wood (spring wood) lebih besar daripada late
wood (summer wood).
; Secara umum sebaran pembuluhnya (pori) terbagi menjadi dua yaitu tersebar
atau baur (difus) dan berkelompok. Pengelompokan pembuluh dapat menjurus ke
arah radial, tangensial atau diagonal. Beberapa jenis kayu me miliki pori tata
lingkar, misalnya jati (Tectona grandis). Susunan porinya soliter atau berganda.
2. Fiber Tracheids
; Sel yang berbentuk panjang langsing, dindingnya lebih tebal dari parenkim dan
pembuluh, panjangnya 300-600 mikron, diameternya 15-50 mikron. Sel fiber
trakeid pada hardwood lebih pendek bila dibandingkan trakeid p ada softwood.
3. Longitudinal Parenchyma
; Parenkim umumnya terlihat berupa jaringan yang warnany a lebih cerah
daripada jaringan serat. Secara umum tipe parenkim dibagi menjadi 2 yaitu
parenkim apotrakea (tidak berhubungan langsung dengan pembuluh) dan
paratrakea (berhubungan langsung dengan pembuluh).
; Jari-jari pada hardwood disusun oleh sel parenkim jari-jari. Jari-jari terbagi
menjadi 2 yaitu homoselular dan heteroselular, sedangkan berdasarkan jumlah
sel kearah lebarnya meliputi uniseriate, biseriate dan multiseriate.
A. Longitudinal Cell
1. Longitudinal Tracheid
; Lebih dari 90% volume softwood tersusun oleh sel panjang yang dikenal
dengan longitudinal tracheida. Sel ini relatif lebih panjang (3-4 mm) bila
dibandingkan dengan fiber pada hardwood. Sel ini berbentuk pri smatik dengan
ujung tertutup. Pada dinding trakeid terdapat noktah berhalaman.
; Dalam lingkar tumbuh yang sama, morfologi trakeid kayu awal dan kayu akhir
terjadi perbedaan. Trakeid pada kayu awal memiliki dinding relatif lebih tipis,
poligon sampai persegi panjang pada penampang lintangnya serta memiliki
banyak lumina.
; Tipe noktahnya border pits lokasinya pada dinding radial. Sedangkan dinding
trakheid pada kayu akhir memiliki dinding yang tipis, sedikit lumina,
bentuknya cenderung persegi panjang sepanjang arah tangensial. Border pits
lebih kecil dan sedikit. Trakeid pada kayu akhir 10% lebih panjang dari
trakeid kayu awal.
2. Longitudinal Parenchyma
; Pada softwood, parenkim longitudinal (aksial) keberadaannya digolongkan
menjadi 3 yaitu sama sekali tidak ada, jarang, ada namun jumlahnya tidak
tetap. Ketika ada, keberadaan parenkim tersebar diantara trakeid: zonate atau
banded (tangensial line or band) serta boundary (initial atau terminal)
3. Saluran Interselular
; Saluran resin merupakan ruang antara dari sel softwood yang dibuat oleh
pemisahan dari sel-sel yang berdekatan, kondisi ini terja
di pada awal
perkembangan jaringan kayu yang kemudian sel menghasilk
an sel khusus
penghasil resin yaitu sel epitelial.
; Arah orientasi dari saluran resin secara longitudinal (axial) atau radial.
Keberadaan saluran resin secara aksial diantara trakeid vertikal dan secara
radial didalam jari-jari.
; Secara umum saluran aksial memiliki diameter yang lebih besar daripada
radial, namun keduanya adalah sebagai penghubung dan pembuat jaringan
dalam pohon. Ketika terjadi perubahan dari kayu gubal menjadi kayu teras,
saluran resin akan tersumbat oleh tylosoid. Fenomena ini dianalogikan dengan
terbentuknya tylosis pada hardwood, namun perbedaannya adalah tylosoid
dihasilkan oleh sel epithelial dan tidak melalui rongga noktah.
B. Transverse Cells
1. Jari-jari
; Jari-jari pada softwood sebagian besar adalah uniseriate, hanya sebagian kecil
saja yang biseriate. Rata-rata jumlah volume jari-jari berkisar antara 5-30%
dari total volume kayu.
; Ketika pada jari-jari terbentuk saluran resin, maka jari-jari pada bagian tengah
akan lebih besar dimana pada arah radial ditemukan ruang interselular. Jari-jari
yang mengandung saluran resin disebut jari-jari fusiform. Saluran resin
secara radial hanya terjadi didalam jari-jari fusiform.
Haygreen, J.G. and Bowyer, J.L. 1996. Forest Products and Wood Science - An
rd
Introduction, 3 ed. Iowa State University Press.