Anda di halaman 1dari 5

TEATER KAMPUS:

KONTRIBUSI DAN HAL -HAL YANG LUPUT DI DALAMNYA


(sebuah pengantar singkat)

Oleh: Afrizal Harun

Kehadiran teater kampus dalam kehidupan teater di Indonesia, terus


memperlihatkan produktivitas-nya dalam berkarya. Hal ini dapat diamati, dari
jumlah pementasan teater yang dilaksanakan. Kehadiran media online seperti
facebook, twitter, dan instagram menjadi salah satu media efektif di dalam
mempublikasikan agenda pementasan teater yang dilaksanakan oleh teater
kampus di beberapa tempat di Indonesia, seperti Aceh, Riau, Padang, Palembang,
Lampung, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Kalimantan,
Sulawesi, dan tempat-tempat lainnya.
Situasi di atas menunjukkan, secara kuantitas kehadiran teater kampus
sampai saat ini masih dapat diperhitungkan, menjadi salah satu pilar, bahkan
denyut nadi dalam kehidupan teater di Indonesia di samping kelompok-kelompok
teater independen dan kelompok teater yang digerakkan oleh HMJ Teater di
Perguruan Tinggi Seni di Indonesia. Sehingga, dalam butir Statuta Pekan
Apresiasi Teater (PAT) di ISI Padangpanjang, dibunyikan bahwa terdapat tiga
pilar di dalam kehidupan teater Indonesia yaitu Teater Kampus Seni, Teater
Kampus Non-Seni, dan Kelompok Teater Independen.
Hal menarik lainnya dari spirit teater kampus Indonesia sampai saat ini
adalah adanya sebuah forum festival teater kampus (swasta dan negeri) berskala
nasional seperti Festival Teater Mahasiswa Nasional (FESTAMASIO),
diselenggarakan pertama kali di Samarinda, tahun 2001 dan Temu Teater
Mahasiswa Nusantara (TEMU TEMAN), diselenggarakan pertama di Makassar
pada tahun 2002. Dalam forum ini, masing-masing kelompok teater kampus
berdialektika melalui karya teater, diskusi teater, bahkan workshop teater. Di
samping FESTAMASIO dan TEMU TEMAN, teater kampus juga dipertemukan
melalui kegiatan lainnya, seperti Pekan Seni Mahasiswa Nasional
(PEKSIMINAS) yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kemdikbud.
Pelaksanaan kegiatan FESTAMASIO dan TEMU TEMAN, pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin menunjukkan keber ada an dan
kontribusi teater kampus dalam kehidupan, dan dinamika teater di Indonesia,
walaupun secara penyelenggaannya tetap berbeda. Hanya saja, dari pelaksanaan
yang hampir mendekati dua dasawarsa ini, kita belum bisa mencermati secara
mendalam apa saja capaian yang telah dilakukan melalui pendokumentasian,
catatan tertulis berupa buku maupun jurnal, terkait capaian estetik-artistik karya
teater, wacana teater yang digulirkan, juga dampak pelaksanaan kegiatan tersebut
terhadap mahasiswa dan masyarakat. Barangkali, hal ini luput dari pelaksanaan
FESTAMASIO dan TEMU TEMAN karena lebih fokus pada aspek teknis
penyelenggaraan kegiatan.
Jika pertanyaannya, apakah teater kampus telah memberikan kontribusi
dalam perkembangan teater di Indonesia? jawaban pasti adalah YA. Kontribusinya
dapat kita lihat dari (1) kuantitas, maupun kualitas karya yang dihasilkan setiap
tahunnya, (2) terciptanya keberagaman gagasan, maupun bentuk estetik-artsitik
dari karya teater kampus di beberapa tempat di Indonesia, (3) teater kampus
memiliki daya tahan untuk terus berproses dan mencipta karya dalam situasi biaya
operasional dan harga tiket yang relatif minim, dan (4) teater kampus mampu
menjadi stimulan dalam menciptakan regenerasi yang bergiat di dalam organisasi
teater kampus sampai saat ini.
Kontribusi yang telah diberikan teater kampus dalam kehidupan teater di
Indonesia, tentu juga mengalami pelbagai persoalan yang dialami. Di samping
persoalan internal, persoalan eksternal juga ikut mempengaruhi keberadaan teater
kampus tersebut. Berbagai persoalan ini, dapat dikerucutkan sebagai perikut:

ORGANISASI
Teater Kampus di Indonesia tidak independen, kehadirannya berada dalam
struktur Organisasi yang terkoneksi dengan UKM Seni, BEM, PUDEK III, dan
PUREK III. Sehingga, secara organisasi mereka punya anggaran dana tersendiri
untuk kebutuhan proses kreatif, membuat kegiatan semacam festival, diskusi, dan
lain-lain. Situasi ini mengakibatkan ruang gerak organisasi sangat tergantung
dengan kebijakan pimpinan institusi terkait, termasuk di dalam melakukan kontrol
terhadap kerja-kerja organisasi mahasiswa (teater kampus).
Di samping itu, organisasi teater kampus memiliki struktur yang tidak
permanen karena tiap tahun pasti mengalami perubahan struktur organisasi (re-
strukturisasi). Program latihan, pertunjukan, dan diskusi dapat berjalan dengan
baik apabila pimpinan dan anggota sangat produktif di dalam organisasi.
Sebaliknya, jika pimpinan dan anggota kurang produktif, maka gerak program
teater (latihan, pertunjukan, diskusi) menjadi stagnan, tidak berjalan sesuai dengan
cita-cita organisasi yang dibangun.
Kendala lain yang dihadapi oleh teater kampus, terkait dengan anggota
yang terlibat di dalamnya. Anggota teater kampus selalu berubah setiap tahunnya-
tergantung lama studi yang dijalani. Artinya, setiap tahun teater kampus terus
menerima generasi/anggota baru yang nantinya akan terlibat di dalam organisasi,
kerja keaktoran, penyutradaraan, manajemen produksi, dan manajemen artistik.
Resikonya adalah, proses teater selalu dimulai dari nol setiap tahunnya.

NETWORKING
Gerak organisasi teater kampus tidak bisa berjalan dengan sendirinya,
harus ada networking sebagai motor penggerak organisasi tersebut. Paradigma
puas dengan pendanaan, fasilitas yang ada, menjadikan teater kampus hanya
mampu bergerak dalam kotak kaca institusi-nya yang eksklusif. Untuk itu,
paradigma ini harus dihilangkan dengan cara membuka diri dan membangun
relasi dengan siapa saja (personal, organisasi, dan instansi).
Persoalan di atas, barangkali hanya terjadi di beberapa teater kampus di
Indonesia. Teater kampus yang memiliki program dan networking yang baik,
dapat dipastikan mampu mengembangkan organisasi teaternya secara dialektis.
Sementara, teater kampus yang justru autis, euforia dengan kredo gagah dalam
kemiskinan, apalagi mabuk dalam kontestasi eksistensi di hadapan kelompok
teater kampus lain, dapat dipastikan tidak dapat mengembangkan organisasi
teaternya secara baik.

PENCATATAN PROSES KREATIF


Barangkali, hal ini yang cenderung luput dilakukan kelompok teater di
Indonesia, termasuk teater teater kampus, terkait dengan pencatatan proses kreatif.
Melalui pencatatan proses kreatif, sebenarnya kita bisa melacak sejauh mana
progresivitas proses kreatif yang dijalani, seperti (1) pencatatan terhadap proses
analisis naskah drama dan observasi, (2) pencatatan atas proses latihan (3)
pencatatan mengenai metode penciptaan teater, dan (4) pencatatan kerja artistik
teater. Mungkin saja, beberapa kelompok teater sudah ada melakukan hal ini,
hanya saja belum terpublikasikan dalam bentuk buku, jurnal, maupun di media
online.
Di dalam proses teater, tidak ada hal yang baku untuk dijadikan sebagai
rujukan. Masing-masing kelompok (terutama teater kampus), memiliki cara atau
tahapan tersendiri di dalam mencipta sebuah karya teater, tergantung pada kondisi
di mana kelompok teater kampus itu berada. Apa yang telah dilakukan oleh
individu atau kelompok teater yang sudah tergolong mapan, barangkali hanya
dijadikan sebagai sumber dalam rangka memperkaya pengetahuan kita di dalam
berkarya.
Pencatatan proses kreatif teater menjadi penting agar kita dapat membaca
gerak progresivitas teater kampus di Indonesia, di samping pertunjukannya.
Barangkali secara kuantitatif, karya teater kampus dapat dilacak setiap tahunnya,
berapa jumlah penonton yang hadir, berapa harga tiket. Mengingat, proses
berteater yang dijalani hanya untuk kebutuhan pertunjukan semata, baik itu
program sendiri maupun mengikuti festival teater sehingga hal-hal yang mendasar
terkait pencatatan proses kreatif yang dilakukan oleh para aktor, sutradara, dan tim
artistik, kurang menjadi perhatian khusus.
ASOSIASI DAN LEMBAGA ARSIP/PENDOKUMENTASIAN TEATER
KAMPUS INDONESIA

Barangkali, hal ini juga luput dalam kehidupan teater kampus di Indonesia.
terciptanya asosiasi yang nantinya mampu mempertemukan para praktisi teater
kampus dalam organisasi yang lebih besar, memiliki program-program yang
spesifik selain mengikuti program festival seperti FESTAMASIO, TEMU
TEMAN, PEKSEMINAS, dan kegiatan festival/parade teater lainnya. Lembaga
arsip/pendokumentasian teater kampus di Indonesia menjadi salah satu wadah
agar masyarakat teater Indonesia/dunia bisa mengakses perjalanan sejarah teater
teater kampus di Indonesia.

Disampaikan dalam sarasehan HATEDU #4


di Wisma Seni Taman Budaya Surakarta, 27 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai