TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HIV
yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive
infeksi kerusakan pada sistem imun tubuh yang ditandai dengan gejala AIDS.
oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah
terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit dan virus tertentu yang
bersifat oportunistik.22
2.1.2 Etiologi
Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih
lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil
10
11
memberikan nama resmi HIV. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain
yang dapat pula menyebabkan AIDS, disebut HIV-2, dan berbeda dengan HIV-1
dengan HIV-1.23
HIV dapat menggandakan gen mereka sendiri sebagai DNA di dalam sel inang
(hospes) seperti limposit helper CD4. DNA virus bergabung dengan gen limfosit
dan hal ini adalah dasar dari infeksi kronis HIV. Penggabungan gen virus HIV
pada sel inang ini merupakan rintangan berat untuk pengembangan antivirus
terhadap HIV. Bervariasinya gen HIV dan kegagalan manusia (sebagai hospes)
Diperlukan reseptor spesifik pada sel pejamu yaitu molekul CD4 untuk
dapat terinfeksi HIV.Molekul CD4 ini mempunyai afinitas yang sangat besar
virus.Di antara sel tubuh yang memiliki molekul CD4, sel limfosit-T memiliki
molekul CD4 paling banyak. Oleh karena itu, infeksi HIV dimulai dengan
RNA yang asli dihancurkan sedang seuntai DNA yang terbentuk mengalami
yang tebentuk ini kemudian pindah dari sitoplasma ke dalam inti sel limposit-T
dan menyisip ke dalam DNA sel pejamu dengan bantuan enzim integrase, disebut
sebagai provirus. Provirus yang terbentuk ini tinggal dalam keadaan laten atau
dalam keadaan replikasi yang sangat lambat, tergantung pada aktivitas dan
deferesiasi sel pejamu (T-CD4) yang diinfeksikannya, sampai kelak terjadi suatu
stimulasi yang dapat memicu dan memacu terjadinya replikasi dengan kecepatan
tinggi.25
Stimulasi yang dapat memicu dan memacu terjadinya replikasi yang cepat
ini masih belum jelas, walaupun umumnya diduga dapat terjadi oleh karena bahan
mitogen atau antigen yang bekerja melalui sitokin, baik yang terdapat sebelum
replikasi virus. Sitokin yang dapat memacu adalah sitokin yang umunya ikut serta
mengatur respons imun, seperti misalnya inter Leukin (IL) 1,3,6, tumor necrosis
Setelah HIV masuk ke dalam tubuh baik melalui sirkulasi atau melalui
terjadi replikasi virus yang kemudian menimbulkan viremia dan infeksi jaringan
folikural yang ditandai oleh meningkatnya sel dendrit folikular di dalam sentrum
germinativum dan sel limfosit T-CD4. Akumulasi sel limfosit T-CD4 yang
meningkat di dalam jaringan limfoid ini selain akibat proliferasi tersebut, juga
Migrasi sel T-CD4 dari luar inilah yang mengakibatkan penurunan sel T-
CD4 di dalam sirkulasi secara tiba-tiba ini merupakan gejala yang khas dari
sitokin yang dapat mengaktifkan dan sekaligus memudahkan infeksi sel T-CD4.25
Pada fase awal dan tengah penyakit, ikatan partikel HIV, antibodi dan
telah dikemukakan, HIV di dalam sel T-CD4 dapat tinggal laten untuk waktu yang
stimulasi. Pada fase yang lebih lanjut tidak lagi ditemukan partikel HIV yang
terjadilah degenerasi sel. Hal lain yang dapat diamati adalah dengan progresivitas
Syarat utama yang harus dipenuhi dalam penularan HIV untuk bisa masuk
ke dalam tubuh melalui aliran darah, bisa berbentuk luka, pembuluh darah
HIV akan menular kepada orang lain dari tiga cairan tersebut jika ada
salah satu jenis cairan orang yang terinfeksi HIV masuk ke dalam aliran darah
orang yang tidak terinfeksi HIV. Beberapa kegiatan yang dapat menularkan HIV
yaitu hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan kondom) dengan
orang yang telah terinferksi HIV, pengguna jarum suntik, tindik, tatto yang dapat
sebelumnya telah digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV, melalui transfusi
darah yang terinfeksi HIV. Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada anak yang
dikandungnya pada saat antenatal yaitu saat bayi masih berada di dalam rahim,
melalui plasenta, intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu
atau cairan vagina dan post natal yaitu setelah proses persalinan, melalui air susu
ibu.26
HIV tidak menular melalui hubungan kontak sosial biasa dari satu orang
ke orang lain di rumah, tempat kerja atau tempat umum lainnya, makanan, udara
dan air (kolam renang, toilet dan lain-lain), gigitan serangga/nyamuk, batuk,
Orang yang sudah terinfeksi HIV biasanya sulit dibedakan dengan orang
sehat dan masih dapat bekerja dengan baik. Untuk sampai pada fase AIDS
seseorang yang telah terinfeksi HIV akan melewati beberapa fase, yaitu:
1) Fase pertama: masa ini disebut dengan window periodebiasanya antara 1-6
darah karena pada fase ini sistem antibodi terhadap HIV belum terbentuk,
2) Fase kedua: fase ini berlangsung lebih lama sekitar 2-10 tahun setelah
terinfeksi HIV. Pada fase ini orang sudah HIV positif dan belum
3) Fase ketiga: pada fase ini muncul gejala-gejala awal penyakit yang berkaitan
dengan infeksi HIV yaitu: keringat berlebihanwaktu malam hari, diare terus
nafsu makan berkurang dan lemah, berat badan terus berkurang, Pada fase ini
4) Fase keempat: fase ini sudah masuk tahap AIDS. Hal ini bisa dilihat dari
jumlah sel-T nya (di bawah 2001 mikroliter) dan timbul penyakit yang
Uji khas yang digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap HIV adalah:
antibodi dalam serum yang memperlihatkan warna yang lebih jelas apabila
terdeteksi antibodi virus dalam jumlah besar. Karena hasil positif palsu dapat
menimbulkan dampak psikologis yang besar, maka hasil uji ELISA yang
positif diulang dan apabila keduanya positif maka dilakukan uji yang lebih
2) Uji Western blot juga dikonfirmasi dua kali. Uji ini lebih kecil
ARV (Anti Retro Virus) ditemukan pada tahun 1996, ini merupakan
berikut:
1) A = Anda jauhi seks sampai anda menikah atau menjalin hubungan jangka
dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Dalam teori
Faktor ini merupakan faktor yang menjadi dasar atau motivasi bagi
perilaku. Termasuk dalam factor ini adalah pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai
memperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
18
Dalam model yang dikembangkan dalam teori Andersen S ini terdapat tiga
karakteristik pasien yang telah ada sebelum sakit. Karakteristik ini meliputi ciri
ketercapaian sumber pelayanan yang ada. Bila faktor ini terpenuhi maka individu
cendrung menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada saat sakit.
Faktor ini lebih menitik beratkan pada masalah apakah individu beserta
VCT dalam bahasa Indonesia disebut konseling dan tes sukarela. VCT
adalah kegiatan konseling bersifat sukarela dan rahasia, yang dilakukan sebelum
dini untuk mengetahui status seseorang yang sudah terinfeksi virus HIV atau
belum melalui konseling dan testing HIV dan AIDS sukarela, bukan dipaksa atau
diwajibkan.16
penting karena merupakan entry point yang diakui secara internasional sebagai
strategi yang efektif untuk pencegahan dan perawatan HIV dan AIDS. Status HIV
kelayanan HIV dan AIDS, menawarkan keuntungan baik bagi yang hasilnya
positif maupun negatif dengan fokus memberikan dukungan atas kebutuhan klien
20
psikososial.28
orang yang terinfeksi HIV diperlukan saran yang harus disiapkan salah satunya
adalah layanan VCT. Layanan VCT merupakan salah satu pintu masuk keseluruh
pelayanan HIV dan AIDS. Fokus pada layanan VCT adalah pemberian dukungan
dukungan terapi ARV, pemahaman atas fakta tentang HIV dan AIDS terkini
berdasarkan prinsip
Pemeriksaan HIV hanya dilaksanakan atas dasar kerelaan klien tanpa paksaan
untuk testing wajib pada pasangan yang akan menikah, pekerja seksual, IDU
dalam tempat yang tidak dapat dijangkau oleh mereka yang tidak berhak.
berisiko. Dalam VCT dibicarakan juga respon dan perasaan klien dalam
oleh konseling pasca testing oleh konselor yang sama atau konselor lain yang
penjangkauan dan keliling (mobile VCT) dapat dilaksanakan oleh LSM atau
yang memiliki perilaku berisiko atau berisiko tertular HIV dan AIDS di wilayah
tertentu. Layanan ini diawali dengan survey atau penelitian atas kelompok
masyarakat di wilayah tersebut dan survey tentang layanan kesehatan dan layanan
Pusat konseling dan testing HIV dan AIDS sukarela terintegrasi dalam
sarana kesehatan dan sarana kesehatan lainnya, artinya betempat dan menjadi
bagian dari layanan kesehatan yang telah ada. Sarana kesehatan dan sarana
pemahaman diri akan status HIV agar dapat mencegah dirinya dari penularan
infeksi penyakit yang lain dan penularan kepada orang lain. Masyarakat yang
datang ke pelayanan VCT disebut sebagai klien. Sebutan klien dan bukan pasien
merupakan salah satu pemberdayaan bagi klien agar berperan aktif dalam proses
hal-hal yang terkait dengan informasi akurat dan lengkap tentang HIV dan AIDS,
perilaku berisiko, testing HIV dan pertimbangan yang terkait dengan hasil negatif
atau positif. 30
pengertian berikut: WPS (Wanita Pekerja Seks) adalah seorang yang melakukan
hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan
23
bergantian diluar perkawinan yang sah dengan tujuan mendapat imbalan uang,
materi atau jasa. WPS diberikan tempat khusus oleh pemerintah disuatu wilayah
dilokalisasi terdaftar di bawah pengawasan medis (direct sex workers) atau dapat
juga sebagai WPS tidak langsung (indirect sex workers) mendapatkan klien dari
jalan atau ketika bekerja ditempat-tempat hiburan seperti kelab malam, panti pijat,
dan AIDS
antiretroviral.33
penanggulangan dan penyebaran HIV dan AIDS yaitu sangat berhubungan dengan
kemitraan antara lintas 24rasti dan masyarakat, diutamakan pada kelompok risiko
tinggi tetapi tetap memperhatikan kelompok masyarakat yang rentan. Guna untuk
Selain itu masalah HIV dan AIDS merupakan salah satu 24rastic2424 MDGs
dilakukan sebelum dan sesudah tes darah untuk HIV di laboratorium. Dengan kata
lain VCT merupakan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dengan deteksi dini
untuk mengetahui status seseorang yang sudah terinfeksi virus HIV atau belum
25
melalui konseling dan testing HIV dan AIDS sukarela, bukan dipaksa atau
diwajibkan.
entry point yang diakui secara internasional sebagai strategi yang efektif untuk
pencegahan dan perawatan HIV dan AIDS. Status HIV yang diketahui lebih dini
Teori yang berkaitan erat dengan pemanfaatan pelayanan klinik VCT oleh
WPS adalah model sistem kesehatan (health system model) yang dikembangkan
(evaluated need).
dasar atau motivasi bagi perilaku, meliputi pengetahuan dan sikap yang
kesehatan memperoleh dukungan atau tidak, yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi
Kepercayaan
kesehatan
adalah:
Faktor predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Faktor pendukung
Dukungan tenaga
kesehatan Pemanfaatan klinik VCT
Dukungan mucikari
2.8 Hipotesis
Kabupaten Karimun.
Kabupaten Karimun.