(ASMA)
A. Pengertian
Menurut Sylvia A. Price dalam Amin Huda (2015) asma adalah suatu
keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas
karena rangsanngan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini
bersifat berulang namun reversibel, dan diantara episode penyempitan bronkus
tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal.
Asma merupakan penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversible
dimana trakea dan bronchi berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu. (Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversible, terjadi ketika
bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)
Asma adalah suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensitivitas cabang-
cabang trakeobronkhial terhadap berbagai jenis rangsangan. (Pierce, 2007).
Definisi asma menurut Global Initiative for Asthma (GINA), asma adalah
gangguan inflamasi kronik pada saluran napas dengan berbagai sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada individu yang rentan inflamasi,
mengakibatkan gejala episode mengi yang berulang, sesak napas, dada terasa
tertekan, dan batuk khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini berhubungan
dengan obstruksi saluran napas yang luas dan bervariasi dengan sifat sebagian
reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi ini juga
berhubungan dengan hipereaktivitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Asma
merupakan penyempitan jalan napas yang disebabkan karena hipersensitivitas
cabang-cabang trakeobronkhial terhadap stimuli tertentu.
Ketidakefektifan pola
Intoleransi Retensi O2
nafas
aktivitas
C. Pohon Masalah hiperventilasi
Peningka-
Kelemahan dan Peningkatan
tan kerja
keletihan Gelisah = ansietas otot kebutuhan O2
pernafasan meningkat
Penurunan
curah Tekanan darah
Hiperkapnea
jantung menurun Penyempitan
jalan nafas
Penurunan
cardiac Ketidakefektifan Tekanan parsial oksigen di
output bersihan jalan nafas alveoli menurun
Suplai darah
dan O2 ke Mucus berlebih, batuk, wheezing,
Gangguan Asidosis dan sesak nafas
jantung
pertukaran metabolik berkurang
gas
Penyempitan/ obstruksi proksimal dari
Hipoksemia bronkus pada tahap ekspirasi dan inspirasi
Konsentrasi dalam darah Spasme otot polos sekresi
O2 menurun kelenjar bronkus meningkat
Mengeluarkan mediator :
Histamine, platelet, bradikinin, dll
E. Penatalaksanaan medis
Menurut Amin Huda (2015) tujuan utama penatalaksanaan asma adalah
meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat
hidup normal tanpa hambatan dalam melakukkan aktivitas sehari-hari.
Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia program penatalaksanaan asma
meliputi 7 komponen, yaitu :
1. Edukasi
Edukasi yang baik akan menurunkan morbidity dan mortality. Edukasi tidak
hanya ditunjukkan untuk penderita dan keluarga tetapi juga pihak lain yang
membutuhkan seperti pemegang keputusan, pembuat perencanaan bidang
kesehatan/asma, dan profesi kesehatan.
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala
Penilaian klinis berkala antara 1-6 bulan dan monitoring asma oleh penderita
sendiri mutlak dilakukan pada penatalaksanaan asma. Hal tersebut disebabkan
berbagai factor antara lain :
a. Gejala dan berat asma beerubah, sehingga membutuhkan perubahan terapi
b. Pajanan pencetus menyebabkan penderita mengalami perubahan pada
asmanya
c. Daya ingat (memori) dan motivasi penderita yang perlu di review, sehingga
membantu penanganan asma terutama asma mandiri
3. Identifikasi dan mengendalikan factor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
Penatalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol penyakit, disebut sebagai
asma terkontrol. Terdapat 3 faktor yang perlu dipertimbangkan :
a. Medikasi (obat-obatan)
Medikasi asma bertujuan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi
jalan nafas, terdiri atas pengontrol dan pelega
b. Tahapan pengobatan
Table pengobatan sesuai berat asma
F. Pengkajian Keperawatan
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pada pola ini kaji pasien mengenai :
1) Apakah pendapat pasien mengenai asma yang dialami?
2) Menurut pasien apa yang menyebabkan pasien mengalami asma ?
3) Apakah pasien memahami tentang asma yang dialaminya ?
2. Pola nutrisi
Pada pola ini kajia pasien mengenai :
1) Pola makan
b. Bagaimana nafsu makan pasien selama asma ?
c. Apakah ada makanan yang menyebabkan asma pasien kambuh ?
2) Pola Minum
a. Berapakah frekuensi minum pasien selama sakit?
3. Pola eliminasi
Pada pola eliminasi kaji pasien mengenai:
a. Buang air besar
1) Berapakah frekuensi setiap kali buang air besar?
2) Bagaimanakah konsistensi pasien dalam buang air besar?
b. Buang air kecil
1) Berapakah frekuensi serta jumlah urine pasien setiap buang air
kecil?
4. Aktivitas dan Latihan
Dalam pola aktivitas dan latihan kaji pasien mengenai:
1) Kebersihan diri
2) Aktivitas sehari-hari
Apakah ada aktivitas pasien yang menyebabkan asmanya kambuh ?
3) Bagaimanakah pasien beraktifitas dalam pekerjaannya? Serta apakah
jenis pekerjaan pasien akan mempengaruhi asma pasien ?
4) Rekreasi (tidak menjadi fokus pengkajian)
5) Olah raga
a. Apakah pasien bisa melakukan kegiatan olah raga? Jika iya,
jenis olah raga apa yang dilakukan pasien?
7. Konsep diri
Pada pola konsp diri kaji pasien mengenai :
1) Body image/gambaran diri
a. Adakah prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh?
b. Apakah pasien memiliki perubahan fisik ?
c. Adakah perubahan fisiologis tumbuh kembang?
d. Adakah transplantasi alat tubuh?
e. Apakah pernah operasi?
f. Bagaimana proses patologi penyakit?
g. Apakah pasien menolak berkaca?
h. Apakah fungsi alat tubuh pasien terganggu?
i. Adakah keluhan karena kondisi tubuh?
2) Role/peran
a. Apakah pasien mengalami overload peran?
b. Adakah perubahan peran pada pasien?
3) Identity/identitas diri
a. Apakah pasien merasa kurang percaya diri?
b. Mampukah pasien menerima perubahan?
c. Apakah pasien merasa kurang memiliki potensi?
d. Apakah pasien kurang mampu menentukan pilihan?
4) Self esteem/harga diri
a. Apakah pasien menunda tugas selama sakit?
b. Apakah pasien menyalahgunakan zat?
5) Self ideals/ideal diri
a. Apakkah pasien tidak ingin berusaha selama sakit
H. Rencana Keperawatan
Tujuan dan
Diagnose
No Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Rasional
Keperawatan
(NOC)
1. Ketidakefektif Setelah diberikan 1. Auskultasi suara 1. Suara nafas
an bersihan asuhan nafas tambahan tambahan yang
jalan nafas keperawatan terdengar saat
berhubungan selama 3x24 jam auskultasi
dengan diharapkan menunjukan
bersihan jalan nafas gangguan pada
efektif dengan sistem pernafasan
2. Monitor status 2. Saturasi oksigen
oksigen pasien yang adekuat akan
memengaruhi setiap
metabolisme tubuh.
3. Keluarkan sekret 3. Pengeluaran sekret
dengan batuk atau dapat
suction membersihkan jalan
nafas
4. Monitor tanda- 4. Tanda-tanda vital
tanda vital pasien menunjukkan reaksi
metabolisme dalam
tubuh pasien
peningkatan NOC 5. Kelola nebulizer 5. Pemberian nebulizer
1. Status
produksi ultrasonic, akan mempermudah
Pernafasan:
mucus sebagaimana pengeluaran sekret
Kepatenan
mestinya karena pemberian
jalan nafas
nebulizer dapat
2. Status tanda
mengencerkan
tanda vital
Kriteria hasil: sekret serta
1. Frekuensi
melonggarkan
pernafasan
bronkospasme
dapat kembali
normal
2. Irama
pernafasan
dapat kembali
normal
3. Kemampuan
untuk
mengeluarkan
sekret
4. Tidak ada suara
nafas tambahan
5. Dapat batuk
6. Akumulasi
sputum
berkurang
7. Saturasi
oksigen normal
8. Tanda Tanda
Vital normal
2. Ketidakefektif Setelah diberikan 1. Monitor status 1. Saturasi oksigen
an pola nafas asuhan oksigen pasien yang adekuat akan
berhubungan keperawatan memengaruhi setiap
dengan selama 3x24 jam metabolisme tubuh.
2. Monitor tanda- 2. Tanda-tanda vital
keletihan otot diharapkan pola
tanda vital pasien menunjukkan reaksi
pernafasan nafas efektif
metabolisme dalam
dengan
NOC tubuh pasien
1. Respon 3. Berikan 3. dapat memperlebar
Penyapiahn bronkodilator bila luas permukaan
Ventilasi diperlukan bronkus dan
Mekanik: bronkiolus pada
Dewasa paru-paru, dan
2. Status
membuat kapasitas
Pernafasan
serapan oksigen
3. Status
paru-paru
Pernafasan:
meningkat
Ventilasi
4. Posisikan pasien 4.
4. Status Tanda
untuk me-
Tanda Vital
Kriteria hasil: maksimalkan
1. Frekuensi
ventilasi
pernafasan 5. Monitor aliran 5. Aliran oksigen yang
normal oksigen adekuat akan
2. Irama
mendukung
pernafasan
metabolisme tubuh
normal 6. Monitor frekuensi 6. Frekuensi dan irama
3. Kapasital vital
dan irama nafas nafas menunjukkan
adekuat
4. Saturasi adanya gangguan
dalam darah)
baik
4. PaCO2 (tekanan
parsial
karbondioksida
) baik
5. Saturasi
oksigen baik
6. Tidak terjadi
dispnea saat
istirahat
7. Tanda Tanda
Vital normal
4. Penurunan Setelah diberikan 1. Monitor status 1. Saturasi oksigen
curah jantung asuhan oksigen pasien yang adekuat akan
berhubungan keperawatan memengaruhi setiap
dengan selama 3x24 jam metabolisme tubuh.
perubahan diharapkan curah 2. Monitor tanda- 2. Tanda-tanda vital
kontakbilitas jantung kembali tanda vital pasien menunjukkan reaksi
dan volume normal dengan metabolisme dalam
sekuncup NOC: tubuh pasien
3. Evaluasi adanya 3. Nyeri dada
jantung 1. Keefektifan
nyeri dada mengindikasi-kan
pompa jantung
2. Status sirkulasi adanya penumpukan
3. Status Tanda
asam laktat dalam
Tanda Vital
dada
Kriteria hasil: 4. Auskultasi tekanan 4. Normalnya tekanan
1. Tanda Tanda darah pada kedua darah pada tangan
Vital normal tangan kiri kan lebih tinggi
2. Tidak terjadi
daripada tangan
dyspnea pada
kanan, dikarenakan
saat istirahat
3. Tidak ada 2/3 bagian jantung
pernafasan
I. Tindakan Keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi
J. Evaluasi
1. Evaluasi Formatif: evaluasi yang dilakukan segera setelah asuhan keperawatan
dilakukan serta analisis respon langsung klien terhadap intervensi keperawatan
2. Evaluasi Sumatif: evaluasi yang dilakukan setelah dilakukannya evaluasi
formatif . Poer(2012)
K. Referensi
Bulechek, G.M. Butcher, H.K. Dochterman, J.M. Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC). Singapore : Elsevier Global Rights.
Herdman, T.H. 2015-2017. NANDA Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan:
definisi & klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M.L. Swanson, E. 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC). Singapore: Elsevier Global Rights.
Nurarif, A.H. Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC Jilid 1. Yogjakarta : Medi Action
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika