Anda di halaman 1dari 7

Android-Metaio SDK: Pendahuluan,

Instalasi, dan Percobaan Example App


7 Mei 2014 by Abdul Rokim in Koding.

Realitas tertambah, atau dalam bahasa Inggris disebut augmented reality (AR), saat ini
beranjak populer. AR merupakan teknologi yang menggabungkan benda maya dua ataupun
tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-
benda maya tersebut dalam waktu nyata (Wikipedia). Teknologi ini sudah banyak ditanam di
perangkat keras dengan spesifikasi dan platform yang beraneka ragam, tak terkecuali
perangkat bergerak (gadget), seperti telepon seluler (smartphone) dan komputer tablet
(tablet-PC). AR pada perangkat bergerak hampir selalu digunakan untuk kebutuhan navigasi
lokasi dan hiburan (games). Namun, sebelum itu, AR telah lebih dulu digunakan di berbagai
bidang, seperti kesehatan, manufaktur, reparasi, dan militer.
Sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi berupaya menyediakan
peralatan pengembangan (software development tools/SDK) AR untuk perangkat bergerak.
Dengan ini, AR diharapkan dapat dimanfaatkan secara lebih luas melalui inovasi-inovasi dari
para pengembang aplikasi bergerak (mobile apps). Sekarang ini sudah tersedia cukup banyak
AR SDK yang dapat diunduh secara cuma-cuma, misalnya Wikitude, Metaio, Layar, Vuforia,
dll. Tentu ada persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi. Setahu saya, hampir seluruh
produk AR SDK dipasarkan dalam dua versi: gratis dan berbayar. Perbedaan dari kedua versi
tersebut sudah pasti terletak pada kelengkapan fiturnya. Versi gratis hanya dijejali fitur-fitur
dasar, sementara versi berbayar dilengkapi dengan fitur pengembangan lebih lanjut.
Kebutuhan para pengembang kecil dan pemula sudah cukup terakomodasi oleh versi gratis.
Sedangkan versi berbayar ditujukan bagi para pengembang kelas kakap dengan kebutuhan
yang lebih kompleks serta harga yang dipatok pun relatif mahal.
Sejauh ini saya telah mencoba dua buah AR SDK: Metaio dan Wikitude. Keduanya sama-
sama mendukung pengembangan aplikasi multiplatform dan memiliki fitur yang hampir
serupa. Keunggulan Metaio ada pada tampilan antarmuka yang menarik dan kesederhanaan
penulisan kode programnya. Wikitude kalah dalam hal ini. Dalam hal dokumentasi dan
struktur proyek baru, Wikitude lebih unggul ketimbang Metaio. Sebab, proyek baru Wikitude
dibuat dengan mudah, yakni cukup melalui wizard pada umumnya kemudian menambahkan
pustaka .jar ke dalam berkas libs. Meskipun struktur kode program Metaio lebih ringkas,
dokumentasi pengembangan yang ada saat ini terasa primitif, sebab kurangnya contoh.
Untuk lebih memahami kedua AR SDK tersebut, diperlukan praktik secara langsung. Namun,
kali ini mari kita coba melakukan implementasi Metaio SDK pada Android terlebih dulu.

Langkah Kerja

1. Unduh file installerMetaio SDK (versi 5.3) melalui tautan ini. Sebelumnya pastikan
kita telah melakukan registrasi dan login.
2. Setelah terunduh, jalankan file installer tersebut untuk melakukan instalasi Metaio
SDK ke komputer (saya menggunakan Windows 8). Mekanismenya sama dengan
proses instalasi aplikasi komputer pada umumnya. Cukup dengan next-next-next
hingga selesai. Biarkan lokasi berkas instalasi dalam kondisi default:
C:\Users\\Documents\metaio.
3. Jalankan Eclipse IDE. Impor berkas Metaio SDK dengan cara klik File-Impor. Pada
jendela Import, pilih Existing Android Code Into Workspace, lalu klik tombol Next.

4. Isilah komponen text field Root Directory dengan


C:\Users\\Documents\metaio\metaio SDK 5.3\_Android, lalu tekan Enter. Centang
proyek SDK_Example dan metaioSDK. Centang juga opsi Copy projects into
workspace untuk menduplikasi proyek terpilih ke dalam workspace. Tekan tombol
Finish untuk mengakhir proses impor. Jika proses impor gagal, ulangi sekali lagi.
5. Setelah proses impor berhasi, proyek SDK_Example akan memunculkan tanda silang
merah. Ini menunjukkan adanya kesalahan konfigurasi path proyek metaioSDK.
Lakukan penyesuaian path tersebut dengan cara klik kanan proyek SDK_Example,
lalu pilih Properties. Klik menu Androiddi panel sebelah kiripada jendela
Properties for SDK_Example. Lakukan scrolling ke bawah sehingga panel Library
di bawah panel Project Build Targetterlihat. Hapus isian path yang bertanda silang
merah dengan cara klik isian tersebut lalu klik tombol Remove. Untuk melakukan
penyesuaian path, klik tombol Add, pilih proyek metaio SDK pada jendela Project
Selection, lalu klik tombol OK. Jika pada isian path terlihat ikon centang hijau, berarti
penyesuaian path berhasil dilakukan.
Selain penyesuaian path, sebaiknya lakukan juga penyesuaian project build target ke
versi Android yang kompatibel dengan perangkat maupun emulator. Klik tombol OK
untuk menyelesaikan proses ini.
Dari langkah 5 ini dapat disimpulkan bahwa, proyek SDK_Example merujuk pada
proyek metaioSDK (sebagai pustaka atau library). Inilah mekanisme standar proyek
Android dalam menambahkan pustaka ekstensi (SDK) lainnya, seperti Facebook SDK,
G+ SDK, Twitter SDK, Google Play Service SDK (Google Maps), dsb.

6. Apabila masih terdapat kesalahan (error), lakukan pembersihan proyek dengan cara
klik menu Project-Clean, lalu centang proyek metaioSDK dan SDK_Example. Klik
tombol OK untuk memulai proses pembersihan proyek. Tunggu beberapa saat hingga
proses tersebut selesai.

7. Jalankan proyek melalui perangkat ataupun emulator.


8. Beberapa sampel di aplikasi Metaio SDK Example ini memerlukan marker print-
outkecuali Location-Based ARdalam pengoperasiannya. Metaio telah
menyediakannya di dalam berkas C:\Users\\Documents\metaio\metaio SDK
5.3\Doc\Printouts.

9. Contoh yang akan dicoba kali ini hanya tiga, yakni Hello World, Location-Based AR,
dan Visual Search.

Hello World
Ketika pengguna mengarahkan kamera perangkat bergerak ke arah marker print-out
IDMarker, karakter tiga dimensi akan muncul di atas marker print-out tersebut.
Sebelumnya, pengguna akan dihadapkan pada dua pilihan untuk menjalankan sampel
ini: Start dan Start AREL. Dari segi bentuk keluaran (antarmuka dan mekanisme
aplikasi), tak ada perbedaan di antara kedua pilihan tersebut. Namun, kode program
penyusunnya sungguh berbeda: pilihan Start dibuat dengan menggunakan kode
program native (Java untuk Android, C untuk Windows Phone dan iOS), sedangkan
Start AREL (Augmented Reality Experience Language) menggunakan bahasa
pemrograman berbasis web (HTML, CSS, dan Javascript). Penjelasan lengkap
mengenai fitur Hello World ini ada di sini.

Location-Based AR
Sampel ini digunakan dalam bidang navigasi. Perangkat bergerak digunakan untuk
melacak lokasi tertentu atau POI (point of interest) melalui tampilan kamera (camera
view). Semua POI yang berada di hadapan piranti kamera akan terdeteksi. Hasilnya
ditampilkan di layar dalam bentuk visualisasi POI yang memuat sejumlah informasi,
seperti nama, jarak, foto, dan rating(popularitas) lokasi. Penjelasan selengkapnya
dimuat di sini.

Visual Search
Fungsi dari sampel ini adalah melakukan pencarian informasi dari benda yang disorot
kamera. Selanjutnya, informasi tersebut akan ditampilkan di layar. Untuk mencoba
sampel ini, pengguna membutuhkan marker print-out Visual Search. Penjelasan
selengkapnya ada di sini.
Demikian, semoga bermanfaat.

https://rokimabdul.wordpress.com/2014/05/07/android-metaio-sdk-pendahuluan-instalasi-
dan-percobaan-example-app/

Anda mungkin juga menyukai