ARREST Pengertian Cardiorespiratory arrest adalah kondisi kegawatdaruratan karena berhentinya aktivitas jantung paru secara mendadak yang mengakibatkan kegagalan sistem sirkulasi.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya penurunan tekanan oksigen ke
arteri 2. mencegah kerusakan neurologi secara permanen 3. Mencegah terjadinya kerusakan organ lebih lanjut 4. Mengurangi angka kematian akibat cardiorespirasi arrest Kebijakan PERMENKES RI No 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Persiapan Persiapan alat: Tensimeter Stetoskop O2 Ambu bag Sungkup o2 EKG Persiapan petugas: Cuci tangan 6 langkah Gunakan sarung tangan bila dibutuhkan Prosedur 1. Anamnesa. Anamnesa dilakukan sesuai kondisi kegawatdaruratan. Segera lakukan BHD (bantuan hidup dasar) untuk menolong pasien. Pasien di bawa karena pingsan mendadak dengan henti jantung dan paru Hal-hal yang dapat ditanyakan ke keluarga pasien: Sebelumnya apakah pasien mengalami nyeri dada Sebelumnya apakah pasien mengalami sesak Sebelumnya apakah pasien mengalami lemah dan berdebar Sebelumnya apakah pasien mengeluh pusing dan tiba-tiba tidak sadarkan diri 5 H: Hipovolemia, Hipoksia, Asidosis, Hiper atau hipokalemi, Hipotermia 5 T : Tension pneumothorax, Tamponade, Overdosis obat, Trombosisi koroner, Trombosis pulmoner. Sebelumnya apakah pasien tersedak Sebelumnya apakah pasien tenggelam Sebelumnya apakah pasien mengalami keracunan karbon monoksida Adakah riwayat gagal jantung akut. 2. Pemeriksaan fisik Vital sign pasien Periksa nadi karotis dan femoralis pasien Pemeriksaan fisik sesui faktor pemicu hilangnya kesadaran. 3. Tatalaksana kasus Bila henti nafas, henti jantung: Posisikan pasien telentang Buka jalan nafas lakukan resusitasi jantung paru sesuai prosedur Kie keluarga pasien tentang kondisi pasien dan tindak lanjut dari tindakan yng telah dilakukan. Monitor ketat kondisi pasien sampai pasien d rujuk ke pelayanan sekunder Unit Terkait Penyakit Tidak Menular