Lansia
Lansia
Gambar 3. Salah satu kegiatan penyuluhan kesehatan di Nagori Batu Silangit bentuk pendidikan
kesehatan kepada masyarakat.
Gambar 4. Pelatihan Kader dan Tokoh Masyarakat dalam menghadapi Desa Siaga sebagai upaya
Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan edukasi.
Gambar 5. Partisipasi Puskesmas Tapian Dolok ikut dalam Pertemuan Tingkat Nagori bidang
kesehatan di Nagori Pematang Dolok Kahean sebagai upaya mendorong kesehatan berbasis
masyarakat.
Gambar 6. Media Iklan tentang PHBS dan Kesehatan yang ditempelkan di dinding masyarakat
merupakan media seruan masyarakat turut serta dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Gambar 7. Hasil kinerja Puskesmas Tapian Dolok tiap tahun yang terpampang di dinding
merupakan media informasi yang layak diketahui masyarakat.
Gambar 8. Meja Informasi terdapat Kotak Pengaduan, Kritik dan Saran serta Buku-buku tentang
kesehatan tersedia di Puskesmas Tapian Dolok sebagai upaya peningkatan pelayanan Puskesmas
dan informasi bagi pengunjung puskesmas.
2. Program Kesehatan Lingkungan.
Survei kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Tapian Dolok yaitu Keluarga yang
memiliki akses air bersih dan keluarga yang memiliki sarana sanitasi dasar di tiap-tiap nagori.
Kegiatan ini juga berhubungan dengan program lain sebagai upaya menciptakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat kepada masyarakat.
Keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih diartikan sebagai keluarga yang mempunyai
kemudahan dalam memperoleh air bersih dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan. Akses
terhadap air bersih tahun 2008 terdapat bahwa dari 10445 keluarga yang ada dan yang diperiksa
sebanyak 9815 keluarga (93,96%), yang terdiri dari air ledeng, SPT. Lihat Lampiran Tabel 1.
Sedangkan cakupan untuk kepemilikan sanitasi dasar meliputi keluarga yang memiliki air bersih
sehat jumlahnya 535 (43,30%) dari jumlah yang diperiksa (1236), keluarga yang mengelola sampah
yang diperiksa 535 (43,30%) dan keluarga yang memiliki pengelolaan air bersih 535 (43,30%).
Lihat Lampiran Tabel 2.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Tapian Dolok tahun 2008 sebesar 4349 akseptor,
sedangkan yang menjadi peserta KB baru 662 akseptor (10,19 %) dan sebagai peserta aktif 4349
akseptor (66,97%). Lihat Lampiran Tabel 4.
Gambar 9. Terlihat Pelayanan di Klinik KIA, Puskesmas Tapian Dolok telah dilengkapi USG
dengan Konsultan dr.Bachder Johan, Sp.OG dalam pemeriksaan kehamilan sebagai Upaya
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil.
Gambar 10. Pelayanan KB, terlihat pemasangan implan di Puskesmas Tapian Dolok sebagai upaya
menekan angka kelahiran.
4. Program Gizi
Status gizi masyarakat dapat diukur dengan beberapa indikator, antara lain bayi dengan status gizi
balita, bayi yang berat badannya rendah (BBLR).
Balita dengan gizi buruk adalah balita yang mempunyai barat badan di bawah garis merah pada
Kartu Menuju Sehat (KMS) seperti yang diperlihatkan dalam lampiran yaitu pada tahun 2008 bayi
dibawah garis merah (BMG) sebesar 1 balita atau 0,04% dari jumlah balita yang ada/ditimbang
(1812) dan berat badan yang naik sebanyak 1611 balita atau 88,90%. Lihat Lampiran Tabel 5.
Gambar 11. Terlihat penyaluran MP ASI kepada masyarakat yang dilakukan petugas gizi.
Pemberian MP ASI ini diprioritaskan bagi keluarga tidak mampu dengan bayi kurang berat
badannya.
Gambar 12. Kegiatan penimbangan bayi di Posyandu Purbasari II, merupakan kegiatan pemantauan
perkembangan bayi dan dicatat di KMS.
Gambar 13. Salah satu keberhasilan Puskesmas Tapian Dolok dalam penanganan gizi buruk. Sejak
ditemukan 1 kasus gizi buruk di Kecamatan Tapian Dolok, seorang anak perempuan bernama
Hijratul berumur 1 tahun 1 bulan dengan berat badan hanya 4 kg sekitar bulan Agustus 2008 yang
lalu, akhirnya sang anak dibawah pengawasan ketat Puskesmas Tapian Dolok. Pemberian Oralit
(cairan tubuh), Biskuit MP ASI dan kontrol terhadap gizi sang anak terus dilakukan oleh dr.Togi
Jerry L.Aruan, Petugas Gizi, Supiati Tanjung dan Bidan Desa Windariani. Setelah pengamatan
tanggal 6 Mei 2009 (dalam tempo 9 bulan), akhirnya Hijratul mencapai berat 8,5 Kg dan sudah bisa
berdiri untuk belajar berjalan.
5. Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
Pelayanan Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap
cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI
dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD31).
Suatu desa telah mencapai target UCI apabila bayi di desa tersebut mendapat imunisasi lengkap
yang terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 3 dosis polio, 3 dosis Hepatitis B dan I dosis campak
sebelum berumur 1 tahun. Cakupan Pelayanan Imunisasi dapat dilihat pada Tabel 6.
Selain imunisasi, Puskesmas Tapian Dolok juga berupaya menekan perkembangan penyakit / wabah
dengan usaha preventif, promotif, kuratif. Penyakit-penyakit menular yang ditangani dapat dilihat
pada Tabel 7 sedangkan Tahun 2008 kasus TB Paru menunjukkan gejala klinis sebanyak 468 kasus
dengan TB Paru positif sebanyak 53 penderita dan yang sembuh 51 penderita. Lihat Tabel 8.
Gambar 14. Salah satu Kegiatan Posyandu dalam rangka imunisasi sebagai usaha pencegahan
penyakit. Kegiatan di Posyandu Purbasari II di Nagori Purbasari
Gambar 15. Salah satu kegiatan dalam upaya Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
Kelurahan Sinaksak. Kiri : Penyuluhan DBD kepada masyarakat agar melaksanakan Pemberantasan
Sarang Nyamuk, 3M. Tengah : Surveilen DBD melakukan cluster pemantauan jentik di rumah
warga. Kanan : Pelaksanaan foging fokus sesuai kriteria
6. Pengobatan.
Puskesmas Tapian Dolok juga melayani pengobatan kepada masyarakat. Tidak hanya diperuntukkan
bagi warga Kecamatan Tapian Dolok saja, namun siapa saja dapat mempergunakan fasilitas
kesehatan yang ada. Pelayanan pengobatan ini tidak hanya dilakukan di dalam gedung saja, tapi
kegiatan pelayanan pengobatan di luar gedung berjadwal dilaksanakan sebagai usaha masyarakat
lebih dekat untuk berkonsultasi masalah kesehatan dengan dokter.
Pada Tahun 2008, Kasus Penyakit Infeksi Saluran Atas (ISPA) merupakan penyakit terbesar dalam
kunjungan pasien berobat, yaitu 1.742 dari 11.086 Kasus. Diikuti Penyakit Kulit 1482 kasus dan
Bronkitis sebanyak 1427 kasus.
Gambar 16. Pelayanan di Puskesmas Tapian Dolok juga mendapat kunjungan berkala Dokter
Spesialis Anak, sebagai usaha peningkatan pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Foto :
dr.Bangun Lubis, Sp.A
Gambar 17. Situasi pelayanan kesehatan di Luar gedung berjadwal dengan mendatangkan dokter
dan paramedis sebagai usaha kemudahan masyarakat dalam menikmati pengobatan Puskesmas
Keliling.
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas Tapian Dolok adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang sesuai dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
Puskesmas yang telah ada yakni :
a. Upaya Kesehatan Sekolah.
b. Upaya Kesehatan Olahraga.
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Upaya Kesehatan Kerja.
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
f. Upaya Kesehatan Jiwa.
g. Upaya Kesehatan Mata.
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, Puskesmas Tapian Dolok memiliki 5 (lima) Puskesmas
Pembantu, yaitu :
Gambar 27. Lansia juga diberikan obat dari Puskesmas bila lansia ada keluhan
V. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Kecamatan Tapian Dolok
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut pada tahun 2008 di Kecamatan Tapian Dolok sebesar 362
orang. Dimana tersebar di semua nagori dengan jumlah kelompok sebanyak 10.
http://hargo-b.blog.friendster.com/2009/08/posyandu-lansia-sebagai-solusi-kepedulian-pemerintah-
terhadap-para-lanjut-usia-di-kecamatan-tapian-dolok-kabupaten-simalungun/ 20;27 210311