PENDAHULUAN
alam dan jasa lingkungan yang kaya dan beragam. Kawasan pesisir merupakan
salah satu sistem ekologi yang produktif, beragam, dan kompleks (Suhendrata,
2001). Salah satu contoh ekosistem pesisir adalah hutan pantai. Hutan pantai dapat
Mahfudz, 2012).
wilayah pesisir yang dieksploitasi untuk berbagai tata guna, mulai dari
wisata (Delinom, 2007). Hal ini disebabkan oleh tuntutan kebutuhan penduduk
pendapatan daerah (Senoaji, 2009). Banyaknya potensi sumber daya alam yang
1
2
wilayah pesisir Kabupaten Kebumen yang saat ini telah banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar. Hutan pantai di kawasan tersebut termasuk dalam tipe pantai
sampai hitam. Pada kawasan tersebut terdapat hutan pantai yang didominasi oleh
Pantai Petanahan mencapai 85.657 orang (Kebumen Dalam Angka, 2013). Pada
tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan Mei, jumlah wisatawan Pantai
kawasan tersebut diantaranya yaitu pepaya, terong, jagung, dan lain sebagainya.
pesisir Petanahan jika dilakukan secara tidak bijaksana maka akan dapat
menurunkan fungsi ekologis dari ekosistem hutan pantai tersebut. Hal ini
dinamik dan selalu berubah sehingga sangat rentan terhadap gangguan yang
fungsi ekologis tersebut tentu saja dapat menurunkan fungsi ekonomi dari
pesisir Petanahan.
Aktivitas yang dilakukan pada suatu ruang di dalam ekosistem hutan pantai
keseimbangan antara supply dan demand maka akan dapat dicapai optimasi
ini mengacu pada karakteristik ekosistem, ekonomi, dan sosial (Delinom, 2007).
Dengan cara tersebut maka dapat ditentukan kesesuaian pemanfaatan yang dapat
ekologis pada ekosistem hutan pantai dan dapat menjamin keberhasilan ekonomi
masyarakat setempat.
1.2. Permasalahan
Hutan pantai merupakan salah satu bagian dari ekosistem pesisir yang
memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang kaya dan beragam.
Fungsi dan manfaat dari ekosistem hutan pantai dapat dirasakan baik secara
sebagai habitat flora dan fauna, sebagai tempat budidaya pertanian, sebagai
tempat wisata, dan lain sebagainya. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari
Pengembangan aktivitas yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan tentu
5
saja dapat menurunkan fungsi ekologis dari ekosistem tersebut sehingga dapat
pula menurunkan nilai ekonomi dari kawasan hutan pantai Petanahan. Hal
karena itu, diperlukan kajian kesesuaian fungsi ekosistem hutan pantai di wilayah
pesisir Petanahan. Mengingat terdapat dua fungsi ekosistem yang paling menonjol
ini dibatasi pada fungsi ekosistem sebagai tempat wisata dan budidaya pertanian.
Dari kajian ini dapat diketahui apakah kedua aktivitas pemanfaatan tersebut telah
yang tepat dan terpadu sehingga pemanfaatan yang dilakukan dapat berjalan
Petanahan?
6
sehingga pengelolaan sumber daya alam hutan pantai yang dilakukan dapat
Metode Penelitian
- Luas kawasan : 182,48 ha
- Intensitas sampling : untuk vegetasi sebagai berikut,
a. Fase pohon : 0.0256
b. Fase tiang : 0.0064
c. Fase sapihan : 0.0016
d. Fase semai : 0.0003
- Metode pengambilan data : line plot sampling
- Jumlah transek : 13 transek (117 petak ukur untuk vegetasi, 39 petak ukur
untuk satwa)
- Variabel yang diukur :
a. Vegetasi : jenis, jumlah, tinggi, dan diameter
b. Fisik dan kimia habitat : kualitas tanah dan air, kecepatan angin, suhu dan kelembaban
udara, kelerengan, dan karakteristik pantai
c. Satwa : jenis dan jumlah burung
d. Sosial : interaksi masyarakat dengan kawasan dan harapan
(keinginan) masyarakat dalam pemanfaatan kawasan
Analisis Data
a. Kondisi ekologis hutan pantai:
- Vegetasi : Indeks Shanon, Indeks Dominansi,
dan kerapatan jenis
- Satwa : Indeks Shanon dan status konservasi
- Fisik dan kimia habitat : uji Anova dan analisis deskriptif
b. Kesesuaian pemanfataan ekosistem:
- Wisata : analisis kecocokkan (matching) dan Leopold
- Pertanian : analisis kecocokan (matching)
- Sosial : analisis deskriptif kualitatif