Latar Belakang Preeklamsia
Latar Belakang Preeklamsia
PENDAHULUAN
yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya
atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi
penyempitan pembuluh darah yang unik, yang tidak terjadi pada setiap orang selama
kehamilan (Indiarti, 2009 & Cuningham, 2001). Perdarahan, infeksi, dan eklampsia,
merupakan komplikasi yang tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin
saja terjadi pada ibu hamil yang telah diidentifikasikan normal (Senewe &
Sulistiawati, 2006).
10% dari kehamilan. Insiden dari preeklampsia awal bervariasi di seluruh dunia.
2006). Pada sisi lain insiden dari eklampsia pada negara berkembang sekitar 1 kasus
per 100 kehamilan sampai 1 kasus per 1700 kehamilan. Pada negara Afrika seperti
Afrika Selatan, Mesir, Tanzania dam Etiopia bervariasi sekitar 1,8% sampai dengan
Ige, 2011).
lainnya. Kematian ibu akibat komplikasi dari kehamilan dan persalinan tersebut
terjadi pada wanita usia 15-49 tahun diseluruh dunia (Widyawati, 2010). Indonesia
merupakan negara yang mempunyai AKI tertinggi di ASEAN. Pada tahun 2010,
Kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh multifaktor, baik faktor secara langsung
maupun faktor tidak langsung, 90% kematian ibu disebabkan oleh faktor langsung
yaitu terjadlnya komplikasi pada saat kehamilan dan segera setelah bersalin dengan
rincian 28% akibat pendarahan, 24% akibat eklampsia dan 11% akibat infeksi.
Sedangkan penyebab tidak langsung antara lain ibu hamil yang kurang asupan energi
atau kekurangan energi protein sebesar 37%, dan adanya kejadian anemia sebesar
40% (Depkes RI, 2001). Salah satu penyebab kematian terbanyak adalah
berkembang dibanding pada negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena di negara
paritas, ras, faktor genetik dan lingkungan. Kehamilan dengan preeklampsia lebih
penyakit hipertensi kronis, diabetes melitus dan penyakit ginjal (Baktiyani, 2005).
eklampsia di negara berkembang masih tinggi. Preeklampsia salah satu sindrom yang
dijumpai pada ibu hamil di atas 20 minggu terdiri dari hipertensi dan proteinuria
jumlah kematian ibu masih sangat tinggi yaitu 228 kematian pada setiap 100.000
kasus dimana penyebab kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal,
seperti pendarahan yang mencapai 28%, eklampsia atau keracunan saat kehamilan
infus dan transfusi dan peranan antibiotik yang semakin meningkat, maka penyebab
kematian ibu karena perdarahan dan infeksi dapat diturunkan dengan nyata. Namun
tuanya kehamilan, umumnya pada Primigravida Triwulan III, umur diatas 35 tahun,
bisa dijadikan penyebab pada kejadian preeklampsia dan eklampsia (Mochtar, 2006).
pencegahan pada kondisi yang lebih berat (preeklampsia berat) (Rejeki dan Hayati,
2005).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 dilaporkan bahwa pemeriksaan
kehamilan oleh tenaga kesehatan sudah lebih baik, yaitu 84%. Akan tetapi masih ada
kehamilan ke dukun. Selain itu diketahui akses (K1) adalah 92,8% ibu hamil
menggeser Perdarahan dan Infeksi. Fakta ini terungkap dalam Simposium Pelantikan
Dokter Periode 163 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta (Kompas, 2008).
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan
normal selama kehamilan. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh
wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilan serta dapat mengancam jiwanya. Tujuan utama dari asuhan antenatal
adalah untuk mempersiapkan ibu dan bayinya dalam keadaan sehat dengan cara
membangun hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi tanda bahaya yang
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas,
terlatih dan terdidik dalam bidang kebidanan. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap trimester dan trimester
terakhir sebanyak 2 kali (Kartika, 2001). Dengan kunjungan ANC yang teratur dan
rutin dapat diketahui tanda-tanda preeklampsia, yang sangat penting dalam usaha
pembengkakan paru-paru, kolaps pada sistem pembuluh darah dan eklampsia. Risiko
preeklampsia pada janin antara lain plasenta tidak mendapat asupan darah yang
cukup, sehingga janin bisa kekurangan oksigen dan makanan Hal ini dapat
menimbulkan rendahnya bobot tubuh bayi ketika lahir dan juga menimbulkan
masalah lain pada bayi seperti kelahiran prematur sampai dengan kematian pada saat
Keluarga Harapan (PKH) adalah antenatal care, gizi ibu hamil (tablet zat besi) dan
(2004) menyatakan bahwa ibu hamil mempunyai risiko 1,5 kali lebih besar untuk
Menurut hasil penelitian Langelo (2012) di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah
bayi sehingga semuanya berjalan lancar dengan nilai OR 2,72 (95% CI). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rozanna (2009) menunjukkan bahwa ibu yang tidak
diperlukan agar setiap keluhan dapat ditangani sedini mungkin dan informasi yang
penting bagi ibu hamil dapat tersampaikan sehingga angka kematian ibu dapat
faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan
kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan
penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri (Kandrawilko,
2009).
2005 tentang kejadian preeklampsia di Rumah Sakit Pirngadi Medan dan Rumah
Sakit Haji Adam Malik tahun 2004 bahwa masalah yang sering dihadapi pada
antenatal secara teratur dan sering datang terlambat ke rumah sakit. Sekitar 40%
serangan kejang pada penderita eklampsia biasanya terjadi sebelum penderita masuk
ke rumah sakit.
Konseling yang diberikan petugas kesehatan dapat membantu ibu untuk
kehamilannya. Selain itu penyebab kematian ibu dan perinatal dapat dicegah dengan
cakupan kesehatan ibu yang dicapai pada tahun 2009 masing-masing sebesar 94%
untuk akses pelayanan antenatal (cakupan ibu hamil K1), 84% untuk cakupan
trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Namun jika terdapat
teratur jika pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu
hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan kurang dari 2 kali kunjungan (WHO,
2006).
kasus (5,1%) dari 1431 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31
kasus (0,9%).
preeklampsia berat/eklampsia per 531 (8,1%) kehamilan. Pada tahun 2011 ditemukan
73 kasus per 644 (11,3%) kehamilan. Berdasarkan data tersebut terjadi peningkatan
antenatal care yang pernah dilakukan ibu hamil sehingga tidak dapat mendeteksi dini
secara dini gangguan kesehatan yang dialami selama kehamilan dan kunjungan
dengan preeklampsia dapat terjadi pada wanita yang sebelumnya mempunyai tekanan
darah yang normal. Kehamilan dengan preeklampsia dapat dicegah, jika sebelumnya
ibu patuh dalam melakukan antenatal care. Sebab tidak semua ibu hamil dapat dan
mau melaksanakan perawatan kehamilan secara teratur dan patuh terhadap nasehat
eklampsia setiap tahun. Pada tahun 2011 terdapat 32 kasus preeklampsia dan pada
baik pada ibu hamil. Pengetahuan yang diberikan berupa tentang manfaat diet dan
istirahat yang berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring,
dalam hal ini yaitu dengan mengurangi pekerjaan sehari-hari dan dianjurkan lebih
banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat,
garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan sangat dianjurkan.
agar dapat melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam
kandungan dan sudah cukup matur untuk hidup di luar uterus (Manuaba, 1998).
preeklampsia berat. Pertumbuhan janin, denyut jantung janin dan gerakan janin baik.
mmHg, tidak ditemukan edema paru, tidak terjadi dekompensasi kordis atau gagal
ginjal akut, tidak terjadi kejang dan trauma, tanda-tanda vital, refleks, dan denyut
jantung janin dalam keadaan baik, tidak terjadi pembekuan darah, dan tidak terjadi
eklampsia. Hal ini hanya bisa diketahui bila ibu hamil memeriksakan dirinya selama
hamil, meliputi pengukuran tensi setiap saat serta pemberian vitamin dan mineral.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti mengenai tanda-tanda
sedini mungkin (preeklampsia ringan), dan diberikan pengobatan yang cukup supaya
istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak,
serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang
Berdasarkan hasil survei awal pada 6 orang ibu hamil yang pernah menderita
yang biasa, alamiah dan kodrati. Ada 4 orang ibu yang merasa tidak perlu
merasa tidak pernah mengalami preeklampsia, 2 orang ibu mempunyai 1 orang anak
dan usianya di atas 37 dan 38 tahun dan 2 orang lagi berusia 39 tahun, sedangkan 2
orang ibu hamil lagi ada kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan, ibu
belum pernah mempunyai anak dan ibu tersebut tidak patuh mengikuti anjuran
peugas kesehatan untuk melakukan ANC. Kedua ibu tersebut hanya 1 kali melakukan
pemeriksaan ANC pada trimester pertama. Salah satu berusia 35 tahun dan yang
satunya lagi berusia 36 tahun. Ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya
Risiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah
terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan
disebabkan ibu hamil tersebut tidak mematuhi anjuran dokter untuk melakukan
preeklampsia di Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Medan tahun 2013.
1.2 Permasalahan
hamil, sehingga rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana Pengaruh
(kepatuhan dalam Antenatal Care, kepatuhan dalam pola makan dan kepatuhan dalam
1.4 Hipotesis
kepatuhan dalam pola makan dan kepatuhan dalam istirahat) terhadap keberhasilan
penanganan preeklampsia di Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Medan tahun
2013.
kesehatan bagi ibu hamil agar patuh melakukan perawatan kehamilan dalam
pencegahan preeklampsia.
4. Manfaat bagi penelitian lainnya, agar dapat digunakan sebagai bahan referensi