1. KLINDAMISIN
mengikat subunit ribosom 50s yang menghambat sintesis protein mikroba pada
inisiasi rantai peptida. Klindamisin digunakan sebagai obat unutk mikroba oral
Farmakokinetik
Adanya makanan dalam lambung tidak banyak mempengaruhi absorpsi obat ini.
Setelah pemberian dosis oral 150mg biasanya tercapai kadar puncak plasma 2-3
jaringan, dan tulang, kecuali ke CSS walaupun sedang terjadi meningitis. Hanya
sekitar 10% klindamisin diekskresi dalam bentuk asal melalui urin. Sejumlah
diekskresi melalui urin dan empedu. Masa paruh dapat memanjang sedikit pada
pasien gagal ginjal sehingga diperlukan penyesuaian dosis dan pengukuran kadar
obat dalam plasma. Hal ini dapat pula terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi
efek sedikit atau tidak mempunyai efek sama sekali terhadap bakteri gram negatif,
reaksi translokasi aminoasil. Reseptor untuk linkomisin pada subunit 50S ribosom
b. sakit perut
c. esofagitis
d. glossitis
e. stomatitis
f. alergi
h. reversible myelosupression
Polimyxin B)
Indikasi
a. bakteri Streptococcus
b. bakteri Staphylococcus
c. bakteri Pneumoniae
untuk perawatan beberapa kondisi yang anaerob, seperti infeksi saluran genital
wanita, infeksi pelvis, penetrasi jaringan ikat pada perut setelah operasi.
Kontraindikasi
2. METRONIDAZOLE
Klasifikasi Obat
nitromidazole).
Farmakokinetik
a. Absorpsi
sebesar lebih dari 90% dengan konsentrasi maksimum pada plasma untuk
metronidazole dosis 500 mg antara 8-13 mg/L dengan Tmax 0.254.0 jam.
b. Distribusi
memasuki membran sel dan didistribusikan ke dalam jaringan dan cairan. Volum
distribusi yang dilaporkan pada studi pada beberapa kelompok umur berkisar
c. Metabolisme
Metronidazole merupakan antibiotik yang dimetabolisme pada hepar. Hal
hepar.
d. Ekskresi
Metronidazole diekskresikan pada empedu sebagai obat parental dan pada urin
pasien tanpa disfungsi hepar dan renal. Ekskresi metronidazole pun dipengaruhi
Farmakodinamik
killing sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan dosis yang
lebih tinggi serta waktu pemberian yang lebih lama. Pengobatan kombinasi
perfringens.
Indikasi
ANUG.
Kontraindikasi
Metronidazole dapat menyebabkan hipersensitifitas. Dosis tinggi tidak
Precaution
metronidazole.
Efek Samping
a. Clostridium tetani
b. Clostridium difficile
c. Bacteroides
Peptostreptococcus spp.)
3.4 Sediaan
a. Oral
Tablet ditelan tanpa dikunyah dengan air. Tablet diminum dengan makanan atau
setelah makan.
b. Parerental
yang postoperative.
c. Rectal
Melalui rectal dengan bentuk sedian obat supositoria, dilakukan pada pasien
postoperative.
Interaksi
a. Alcohol
b. Antikoagulan kumarin
sebisa mungkin.
c. Disulfiram
Penggunaan disulfiram dengan metronidazol dapat menyebabkan psikosis
akut dan konfusi (perasaan bingung) pada beberapa pasien. Karena itu, kedua obat
berakhir.
d. Lithium
Prescription
OF 7 TO 10 3 TO 7 1 TO 3
IN DAYS
UROGENITAL 1 2g as a
treatment concurrently.
2 800 mg in A
the morning
and 1,2 g in
the evening
NON-SPECIFIC 7 400 mg
OR 1 2 g as a
single dose
first course
daily daily
times daily