Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................2

1.1.Latar Belakang .................................................................................................................2


1.2. Batasan Masalah .............................................................................................................3
1.3.Tujuan Penulisan ..............................................................................................................4
1.4.Metode Peulisan ...............................................................................................................4
1.5.Manfaat Penulisan ............................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................4

2.1 Definisi Buku KIA ...........................................................................................................5

2.2 Sasaran Buku KIA ...........................................................................................................5

2.3. Tujuan Mengetahui Manfaat Buku KIA 6

2.4 Waktu dan Tempat Pengisian Buku KIA.........................................................................8

2.5.Kebijakan Buku KIA .......................................................................................................8

2.6. Buku KIA Sebagai Materi Penyuluhan...........................................................................10

BAB III Kesimpulan ..............................................................................................................15

Daftar Pustaka ........................................................................................................................16

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu yang masih tinggi

di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN lainnya. Menurut data dari Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, AKI di Indonesia adalah 307 per 100.000

kelahiran hidup. Hal ini berarti bahwa lebih dari 18.000 ibu meninggal per tahun atau dua ibu

meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Angka

kematian anak balita menurun 42 % dalam 15 tahun, dari 79 kematian per 1000 kelahiran hidup

pada tahun 1988 menjadi 46 per 1000 kelahiran hidup pada kurun waktu 1998-2002.

Pemerintah Indonesia telah merumuskan beberapa kebijakan untuk menekan AKI serta

mendukung peningkatan kesehatan serta kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir. Pemerintah

juga telah membentuk beberapa kebijakan tentang pelaksanaan pelayanan berbasis masyarakat

sebagai wadah dari pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak, dalam hal ini adalah kegiatan

KIA di Posyandu adalah melakukan pendaftaran, penimbangan, mencatat pelayanan ibu dan

anak dalam buku KIA, menggunakan buku KIA sebagai bahan penyuluhan, dan melaporkan

penggunaan buku KIA kepada petugas kesehatan.

Buku KIA diberikan pada ibu pada saat pertama kali memeriksakan kehamilannya dan

selanjutnya buku tersebut dibawa ibu untuk disimpan dirumah. Petugas kesehatan akan mencatat

setiap pelayanan yang diberikan pada ibu dan anak dengan lengkap di buku KIA, agar ibu dan

keluarga lainnya dapat mengetahui dengan pasti kesehatan ibu dan anak. Petugas juga

menganjurkan kepada ibu agar setiap kontrol ulang untuk membawa buku KIA agar bidan dapat

2
mengisi dengan lengkap setelah melakukan pelayanan antenatal. Buku KIA yang diisi lengkap

akan memudahkan bidan untuk mendeteksi sedini mungkin adanya risiko atau masalah yang

terjadi pada kehamilan dan mengetahui perkembangan serta pertumbuhan balita.1

Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah

kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi

ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya

dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita (Kepmenkes RI,

2004). Salah satu tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatkan

kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak dalam keluarga, ibu dan anak

merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan

dan gangguan gizi yang seringkali berakhir dengan kecacatan atau kematian. Untuk mewujudkan

kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak maka salah satu upaya program

adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga melalui penggunaan Buku

Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).1

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa ketidaklengkapan dan kejelasan

pengisian menjadi faktor yang menghambat untuk mendeteksi dini adanya risiko pada ibu hamil

dengan menggunakan Buku KIA.

1.2.Batasan Masalah

Referat ini akan membahas tentang Pemanfaatan Buku KIA Untuk Kesehatan Ibu dan Anak

1.3.Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui tentang Pemanfaatan Buku KIA Untuk Kesehatan Ibu dan Anak

3
1.4.Metode Penulisan

Metode yang dipakai adalah tinjauan kepustakaan dengan merujuk pada berbagai literatur

1.5.Manfaat Penulisan

Melalui penulisan makalah ini diharapkan akan bermanfaat dalam memberikan informasi dan

pengetahuan tentang Pemanfaatan Buku KIA Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Buku KIA

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah buku yang diterbitkan oleh Depkes RI

sebagai Catatan dan Alat Pemantauan KIA milik ibu/keluarga yang dapat digunakan pada semua

fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakana bahan informasi cara menjaga dan merawat

kesehatan ibu anak. Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas) dan anak

(bayi baru lahir, bayi dan anak balita), gabungan dari kartu-kartu kesehatan yang ada: KMS ibu

hamil, KB, KMS Balita, Perkembangan Anak.2

2.2. Sasaran Buku KIA2

Sasaran langsung buku KIA adalah Ibu dan Anak :

Tiap ibu hamil dapat Buku KIA

Pada kehamilan gemeli, ibu dapat buku sesuai dengan jumlah bayinya

Tiap kali Ibu hamil akan dapat buku baru

5
Jika Buku KIA hilang (selama masih ada persediaan buku)akan mendapat ganti buku

baru

Sasaran tidak langsung buku KIA adalah :

Suami dan anggota keluarga yang lain

Kader kesehatan dan anggota masyarakat

Petugas kesehatan terutama ketika memberi pelayanankepada ibu dan anak(Astuti,

2011)

2.3. Tujuan Mengetahui Manfaat Buku KIA2

Buku KIA adalah buku catatan terpadu yang digunakan dalam keluarga untuk tujuan:

1. Meningkatkan praktek keluarga dan masyarakat dalam memelihara/merawat kesehatan

ibu dan anak

2. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA

2.3.1.Umum

Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap,sejak ibu mulai hamil sampai anak

berumur lima tahun

2.3.2.Khusus

1. Ibu & Anak punya catatan kesehatan khusus

2. Instrumen pencatatan & pemantauan, informasi,komunikasi dan penyuluhan tentang

kesehatan, gizi danstandar pelayanan KIA yang lengkap di tingkat keluarga termasuk

rujukannya

3. Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibudan anak

4. Menanggapi kebutuhan & keinginan ibu hamil dan balita

6
5. Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka mendidik ibu/keluarga

tentang perawatan danpemeliharaan KIA dan gizi di rumah.

6. Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.

7. Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen pelayanan KIA yang

lebihefektif.

8. untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak

9. alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu,

keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi dan paket (standar) pelayanan KIA

10. alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak

11. catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannnya

2.3.Isi dan Gambaran Umum Buku KIA5

Bagian Ibu

a.Identitas keluarga

b.Catatan Pelayanan Kesehatan Ibu

Ibu Hamil

Ibu Bersalin

Ibu Nifas

Keterangan Lahir

Bagian Anak

a. Identitas Anak

b. BBL (bayi kurang dari 1 bulan)

c. Bayi dan Anak (umur 1 bulan-5 tahun)

d. Mengatasi Penyakit yang Sering Diderita Anak di Rumah

7
e. Tanda Bahaya Pada Anak Sakitf. Kapan Anak Harus Segera Dibawa Kembali ke

Tempat Pelayanan. Obat Pertolongan Pertama yang Perlu Disedaikan di Rumah

h. Mencegah anak mengalami kecelakaani. Kartu Menuju Sehat (KMS)

j.Catatan Pelayanan Kesehatan Anak

Pemeriksaan Neonatus

Pemberian Imunisasi

Pemberian Vit A

2.4.Waktu dan Tempat Pengisian Buku KIA

Buku KIA disimpan di rumah dan dibawa setiap kali ibu atau anak datang ke tempat-

tempat pelayanan kesehatan di mana saja untuk mendapatkan pelayanan KIA (Posyandu,

Polindes, Puskesmas,bidan/dokter praktik swasta dan rumah sakit).2

2.5.Kebijakan Buku KIA

Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan

bayi, antara lain dengan kegiatan Gerakan Sayang Ibu ( GSI), strategi making pregnancy safer

dan pengadaan buku KIA. Buku KIA telah diperkenalkan sejak 1994 dengan bantuan Badan

Kerjasama Internasional Jepang (JICA). Buku KIA diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan

dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak. Buku KIA selain sebagai catatan

kesehatan ibu dan anak, alat monitor kesehatan dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan

dengan pasien. Buku KIA dapat diperoleh secara gratis melalui puskesmas, rumah sakit umum,

puskesmas pembantu, polindes, dokter dan bidan praktek swasta. Buku KIA berisi informasi dan

materi penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, KMS bayi dan

balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.6

8
Buku KIA sebagai sarana informasi pelayanan KIA. Bagi kader sebagai alat penyuluhan

kesehatan serta untuk menggerakkan masyarakat agar datang dan menggunakan fasilitas

kesehatan. Bagi petugas puskesmas, buku KIA dapat dipakai sebagai standar pelayanan,

penyuluhan dan konseling kesehatan, sehingga pelayanan kepada ibu dan anak dapat diberikan

secara menyeluruh dan berkesinambungan. Pemanfaatan buku KIA oleh petugas dalam

melaksanakan pemeriksaan ibu dan anak dapat mencegah terjadinya ibu hamil anemia, BBLR,

angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah terjadinya balita kurang gizi.6

Buku KIA sebagai materi penyuluhan dalam pelayanan antenatal berisikan 13 materi yaitu: 3

(1) apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil

(2) bagaimana menjaga kesehatan ibu hamil

(3) bagaimana makan yang baik selama hamil

(4) apa saja tanda tanda bahaya pada ibu hamil

(5) apa saja persiapan keluarga menghadapi persalinan

(6) apa saja tanda-tanda persalinan

(7) apa saja yang dilakukan ibu bersalin

(8) apasaja tanda-tanda bahaya pada ibu hamil

(9) apa saja yang dilakukan ibu nifas

(10)bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas

(11) apa saja tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas

(12) mengapa setelah bersalin ibu perlu ikut program Keluarga Berencana (KB)

(13) apa saja alat kontrasepsi/cara ber-KB

9
2.6. Buku KIA Sebagai Materi Penyuluhan1

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan satu-satunya buku untuk keluarga yang

berisikan informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak. Untuk memahami pesan/informasi yang

tercantum dalam Buku KIA, ibu dan keluarga perlu mendapatkan dukungan dan bimbingan dari

petugas kesehatan. Adapun materi penyuluhan sebagai berikut :

1. Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil

a. Periksa hamil secepatnya dan sesering mungkin sesuai anjuran petugas

b. Timbang berat badan setiap kali periksa hamil

c. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama hamil

d. Minta imunisasi Tetanus Toksoid kepada petugas kesehatan

e. Minta nasihat kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama hamil

f. Sering mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah kandungan berumur 4 bulan

2. Bagaimana menjaga kesehatan ibu hamil

a. Mandi pakai sabun setiap hari, pagi dan sore. Gosok gigi dua kali sehari setelah makan pagi

dan sebelum tidur

b. Istirahat berbaring sedikitnya 1 jam pada siang hari dan kurangi kerja berat

c. Tanyakan kepada bidan atau dokter tentang hubungan suami-istri yang aman selama hamil

d. Jangan merokok, memakai narkoba, minum jamu atau minum minuman keras.

e. Di daerah malaria, sebaiknya ibu tidur pakai kelambu

3. Bagaimana makan yang baik selama hamil

a. Makan makanan yang bergizi sesuai dengan anjuran petugas kesehatan

b. Makan 1 piring lebih banyak dari sebelum hamil

10
c. Untuk menembah tenaga, makan makanan selingan , pagi dan sore hari seperti kolak, bubur

kacang hijau, kue-kue dan lain-lain

d. Tidak ada pantangan makanan bagi ibu selama hamil

4. Apa saja tanda-tanda bahaya pada ibu hamil

a. Pendarahan

b. Bengkak di kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala kadangkala disertai

kejang

c. Demam tinggi

d. Keluar air ketuban sebelum waktunya

e. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak

f. Ibu muntah terus dan tidak mau makan

5. Apa saja persiapan keluarga menghadapi persalinan

a. Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh

bidan atau dokter

b. Suami/keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan

c. Siapkan donor darah, jika sewaktu-waktu diperlukan ibu

d. Ibu dan suami menanyakan kebidan/dokter kapan perkiraan tanggal

persalinan

e. Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu dan

bayi perlu segera ke Rumah Sakit

f. Jika bersalin di rumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan :

I. Ruangan yang terang, tempat tidur dengan alas kain yang bersih

II. Air bersih dan sabun untuk cuci tangan

11
III. Kain, handuk dan pakaian bayi yang bersih dan kering

IV. Kain dan pakaian ganti yang bersih dan kering bagi ibu setelah melahirkan

6. Apa saja tanda-tanda persalinan

a. Mulas-mulas yang teratur timbul semakin sering dan semakin lama

b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir

c. Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban

7. Apa saja yang dilakukan ibu bersalin

a. Proses persalinan berlangsung 12 jam sejak terasa mulas. Jadi ibu masih bias makan,

minum, buang air kecil dan jalan-jalan

b. Jika mulas-mulas bertambah, tarik napas panjang melalui hidung dan keluarkan melalui

mulut

c. Jika ibu merasa ingin buang air besar berarti bayi akan lahir. Segara beritahu bidan/dokter

d. Ikuti anjuran bidan atau dokter kapan ibu harus mengejan waktu bayi akan lahir

8. Apa saja tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin

a. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas

b. Pendarahan lewat jalan lahir

c. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir

d. Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang

e. Air ketuban keruh dan berbau

f. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar

g. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang berat

12
9. Apa saja yang dilakukan ibu nifas

a. Segera meneteki/menyusui bayi dalam 30 menit setelah bersalin untuk mencegah

pendarahan dan merangsang ASI cepat keluar

b. Teteki/susui bayi sesering mungkin dan setiap kali bayi menginginkan secara bergantian

payudara kiri dan kanan

c. Rawat bayi baru lahir dengan baik

d. Tanyakan ke bidan/dokter cara meneteki secara eksklusif dan merawat bayi baru lahir

10. Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas

a. Makan makanan bergizi 1 piring lebih banyak dari sebelum hamil

b. Istirahat cukup supaya ibu sehat dan ASI keluar banyak

c. Minum 1 kapsul vitamin A dosis tinggi

d. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama nifas

e. Jaga kebersihan alat kelamin, ganti pembalut setiap kali basah

11. Apa saja tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu hamil

a. Pendarahan lewat jalan lahir

b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir

c. Demam lebih dari 2 hari

d. Bengkak di muka,tangan atau kaki, sakit kepala dan kejang-kejang

e. Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit

f. Mengalami gangguan jiwa

12. Mengapa setelah bersalin ibu perlu ikut program Keluarga berencana (KB)

a. Agar ibu punya waktu untuk menyusui dan merawat bayi, menjaga kesehatan ibu serta

mengurus keluarga

13
b. Untuk mengatur agar jarak kehamilan tidak terlalu dekat, lebih dari 2 tahun

13. Apa saja alat kontrasepsi/cara ber-KB

a. Alat Kontrasepsi/cara ber-KB bagi suami

1. Kondom

2. Vasektomi

b. Alat Kontrasepsi/cara ber-KB bagi istri

1. Pil

2. Suntik

3. Implan

4. Spiral

5. Tubektomi

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Buku KIA adalah alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah

kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi

ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya

dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita. Buku KIA

diberikan pada ibu pada saat pertama kali memeriksakan kehamilannya dan selanjutnya buku

tersebut dibawa ibu untuk disimpan dirumah. Petugas kesehatan akan mencatat setiap pelayanan

yang diberikan pada ibu dan anak dengan lengkap di buku KIA, agar ibu dan keluarga lainnya

dapat mengetahui dengan pasti kesehatan ibu dan anak.

Adapun tujuan buku KIA adalah agar Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang

lengkap,sejak ibu mulai hamil sampai anak berumur lima tahun.

3.2. Saran

Diharapkan dapat dibuat makalah lebih lanjut mengenai pemanfaatan buku KIA untuk

kesehatan Ibu dan Anak agar nantinya program ini dapat berjalan semaksimal mungkin.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI.Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Depkes dan JICA.

Jakarta. 2003.

2.Depkes RI. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta : Depkes RI. 2009.

3. Depkes RI. Cara Kontrasepsi. Jakarta :Depkes RI. 2005.

4.Menkes.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284/Menkes/SK/III/2004

Tentang Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA). Jakarta. 2004.

5. Astuti Febriani. Apa dan Manfaat Buku KIA.2011.

6. Ernoviana, Hasanbasri M. Pemanfaatan buku kesehatan ibu. Juli 2006. [Diakses tanggal 20

Februari 2015]. Didapat dari: www.lrckmpk.ugm.ac.id/id/UP.../No.29_Ernovi ana_07_06.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai