Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 DEFINISI LESI PREKANKER DAN KANKER RONGGA MULUT


Lesi prekanker rongga mulut merupakan suatu keadaan klinis yang mengarah pada
terjadinya kanker rongga mulut. Penderita kanker rongga mulut biasanya tidak akan
menyadari penyakit yang dideritanya karena lesi prekanker tidak menimbulkan rasa sakit
yang hebat sebelum sampai pada stadium akhir. Oleh karena itu banyak penderita yang
menganggap sakit yang dialaminya sebagai sariawan biasa. Lesi prakanker rongga mulut
terbagi tiga, yaitu leukoplakia, eritroplakia, dan eritroleukoplakia.4,5
Kanker merupakan penyakit seluler yang ditandai dengan ciri adanya sifat
pertumbuhan yang tidak terkendali diikuti proses invasi ke jaringan dan penyebaran atau
metastasis ke bagian organ tubuh yang lain.

Kanker mulut adalah kanker yang tumbuh dan berkembang di dalam mulut. Misalnya,
pada bibir, lidah, gusi, dinding mulut serta langit langit mulut. Kanker ini dapat menyebar
secara langsung ke jaringan-jaringan sekitar mulut atau melalui kelenjar getah bening.
Sebagian besar kanker mulut menyerang lansia pada umur 60-75 tahun dan lebih sering
terjadi pada pria dibandingkan wanita. Tetapi kanker ini juga dapat terjadi pada kalangan
dewasa muda, terutama akibat infeksi HPV (Human Papilloma Virus).1

2.1 ETIOLOGI KANKER RONGGA MULUT

Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang
terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi, dan perkembangan
tumor(scully, 1992). Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan
atas faktor lokal, dan faktor luar. Faktor-faktor etiologi tersebut tidak bekerja secara terpisah,
kombinasi dari berbagai faktor dapat dijumpai bersama-sama.

2.1.1 FAKTOR LOKAL

Sampai saat ini penyebab kanker secara pasti belum bisa dipastikan, tetapi kanker
dapat dicetuskan oleh beberapa faktor. Salah satu dari faktor yang dimaksud adalah faktor
lokal atau dapat juga di sebut dengan faktor internal yang mana faktor ini merupakan salah
satu pemicu terjadinya proses karsinogenesis (proses pembentukan kanker).3
Adapun perihal yang menjadi faktor lokal yakni beberapa hal yang berasal dari dalam
diri pasien misalnya umur. Umumnya kanker rongga mulut dijumpai pada usia di atas 45
tahun dengan rata-rata 60 tahun. Begitu pula dengan jenis kelamin yang tentunya memiliki
hubungan erat dengan timbulnya kanker rongga mulut.

Walaupun ada banyak faktor penting lainnya yang dapat memicu kanker, tetapi ada
kemungkinan faktor predisposisi herediter yang menjadi penyebab kanker secara genetik
(riwayat penyakit keluarga) yang dapat berupa mutasi gen (baik yang diturunkan maupun
akibat metabolisme)3,4

Faktor lokal yang lainnya dapat berupa kelainan hormon, kondisi sistem imun,
kebersihan di bagian rongga mulut yang buruk, menggunakan gigi palsu, iritasi kronis dari
restorasi, gigi septik, gigi-gigi karies dan adanya akar gigi. Semuanya itu berpotensi menjadi
penyebab kanker rongga mulut.3,4,5

a. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan hal yang epnting untuk di perhatikan dalam setiap
keganasan. Kecenderungan dalam perkembangan tumor tertentu dapat diikuti oleh
pola hereditas secara langsung.
b. Immunosuprresant
Kemungkinan yang paling jelas serta elemen signifikan, berhubungan dengan
perkembangan kanker, merupakan status sistem imun pasien.5 Imunosupresan dapat
dibagi dua yakni naturally occuring serta artificially induced. Naturally occuring ini
terjadi akibat adanya limfoma yang merupakan neoplasma ganas dari leukosit.
Biasanya neoplasma ini muncul dari nodus limfatik.6 Dan juga hal ini terjadi ketika
artificially induced. Artificially induced berupa obat atau agen untuk pasien yang
sedang menerima transplantasi organ .
Hal ini bermanfaat untuk mempertahankan kehidupan organ atau jaringan
yang ditransplantasi, yang jika tidak dilakukan, akan mengalami penolakan dan
kerusakan akibat aksi respon imun.Imunosupresan merupakan salah satu dari tiga
besar penyebab terjadinya kondisi lesi prakanker.3 Sistem imun seseorang dapat
meningkatkan perkembangan dari keganasan tumor, terkhusus pada limfoma dan
retikulum endootelium yang beragam. Fenomena ini sudah diobservasi pada hewan
yang menggunakan organ transplantasi. Hasilnya, sel tumor menghasilkan substansi
asing terhadap host secara spontan yang di akibatkan oleh adanya agen karsinogenik
(ditansplantasi). Proses imunologi atau respons host lazimnya melawan sel tumor
sama seperti hal tersebut melawan material asing lainnya. Pada saat keadaan
imunologi menurun seperti Wiskott-Aldrich syndrome atau ataxia telangienctasia,
pasien tidak hanya meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, tetapi juga memiliki
kesalahan dalam pengawasan mekanismenya, sehingga hal ini dapat meningkatkan
kesempatan neoplasma untuk berkembang.5
c. Oral Sepsis
Merupakan kerusakan berupa pembusukan jaringan akibat penyakit yang
ditimbulkan oleh bakteri atau toksinnya. Oral sepsis dapat menjadi sumber infeksi lokal
yang dapat menyebar dan menimbulkan penyakit sistemik. Pada saat produk dari
poliferasi bakteri (toxin) bergabung dengan immunosuppresant, defisiensi nutrisi, serta
alkohol dapat menyebabkan meningkatnya risiko perkembangan dari pertumbuhan
keganasan tersebut.5

d. Faktor Gigi
Restorasi merupakan istilah generik yang digunakan untuk menyebut
tambalan, inlay, mahkota, jembatan, implan, atau protesa lepasan yang dapat
menggantikan jaringan gigi yang hilang.6 Restorasi yang tidak tepat sering kali
menjadi faktor etiologi dari kanker mulut. Begitu juga dengan tepi gigi yang tajam
dan gigi tiruan yang longgar. Karena frekuensi terjadinya faktor iritasi ini sangat
tinggi, sulit untuk membuktikan sebab akibat antara faktor iritasi dengan terjadinya
kanker mulut. Oleh karena itu, pendapat tentang peranan trauma rongga mulut sangat
bervariasi. Pada penelitian Graham dkk (1977) indeks gigi geligi dibuat agar
mencerminkan jumlah gigi-gigi yang sudah tanggal, gigi septik dan gigi karies,
keadaan gigi tiruan serta kualitas kebersihan mulut. Para peneliti ini menemukan
bahwa meningkatnya risiko terserang kanker mulut berhubungan dengan
berkurangnya kesehatan gigi geligi. Selain itu, pria perokok berat atau peminum
alkohol serta memiliki gigi geligi yang kurang sehat, mempunyai risiko delapan kali
lebih besar daripada pria tanpa karakteristik ini.7,8

2.1.2 FAKTOR LUAR

Faktor luar penyebab kanker dan prakanker rongga mulut, antara lain karsinogen kimia dan
rokok dan cara penggunaannya, tembakau, alkohol, bahaya industri, distribusi sosial,
kebiasaan menginang dan cahaya matahari.
a. Tembakau
Tembakau merupakan penyebab paling umum kanker mulut. Merokok dengan
tembakau, seperti pipa atau cerutu dan rokok menyebabkan mulut terpapar karsinogen
atau bahan kimia yang dapat merusak DNA dan membuat sel kanker. Mereka yang
mengunyah tembakau memiliki risiko yanng lebih tinggi daripada orang-orang yang
merokok karena paparan yang langsung pada lapisan dalam mulut.8
Dengan berdasarkan pada penelitian di Asia Tenggara, Jafarey dan Zaidi
(1976) melakukan penelitian di Pakistan dan melaporkan bahwa merokok, dalam
kombinasi pengunyahan biji pinang serta tembakau akan meningkatkan resiko terjadi
kanker mulut 23 kali lebih tinggi daripada pria dan 35 kali pada wanita.9
b. Alkohol
Alkohol juga menjadi penyebab kanker mulut utama, dimana kandungan zat
berbahaya dalam alkohol dapat menumbuhkan sel kanker pada bagian mulut dan
sekitarnya. Alkohol yang terus menerus dikonsumsi akan merusak jaringan pada
mulut, lidah, hingga tenggorokan. Bentuk kegiatan yang memakai alkohol dan
memicu tumbuhnya sel kanker mulut:

Mengkonsumsi alkohol rutin tanpa henti: Mengkonsumsi alkohol secara rutin


tanpa henti bahkan melupakan minuman sehat lain seperti air putih.
Menggkonsumsi alkohol dan menjadi perokok berat: Biasanya seorang pecandu
alkohol juga merupakan perokok berat. Minum minuman beralkohol
sembarangan: Mengkonsumsi minuman alkohol sembarangan dengan kandungan
lakohol yang berlebihan juga mencampurkannya dengan bahan lain.9
c. Bahaya Industri
Peningkatan risiko terserangnya kanker mulut pada orang-orang yang bekerja
di industry tekstil kapas/katun dan wol. Pekerja yang berkontak dengan debu dari
pemintalan kapas/katun dan wol, tampaknya mempunyai resiko tertinggi (Moss dan
Lee, 1974).9
d. Distribusi social
Kanker pada mulut menunjukkan insiden yang lebih tinggi pada kelompok
ekonomi rendah daripada kelompok dengan tingkat ekonomi lebih baik. Hal tersebut
diungkapkan oleh Dorn dan Cutler (1959) pada penelitiannya di sepuluh kota di
Amerika Serikat.9
e. Kebiasaan menginang
Tradisi menginang sampai sekarang masih berkembang di masyarakat. Bahan-
bahan yang digunakan untuk menginang adalah daun sirih, tembakau, gambir, kapur,
dan buah pinang. Bahan tersebut diracik sedemikian rupa, lalu dikunyah. Pinang
memiliki efek karsinogenik, yang dapat meningkatkan risiko kanker mulut. Risiko ini
diperparah karena banyak orang menikmati mengunyah buah pinang bersama dengan
tembakau. Karena tradisi menggunakan buah pinang, tingkat kanker mulut jauh lebih
tinggi di masyarakat etnis Indonesia, India dan Sri Lanka daripada populasi pada
umumnya.
Kebiasaan menginang mempunyai prevalensi yang cukup tinggi. Telah banyak
penelitian yang menyatakan dengan frekuensi menginang 1-5 kali/hari, lamanya
kebiasaan 15 tahun, dan cara menginang seperti bahan menginang dikunyah di
daerah sulkus bukal rahang bawah dan daerah retromolar, serta meletakkan kapur di
commissure mulut saat menginang telah dinyatakan berpengaruh terhadap cepat
lambatnya seseorang terkena kanker mulut. 10
f. Cahaya Matahari
Tidak hanya menyebabkan kanker kulit, cahaya matahari juga berdampak
pada kanker lainnya seperti mulut. Sama halnya seperti kanker kulit, cahaya matahari
yang menyinari secara langsung pada mulut (tanpa pelindung) juga dapat
menyebabkan kanker mulut. Sinar Ultraviolet yang terdapat dalam kandungan cahaya
matahari sangat berbahaya dan dapat merusak jaringan pada mulut serta memicu
tumbuhnya sel kanker. Bentuk kegiatan yang berhubungan dengan cahaya matahari
yang memicu tumbuhnya sel kanker mulut :
Berkegiatan di luar ruangan : Terlalu lama berkegiatan di luar ruangan seperti
berenang, bermain di pantai, upacara, menaiki sepeda motor tanpa menggunakan
masker (debu yang terdapat di jalanan akan kontak langsung dengan mulut) dan
lain-lain.
Mulut dalam kondisi yang tidak sehat : Mulut yang sedang terjadi radang dan
terkena sinar matahari langsung.1,10,11

2.3. GAMBARAN KLINIS PREKANKER DAN KANKER RONGGA MULUT


Lesi prakanker rongga mulut terbagi tiga, yaitu leukoplakia, eritroplakia, dan
eritroleukoplakia
Leukoplakia adalah istilah klasik untuk plak atau bercak putih pada mukosa mulut
yang tidak dapat dihapus dan tidak dapat diklasifikasian sebagai penyakit lain apapun yang
dapat didiagnosis secara klinis. Leukoplakia adalah reaksi protektif terhadap iritasi-iritasi
kronis. Tembakau, alkohol, sifilis, defisiensi vitamin, ketidakseimbanagan hormon,
galvanisme, gesekan kronis, dan kandidiasis termasuk dalam penyebab lesi ini. 3,4,5
Eritroplakia adalah istilah klasik untuk bercak merah seperti beludru, menetap, yang
tidak dapat digolongkan secara klinis sebagai keadaan lain apapun. Eritroplakia dapat terjadi
di setiap tempat di dalam mulut, tetapi paling sering dalam lipatan mukobukal mandibular,
orofaring dan dasar mulut.3,5
Eritroleukolpakia lesi-lesi merah dan putih prakanker atau suatu bercak merah dengan
daerah-daerah leukoplakia yang terpisah-pisah. Eritroplakia mempunyai predileksi pria dan
sebagian besar lesi dijumpai pada pasien-pasien di atas usia 50 tahun. Dapat terjadi di setiap
daerah intraoral, tetapi sering kali terjadi pada tepi lateral lidah, mukosa pipi dan palatum
lunak. Lesi-lesi ini sering kali dihubungkan dengan merokok berat, alkoholisme dan
kebersihan mulut yang jelek.3

2.4. DIAGNOSA HISTOPATOLOGIS


Untuk memastikan diagnosa defenitif dari proses awal keganasan diperlukan pemeriksaan
sitologi mulut dan biopsi.
Secara defenisi, pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan
mikroskopik gel-gel yang dikikis dari permukaan suatu lesi di dalam mulut. Klasifikasi dan
interpretasi yang digunakan adalah Kelas I : gel-gel normal; Kelas II ; gel-gel yang tidak khas
(atipik), tidak ada bukti keganasan ; Kelas III: Perubahan pada pola nuklear yang sifatnya
tidak jelas, tidak ada tanda-tanda keganasan, tetapi terdapat gel yang menyimpang dari
normal; Kelas IV: Memberi kesan sebagai suatu keganasan ; Kelas V: Perubahan keganasan
terlihat jelas. Untuk kelas IV dan V indikasi untuk biopsi.4
Jika hasil pemeriksaan sitologi diragukan, segera lakukan pemeriksaan biopsi. Biopsi
merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk periksaan mikroskopis
dan diagnosis. Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi jaringan
yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional.4
Selain itu, pemeriksaan tambahan yang dapat digunakan untuk identifikasi dini kanker
rongga mulut adalah dengan menggunakan toluidine blue. Teknik pewarnaan ini berguna
membedakan lesi displasia kecil yang memerlukan biopsi dengan lesi eritematous kecil yang
disebabkan oleh infeksi, inflamasi atau trauma. Ada dua tipe lesi yang akan menyerap warna
toluidine blue yaitu karsinoma sel skuamosa dan lesi inflamasi. Adanya warna biru tua
setelah pewarnaan menimbulkan dugaan yang kuat bahwa lesi adalah prakanker atau kanker
sehingga biopsi harus dilakukan.7
Berikut ini merupakan tanda-tanda yang harus diwaspadai oleh dokter gigi terhadap
kemungkinan adanya kanker mulut yang baru mulai terjadi atau dalam
tahap lanjut4:
Bercak putih, bersisik, persisten.
Bintik pigmen yang tiba-tiba ukurannya membesar.
Ulser yang tidak sembuh-sembuh.
Gusi bengkak dan berdarah yang tidak dihubungkan dengan obat-obatan.
Asimetri wajah yang progresif.
Gigi yang tanggal secara tiba-tiba, tanpa adanya riwayat trauma pada rahang.
Parastesi, anestesi dan mati rasa di rongga mulut.
Trismus dan sakit sewaktu menggerakkan rahang.
Adanya gumpalan pada leher, wajah atau jaringan mulut.
Luka pencabutan yang tidak sembuh-sembuh.
Perubahan
Bila terdapat salah satu atau beberapa tanda-tanda tersebut, dokter gigi harus segera
melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi secara dini lesi kanker pada tahap awal,
untuk dapat mendukung gambaran klinis yang ada di dalam rongga mulut.

Anda mungkin juga menyukai