PENDAHULUAN
1
mengawasi dan berhubungan denga para pekerja di lapangan. Hal ini merupakan
suatu kegiatan yang memantau atau mengontrol proses pelaksanaan pekerjaan
pembangunan sehingga berpengaruh terhadap baik dan buruknya kualitas suatu
bangunan.
Dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat maka Pemerintah Provinsi
Gorontalo dengan membangun beberapa Jembatan termasuk Jembatan di Gorontalo
Outer Ring Road yang berada di KM 24 Desa Talumelito Kecamatan Telaga Biru
dengan tujuan untuk menghubugkan jalan antara Pelabauhan ke Bandara, dan
memudahkan transportasi darat .
2
b. Metode wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan pihak
yang terkait dalam pengelolaan proyek untuk mendapatkan data-data
yang bersifat non teknis,
c. Metode literatur, yaitu dengan melihat bahan kuliah dan petunjuk dari
dosen Pembimbing Kerja Praktek dimana pembahasan terdiri atas
beberapa bagian serta dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang
diperlukan untuk kelengkapan laporan ini.
1.5 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 2 bulan, dimulai pada bulan September
November 2016. Setiap Waktu kerja (Pukul 08.00 WITA Selesai).
1.6 Lingkup Pekerjaan Kerja Praktek
1.6.1 Pekerjaan Tanah
a. Galian biasa
b. Galian Struktur
c. Timbunan biasa
1.6.2 Pekerjaan Struktur
a. Pekerjaan lantai jembatan
b. Pekerjaan Abutmen
c. Pekerjaan RC plate
d. Pemasangan unit pracetak gelagar
e. Pekerjaan diafragma post tension
f. Pekerjaan baja tulangan
g. Pekerjaan fondasi tiang bor beton (bor pile)
h. Pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL)
i. Pengujian pembebanan dinamis jenis Pile Dynamic Load Testing
(PDLT).
3
BAB II
URAIAN PROYEK
4
Gambar 2.1 Papan Proyek
5
dan Perumahan Rakyat (Wilayah IX), yang berlokasi di Desa Ulapato A,
Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.
- Jembatan KM 16 + 850 Desa Talumelito
- Jembatan KM 23 + 900 Desa Ulapato A
- Jembatan KM 24 + 156 Desa Ulapato A
- Jembatan KM 25 + 475 Desa Tuladenggi
Lokasi
6
2.8 Jenis dan Proses Pelelangan
Proyek ini berjenis Kontrak Unit Price atau Harga Satuan. Unit Price adalah
kontrak pengadaan barang atau jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap
untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara. Pembayaran kepada
penyedia jasa atau kontraktor pelaksanaan berdasarkan hasil pengukuran
bersama terhadap volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan.
Pelaksanaan kontrak kontruksi unit price terdiri dari beberapa tahapan:
1. Pra Kontrak
Pra kontrak meliputi perencanaan pengadaan, pembentukan panitia lelang,
prakualifikasi perusahaan, penyusunan dokumen lelang, pengumuman
pelelangan, pengambilan dokumen, penentuan harga, penjelasan lelang,
penyerahan dan pembukaan penawaran, evaluasi penawaran, pengumuman
calon pemenang, sanggahan, penunjukan pemenang;
2. Pembuatan Kontrak
Tahap pembuatan kontrak yakni kontrak unit price yang menitik beratkan
pada tata cara pembayaran yang berdasarkan atas pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang berdasarkan harga satuan yang ditentukan oleh
panitia pengadaan jasa;
3. Pasca Kontrak
Tahapan pasca kontrak adalah setelah kontrak selesai dibuat dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan selanjutnya kontraktor pelaksana
memulai pelaksanaan proyek pemerintah tersebut. Kontrak kerja unit price
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak tersebut tidak semua berjalan
sesuai kontrak, dimana pihak penyedia jasa melakukan wanprestasi berupa
meninggalkan pekerjaan yang belum selesai dilaksanakan yang
mengakibatkan pihak pengguna jasa melakukan pemutusan hubungan
kontrak.
7
kontrak Rp. 37.239.918.000.00- merupakan surat perjanjian antara pemilik
dan Kontraktor termasuk penawaran, syarat kontrak spesifikasi gambar,
daftar kuantitas dan harga, jaminan pelaksanaan dan dokumen-dokumen lain
yang disebutkan dalam kontrak.
Isi Dokumen kontrak adalah sebagai berikut:
1. Surat perjanjian
2. Surat penyerahan lapangan
3. Surat perintah mulai kerja
4. Surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa
5. Surat penunjukan penyedia barang/jasa dan jaminan pelaksanaan
6. Dokumen penawaran
7. Dokumen kualifikasi
8. Dokumen prakontrak
9. Dokumen lelang
10. Dokumen KAK (Kerangka Acuan Kerja)
11. Gambar rencana
8
Jaminan teknis pekerjaan yang dilaksanakan.
Sanksi dalam hal rekanan ternyata tidak memenuhi kewajiban.
Penyelesaian tindak lanjut surat perjanjian pemborong/kontrak dalam hal
ini salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.
Penyelesaian perselisihan.
Status hukum.
9
BAB III
MATERIAL DAN PERALATAN
3.1 Spesifikasi Alat
Di dalam dunia konstruksi, keberadaan peralatan memang sangat
menunjang dalam keberhasilan penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu.
Dengan adanya alat kerja, maka dapat membantu pekerjaan sehingga
pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien. Dalam pemilihan peralatan kerja
ini harus melalui beberapa pertimbangan, yaitu :
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
Biaya yang tersedia.
Jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
Volume pekerjaan.
Kapasitas alat yang digunakan.
Kondisi lapangan dan tingkat kesulitan.
Kemampuan operator alat kerja.
Selain itu, penggunaan alat kerja ini juga bertujuan untuk :
Mempercepat pelaksanaan pekerjaan dengan kapasitas volume alat
berat yang besar dibandingkan dengan tenaga manusia.
Menjangkau wilayah yang sulit dijangkau oleh manusia.
Mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik dan rapi.
Mempercepat mobilisasi material konstruksi ke lapangan
Adapun peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan
Jembatan Gorontalo Outer Ring Road III, antara lain :
1. Excavator
Excavator/Back Hoe ini berfungsi untuk menggali, memindahkan,
meratakan dan memuat material, baik material tanah galian, kerikil,
pasir dan lain-lain. Selain itu, Excavator/Back Hoe ini juga berfungsi
untuk mengangkat, menarik dan mendorong alat-alat dan material
lain. Alat ini menggunakan kendali hidrolis untuk melakukan gerakan.
2. Truck Mixer
Truck mixer adalah alat yang digunakan untuk mengaduk beton dengan
perbandingan tertentu sehingga akan menghasilkan beton dengan mutu yang
sesuai dengan perencanaan dan bisa tercampur secara homogen. Alat ini
hanya bisa menampung beton dengan kapasitas yang terbatas. Concrete mixer
yang digunakan pada proyek ini sebanyak 2 buah dengan kapasitas 0,4 m3.
Adapun spesifikasi Truck Mixer yang digunakan dalam proyek
ini yaitu :
Pengujian material harus sesuai dengan pedoman yang berlaku sehingga tercapai
kondisi material yang memenuhi syarat sebagai bahan Konstruksi. Hal hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan material untuk proyek antara lain :
Material harus memenuhi standard dan spesifikasi yang berlaku
Material yang digunakan harus baru, bukan bekas pakai.
Material harus memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan kualitas yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
Penyimpanan material harus diperhatikan sehingga mutunya terjamin
dan terpelihara serta siap dipergunakan untuk pekerjaan. (Sumber : SNI
03-6861- 2002)
Adapun peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan Jembatan
Gorontalo Outer Ring Road III ini anatara lain :
3.2.1
Dalam pekerjaan konstruksi, air berperan sebagai bahan yang digunakan untuk
pembuatan beton, adukan pasangan dan adukan plesteran. Persyaratan air sebagai
bahan bangunan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Air harus bersih. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya yang dapat terlihat secara visual.
Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter
Tidak mengandung garam yang dapat larut dan merusak beton (asam,bahan
organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.(Sumber : SK-SNI 03-6861-
2002)
3.2.2 Semen Portland
Berdasarkan SK SNI S 04 1989 F dan SNI 03-6861.1-2002 semen
merupakan suatu campuran beton ikat organik yang akan membentuk suatu massa
yang keras dan kedap air bila bereaksi dengan air. Semen Portland adalah semen
hidrolis yang akan membentuk massa yang keras bila bereaksi dengan air. Semen
merupakan bahan ikat yang penting dan banyak dipakai dalam pembangunan
fisik. Semen juga banyak dikenal sebagai bahan pengikat antara agregat halus dan
agregat kasar untuk beton dan pasangan batu. Semen portland ini merupakan
bahan yang mudah mengeras apabila tercampur dengan air, sehingga dalam
penyimpanannya harus benar-benar dijaga kelembaban ruangannya. Syarat-syarat
penyimpanan semen portland ini diantaranya :
Semen yang datang harus segera disimpan dalam gudang. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya perubahan pada bentuk semen yang dapat
menurunkan kualitas pada semen.
Semen tidak boleh langsung diletakkan di atas permukaan tanah. Harus diberi
landasan yang tingginya lebih dari 30 cm dari lantai.
Semen tidak boleh menyentuh dinding gudang penyimpanan sehingga dalam
penyimpanannya diberi jarak antara dinding dengan semen kira-kira 25 cm.
Untuk menghindari pecahnya kantong semen, tinggi maksimum tumpukan
semen adalah maksimum 10 zak.
Dalam pemakaian semen, harus digunakan semen yang terlebih dahulu datang.
Semen tidak boleh basah dan lembab sehingga harus diatur kelembaban gudan
penyimpanan dan harus cukup sinar matahari.
Semen tidak boleh tercampur dengan bahan lain
Sedangkan untuk semen Portland yang digunakan untuk Proyek Jembatan
Gorontalo Outer Ring Road III ini menggunakan semen Portland jenis I yang
memiliki karakteristik umum dapat digunakan untuk tujuan umum dengan
kemasan 1 zak yaitu 50 kg yang digunakan untuk konstruksi umum dengan tipe
PCC.
3.2.3 Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir sebagai hasil
disintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butiran < 5 mm. Agregat
halus ini berfungsi sebagai bahan pengisi campuran beton. Syarat penyimpanan
pasir ini antara lain :
Penimbunan pasir harus terpisah dari bahan bahan lain, seperti split, kapur,
semen, kayu dan lain-lain.
Penimbunan pasir harus jauh dari tempat yang dapat mengalirkan air hujan dan
diberi pembatas untuk menghindari hanyutnya pasir oleh air.
Penempatan timbunan pasir sedekat mungkin dengan lokasi pencampuran. Hal
ini untuk memperpendek jarak angkut dan mengurangi kehilangan selama
pengangkutan.
Sementara untuk persyaratan Agregat halus ini antara lain
a. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, dengan
indeks kekarasan < 2,2
b. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering)
d. Susunan besar butir agregat halus mempunyai modulus kehalusan antara
1,5 3,8 dan harus terdiri dari butir butir yang beraneka ragam
bentuknya.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton. (Sumber : SK-SNI S-04-1989-F).
Sementara untuk jenis pasir yang digunakan dalam proyek Jembatan
Gorontalo Outer Ring Road III ini adalah Pasir Bone Bolango.
3.2.4 Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat berupa kerikil yang diperoleh dari hasil
disintegrasi batuan-batuan atau dari pemecahan batu. Agregat dikatakan
agregat kasar jika memiliki ukuran butiran antara 5 mm 40 mm, jika lebih
besar dari 40 mm maka disebut dengan batu. Persyaratan agregat kasar yang
digunakan dalam proyek Jembatan Gorontalo Outer Ring Road III ini antara
lain :
a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
b. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih dan panjang hanya dapat
dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih dan panjang tersebut tidak
malampaui 20 % berat agregat seluruhnya
c. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif alkali
e. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan
terhadap berat kering)
f. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, susunan besar
butir mempunyai modulus kehalusan antara 6 7,10.
3.2.5 Batu Pecah
Batu Pecah adalah hasil pecahan batu alam dengan ukuran butiran lebih dari 40
mm dan pada umumnya besar butiran tidak lebih dari 7 cm. Persyaratan batu
belah yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Batu belah / batu pecah yang dipakai pada pekerjaan adalah seperti yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu pada pasangan batu kali.
b. Batu belah yang digunakan haruslah batu alam hasil pecahan dengan muka
minimal 3 sisi dan bukan batu glondong, harus bersih dan keras, tahan lama
menurut persetujuan Pengguna Barang / Jasa, serta bersih dari campuran besi,
noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya,
3.2.6 Begisting atau Perancah
Begisting adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara dan
berfungsi sebagai cetakan pada bagian sisi bawah dan samping dari bentuk beton
abutment.
Fungsi utama dari begisting yaitu :
1. Untuk memberikan bentuk pada sebuah konstruksi beton.
2. Untuk memperoleh texture permukaan yang rata dah halus.
3. Untuk menahan gaya desak beton segar pada saat pengecoran hingga konstruksi
beton abutment jembatan menjadi keras.
Sedangkan syarat dari Begsting antara lain :
1. Begisting harus kuat, kaku dan rapat dan mudah dibongkar.
2. Bagian dalam begisting harus bersih dari kotoran.
3. Dimensi begisting harus dikontrol dengan teliti sehingga dimensi yang tertera
dalam gambar rencana dapat tercapai.
4. Bahan begisting untuk beton abutment ini biasanya menggunakan multiplek
kayu, atau plywood yang memiliki kualitas baik.
5. Begisting untuk abutment dapat dibongkar setelah beton berumur lebih dari 3
hari.
6. Pembongkaran begisting harus menggunakan cara statis tanpa sebuah getaran,
goncangan ataupun pukulan yang dapat merusak beton.
Divisi 2. Drainase
1. Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air
Penetapan titik pengukuran pada saluran:
Lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian serta pengaturan
pembuangan dari semua selokan dan semua lubang penampungan (catch pits)
dan selokan pembuang yang berhubungan ditandai dnegan cermat sesuai
dengan gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
dan disetujui atau diubah oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan
tersebut dimulai.
c. Pemasangan Wedges/baji
Wedges dipasang sesaat sebelum dilakukan pekerjaan stressing. Prosedur
yang dipakai untuk pemasangan wedges pada wedge plate:
- Tekan wedge plate sampai menyentuh casting
- Segregasi material beton karena getaran yang terlalu kuat atau karena
metoda pengecoran yang tidak baik
- Tercucinya material semen akibat aliran air tanah
c. Proses Pengujian
Pengujian sonic logging dapat dilakukan dalam dua cara yaitu:
- Tansmitter dan receiver dimasukkan ke dalam pipa uji(pipa PVC atau pipa
baja berdiameter 25 mm, yang telah dicor bersama dengan proses
pengecoran tiang) yang berbeda. Cara ini disebut Cross Hole Method.
Jarak maksimum antara dua pipa berkisar antara 1.0 m hingga 3.0 m
- Tansmitter dan receiver dimasukkan kedalam pipa uji yang sama. Cara ini
disebut Single Hole Method. Teknik ini biasanya diaplikasikan untuk tiang
berdiameter kecil (kurang dari 1.0m)
- Baik dalam cara cross hole ataupun single hole, pengujian dimulai dengan
memasukkan probe uji ke dasar pipa yang telah diisi air hingga penuh (air
digunakan sebagai media penghantar gelombang ultra sonic). Kemudian,
komputer sonic tester dihidupkan, gelombang ultra sonic dipancarkan oleh
transmitter dan diterima oleh receiver. Setelah didapatkan sinyal awal yang
baik berupa garis-garis vertikal yang kontinyu dalam tampilan komputer,
kedua probe uji tersebut ditarik berbarengan ke atas secara perlahan-lahan
dengan kecepatan konstan hingga mencapai bagian teratas beton yang
diuji. Dalam metoda cross hole cara diatas diulangi dalam pipa/arah yang
berbeda.
d. Prosedur Pengujian dan Hasil Uji
Pengujian dilakukan dengan terlebih dahulu menghaluskan permukaan
tiang yang akan diuji dengan jalan menggurinda kepala tiang pada bagian
dimana akselorometer akan ditempatkan dan dimana pukulan palu
dilakukan. Kemudian akselorometer dipasang/dilekatkan pada
permukaan tiang dan pukulan palu dilakukan. Pemukulan ini
menimbulkan gelombang tekan atau gelombang akustik beregangan kecil
(low strain stress wave). Rambatan gelombang tekan ini dibatasi oleh
material tiang dan keadaan disekelilingnya (dalam hal ini tanah). Kalau
kedua media tersebut mempunyai karakteristik akustik yang sama maka
gelombang yang timbul akan terpencar ke segala arah dan tidak akan
menimbulkan rambatan gelombang bidang/satu dimensi yang berarti.
Untungnya, material tiang dan tanah pada umumnya mempunyai sifat
akustik yang sangat berbeda karenanya gelombang tekan akan merambat
di sepanjang badan tiang menuju ke dasar tiang. Akselerasi gelombang
tekan yang ditangkap oleh akselerometer diteruskan ke komputer yang
akanmengintegrasikan akselerasi terhadap waktu untuk memperoleh
sinyal kecepatan gelombang tekan. Hasilnya berupa grafik gelombang
tekan terhadap waktu (time domain). Dengan memasukkan kecepatan
gelombang tekan dan mengalikannya dengan waktu rambat akan
diperoleh kedalaman/panjang tiang, sehinga hasil uji PIT berupa grafik
kecepatan terhadap panjang/kedalaman tiang yang seketika itu juga
ditampilkan di monitor komputer. Pengujian pada satu tiang dilakukan
dengan beberapa kali pemukulan sampai diperoleh grafik hasil uji yang
konsisten.
Gambar 4.2 Pemasangan Angkur
Dalam proyek ini, Satuan Kerja Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional
(PJN) Provinsi Gorontalo bertindak sebagai Kuasa Pengguna Anggaran.
OWNER