Anda di halaman 1dari 8

Bahan Kuliah

____________________________ Penyakit Infeksi ____________________________

Antraks

Antraks merupakan penyakit zoonotik yang bersifat akut/perakut


disebabkan oleh Baccilus anthracis dan dapat menyerang hewan pemamah biak
(herbivora), binatang buas (carnivora) untuk kemudian bisa ditularkan pula pada
manusia dan dapat menimbulkan kematian yang tinggi
Beberapa sinonim Antraks adalah : Malignant pustule, Malignant edema,
Radang lympha, woolsorters disease, charbon. Kata antraks berarti : batubara.
Penyakit antraks berhubungan erat dengan pekerjaan : petani, peternak,
pemotongan hewan, pabrik produk hewan. Wabah yang pertama kali dilaporkan
di Indonesia : 1832 (Sultra). Sedangkan secara epidemiologis, selama tahun
1992-2001 ditemukan 599 kasus dengan kematian 10 kasus.
Isu bioterorisme yang berhubungan dengan spora Anthrax akhir-akhir ini
juga cukup meresahkan.

Etiologi

Kausa : Baccilus anthracis (Davaine & Bayer, 1849)


o Bentuk seperti batang (ruas-ruas bambu) membentuk spora, gram
positif, diameter 3-8 nm (pj) 1-2 nm (lb), non motil
Sumber penularan :
o Sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, dll
o Lingkungan : tanah, sayuran, air tercemar spora
Sifat kuman anthrax :
o Tumbuh baik pada medium agar
o Bentuk vegetatif mudah dimatikan

Spora

Bisa terbentuk pada : kultur media, tanah, material dari hewan yang sudah
mati
Tidak ditemukan pada jaringan hidup dan darah
Spora tahan hidup cuaca panas dan dingin
Di tanah kering di laboratorium bisa tahan sampai 60 tahun
Dipadang rumput terbuka dipengaruhi oleh : musim suhu, serta kompetisi
dengan organisme lain
Spora bisa mati
o Oven 1400 C, mati dalam 3- 4 jam
o Didihkan 1000c, mati dalam 10 menit
o Dengan karbol 5%, rusak dalam 40 hari
o Dengan formalin 10%, mati dalam 4 jam
Basil bentuk vegetatif tidak terlalu kuat
o Tidak tahan berkompetisi dengan organisme safrorit
o Pada suhu 50*c, mati dalam 30 menit
o Peka terhadap desinfectan, antiseptik dan antibiotik

___________________________________ 1 __________________________________
Bahan Kuliah
____________________________ Penyakit Infeksi ____________________________
Bacillus anthracis tersusun atas:
o Kapsula
o Tiga bagian protein
Protective Antigen (PA)
Edema Factor (EF)
Lethal Factor (LF)
Dalam bakteria terdapat I kromosom dan 2 plasmid (pXO1 dan pXO2)
Kromosom tidak menentukan virulensi
pXO1 :
o Protektif antigen (PA) menekan respon imun
o Edema faktor (EF) meninggalkan siklik AMP intraseluler
gangguan sistem homeostasis cairan dalam sel edema
o Lethal faktor (LF) memicu makrofag menghasilkan TNF serta
lainya bisa menyebabkan kematian mendadak
o Bila ketiga faktor itu ada sangat virulen
pXO2 kapsula

Patogenesis dan patologi


Kuman antrak menyerang manusia melalui 3 cara :
o Melalui kulit : lecet, abrasi, luka
o Inhalasi
o Melalui mulut (makanan yang tercemar)
Pernah dilaporkan penularan :
o Melalui gigitan serangga yang tekah makan bangkai binatang
pengidap antraks
o Melalui penggunaan alat toilet secara bersama (sikat gigi)
Virulensi antrak tergantung pada :
o Toksin yang dihasilkan
o Adanya kapsul
o Resistensi host (alamiah/didapat)
B. antracis :
o Kuman patogen ekstraseluler
o Adanya kapsul menghalangi fagositosis
o Masuk kesirkulasi darah
o Berkembang biak dengan cepat cepat pula menyebabkan
kematian
Secara patologi jaringan yang terserang antraks dapat terjadi :
o Edema
o Perdarahan
o Nekrosis
o Berbagai tingkat inflamasi

Kelainan pada kulit

Kuman/spora melekat pada permukaan kulit masuk melalui luka/lecet


difagosit oleh sel makrofag di bawa ke lnn. regional didalam makrofag

___________________________________ 2 __________________________________
Bahan Kuliah
____________________________ Penyakit Infeksi ____________________________
spora berubah menjadi bentuk vegetatif melepaskan diri dari macrofag
berkembang biak dalam sistem limfatik masuk kesirkulasi darah dalam
jumlah yang cukup banyak (107 sampai 108 / ml) terjadi gejala sepsis
Penderita yang punya daya tahan kuman terlokalisir pada kulit yang kena
berupa ulkus yang dikelilingi daerah hemoragik serta pusat nekrosis
malignant pustule
Pada penderita yang rentan penyebaran hematogen antrak septikemia
penyebaran daerah nekrosis (otak, meningen, usus dan paru)

Antraks gastrointestinal
Dapat bermula dari antraks kulit antrak sal. Cerna
Atau masuk sal. Cerna dengan memakan daging hewan tertular yang tidak
dimasak dengan sempurna
Permulaan terjadi limfadenitis hemoragik penyebaran secara limfogen
hematogen septikemia
Pada otopsi dinding intestinum edema terutama duodenum (mungkin bisa
menyebabkan obstruksi lumen)
Dapat terjadi gangren, hemoragi dan pembesaran lnn. regional
Pada lesi orofarings lesi initial di orofaring, bisa melalui mulut atau lnn.
servikal berkembang biak & membentuk toksin limfadenitis dan edema
pasif bisa menekan sal. Pernafasan

Antraks paru-paru
Spora antraks terhisap masuk ke paru-paru
Terkadang spora hanya tinggal di hidung atau tenggorokan gejala sub
klinis
Bila spora sampai dinding alveoli ditangkap sel fagosit dibawa ke Kel.
Limfe trankeobronkial atau Kel. Limfe mediastinal berkembang biak &
membuat toksin nekrosis hemoragik terutama di mediastinum
Penyebaran hematogen septikemia, pneumonia atau peradangan pleura
Pada fase septikemi efek toksin ke endotel kapiler paru trombosis
kapiler paru
Akhirnya dapat terjadi gagal paru karena trombosis kapiler paru atau efek
toksin pada susunan saraf pusat pengaruhi sentrum pernafasan atas

Cara penularan penyakit


Berhubungan dengan hewan yang sakit, atau produk hewan, misal : bulu,
kulit atau memakan daging hewan yang tertular
Menghirup spora dari produk hewan yang sakit, misalnya dari kulit atau bulu
yang dikeringkan
o Hewan yang sering terkena : hewan ternak herbivora yang
memakan rumput dari tanah yang terkontaminasi spora
o Tekadang dapat menyerang binatang liar yang memakan hewan
lain yang telah tertular
Lingkungan yang tercemar (air, tanah, sayuran) spora ikut termakan

___________________________________ 3 __________________________________
Bahan Kuliah
____________________________ Penyakit Infeksi ____________________________
Gigitan gigitan serangga yang telah memakan bangkai hewan yang tertular
Secara bioterorisme

Manifestasi klinis antraks


Berdasar lokasi dari sumber penular : 3 macam antraks
o Industrial antrax
o Agriculture anthrax
o Laboratory anthrax
Berdasar gambaran klinis : 4 macam antrak
o Antraks kulit
o Antraks pulmunal
o Antraks gastrointestinal
o Menigitis antraks

Cutaneus anthrax
Tipe yang terbanyak ditemukan (90% dari kasus di indonesia)
Inkubasi : 1 5 hari
Masuknya kuman dikulit papel pada tempat inokualasi gatal, tanpa rasa
sakit
2-3 hari membesar jadi vesikel berisi cairan kemerahan kemudian
hemoragik jadi jaringan nekrotik (patognomonik) diikuti vesikel-vesikel
kecil disekitarnya
Sekitar ulcus sering dijumpai eritema dan non piting edema pembentukan
Eschar
Bentuk lesi yang khas ini : malignant pustule tiudak dijumpai pus kecuali
ada infeksi sekunder
Setelah 5 hari ulcus mereda tetapi edema masih ada untuk beberapa
hari/minngu
Ukuran lesi 1-5 cm, terkadang hanya kecil seujung jarum, dikelilingi oleh
daerah edema ditengahnya ada luka sangat kecil predileksi lesi : tempat
terbuka (muka, leher, lengan, tangan)
Gejala konstitusi : panas, salit kepala, malaise jarang ada, dapat terjadi
pembengkakan lnn. regional
Bila tidak diobati penyebaran limfogen hematogen septikemi syok
Kematian tergantung : luas daerah infeksi dan cepatnya pengobatan

Gastrointestinal anthrax

Infeksi yang tertular melalui makanan tertular kuman/spora anthraks :


o Daging, jerohan, sayuran tidak dimasak dengan sempurna
o Pekerjaan yang tanganya terkontaminasi makan tidak cuci
tangan
Inkubasi : 2-5 hari

___________________________________ 4 __________________________________
Bahan Kuliah
____________________________ Penyakit Infeksi ____________________________
Gejala awal : sakit perut yang hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan,
badan panas kadang konstipasi, kadang gastroenteritis akut yang kadang
berdarah, hematemesis kelemahan uumum
Ada riwayat kontak dengan hewan atau makanan
CFR : 25-75 %, pada kasus yang berat kematian bisa terjadi < 2 hari
Pemeriksaan fisik : lnn. inguinal membesar, perut membesar dan keras
ascites, edema scrotum sering terjadi perdarahan gastrointestinal
Foto Ro abdomen diafragma meninggi, pelebaran usus akibat timbunan
banyak udara, tak tampak adanya udara bebas didalam rongga perut
Pada laparatomi peritonium penuh dengan cairan purulenta berwarna
coklat, Kel. Mesenterium membesar dan keras, ada bintik bintik perdarahan

Pulmonary anthrax

Jarang ditemukan, gejala klinis sulit diagnosa secara dini tidak dijumpai lesi
lokal pada membrana mukosa respirasi
Inkubasi 1-5 hari
Dapat terjadi sebagai perluasan antraks kulit, atau menghirup udara yang
mengandung spora antraks masuk kedalam paru-paru berada dalam
sal. Limfatik menuju kel. Limfe mediatinal
Gejala klinis : lesu, lemah, subfebril, batuk non produktif dalam 2-4 hari
mungkin berkembang menjadi gangguan respirasi berat, mendadak, ditandai
dengan suhu meningkat, sianosis, stridor, keringat berlebihan, nadi lemah
dan cepat
Edema subkutan didaerah dada dan leher, splenomegali teraba lunak, Kel.
Limfe aksila membesar tidak spesifik
Pemeriksaan paru : ronkhi basah, kadang efusi pleura gejala paru-paru
serupa dengan peradangan paru berat
Ro tanda tidak spesifik, kadang ada efusi pleura, pembeasaran lnn. hilar,
atau pelebaran mediastinum
Kematian biasanya pada hari ke 2 3 setelah gejala timbul
Nekropsi hemotoraks, paru sedikit kolaps disertai perdarahan serta
ditemukan massa pada ruang mediastinum
PA kel. Limfe mediastinal jaringan nekrotik luas. Perdarahan dan
proliferasi sel limfe serta mikrokoloni B. anthracis
Bisa terjadi keadaan subklinis pada kasus yang ringan sering terjadi pada
pekerja industri yang terpapar debu yang mengandung spora antraks

Meningitis anthrax

Komplikasi dari bentuk antraks yang lain mulai adanya lesi primer
berkembang menjadi meningitis hemoragik kematian 1- 6 hari
Kadang bisa terjadi perdarahan di korteks prognosa jelek

___________________________________ 5 __________________________________
Bahan Kuliah
____________________________ Penyakit Infeksi ____________________________
Gambaran klinis mirip dengan radang otak / selaput otak oleh kuman lain :
panas tinggi, nyeri kepala hebat, kejang umum, kesadaran menurun, kaku
duduk, tanda brudzinski/kernig (+)
Pungsi lumbal : cairan serebro sepinalis berwarna keruh, kuning kemerahan,
pleosistosis jumlah leukosit 100-100.00 / m3 kadar protein > 45 mg/dl, kadar
glukosa < 40 mg /dl

Diagnosis

Kecurigaan antraks pada manusia bila ada pemaparan dengan hewan /


produk hewan yang terkontaminasi dengan B. antracis
Diagnosid berdasar gejala klinik dan hasil laboratorik
Gejala klinik tergantung pda tipe anthraks :
o Antraks kulit ulkus dengan jaringan nekrotik ditengahnya
(ESCHAR) dikelilingi vesikel serta non piting edema kepastian
dengan pemeriksaan laboratorium
o Antraks pulmonal riwayat pemaparan pada pekerjaan, gejala
klinik dan radiologi
o Antraks intestinal gejala gastrointestinal dan akut abdomen
tanpa diketahui sebabnya di daerah prevalensi antraks tinggi atau
daerah endemik/tertular antraks
Secara laboratorium dapat digunakan berbagai cara :
o Sedian hapus dari tempat infeksi pengecatan polychrome eosin
methylen blue:
Antraks kulit : eksudasi lesi
Antraks paru : sputum/cairan pleura
Antraks intestinal : feses atau cairan ascites
Antraks meningitis : cairan serebro sponal / otopsi
o Kultur darah : antraks desiminata, dengan medium agar
o Test serologik dengan agar gel precipitin lebih bernilai pada
stadi spidemiologi tidak untuk diagnosis dalam fase akut
o Binatang percobaan yang rentan disuntik filtrat dari kultur
dijumpai gejala antraks, mati dalam 1-2 hari

Diagnosis banding

Antraks kulit :
o Insert bite
o Eccthyma gangrenosum
o Prorigo nodularis
o Imoetigo bulosa
Antraks sal. Pencernaan :
o Penyakit gastrointestinal serta akut abdomen oleh lain-lain
penyebab
o Bila ada perdarahan dengan demsm berdarah dengue/perdarahan
lain

___________________________________ 6 __________________________________
Bahan Kuliah
____________________________ Penyakit Infeksi ____________________________
Antraks pulmonal :
o Mycoplasmal pneumonia
o Legionaires disease
o Tularemia
o Q fever
o Viral pneumonia
o Histoplasmosis
o Coccidiodomycosis
Antraks meningitis
o Meningitis / meningoensefalitis oleh sebab lain

Pengobatan
Drug of choice : Penisilin
Obat lain : streptomisin, tetrasiklin, doksisiklin, eritromisin, kloramfenikol,
ciprofloxacin
Cutaneus anthrax :
o Procaine penicillin 2x1,2 juta IU im (5-7 hr)
o Benzyl penicillin 250.000 IU im/6 jam
o Skin test hipersensitif : tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin
Gastrointestinal & pulmonal anthrax :
o Penicillin G 8-12 juta IU/hari IVFD, ditambah :
Streptomisin 1-2 gram (tipe pulmonal)
Tetrasiklin 1 gram/hr (tipe gastrointestinal)
Obat-obat simtomatik

Prognosis
Antraks kutan : baik
Antraks diseminata :
o Jelek
o Angka kematian 25-75%
o Terutama pulmonal & meningitis

Penanggulangan
Tujuan :
o Mencegah kematian penderita antraks
o Menekan serendah mungkin angka kesakitan
Kebijaksanaan
o Pengamatan penderita di daerah endemik/tertular antraks
o Pengobatan penderita/tersangka antraks
o Penyelidikan epidemiologi
o Penyuluhan kesehatan masyarakat

___________________________________ 7 __________________________________
Bahan Kuliah
____________________________ Penyakit Infeksi ____________________________

Diagnosis dan penatalaksanaan antraks kulit

Tersangka Demam, kll kulit : eritema, non


pitting edema, riwayat kontak (+)

+ Adakah ESKAR
-
Bukan antrax Patognomonis
Antrax std awal
Antrax std akhir
Laboratorium Terapi empirik

DD : prurigo nodularis, Doksisiklin,


SWAB Kultur /Serologi
Ciprofloxacin, Ampicillin,
ectima gangrenosa,
insect bite, impetigo Amoxycillin,
Vesikel, eksudat,
bullosa darah - +
Dx pasti
Tetracycline,
Chloramphenicol,
- + Penicillin G, Peniccilin V

Bukan antraks Suspek antraks Memburuk Membaik

Terapi stop Terapi teruskan


Konfirmasi BLK
Meningeal sd 5-7 hr
Terapi teruskan
Sepsis/syok Rujuk

Pulmonal

Diagnosis dan penatalaksanaan antraks gastrointestinal


Tersangka Panas, ggn. Saluran cerna tu.
Melena, hematemesis, tiwayat kontak
(+), bisa disertai kelainan kulit

Akral dingin, TD
Tidak Masuk RS : Syok/Septikemia Ya
turun, nadi cepat &
DD : DHF/DSS, perdarahan lemah, lekosit /,
intestinal lainnya netrofil

Terapi Antraks Laboratorium Terapi adekuat untuk


sepsis/syok & antraks
Antibiotika pilihan SWAB Kultur /Serologi
Antibiotika pilihan
Rektal, muntahan,
darah - +
Dx pasti
- +
Suspek antraks

Terapi stop
Konfirmasi BLK

Terapi teruskan

Parenteral sd 7 hr
Oral sd 14 hr

___________________________________ 8 __________________________________

Anda mungkin juga menyukai