Anda di halaman 1dari 3

LONG LIFE EDUCATION IN ISLAM

Pendidikan ( tarbiyah ) adalah sebuah proses dari yang belum tahu menjadi tahu.
Proses di mana melibatkan pihak yang diberi tahu, pemberi tahu, dan sesuatu yang
diinformasikan. Orang- orang sering membagi pendidikan mejadi 2 sektor, formal dan
informal. Menempuh pendidikan melalui system berjenjang ( dari SD, SMP, ke SMA) lalu
dilanjutkan ke perguruan tinggi ( D3,S1, S2, S3) merupakan pendidikan melalui sector
formal. Sedangkan untuk informal lebih difokuskan kepada jalur-jalur di luar sekolah.
Pendidikan di keluarga, di masyarakat, di negara merupakan contoh pendidikan informal.
Jika berlandaskan pengertian di atas, maka pendidikan memiliki cakupan yang amat luas.
Sehingga tidak bisa dilalui dalam beberapa waktu saja. Proses tersebut memerlukan waktu
yang sangat lama. Seakan-akan waktu hidup didunia tidaklah cukup. Sehingga jargon long
life education amat cocok dengan keadaan tersebut.
Pendidikan juga bisa diartikan pen-transfer-an ilmu. Sehingga pendidikan erat
kaitannya dengan ilmu. Dalam bahasan ini lebih dikhususkan tentang ilmu Islam. Seperti
yang tercantum pada pendahuluan, Islam sangat menjunjung ilmu. Karena dengan ilmu,
orang akan semakin paham dengan ciptaan Allah. Dengan ilmu pula-lah, orang semakin
takut dan tunduk kepada Allah. Rasulullah bersabdaTuntutlah ilmu, sesungguhnya
menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya
kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan
menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi).ilmu pengetahuan
adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-Rabii')
Sebenarnya inti dari ilmu adalah dijadikanya Al Quran sebagai pokok dari ilmu.
Alquran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al Quran
berisikan tentang berita masa lalu, gambaran surge dan neraka, lalu fenomena-fenomena
alam yang siap untuk di bahas oleh para alim.
Hukum menuntut Ilmu
Dalam dua pusaka peninggalan Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Quran dan Al
Hadist, terdapat suruhan untuk mewajibkan menuntut ilmu baik untuk muslimin maupun
muslimat. Dengan ilmu, kebodohan akan diganti dengan kecerdasan umat. Sehingga
predikat umat terbaik yang disematkan oleh Allah kepada hamba-Nya akan terjadi.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,.. ( Ali Imran : 110)
Allah memerintahkan untuk tidak hanya maju ke medan perang, tetapi sebagian
tetap tinggal untuk memperdalam ilmu.

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(At Taubah
:122)
Perintah menuntut ilmu juga datang dari sabda Nabi.Menuntut ilmu wajib atas tiap
muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
Jadi sangatlah jelas bahwa hukum menuntut ilmu bagi mukminin adalah wajib.
Karena semakin banyak ilmu yang didapat, maka semakin takut dan tunduk kepada sang
Pencipta, Allah azza wa jalla.
Menuntut ilmu sebagai Ibadah
Di dalam Islam, menuntut ilmu adalah termasuk ibadah. Allah akan mengganjar
pahala bagi orang yang menuntut ilmu seperti orang fisabilillah( berjuang di jalan Allah).
Seperti dalam sabda NabiBarang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah
termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia sampai
pulang kembali. Apabila dalam proses menuntut ilmu Allah memanggilnya, maka
dimasukkan ke dalam golongan orang yang mati syahid yang dijanjikan surga oleh Allah
swt. Tentunya, ilmu yang diniatkan untuk mencari ridho dari Allah dan ilmu yang dicari
termasuk ilmu yang baik dan benar
Derajat orang yang berilmu
Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang mununtut
ilmu, baik di dunia maupun di akhirat.
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Mujadillah
:11)
Dengan ilmu dan derajat yang ada, muncul kewajiban yaitu wajib menyiarkan
ilmu. Khususnya ilmu agama. Karena secara fitrah, manusia ditugaskan dibumi menjadi
khalifah salah satunya untuk menyeru kepada kebaikan. Karena Nabi SAW mengancam
dalam sabda beliau, Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka
dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka.(HR. Abu
Dawud). Ilmu yang tidak diajarkan, tak ubahnya seperti kubangan air yang semakin lama
makin keruh. Sebaliknya, dalam sabda beliau dari Abu Musa, "Perumpamaan apa yang
diutuskan Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai
tanah. Dari tanah itu ada yang gembur yang dapat menerima air, lalu tumbuhlah rerumputan
yang banyak. Daripadanya ada yang keras dapat menahan air dan dengannya Allah memberi
kemanfaatan kepada manusia lalu mereka minum, menyiram, dan bertani. Air hujan itu
mengenai kelompok lain yaitu tanah licin, tidak dapat menahan air dan tidak dapat
menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang pandai tentang agama Allah
dan apa yang diutuskan kepadaku bermanfaat baginya. Ia pandai dan mengajar. Juga
perumpamaan orang yang tidak menghiraukan hal itu, dan ia tidak mau menerima petunjuk
Allah yang saya diutus dengannya." .
Jadi jelas bahwa setelah mendapatkan ilmu, maka wajib menyiarkannya. Tentunya
ilmu yang baik dan benar, serta diridhoi oleh Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai